Anda di halaman 1dari 4

Hubungan TDS (Totaln Dissolved Solid) dan TSS (Total Suspended Solid)

Terhadap Kualitas Air


Jika kita tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus memenuhi syarat
secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2002), persyaratan
secara fisik meliputi air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau,
temperatur normal dan tidak mengandung zat padatan (yang telah dinyatakan dengan TS,
TSS dan TDS).

Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengetahui baku mutu air adalah
melalui pengukuran kandungan zat padatan TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total
Dissolve Solid). Adapun Penilaian kualitas perairan secara biologi dapat menggunakan
organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003).

Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah
tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium (Ca), fosfat, nitrat, natrium (Na),
kalium (K) dan klorida (Cl2). Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari
ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan.
Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah.

Dalam kasus hidroponik dan akuakultur, TDS sering dipantau untuk menciptakan
lingkungan kualitas air yang menguntungkan bagi produktivitas organisme. Untuk tiram air
tawar, trouts, dan seafood lainnya yang bernilai tinggi, produktivitas tertinggi dan keuntungan
ekonomi dicapai dengan menirukan TDS dan tingkat pH dari setiap spesies dengan
lingkungan aslinya. Untuk penggunaan hidroponik, total zat padat terlarut dianggap
merupakan salah satu petunjuk terbaik dari ketersediaan zat hara bagi tanaman air yang di-
kembangkan.
Total padatan terlarut (TDS) juga dapat diartikan sebagai bahan contoh nya air yang
lolos melalui saringan membran yang berpori dan dipanaskan 180°C selama 1 jam. Total
dissolved solids yang terkandung di dalam air biasanya berkisar antara 20 sampai 1000 mg/L.
Pengukuran total solids dikeringkan dengan suhu 103-105°C. Digunakan suhu yang lebih
tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.

Sesuai regulasi dari Enviromental Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwa
kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm). Kini
banyak sumber-sumber air yang mendekati ambang batas ini. Saat angka penunjukan TDS
mencapai 1000 mg/L maka sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi manusia. Dengan angka
TDS yang tinggi maka perlu ditindaklanjuti, dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Umumnya, tingginya angka TDS disebabkan oleh kandungan potassium, khlorida, dan
sodium yang terlarut di dalam air. Ion-ion ini memiliki efek jangka pendek (short-term effect)
tapi ion-ion yang bersifat toksik (seperti timah arsenic, kadmium, nitrat dan banyak lainnya)
banyak juga yang terlarut di dalam air. Air minum ideal adalah yang memiliki level TDS 0 –
50 ppm, dihasilkan dengan proses reverse osmosis, deionizationm microflitration, distillation,
dan banyak lainnya. Air gunung (mountain spring) dan yang melalui proses filtrasi karbon
berada di standar kedua. Rata-rata air tanah (air sumur) adalah 150 – 300 ppm, masih dalam
batas aman, namun bukan yang terbaik terutama untuk para penderita penyakit ginjal.
Sedangkan pada total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm
atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat
padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel
yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan
organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008) .
Total Suspended Solid (TSS) merupakan salah satu indikator fisika yang penting
dalam memahami kondisi perairan maupun lingkungan pesisir. Konsentrasi maupun sebaran
TSS akan berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari ke perairan, sehingga akan
berimplikasi terhadap proses fotosintesis yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
kualitas dan produktifitas perairan
Hasil analisa konsentrasi TSS selama periode pengambilan data pada bulan Agustus
2015. Kondisi lingkungan menunjukkan kisaran yang wajar untuk semua parameter.
Khususnya kecerahan. Parameter kecerahan berbanding terbalik dengan konsentrasi TSS
(Siswanto, 2011), sehingga semakin baik kondisi lingkungan maka nilai dari parameter
kecerahan akan semakin tinggi dan konsentrasi TSS akan rendah. Dengan demikian, kualitas
perairan di lokasi penelitian dalam kategori baik dan sesuai dengan Baku Mutu Air Laut.
Kualitas perairan di lokasi penelitian relatif bagus yang diindikasikan dari nilai konsentrasi
TSS berada dibawah ambang batas yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup.
Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari
ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat
padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat
tersuspensi di laut antara lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran
sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan
(Tarigan dan Edward, 2003).
Dampak TSS terhadap kualitas air dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi
ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air. TSS menyebabkan kekeruhan dan mengurangi cahaya yang
dapat masuk ke dalam air. Oleh karenanya, manfaat air dapat berkurang, dan organisme yang
butuh cahaya akan mati. Kematian organisme ini akan mengganggu ekosistem akuatik.
Apabila jumlah materi tersuspensi ini akan mengendap, maka pembentukan lumpur dapat
sangat mengganggu aliran dalam saluran, pendangkalan cepat terjadi, artinya pengaruhnya
terhadap kesehatan pun menjadi tidak langsung (Soemirat, 2004).
Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi menghalangi masuknya sinar matahari ke
dalam air, sehingga akan mengganggu proses fotosintesis menyebabkan turunnya oksigen
terlarut yang dilepas kedalam air oleh tanaman. Jika sinar matahari terhalang untuk mencapai
dasar perairan, maka tanaman akan berhenti memproduksi oksigen dan akan mati. Total
Suspended Solid (TSS) juga menyebabkan penurunan kejernihan dalam air (Alaerts dan
Sumestri, 2004).

DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G dan Sumestri, S.S. 2004. Metode Penelitian Air, Surabaya: Usaha Nasional
Siswanto, A.D. 2011. Tingkat Konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) sebagai Indikator
Awal Kualitas Perairan di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan. Prosiding.
Seminar Nasional Biologi. FMIPA. Unesa. Surabaya.
Nasution, M. (2008). Penentuan Jumlah Amoniak dan Total Padatan Tersuspensi Pada
Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangkir.
Sumatera: Universitas Sumatera Utara.
Sutrisno, T., & Suciastuti, E. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sujinto, R. (2003). Biodiversitas Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan. Makassar:
FMIPA UNHAS.
Soemirat, 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Tarigan, M.S. dan Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended
Solid) Di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Jurnal Makara, Sains, vol. 7, no. 3,
Desember 2003

Anda mungkin juga menyukai