NIM 08061281924063
Kelas/Kelompok :B/6
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FARMASI (II) PADAT
PENGUJIAN (IN PROCESS CONTROL) GRANUL
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami langkah pengujian dari kualitas granul.
2. Mahasiswa mampu menganalisis hasil yang didapat dari pengujian
granul.
3. Mahasiswa dapat memahami persyaratan granul yang baik.
yang sudah diayak dalam botol timbang yang telah ditetapkan bobotnya
kemudian keringkan pada suhu 400 0C, tentukan waktu yang menunjukkan
granul mencapai kelembaban 2-4%, setelah itu lakukan replikasi 3 kali
(Voight, 1994).
Suatu tablet harus memenuhi kriteria antara lain harus mengandung
zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan. Zat aktif harus homogen
dan stabil, keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau
mekanik. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan,
stabil terhadap suhu dan lingkungan, stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama
selama penyimpanan, zat aktif harus dilepaskan secara homogen dalam
waktu tertentu, memenuhi persyaratan FI yang berlaku (Fatmawaty, 2015).
Uji kerapuhan tablet mengambarkan kekuatan tablet yang
berhubungan dengan kekuatan ikatan partikel pada bagian tepi atau
permukaan tablet. Pengujian dilakukan menggunakan friability tester.
Kerapuhan tablet memenuhi syarat bila kurang dari 1.% (Parrott, 1971).
Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka makin besar massa tablet
yang hilang. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi kadar zat aktif
yang masih terdapat dalam tablet. Tablet dengan konsentrasi zat aktif yang
kecil (tablet dengan bobot yang kecil), adanya kehilangan massa akibat
rapuh tentunya akan sangat mempengaruhi kadar zat aktif yang masih
terdapat dalam tablet (Sulaiman, 2007).
III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
Timbangan Analitik 1 buah
Oven 1 buah
Gelas Ukur 1 buah
Kertas Grafik 1 buah
Kalkulator 1 buah
Jangka Sorong 1 buah
Penggaris 1 buah
Stopwatch 1 buah
Flow Tester 1 buah
Tap Volumeter 1 buah
Sieve Shaker 1 buah
Friability Tester 1 buah
B. BAHAN
Domperidon Maleat 12,50 mg
Laktosa Monohidrat 62,38 mg
Avicel PH-101 14 mg
Pregelatinized starch 6,88 mg
Polisorbat 20 0,96 mg
Colloidal silicon dioxide 0,29 mg
Magnesium Stearat 2,95 mg
IV. CARA KERJA
1. Uji Kadar Air
Waktu yang dibutuhkan granul untuk habis melewati corong dan lakukan
sebanyak 3x
10 g bahan
Dimasukkan
Tan α
5. Uji Kompressibilitas
a. Bobot Nyata
Volume
b. Bobot Mampat
Masukkan 20 g granul ke dalam gelas takar
Dimampatkan
100 x dengan alat volumeter
Dicatat
1. Domperidone Maleat
2. Laktosa Monohidrat
3. Avicel PH-101
Sinonim Gel selulosa, cellets, celex
Struktur
Senyawa
4. Pregelatinized starch
Sinonim Amylum regelificatum
Struktur
Senyawa
5. Polisorbat 20
Sinonim Armatan PML 20, polyoxsytelene 20 laurate
Struktur
Senyawa
7. Magnesium stearat
Sinonim Magnesium octadeconazoate, octadeconoic acid
Struktur
Senyawa
1) Sifat alir
14g/53s
(Tidak memenuhi) sifat alirnya kurang baik
Syarat:
Kurang dari sama dengan 100g/10s
2) Sudut diam
Tanα = 1
α = 45 (Mengalir)
Syarat:
25- 30 sangat mudah mengalir
30- 40 mudah mengalir
40- 45 mengalir
> 45 kurang mengalir
3) Kompresibilitas
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
%𝐾 = × 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
Fase dalam
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
%𝐾 = × 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
14,08 𝑔 − 14,05 𝑔
%𝐾 = × 100%
14,05 𝑔
%𝐾 = 0,21%
Fase luar
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
%𝐾 = × 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
0,8 𝑔 − 0,77 𝑔
%𝐾 = × 100%
0,77 𝑔
%𝐾 = 3,8%
Campuran
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 − 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
%𝐾 = × 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
14,98 𝑔 − 14,24 𝑔
%𝐾 = × 100%
14,24 𝑔
%𝐾 = 5,1% (Aliran sangat baik)
Syarat: Jika
% K : 5 – 10 % -------- aliran sangat baik
11 – 20 % -------- aliran cukup baik
21 - 25 % -------- aliran cukup
>26 % ------- aliran buruk
4) Kompaktibilitas
𝑉𝑜 − 𝑉500
%𝑇 = × 100%
𝑉𝑜
Fase dalam
𝑉𝑜 − 𝑉500
%𝑇 = × 100%
𝑉𝑜
37 − 25
%𝑇 = × 100%
37
%𝑇 = 32,43%
Fase luar
𝑉𝑜 − 𝑉500
%𝑇 = × 100%
𝑉𝑜
39 − 24
%𝑇 = × 100%
39
%𝑇 = 38,46%
Campuran
𝑉𝑜 − 𝑉500
%𝑇 = × 100%
𝑉𝑜
42 − 27
%𝑇 = × 100%
42
%𝑇 = 35,7% (Sifat alir buruk)
Syarat:
%T < 20 atau V < 20 ml granul memiliki aliran yang baik
5) Tapping kinetic
Fase dalam
38
V5 = log( ) = 0,148 Fase dalam
27
38
V10 = log( 26) = 0,165 0,17
V 38
= log( ) = 0,165 0,16
15 26
V = 38 0,15
20 log( 38) = 0,165 0,14
V25 = log( 26) = 0,165 0,13
26
5 10 15 20 25 30
V30 = log( 38) = 0,165
26
Fase luar
V5
2
= log( ) = 0 Fase Luar
2
2
V10 = log( ) = 0,23 0,3
1,2
2 0,2
V15 = log( ) = 0,23
1,2 0,1
2
V20 = log( ) = 0,23
1,2 0
2
V25 = log( ) = 0,23 5 10 15 20 25 30
1,2
2
V30 = log( ) = 0,23
1,2
Campuran Fase Campuran
43
V5 = log( ) = 0,14 0,2
29
V10 = log( 43) = 0,186
28 0,1
V15 = log( 43) = 0,186
28
2 ) = 0,186 0
V20 = log(
28 5 10 15 20 25 30
V25 = log( 2 ) = 0,186
28
V30 = log( 2 ) = 0,186
28
Syarat = 2 – 4%
Uji kerapuhan granul menggunakan alat yang sama dengan alat uji
kerapuhan tablet berupa friability tester. Tujuan uji kerapuhan pada granul
untuk mengukur ketahanan permukaan granul terhadap gesekan atau getaran
yang terjadi pada granul. Uji keseragaman ukuran partikel menggunakan
alat Sieve Shaker. Ayakan diurutkan dari mesh terkecil ke terbesar dari atas
ke bawah. Selain itu, juga terdapat uji ukuran partikel pada evaluasi granul
yang dilakukan menggunakan jangka sorong.
Evaluasi berikutnya yang dilakukan yakni uji tapping kinetic. Pada uji
ini dibuat grafik antara log Vo/Vt (sumbu y) versus waktu (t), yang mana
akan dibandingkan antara grafik sebelum ditambah dan setelah ditambahkan
fase luar. Alat yang digunakan pada uji ini dikenal dengan tapped density
tester. Namun, uji ini juga dapat dilakukan dengan memasukkan granul ke
dalam gelas ukur lalu dientapkan secara konsisten dengan alas kain/ serbet.
Diamati volume yang terbentuk setelah dientap setiap 5 menit sekali.
Evaluasi granul yang terakhir yakni uji kadar air dan susut
pengeringan, dimana syarat dari uji ini sebesar 2-4%. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan kandungan air dalam granul akibat
proses pemanasan pada granul yang terjadi pada saat proses pengeringan.
Perhitungan kadar air pada percobaan ini memenuhi persyaratan dengan uji
kadar air sebesar 2,69% dan persen susun pengeringannya 2,62% yang
atinya granul memiliki kelembaban yang baik.
Alat yang digunakan pada uji kadar air ini yakni moisture analyzer
atau oven. Pada praktikum ini, sampai bobot konstan (105˚C) selama 2
jam. Waktu pengeringan berhubungan erat dengan kadar air yang
terkandung dalam granul. Jika granul yang dihasilkan terlalu basah dapat
menyebabkan lengketnya granul pada proses pencetakan dan jika terlalu
kering dapat menyebabkan capping (pemisahan) pada proses pencetakan.
V. KESIMPULAN
1. Pengujian granul yang dapat dilakukan antara lain uji sifat alir, uji sudut
diam, uji kompresibilitas, uji kompaktibilitas, tapping kinetic, uji kadar
air, keseragaman ukuran partikel dan uji kerapuhan granul.
2. Persyaratan granul yang baik dapat dilihat dari bentuk dan warna
sedapat mungkin teratur, menunjukkan kekompakan mekanis yang
memuaskan, kecepatan alir granul tidak lebih dari 100 g/10 detik, tidak
terlampau kering (kadar air 2-4%), distribusi ukuran partikel yang rapat.
3. Sifat alir dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran partikel dan
kohesivitas antarpartikel.
4. Pengujian (in process control) granul perlu dilakukan untuk menjamin
kualitas dari granul itu sendiri dan menghindari kegagalan produk tablet
yang dihasilkan agar mendapatkan hasil akhir sesuai yang diharapkan
5. Hasil pengujian granul dengan uji kadar air sebesar 2,69% dan uji susut
pengeringan 6,62% memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA
Banker dan Anderson, 1986, Tablets in Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J.
L., Edisi V, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy 3rd, Lea and
Febiger, Philadelphia, USA.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Fatmawaty, A., dkk. 2015, Teknologi Sediaan Farmasi Industri, Depublish,
Yogyakarta, Indonesia.
Jaya, H., dan Lifie, K. 2020, Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat, Lakeisha,
Jawa Tengah, Indonesia.
Kemenkes RI. 2020, Farmakope Indonesia Edisi VI, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Kundu, S., dan Sahoo. 2008, Recent Trends in The Developments of Orally
Disintegrating Technology, Pharma Times, Vol. 40 No. 4, 180-185.
Lachman, L., dan Liberman, H. A. 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi Kedua, UI Press, Jakarta, Indonesia.
Parrott, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rd
Ed., Burgess Publishing Co., Minneapolis, USA, 73-84; 158-171.
Saifullah, T. 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Pustaka
Laboratorium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta, Indonesia.
Sarwono, J. 2006, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13, Andi Offset,
Yogyakarta, Indonesia.
Siregar, C. 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar – Dasar Praktis,
EGC, Jakarta, Indonesia
Sulaiman, T. N. S. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat. Pustaka
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.
Suhery., dkk. 2016, Perbandingan Metode Granulasi Basah dan Kempa
Langsung Terhadap Sifat Fisik dan Waktu Hancur Orally Disintegrating
Tablets Piroksikam, Jurnal Sains Farmasi dan Klinis, Vol.2, No. 2, 138-144.
Voight, R. 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, Universitas
Gadjah Mada Press, Yogyakarta, Indonesia.
PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
4. Jelaskan alasan mengapa sifat granul menjadi lebih baik setelah di tambah
dengan eksipien dan digranulasi.
Jawab :
Penambahan eksipien membuat ikatan adhesi pada massa serbuk sehingga
ruang atau permukaan serbuk lebih rapat. Pengisi dapat memberi bentuk pada
partikel serbuk yang dapat memperbaiki sifat serbuk dan menambah massa
atau bobot tablet agar dapat dicetak/ dikempa. Granul lebih baik ketika
digranulasi karena adanya ikatan serbuk dengan perekat dan dilakukan proses
pengayakan sehingga granul lebih seragam dan interaksi antarpartikel lebih
kuat.
Acc Video
Jurnal Formulasi
Postest
SS Literatur