Anda di halaman 1dari 24

Dosen Pengampu : Mahmud Alpusari, M.

Pd

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING


“Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling”

DISUSUN OLEH:
AULIA RISDIANA (1705114476)
DEA TIFFANY (1705122814)
LIA ALBAROKAH (1705122275)
MASFRIL SINAGA (1705114272)
PUTRI AYU WIDYA NINGSIH (1705111114)
RISKY HAJJ PERTIWI (1705114187)
DHEA ANANDA (1705123112)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami menyadari masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. LAYANAN INFORMASI...................................................................................................4.
B. LAYANAN PENGUSAAN KONTEN...............................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 21

B. Saran...........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program bimbingan yang tidak memberikan layanan informasi akan
menghalangi peserta didik berkembang lebih jauh, karena mereka memberkan
kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan
hidupnya. Namun, mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka
harus megetahui pula informasi manakah yang relevan, serta informasi macam apa
yang menyangkut data dan fakta yang tidak berubah dan yang dapat berubah dengan
beredarnya roda waktu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu
pesat mengakibatkan corak kehidupan masyarakat terus berubah, sehingga sebagian
dari fakta dan data yag kemarin merupakan kenyataan, besok lusa sudah bukan
kenyataan lagi. Maka, disamping mendapatkan informasi tentang kenyataan
lingkungan hidup yang berlaku sekarang ini, peserta didik juga hrus memperoleh
informasi tentang cara mengikuti perubahan dalam lungkungan hidupnya, dan dari
sumber-sumber yang mana dapat digali tentang pengetahuan tentang hal-hal yang
telah berubah atau kiranya akan berubah dikemudian hari.

Sedangkan layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan


kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai
kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Dengan penguasaan
konten, individu (siswa) diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya. Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup
beberapa bidang diantaranya yaitu bidang pengembangan pribadi, bidang
pengembangan sosial, bidang pengembangan kegiatan belajar, bidang pengembangan
karier, bidang pengembangan kehidupan berkeluarga, bidang pengembangan
kehidupan beragama. Dengan memahami keterkaitan pelayanan konten dengan
bidang layanan bimbingan dan konseling. Diharapkan kita mampu membimbing
individu (siswa) dalam menguasai aspek-aspek konten secara terintegrasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian layanan informasi dan layanan pengusaan konten ?
2. Bagaimana tujuan layanan informasi dan layanan pengusaan konten
?
3. Apa saja jenis-jenis layanan informasi dan layanan pengusaan
konten ?
4. Bagaimanakah metode layanan informasi dan layanan pengusaan
konten ?
5. Apa saja faktor pendukung layanan informasi dan layanan
pengusaan konten ?
6. Apa hambatan dari layanan informasi dan layanan pengusaan konten
?

C. TUJUAN
1. Agar mengerti dan memahami pengertian layanan informasi dan
layanan pengusaan konten
2. Agar memahami tujuan layanan informasi dan layanan pengusaan
konten
3. Memaparkan jenis-jenis layanan informasi dan layanan pengusaan
konten
4. Memaparkan metode dari layanan informasi dan konten
5. Menjelaskan hambatan dari layanan informasi dan layanan
pengusaan konten
6. Mengetahui faktor pendukung layanan informasi dan layanan
pengusaan konten
BAB II

PEMBAHASAN

A. LAYANAN INFORMASI
1) Pengertian Layanan Informasi
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:259-260) layanan informasi adalah
kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan,
atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan
demikian, layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi
pemahaman dalam bimbingan dan konseling.
Menurut Budi Purwoko (2008:52) penyajian informasi dalam rangka program
bimbingan ialah kegiatan membantu siswa dalam mengenali lingkungannya,
terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada didalamnya, yang dapat
dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
Penyajian informasi itu dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada para
siswa sehingga ia dapat menggunakan informasi itu baik untuk mencegah atau
mengatasi kesulitan yang dihadapinya, serta untuk merencanakan masa depan.
Perencanaan kehidupan ini mencakup, kehidupan dalam studinya, dalam
pekerjaannya, maupun dalam membina keluarga.
Sedangkan Winkel & Sri Hastuti (2006: 316-317) menjelaskan bahwa layanan
informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang
data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang
perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan
hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
Program bimbingan yang tidak memberikan layanan pemberian informasi akan
menghalangi peserta didik untuk berkembang lebih jauh, karena mereka
membutuhkan kesempatan untuk mempelajari data dan fakta yang dapat
mempengaruhi jalan hidupnya. Namun mengingat luasnya informasi yang tersedia
dewasa ini, mereka harus mengetahui pula informasi manakah yang relevan untuk
mereka dan mana yang tidak relevan, serta informasi macam apa yang menyangkut
data dan fakta yang tidak berubah dan yang dapat berubah dengan beredarnya roda
waktu.
Dari beberapa pengertian tentang layanan informasi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
membekali para siswa tentang berbagai macam pengetahuan supaya mereka
mampu mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupannya.
2) Tujuan Layanan Informasi
Menurut Budi Purwoko (2008:52) tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian
informasi adalah sebagai berikut:

a. Para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang


diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah
maupun setelah menamatkan sekolah.
b. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
c. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana
memperoleh informasi.
d. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada
dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.

Sementara Ifdil menjelaskan tujuan layanan informasi ada dua macam yaitu
secara umum dan khusus.Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu
sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman (paham terhadap
informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian
masalahnya. Layanan informasi menjadikan individu mandiri yaitu memahami
dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu
mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya
tersebut dan akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya
(konselingindonesia.com/2008).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan informasi


adalah supaya para siswa memperoleh informasi yang relevan dalam rangka
memilih dan mengambil keputusan secara tepat guna pencapaian pengembangan
diri secara optimal. Dalam penelitian ini tujuan dari layanan informasi adalah
membekali siswa dengan berbagai informasi tentang potensi diri sehingga siswa
mampu meningkatkan pemahaman potensi diri guna mencapai kualitas hidup
yang lebih baik.
3) Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:260-261) ada tiga alasan utama
mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan.
a. Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang lingkungan
yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan
lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
b. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya “kemana dia ingin
pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia
mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak
secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu.
c. Setiap individu adalah unik.

Sedangkan Winkel & Sri Hastuti (2006:317) menjelaskan, ada tiga alasan pokok
mengapa layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan
program bimbingan yang terencana dan terorganisasi.
a. Siswa membutuhan informasi yang relevan sebagai masukan dalam mengambil
ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku
jabatan dimasyarakat.
b. Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih rasional
tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri dari pada
mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan dalam
lingkungan hidupnya.
c. Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan hal-hal
yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan bertambahnya
umur dan pengalaman.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penyelenggaraan


layanan informasi adalah karena siswa membutuhkan informasi yang relevan
sebagai bekal dalam menghadapi berbagai macam dinamika kehidupan secara
positif dan rasional, baik sebagai pelajar maupun anggota masyarakat. Terkait
dengan penelitian ini, ada dua alasan penyelenggaraan layanan informasi. Pertama,
untuk membuktikan bahwa layanan informasi bisa meningkatkan pemahaman
siswa terhadap potensi diri. Kedua, disadari atau tidak siswa sangat membutuhkan
informasi tentang pemahaman potensi diri sebagai modal awal dalam menggapai
cita-cita dan tujuan hidup yang mereka inginkan.
4) Jenis-jenis Layanan Informasi
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:261-268) pada dasarnya jenis dan
jumlah informasi tidak terbatas. Namun, khusunya dalam rangka pelayanan
bimbingan dan konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu :
a. Informasi pendidikan
b. Informasi pekerjaan
c. Informasi sosial budaya.
a) Informasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon
siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan.
Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan
(1) pemilihan program studi,
(2) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya,
(3) penyesuaian diri dengan program studi,
(4) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan
(5) putus sekolah.
Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat
pilihan dan keputusan yang bijaksana.

b) Informasi jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa
yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam
mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri
dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.

c) Informasi sosial budaya


Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang
meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan,
bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.
Budi Purwoko (2008:53) juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting bagi
para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:
(1) Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para karyawan,
bagian administrasi, dan sebainya.
(2) Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari kurikulum
yang berlaku.
(3) Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para
pembimbingnya.
(4) Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor, para
perawat kesehatan

Sedangkan Winkel & SriHastuti (2006:318) memberikan gambaran bahwa data


dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas
tiga tipe dasar, yaitu :

1) Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai


variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis,
mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada
waktu tamat.
2) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam
lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai
sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan
kebutuhan riil masyarakat akan/corak pekerjaan tertentu.
3) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap
perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan
hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial
diberbagai lingkungan masyarakat.
4) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia meliputi, pemahaman diri dan orang lain, pembinaan
jalinan hubungan yang sehat dengan teman sebaya, pendidikan seks, fase-fase
dalam kehidupan manusia dewasa, pemahaman dan penyesuain diri terhadap
kondisi dalam lingkungan keluarga dan perawatan kesehatan jasmani dan
penampilan diri (Winkel & Sri Hastuti, 2006).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi layanan
informasi pada dasarnya tidak terbatas.Khusus dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan menjadi
empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.Namun
demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi sebaiknya
disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri.
Kaitannya dengan penelitian ini maka materi layanan informasi yang akan
diberikan adalah informasi tentang berbagai macam jenis potensi diri yang
dimiliki oleh siswa yang sangat mungkin untuk dikembangkan guna mencapai
prestasi dan kualitas hidup yang terbaik.
5) Metode Layanan Informasi
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:269-271) Pemberian informasi kepada
siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
1) Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah
dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap
petugas bimbingan disekolah.
2) Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi
semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri mapun oleh konselor,
atau guru.
3) Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok. Pertama,
membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber yang ada dalam
masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka. Kedua, memungkinkan
diperolehnya informasi yang dapat membantu pengembangan sikap-sikap terhadap
pendidikan, pekerjaan dan berbagai masalah dalam masyarakat.
4) Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku
panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan
informasi yang berguna.
5) Konferensi karier
Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian informasi
kepada siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karier. Dalam konferensi
karier para nara sumber dari kelompok-kelompok usaha, jawatan atau dinas
lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang, mengadakan penyajian berbagai
aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.
Sedangkan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1993: 82)
menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah
sebagai berikut:
1) Ceramah
2) Diskusi atau Tanya jawab
3) Bacaan buku, selebaran dan brosur
4) Gambar, slide, pemutaran film
5) Karyawisata
6) Melalui mata pelajaran tertentu
7) Melalui kelas khusus
8) Hari karier
9) Hari perguruan tinggi
10) Wawancara dalam rangka konseling
Dari berbagai jenis metode yang digunakan dalam pemberian layanan informasi
maka dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah ceramah,
diskusi/tanya jawab dan audio visual.
6) Kegiatan Pendukung Layanan Informasi
Beberapa kegiatan pendukung layanan informasi adalah :
a. Aplikasi instrumen dan himpunan data.
b. Konferensi kasus.
c. Kunjungan rumah.
d. Alih tangan kasus.
Pertama, aplikasi instrumen himpunan data. Instrumen untuk layanan informasi
bisa disusun sendiri oleh pembimbing atau memanfaatkan instrumen yang telah
ada. Data hasil aplikasi instrumen yang telah ada, termasuk data yang tercantum
dalam himpunan data dapat dipergunakan untuk:
(a) menetapkan informasi yang menjadi isi layanan informasi,
(b) menetapkan calon peserta layanan, dan
(c) menetapkan calon penyaji termasuk nara sumber yang akan diundang.
Kedua, konferensi kasus. Konferensi kasus dihadiri oleh steakholders sekolah dan
madrasah seperti kepala sekolah dan wakilnya, pembimbing, guru, wali kelas,
orang tua, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait. Melalui konferensi
kasus dapat dibicarakan berbagai aspek penyelenggaraan layanan informasi yang
mencakup :
(a) informasi yang dibutuhkan oleh subjek layanan,
(b) subjek calon peserta layanan,
(c) penyaji layanan (termasuk nara sumber),
(d) waktu dan tempat layanan,
(e) rencana oprasional.
Ketiga, kunjungan rumah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui pendapat
orang tua dan kondisi kehidupan keluarga terkait dengan penguasaan informasi
tertentu oleh anak atau anggota keluarga lainnya. Melalui kunjungan rumah,
konselor atau pembimbing dapat menetapkan informasi apa yang akan menjadi isi
layanan informasi yang akan diikuti oleh siswa atau anggota keluarga yang
bersangkutan serta meminta dukungan dan pertisipasi orang tua dalam pemberian
layanan. Apabila sulit melakukan kunjungan rumah, bisa dilakukan dengan
mengundang orang tua ke sekolah baik secara perorangan atau kelompok untuk
berdiskusi dengan pembimbing (konselor) atau menghadiri konferensi kasus yang
membahas layanan informasi.
Keempat, alih tugas kasus. Setelah mengikuti layanan informasi, mungkin ada di
antara peserta (siswa) yang ingin mendalami informasi tertentu atau mengaitkan
secara kasus informasi yang telah diterimanya dengan permasalahan yang
dialaminya. Untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut. Keinginan tersebut dapat
diupayakan pemenuhannya oleh kanselor. Apabila keinginan yang dimaksud
berada di luar kewenangan konselor, maka upaya alih tugas kasus perlu dilakukan
pembimbing (konselor) mengatur pelaksanaan alih tugas kasus tersebut bersama
peserta (siswa) yang menghendaki upaya tersebut.

B. LAYANAN PENGUASAAN KONTEN


1) Pengertian Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten adalah salah satu jenis layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan siswa dapat memahami dan mengembangkan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam
kehidupan dan perkembangan dirinya, membantu individu menguasai aspek-aspek
konten tersebut secara tersinergikan, dengan penguasaan konten, individu
diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya. Layanan Penguasaan Konten juga salah satu jenis layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan siswa dapat memahami dan mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna
dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Dengan kemampuan ataupun
kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang. Banyak atau bahkan
sebagaian besar dari kemampuan atau kompetensi itu harus di pelajari. Untuk itu
individu harus belajar, dan belajar (Wibowo. 2011) .
Prayitno (2004: 2) menjelaskan layanan penguasaan konten merupakan :
Layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun kelompok) untuk
menguasai kemampuan ataupun kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang
didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai,
persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait didalamnya.Layanan penguasaan
konten membantu individu menguasi aspek-aspek konten membantu individu
menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan. Dengan penguasaan
konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi
masalah-masalah yang dialaminya.

2) Tujuan Layanan Penguasaan Konten


a. Tujuan Umum
Tujuan umum layanan penguasaan konten (PKO) adalah dikuasainya suatu
konten tertentu. Penguasaan konten perlu bagi individu atau klien untuk menambah
wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian sikap, menguasai cara-cara atau
kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-
masalahnya. Dengan penguasaaan konten yang dimaksud itu pesrta didik yang
bersangkutan lebih mampu menjalani kehidupanya secara efektif.
(Prayitno.2004:2).
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan penguasaan konten (PKO) dapat dilihat dari
kepentingan individu mempelajarinya dan isi dari konten itu sendiri. Tujuan khusus
layanan PKO terkait dengan fungsi-fungsi konseling. (Prayitno. 2004: 3)
1. Fungsi Pemahaman,
Menyangkut konten-konten yang isinya merupakan berbagai hal-hal yang
perlu dipahami. Konselor dan klien perlu menekankan aspek-aspek
pemahaman dari konten yang menjadi fokus layanan PKO.
2. Fungsi Pencegahan,
Dapat menjadi muatan layanan PKO apabila penguasaan kontennya memang
terarah pada terhindarkannya individu dari mengalami masalah tertentu.
3. Fungsi Pengentasan,
Akan menjadi arah layanan apabila penguasaan konten memang untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami klien.
4. Fungsi Penguasaan dan pemeliharaan,
Penguasaan konten dapat secara langsung maupun tidak langsung
mengembangkan di satu sisi, dan di sisi lain memelihara potensi individu atau
klien.
5. Fungsi Advokasi,
Penguasaan konten yang tepat dan terarah memungkinkan individu membela
diri sendiri terhadap ancaman ataupun pelanggaran atas hak-haknya.

Dalam menyelenggarakan layanan penguasaan konten (PKO) konselor perlu


menekankan secara jelas dan spesifik fungsi-fungsi konseling mana yang menjadi
arah layanannya dengan konten khusus yang menjadi fokus kegiatannya sehingga
dicapai tujuan khusus layanan PKO.

3) Komponen Layanan Penguasaan Konten


a) Guru pembimbing
Guru pembimbing adalah tenaga ahli pelayanan konseling, penyelenggara
layanan penguasaan konten dengan menggunakan berbagai modus dan media
layanan. Guru pembimbing menguasai konten yang menjadi isi layanan
penguasaan konten yang diselenggarakanya.
b) Individu atau Peserta Didik
Guru pembimbing menyelenggarakan layanan penguasaan konten terhadap
seorang atau sejumlah individu yang memerlukan penguasaan atas konten yang
menjadi isi layanan, individu adalah subjek yang menerima layanan, sedangkan
guru pembimbing adalah pelaksana layanan.
c) Konten
Merupakan isi layanan penguasaan konten, yaitu satu unit materi yang
menjadi pokok isi bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh guru
pembimbing dan diikuti oleh peserta didik. Layanan penguasaan konten dapat
diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling, yaitu bidang-bidang:
1. Pengembangan kehidupan pribadi
2. Pengembangan kemampuan hubungan sosial
3. Pengembangan kegiatan belajar
4. Pengembangan perancanaan karier
5. Pengembangan kehidupan berkeluarga
6. Pengembangan kehidupan beragama

Berkenaan dengan semua bidang pelayanan yang dimaksudkan itu dapat


diambil dan dikembangkan berbagai hal yang kemudian dikemas menjadi topik
atau pokok bahasan, bahan latihan, dan atau isi kegiatan yang diikuti oleh peserta
pelayanan. Konten dalam layanan penguasaan konten itu sangat bervariasi, baik
dalam bentuk, materi, maupun acuanya. Acuan yang dimaksud itu dapat terkait
dengan tugas-tugas perkembangan peserta didik, kegiatan dan hasil belajar siswa,
nilai, moral dan tata krama pergaulan, peraturan dan disiplin sekolah, bakat, minat,
dan arah karir, ibadah keagamaan, kehidupan dalam keluarga, dan secara khusus
permasalahan peserta didik (Wibowo, 2011).

4) Asas-Asas Layanan Penguasaan Konten


Layanan penguasaan konten pada umumnya bersifat terbuka. Menurut
Prayetno (2004: 6) asas yang paling utama dalam layanan penguasaan konten
adalah asas kegiatan, dalam arti peserta layanan diharapkan benar-benar aktif
mengikuti dan menjalani semua kegiatan yang ada didalam proses layanan. Asas
dalam layanan penguasaan konten dilandasai oleh asas kesukarelaan dan
keterbukaan dari peserta layanan dengan ketiga asas tersebut proses layanan akan
berjalan lancar dengan keterlibatan penuh peserta layanan. Secara khusus layanan
penguasaan konten dapat diselenggarakan terhadap pesrta didik tertentu, layanan
khusus ini dapat disertai asas kerahasiaan, apabila peserta didik menghendakinya.
Dalam hal ini guru pembimbing harus memenuhi dan menepati asas tersebut
5) Pendekatan Teknik Layanan Penguasaan Konten
a) Pendekatan
Penyelenggara layanan (konselor) secara aktif menyajikan bahan, memberikan
contoh, merangsang, mendorong, dan menggerakkan (para) peserta untuk
berpartisipasi aktif mengikuti dan menjalani materi dan kegiatan layanan. Dalam
hal ini konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran, yaitu : (Sugianto.
2013)
1. High –Touch , yaitu sentuhan – sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek
kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek – aspek afektif,
semangat, sikap, nilai dan moral ) melalui implementasi oleh konselor :
a. Kewibawaan
b. Kasih saying dan kelembutan
c. Keteladanan
d. Pemberi penguatan
e. Tindakan tegas yang mendidik
2. High – tech , yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas
penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor :
a. Materi pembelajaran
b. Metode pembelajaran
c. Alat bantu pembelajaran
d. Lingkungan pembelajaran
e. Penilaian hasil pembelajaran
b) Metode dan teknik
Menurut Akhmad Sugianto (2013) ada beberapa metode dan teknik dalam layanan
pengusaan konten, diantaranya ialah:
1. Penguasaan Konten
Seorang konselor menguasai konten dengan berbagai aspeknya yang akan
menjadi isi layanan.
2. Teknik
Setelah konten dikuasai, konselor membawa konten tersebut ke arena layanan
PKO. Berbagai teknik dapat digunakan, yaitu :
 Penyajian, konselor menyajikan pokok konten setelah para peserta
disiapkan sebagaimana mestinya.
 Tanya jawab dan diskusi, konseor mendorongpartisipasi aktif dan
langsung peserta didik.
 Kegiatan lanjutan, sesuai dengan penekanan aspek tertentu dari konten
dilakukan berbagai kegiatan lanjutan berupa :
 Diskusi kelompok
 Penugasan dan latihan terbatas
 Survey lapangan, studi keputusan
 Percobaan
 Latihan tindakan
3. Media pembelajaran
Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan konten,
konselor dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak
media pembelajaran . Penggunaan media akan lebih meningkatkan aplikasi
High-tech dalam layanan PKO.
4. Waktu dan tempat
Layanan PKO dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja sesuai dengan
kesepakatan konselor dengan peserta layanan, makin besar paket konten
semakin banyak waktu yang diperlukan.
5. Penilaian
Secara umum penilaian terhadap hasil layanan PKO diorientasikan yang akan
diperolehnya UCA (Understanding – pemahaman, Confort – perasaan lega,
dan Action – rencana kegiatan pasca layanan). Secara khusus, penialaian
layanan PKO ditekankan kepada penguasaan peserta atau klien atas aspek-
aspek konten yang dipelajari. Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam
tiga tahap :
 Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang
diakhirinya setiap layanan kegiatan
 Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan beberapa
waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah layanan kegiatan.
 Penilaian jangka panjang (laijapan), penilaian yang dilakukan setelah satu
bulan atau lebih pasca layanan. Laijapen dan laijapan dapat mencakup
penilaian terhadap konten untuk sejumlah sesi layanan PKO, khususnya
untuk rangkaian konten-konten yang berkelanjutan. Format dan penilaian
dapat tertulis maupun lisan.
6. Keterkaitan
Diantara berbagai layanan konseling, layanan penguasaan konten dapat berdiri
sendiri. Disamping itu layanan penguasaan konten dapat juga menjadi isi
layanan-layanan konseling lainya. Dalam hal ini ditekankan perlunya peserta
didik menguasai suatu konten tertentu terkait dengan permasalahan peserta
didik dengan demikian upaya penguasaan konten tertentu dapat diintegrasikan
kedalam layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, kenseling kelompok, konsultasi dan
mediasi, Prayitno (2004: 13).
Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu dapat berupa integrasi, dan pula tindak
lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah peserta didik guru
pembimbing perlu mencermati kebutuhan peserta didik dalam penanganan
masalahnya, sehingga keterkaitan berbagai layanan itu menjadi jelas dan
termanfaatkan dengan optimal. Keterkaitan Kegiatan Pendukung.

 Aplikasi Instrumentasi
Hasil aplikasi instrumentasi dapat dijadikan konten yang terkait
dengan materi layanan. Skor tes, sosiogram, hasil ulangan dan ujian,
isisan angket, dan lain-lain, merupakan konten yang aktual dan
dinamis, khususnya bagi peserta aplikasi instrumentasi yang
dimaksud. Dalam hal ini asas kerahasiaan perlu mendapat perhatian
sepenuhnya apabila aspek konten yang dibicarakan menyangkut
pribadi-pribadi tertentu. (Sugianto. 2013)
 Himpunan Data
Sama dengan hasil aplikasi instrumentasi, data yang tercantum di
dalam himpunan data dapat dijadikan konten yang dibawa ke dalam
layanan. Demikian juga, data dalam himpunan data tersebut dapat
menggerakkan konselor untuk mempertimbangkan dan menetapkan
seseorang untuk mengikuti/menjalani layanan penguasaan konten
tertentu. Dalam hal ini, asas kerahasiaan juga sangat ditekankan.
(Sugianto. 2013)
 Konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus

Ketiga kegiatan pendukung ini (konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih
tangan kasus), pada umumnya ditempuh apabila peserta layanan memerlukan
tindak lanjut tertentu. Dari hasil penilaian (laiseg atau laijapen) dapat
diidentifikasikan peserta mana yang memerlukan tindak lanjut tertentu, konferensi
kasus, kunjungan rumah, atau alih tangan kasus yang mengarah kepada
pendalaman penguasaan konten dengan permasalahan yang dialami oleh peserta
yang bersangkutan. (Sugianto. 2013)

6) Operasionalisasi Layanan Penguasaan Konten


Layanan PKO terfokus kepada dikuasainya konten tertentu, untuk itu layanan
ini perlu direncanakan, dilaksanakan serta dievaluasi secara benar dan akurat.
a. Perencanaan
Setelah konselor mentapkan subjek atau peserta layanan PKO, konselor
menetapkan konten yang akan dipelajari secara rinci dan kaya, serta menetapkan
proses dan langkah-langkah layanan. Semuanya itu dikemas dalam bentuk
SATLAN.
b. Mengorganisasikan unsur-unsur dan sasaran layanan
Pada tahap ini konselor menyiapkan fasilitas layanan termasuk media dengan
perangkat keras dan lemahnya. Disamping itu disiapkan juga kelengkapan
administrasi.
c. Pelaksanaan
Konselor melaksanakan kegiatan layanan melalui dimanfaatnya seoptimal
mungkin/doirganisasikan, melalui proses pembelajaran penguasaan konten.
Dalam proses pembelajaran itu diimplementasikan pilar high-touch dan high-
tech.
d. Penilaian
Secara umum penilaian terhadap hasil layanan PKO diorientasikan kepada
diperolehnya kelima dimensi belajar terkait dengan konten tertentu terkait dengan
masalah yang dihadapi. Secara khusus, penilaian hasil layanan PKO ditekankan
kepada penguasaan peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari.
Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam tiga tahap:
1. Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang
diakhirinya setiap kegiatan layanan.
2. Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan beberapa
waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah kegiatan layanan.
3. Penilaian jangka panjang ( laijapang), penilaian yang diadakan setelah
satu bulan atau lebih pasca layanan. Laijapen dan laijapang dapat
mencakup penilaian terhdap konten untuk sejumlah sesi layanan PKO,
khususnya untuk rangkaiain konten-konten yang berkelanjutan.
e. Tindak lanjut dan laporan
Setelah menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, konselor mengomunikasikan
rencana tindak lanjut itu kepada pesrta layanan dan pihak-pihak terkait, dan
kemudian melaksanakan rencana tindak lanjut tersebut, penyusun tindak lanjut itu
dilakukan oleh konselor atas pelaksanaan layanana PKO secara lengkap dan
bentuk APELPROG dan menyampaikan laporan kepada pihak terkait serta
mendokumentasikan laporan layanan.

7) Hambatan Dalam Layanan Penguasaan Konten:


a. Hambatan Internal: Hambatan internal ini berkaitan dengan kompetensi konselor.
Konselor kurang menguasai materi atau konten yang akan di berikan kepada
siswanya.
b. Hambatan Eksternal: Tidak tersedianya media pembelajaran yang mendukung:
diantaranya kurang tersedianya perangkat keras dan perangkat lunak yang
meliputi alat peraga (alat peraga langsung, contoh replika dan miniatur), media
tulis dan grafis, peralatan dan program elektronik (komputer, LCD, dan lain-lain).

Menurut Wibowo (2011) dalam pelayanan penguasaan konten ada beberapa


operasional layanan, yaitu:

1. Perencanaan
 Menentukan subyek peserta layanan
 Menetapkan dan menyiapkan konten yang akan dipelajari secara rinci dan
kaya
 Menetapkan proses dan langkah-langkah layanan
 Menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan, termasuk media dengan
perangkat keras dan lemahnya.
 Menyiapkan kelengkapan administrasi

2. Pelaksanaan
 Melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses
pembelajaran penguasaan konten.
 Pengimplementasikan High-touch dan High-tech dalam proses pembelajaran.

3. Evaluasi
 Menetapkan materi evaluasi
 Menetapkan prosedural evaluasi
 Menyusun intrumentasi evaluasi
 Mengaplikasikan instrumentasi evaluasi
 Mengolah hasil aplikasi instrumentasi

4. Analisis hasil evaluasi


 Menetapkan norma/standar evaluasi
 Melakukan analisis
 Menafsirkan hasil evaluasi

5. Tindak lanjut
 Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
 Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta layanan dan pihak-
pihak terkait
 Melaksanakan rencana tindak lanjut

6. Laporan
 Menyusun laporan pelaksanaan layanan PKO
 Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
 Mengkomunikasikan laporan layanan

8. Faktor pendukung Dalam Layanan Penguasaan Konten


a. Faktor Internal yaitu kondisi yang berpengaruh dalam proses belajar yang berasal
dari diri sendiri sehingga terjadi perubahan tingkah lakunya, yang meliputi
kecerdasan, bakat, kecakapan, minat, motivasi belajar, kondisi fisik dan mental.
b. Faktor Eksternal yaitu berbagai kondisi di luar individu yang dapat
memepengaruhi belajarnya diantaranya lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Layanan inforamsi yaitu layanan BK yang memungkinkan peserta didik
menerima dan memahami berbagai inforamsi yanhg dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
Layanan yang membantu pesetrta didik menerima dan memahami berbagai informasi
diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan. Sekurang-kurangnya ada
tiga tujuan pemberian layanan informasi kepada siswa yaitu, pertama siswa
membutuhkan informasi yang relevan sebagai masukan dalam mengambil ketentuan
mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku suatu jabatan di
masyarakat. Kedua, pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk
berpikir lebih rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri
daripada mengkuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan
dalam lingkungan hidupnya. Ketiga, informasi yang sesuai dengan daya tagkapnya
menyadarkan siswa akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan
berubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman.
Layanan penguasaan konten merupakan layanan BK yang dirancang untuk
membantu peserta didik (siswa) dalam menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
tuntutan kemajuan dan berkarakter yang terpuji.
Tujuan umum layanan penguasaan konten yaitu dikuasainya suatu konten
tertentu. Sedangkan tujuan khusus layanan penguasaan konten terkait dengan fungsi-
fungsi konseling yaitu fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan,
fungsi pengembangan dan pemeliharaan, fungsi pembelaan. Komponen Layanan
Penguasaan konten adalan konselor, individu, atau klien, dan konten yang menjadi isi
layanan.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesepurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai