Anda di halaman 1dari 5

c.

Metode Pemanasan Kering


Pemanasan kering ini kurang
efektif apabila temperatur kurang tinggi.
Untuk mencapai efektivitas diperlukan
pemanasan mencapai temperatur antara
160 - 180C. Pada temperatur ini akan
menyebabkan kerusakan pada sel-sel
hidup dan jaringan. Hal ini disebabkan
terjadinya

auto

oksidasi

sehingga

bakteri patogen dapat terbakar. Pada


sistem pemanasan kering terdapat udara. Udara ini merupakan pengantar panas, namun untuk
sterilisasi udara merupakan penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi membutuhkan
waktu yang cukup lama, sekitar 45 menit. Menurut Gunawan (2008), lama pemanasan
tergantung dari tingginya suhu yang digunakan.
Suhu (C)
Waktu (jam)
170
1,0
160
2,0
150
2,5
140
3,0
Pemanasan kering digunakan untuk sterilisasi pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum
operasi, jarum suntik, dan syringe. Temperatur tinggi dapat mempengaruhi ketajaman jarum
dan gunting (Gabriel, 1996). Setelah proses pemanasan, perlu dilakukan pengawasan agar
tidak terjadi kontaminasi selama proses pendinginan. Semua cairan atau gas pendingin yang
kontak dengan produk harus disterilkan (Hutabarat, 2005).
Waktu pemanasan merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu
sterilisasi. Waktu kesetimbangan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyamakan suhu
antara lingkungan dan di dalam alat yang disteriliasi. Waktu pembinasaan adalah waktu untuk
mensterilkan alat-alat. Waktu tambahan jaminan sterilisasi adalah tambahan waktu yang
digunakan apabila ada kemungkinan keadaan kesetimbangan belum tercapai pada waktu
kesetimbangan yang dicatat sebelumnya. Dan yang terakhir adalah waktu pendinginan yaitu
waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu alat sampai alat atau bahan yang disterilkan
bisa dipegang.
Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Yogyakarta : EGC.

Hutabarat, Fabiola C. R. 2005. Pemastian Mutu Obat Kompendium Pedoman dan BahanBahan Terkait Vol 2. Yogyakarta : EGC.

Metode sterilisasi panas kering


Sterilisasi melalui konduksi panas, panas akan diabsorbsikan
oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian
dalam permukaaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai.
Sterlisasi dengan panas kering biasanya digunakan untuk bahan-bahan
yang terbuat dari kaca, dimana pembunuhan mikoorganismenya
melalui oksidasi sampai terjadi koagulasi sel. Karena panas kering
kurang

efektif

untuk

membunuh

mikroba,

maka

sterilisasi

membutuhkan suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama.
Sterilisasi panas kering umumnya menggunakan suhu dan waktu
sterilisasi yang telah dinilai efektif adalah berkisar 160 0C selama 120180 menit, suhu 1700C selama 90-120 menit, dan 1800C selama 45-60
menit. Alat-alat yang disterilisasi dengan oven adalah alat gelas,
stainless steel, dan bahan-bahan yang tahan terhadap proses pemanasan
(Allen, 2002). Pada umumnya, temperatur yang lebih tinggi
memerlukan waktu lebih singkat, sedangkan temperatur yang lebih
rendah membutuhkan waktu lebih panjang. Senyawa yang disterilisasi
dengan panas kering adalah senyawa yang tidak efektif jika disterilkan
dengan autoklaf contohnya minyak lemak, gliserin, petrolatum, minyak
mineral, parafin, dan berbagai serbuk stabil dengan pemanasan
misalnya ZnO. Siklus sterilisasi panas kering meliputi:
a Fase pemanasan (udara panas disirkulasi dalam chamber)
b Periode plateu (tercapainya suhu pada chamber)
c Equilibrium atau holding time (seluruh chamber memiliki suhu
d

yang sama)
Pendinginan chamber (mensirkulasikan udara dingan ke dalam
chamber)
(Lukas, 2006)
Adapun keuntungan dari metode sterilisasi panas kering adalah

memiliki penetrasi yang baik dan mampu menghancurkan endotoksin


atau pirogen serta cocok untuk materi termostabil yang sensitif
terhadap lembab. Sedangkan kerugiannya adalah metode ini tidak
cocok untuk materi termolabil seperti karet plastik dan bahan lain yang
mudah rusak oleh panas. Aplikasi dari metode sterilisasi panas kering
adalah digunakan dalam mensterilkan botol gelas yang akan diisi

secara aseptik (Sultana et al., 2007). Sterilisasi dengan panas kering


biasanya digunakan untuk bahan-bahan yang terbuat dari kaca seperti
alat gelas, alat bedah, stainless steel dan bahan-bahan yang tahan
terhadap proses pemanasan (Allen, 2002). Karena suhu sterilisasi yang
tinggi, sterilisasi panas kering tidak dapat digunakan untuk alat-alat
gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh: alat ukur) dan penutup
karet atau plastik (Anonim, 2008).

Gambar 2. Oven untuk sterilisasi panas kering


Allen, L.V. 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding.
Washington DC: American Pharmaceutical Association.
Sultana, Y., J. Hamdard, and H. Nagar. 2007. Pharmaceutical Microbiology and
Biotechnology Sterilization Methods and Principles. New Delhi: Department of
Pharmaceutics Faculty of Pharmacy.

Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven


pensteril. Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba
dibandingkan dengan uap air panas, maka metode ini memerlukan temperatur yang
lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering biasanya
ditetapkan pada temperatur 160-170C dengan waktu 1-2 jam.
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang
tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang tidak dapat
ditembus atau tidak tahan dengan uap air. Senyawa-senyawa tersebut meliputi
minyak lemak, gliserin (berbagai jenis minyak), dan serbuk yang tidak stabil dengan
uap air.
Metode ini juga efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Karena
suhu

sterilisasinya

yang

tinggi,makametodesterilisasipanas

kering

tidak dapat digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh:
alat ukur) dan penutup karet atau plastik.

Anda mungkin juga menyukai