KELOMPOK
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala
menyelesaikan makalah yang berjudul “Seston”. Makalah ini telah dibuat dengan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran yang bisa menunjang
untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
Kelompok VI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir,
lumpur dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat
ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat
heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat
terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna.
Sebaran zat padat tersuspensi di laut antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal
dari darat melalui aliran sungai ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi
Total padatan terlarut (TDS) adalah jumlah total ion bermuatan mobile,
termasuk mineral, garam atau logam dilarutkan dalam volume air tertentu, dinyatakan
dalam satuan mg per satuan volume air (mg / L) atau juga disebut sebagai bagian per
juta (ppm). TDS secara langsung berkaitan dengan kemurnian air dan kualitas sistem
pemurnian air. Sebagian besar senyawa anorganik berada dalam bentuk padatan dan
padatan dapat diklasifikasikan kembali menjadi padatan kristalin dan padatan amorf.
Padatan tersuspensi adalah padatan yang berada dalam kolom air dan memiliki
ukuran partikel £ 0.45 – 2.0 mm, dikenal pula dengan sebutan seston. Padatan
tersuspensi diperairan laut berasal dari daratan (allocthonous) yang di transpor melalui
sungai dan udara dan yang berasal dari dalam laut (autothonous) itu sendiri. Komposisi
padatan tersuspensi terdiri dari material anorganik (Partikel Inorganic Matter – PIN)
dan organik (Partikel Organic Matter – POM) termasuk organisme mikro flora dan
elemen atau senyawa kimia anorganik maupun organik terlarut, kemudian mengendap
dalam sedimen, yang kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel dan
dinamika arus setempat. Proses adsorpsi tersebut bersifat fisika-kimia dan berperan
dalam mereduksi konsentrasi senyawa kimia terlarut (seperti logam berat) dalam kolom
air dan meningkatkan konsentrasinya dalam sedimen. Makin halus ukuran partikel
padatan tersuspensi, makin luas permukaannya dan makin besar kapasitas adsorpsinya
terhadap senyawa kimia terlarut. Dengan kata lain, padatan tersuspensi memiliki
kapasitas adsorpsi yang besar terhadap logam berat terlarut dan potensial
Sungai memiliki kualitas air yang selalu berubah dari waktu kewaktu (dinamis).
Perubahan ini dapat disebabkan oleh musim, jenis dan jumlah limbah yang masuk serta
debit air. Terdapat sumber pencemar yang diakibatkan oleh perubahan sesuatu faktor
dalam sungai, misalnya pada musim hujan, dimana air hujan mengadakan pengotoran
dan akan terjadi pengenceran (konsentrasi pencemar yang mungkin ada dapat
berkurang) tetapi ada faktor lain yang berubah yaitu akibat kecepatan aliran dalam
sungai atau saluran bertambah. Masuknya limbah ke dalam badan air seperti sungai,
danau ataupun laut akan menurunkan kualitas air serta mengubah kondisi kualitas air.
Pengaruh pencenaran air limbah dapat dilihat dari sifat fisik, kimia dan biologi
perairan. Sifat fisik antara lain adalah peningkatan kekeruhan, padatan tersuspensi, air
menjadi berbau dan berwarna. Sedangkan sifat kimia dan biologi adalah meningkatnya
kandungan nutrient, logam-logam dan bakteri. Beberapa akibat pencemaran sungai,
2.3.1 Pola Distribusi Klorofil-A Dan Total Suspended Solid (Tss) Di Teluk Toli
Toli, Sulawesi
1. Pendahuluan
Teluk Tolitoli yang berada pada daerah pertemuan laut Sulawesi dan Selat
diperkirakan turut membantu dalam distribusi biota laut di kawasan Indo-Pasifik dan
sekaligus memicu keanekaragaman biota yang tinggi akibat peningkatan kesuburan dan
kualitas perairan yang berkesinambungan. TSS (Total Suspended Solid) atau seston
merupakan material yang halus di dalam air yang mengandung lanau, bahan organik,
mikroorganisme, limbah industri dan limbah rumah tangga yang dapat diketahui
beratnya setelah disaring dengan kertas filter ukuran 0.042 mm. Nilai konsentrasi TSS
permukaan air sehingga oksigen yang dilepaskan tumbuhan air menjadi berkurang dan
mengakibatkan ikan-ikan menjadi mati. TSS juga berpengaruh dalam kesuburan
2. Metode
Kertas saring whatman ukuran 0,043 mikron dikeringkan dalam oven pada suhu
Sampel sebanyak 1 atau 2 liter disaring menggunakan kertas saring yang telah
Kertas saring yang telah berisi sampel, dikeringkan dalam oven pada suhu 80
(Mak).
𝑀𝑎𝑘 − 𝑀𝑎𝑤
𝑇𝑆𝑆 =
𝑉
Dimana:
Secara umum distribusi horizontal TSS di Teluk Toli toli tidak terlalu
bervariasi, hanya berkisar antara 5.8 – 10.4 mg/L dengan nilai rata-rata 7.65 mg/L
sehingga tidak menghalangi penetrasi sinar matahari yang masuk ke perairan Teluk
Toli toli. Nilai kandungan TSS ini masih dibawah nilai Baku mutu Kementrian
Lingkungan hidup untuk total suspended solid perairan koral yaitu 20 mg/l dan juga
jauh di bawah nilai yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu
400 mg/L.
4. Kesimpulan
1. Kandungan TSS rata-rata di Teluk Toli toli adalah sebesar 7.65 mg/L dengan
1. Pendahuluan
Kualitas perairan Teluk Jakarta terus mengalami degradasi dari tahun ke tahun.
Daerah DKI Jakarta (2004), kualitas perairan Teluk Jakarta telah tercemar cukup parah
dari tahun ke tahun. Debit sungai berperan dalam perubahan kondisi kualitas perairan
karena aliran sungai membawa partikel-partikel dari hulu menuju kehilir, salah satu
partikel tersebut adalah Total Suspended Solid (TSS). Sebaran TSS di perairan
dipengaruhi oleh pasang surut, angin, arus laut, aktivitas manusia dan sebagainya.
Kadar TSS dan kekeruhan memiliki korelasi positif, yaitu semakin tinggi nilai TSS
maka semakin tinggi pula nilai kekeruhan. Akibat dari kekeruhan perairan
Salah satu solusi yang dipilih oleh Pemerintah DKI Jakarta ialah membuat kebijakan
bentuk pesisir yang berpengaruh terhadap perubahan hidrodinamik pantai. Hal ini
terjadi karena mempengaruhi proses pasang-surut dan berubahnya bentuk pesisir. Hasil
pemantauan karena membutuhkan waktu yang relatif singkat dan biaya yang relatif
murah dan jangkauan wilayah yang luas. Salah satu data yang dapat digunakan dari
Data TSS didapatkan dari pengolahan citra satelit Landsat 5 dan Landsat
Memilih citra landsat 5 dan landsat 8 OLI/TRS pada path 122 row 64 dengan
Lingkungan Hidup
- Analisis Data
nilai konsentrasi titik sampel dari Kementerian Lingkungan Hidup DKI Jakarta
Memaparkan dan dan membandingkan pola spasial TSS dengan arah arus laut
Hasil peta sebaran TSS menunjukkan bahwa pada periode sebelum program
reklamasi wilayah perairan konsentrasi TSS >80 mg/l (melebihi batas baku mutu)
cenderung berada dibeberapa titik dekat muara sungai dan dekat dengan daratan.
Kemudian, pada periode sesudah adanya program reklamasi wilayah perairan yang
melebihi batas baku cenderung tersebar dibeberapa titik dekat muara sungai, dekat
dengan daratan dan dekat pulau reklamasi. Hal ini mengindikasikan wilayah tersebut
titik-titik yang memiliki nilai spektral dengan jarak 30 m x 30 m sesuai dengan resolusi
surface analysis dengan besaran polynomial 2 atau secara matematik f(x) = a1 + a2x +
a3x2. Pemilihan polynomial 2 sebab grafik yang terbentuk berupa parabola, serta
persamaan ini cukup sederhana dan sesuai untuk melihat pola sebaran. Hasil metode ini
yaitu:
a) Sebelum reklamasi
b) Sesudah reklamasi
3 November 2015: pola sebaran cenderung merata dan condong kearah barat
5 Desember 2015: pola sebaran cenderung merata dan condong kearah barat
10 Maret 2015: pola sebaran cenderung merata dan condong kearah barat
Perbedaan sebaran konsentrasi TSS pada periode sebelum dan sesudah reklamasi
jika dibandingkan antara tanggal 30 Agustus 2009 dengan 10 Maret 2016, terlihat
bahwa kedua hasil pengolahan citra memiliki kecenderungan yang relatif sama tetapi
jika diperhatikan terdapat perbedaan pada jangkauan wilayah perairan keruh. Pada
tanggal 30 Agustus 2009 hanya memiliki jangkauan wilayah antara <20 mg/l sampai
60-80 mg/l, sedangkan pada tanggal 10 Maret 2016 memiliki jangkauan wilayah antara
<20 mg/l sampai >80 mg/l. Perbandingan tersebut menunjukkan terjadi perbedaan
4. Kesimpulan
Teluk Jakarta. Sebelum reklamasi pola sebaran konsentrasi TSS beragam tetapi sesudah
reklamasi pola sebaran cenderung ke arah barat dan merata. Perairan dekat garis pantai
(zona 1) mengalami kenaikan rata-rata sebaran perairan keruh (TSS >80 mg/l). Debit
pada zona 2 dan arus laut berpengaruh besar terhadap sebaran perairan keruh pada
periode sebelum reklamasi. Namun, tidak lagi sesudah adanya reklamasi akibat sebaran
material dari daratan tidak tersebar bebas serta terpengaruh oleh pola arus yang
kompleks. Variasi spasial dari perairan keruh juga tidak terlepas oleh pengaruh
pasang-surut perairan.
BAB I
PENDAHULUAN
tetap. Limbah padat meliputi lanau, sedimen, materi tanaman yang membusuk atau
kotoran hasil pengolahan limbah cair. Total padatan terlarut (TDS) adalah jumlah total
ion bermuatan mobile, termasuk mineral, garam atau logam dilarutkan dalam volume
air tertentu, dinyatakan dalam satuan mg per satuan volume air (mg / L) juga disebut
sebagai bagian per juta (ppm). Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah
semua zat padat (pasir, lumpur dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi
dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton,
bakteri, fungi ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel
yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
Padatan tersuspensi organik dan anorganik juga memiliki peran yang dapat
digunakan untuk mengetahui padatan yang terlarut maupun padatan tersuspensi yang
berasal dari bahan organik maupun bahan anorganik. Sungai umumnya memiliki
tingkat kekeruhan rendah (misalnya, sering di bawah 5 NTUs) sepanjang tahun. Sungai
besar biasanya memiliki kekeruhan tinggi (Misalnya <10 sampai lebih dari 100 NTUs).
Beberapa uraia di atas mengenai peranan padatan dalam perairan memiliki pengaruh
dan peranan yang besar. Untuk itu kita perlu mempelajari hal tersebut agar kita dapat
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari apa yang dimaksud dengan zat padat
tersuspensi
3. Untuk mengetahu bagaimana contoh penentuan kadar logam berat dalam contoh
seston
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
2. Peranan zat padat tersuspensi yaitu untuk memperoleh perkiraan total suspensi solid,
menghitung selisih antara total padatan terlarut dan padatan total, mengadsorpsi
logam berat yang terlarut dalam air, mempengaruhi salinitas dalam perairan,
mempengaruhi kelarutan Hg, Pb dan Cd serta mempengaruhi perairan estuari
terhadap kapasitas absorpsi.
3.2 Saran