Anda di halaman 1dari 2

Uji Kekerasan, Diameter Dan Ketebalan Tablet

UJI KEKERASAN TABLET

Dilakukan pada 10 tablet dan tiap tablet diletakkan dengan posisi tegak lurus pada alat
hardness tester. Selanjutnya alat penekan diputar sampai tablet pecah. Dibaca skala alat
yang menunjukkanmkekerasan tablet dalam satuan Kg. (Pengembangan Sediaan
Farmasi, Goeswin Agoes 1997).

Penguji kekerasan digunakan untuk mengukur tingkat gaya (dalam kilogram, pon, atau dalam satuan
sembarang) yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Kekuatan sekitar 4 kg dianggap sebagai
persyaratan minimum untuk tablet yang memuaskan. Peralatan hardness tester dapat menentukan
berat, kekerasan, ketebalan, dan diameter tablet.

Cara Kerja tablet obat akan ditekan menggunakan hardness tester dan angka akan keluar
pada layar untuk mengetahui tingkat kekerasan pada obat tersebut. Setelah dilakukan pengujian
dengan daya tekan, selanjutnya dilakukan pengujian kembali dengan mikroskop untuk melihat
zat atau senyawa yang ada diobat akan hilang atau tidak setelah dilakukan pengujian tekanan.

Parameter ; Kekerasan tablet di uji dengan akat hardness tablet. Tablet diletakkan diantara celah
pada skala tersebut, lalu alat di nyalakan hingga tablet akan pecah. Skala yang di tunjukan pada alat
tersebut dibaca. Persyaratan kekerasan 2 tablet adalah 4 – 8Kg/cm .

Uji Ketebalan dan Diameter Tablet

Ketebalan tablet diperhitungkan terhadap volume dari bahan yang diisikan kedalam cetakan,
garis tengah cetakan dan besarnya tekanan yang di pakai punch 9 untuk menekan bahan isian.
Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebal perlu pengawasan supaya bahan yang diisikan
dan tekanan yang diberikan tetap sama (Ansel dkk, 1999).

Untuk diameter diukur 1x (karena 1 cetakan maka diameter akan sama), sedangkan untuk tinggi di
hitung satu-satu.

Cara Kerja ; Sepuluh tablet masing-masing diukur diameter dan ketebalannya menggunakan
thickness tester. (jangja sorong) Hitung harga purata dan bandingkan dengan persyaratan yang
ditentukan. (FI III, 1979).

 
Parameter ; Diameter tablet yang baik adalah tidak lebih dari 3x rata-rata tinggi tablet dan tidak
kurang dari 1 1/3 rata-rata tinggi tablet.

Ketebalan tablet harus terkontrol karena ketebalan yang tidak konstan akan menyulitkan pada
proses pengemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes G. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung, Indonesia: Institute


Teknologi Bandung; 1997

Ansel, H.C., Allen, L.V., and Popovich, N.G., 1999, Pharmaceutical Dosage Forms and
Drug Delivery System, Edisi VII, , Lippincott Williams & Wilkins a Wotters Kluver
Company, Philadelphia-Baltimare-New York

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi III.


Jakarta, Indonesia: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1979.

Anda mungkin juga menyukai