TEKNIK LINGKUNGAN
Disusun Oleh:
Cindy Lanovia (103134727544553)
KELOMPOK 2
Dosen Pembimbing:
Chris Salim, Ph.D
Riana Ayu Kusumadewi, ST, MT
1. TUJUAN PRAKTIKUM
2. DASAR TEORI
2.1 Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan pertanian,
perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olahraga dan sebagainya. Dewasa
ini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik terus menurun khususnya untuk air minum. Sebagai sumber air minum masyarakat,
air harus memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (WHO,
2004).
Jika kita tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus memenuhi syarat
secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2002), persyaratan
secara fisik meliputi air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau,
temperatur normal dan tidak mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS dan
TDS). Persyaratan secara kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen, bahan
organik (dinyatakan dengan BOD, COD, dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara,
kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi, 2002). Adapun Penilaian kualitas perairan secara
biologi dapat menggunakan organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003).
Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengetahui baku mutu air adalah
melalui pengukuran kandungan zat padatan TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total
Dissolve Solid). Berikut bahasan lengkap tentang TSS dan TDS.
1|P age
2.2. Zat Padat
Zat padat yang berada dalam air (solid) dapat didefinisikan sebagai materi yang
tersisa (residu) jika contoh air diuapkan dan dikeringkan pada temperature 103-105o. Untuk
senyawa-senyawa yang mudah menguap pada waktu penguapan ataupun pada waktu
pengeringan pada temperature tersebut tidak termasuk dalam definisi diatas. Residu dari
penguapan dan pemanasan tersebut dapat berupa senyawa organik atau anorganik, baik dalam
bentuk terlarut ataupun yang tersuspensi dalam air. Adapun pengukuran solid dalam air
dibedakan atas : Total Solid (TS), Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid
(TDS), Fixed Total Solid (FTS), Fixed Suspended Solid (FSS), Fixed Dissolved Solid (FDS),
Volatile Total Solid (VTS), Volatile Suspended Solid (VSS), Volatile Dissolved Solid
(VDS). Pada percobaan kali ini, kita hanya akan membahas mengenai Total Solid (TS), Total
Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS).
Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam contoh air
setelah dipanaskan pada suhu 103°-105°C selama tidak kurang dari 1 jam. Bahan ini
tertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada air terdiri dari total
padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat tersuspensi (total suspended
solids).
2.2.2. Total Dissolved Solid
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun
anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat terlarut
dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya
berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat
melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum
digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium,
kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain. Total padatan
terlarut (TDS) juga dapat diartikan sebagai bahan dalam contoh air yang lolos melalui
saringan membran yang berpori 2,0 m atau lebih kecil dan dipanaskan 180°C selama 1 jam.
Total dissolved solids yang terkandung di dalam air biasanya berkisar antara 20 sampai 1000
mg/L. Pengukuran total solids dikeringkan dengan suhu 103 sampai 105°C. Digunakan suhu
yang lebih tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.
2|P age
Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut,
tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak
memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa total
padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air.
Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut (Oram,
B.,2010).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian,limbah rumah
tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium,
kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari
ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran
permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu
dan tanah.
Sesuai regulasi dari Enviromental Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwa
kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm). Kini
banyak sumber-sumber air yang mendekati ambang batas ini. Saat angka penunjukan TDS
mencapai 1000 mg/L maka sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi manusia. Dengan
angka TDS yang tinggi maka perlu ditindaklanjuti, dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Umumnya, tingginya angka TDS disebabkan oleh kandungan potassium, khlorida, dan
sodium yang terlarut di dalam air. Ion-ion ini memiliki efek jangka pendek (short-term
effect) tapi ion-ion yang bersifat toksik (seperti timah arsenic, kadmium, nitrat dan banyak
lainnya) banyak juga yang terlarut di dalam air. Air minum ideal adalah yang memiliki level
TDS 0 – 50 ppm, dihasilkan dengan proses reverse osmosis, deionizationm microflitration,
distillation, dan banyak lainnya. Air gunung (mountain spring) dan yang melalui proses
filtrasi karbon berada di standar kedua. Rata-rata air tanah (air sumur) adalah 150 – 300 ppm,
masih dalam batas aman, namun bukan yang terbaik terutama untuk para penderita penyakit
ginjal.
2.2.3. Total Suspended Solid
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan
total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari
ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut
dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun
beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel
mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008) .
3|P age
TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan
berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi
kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan dan Edward, 2003). Penetrasi
cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat
terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. TSS
umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk
kekeruhan dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan.
Oleh karena itu nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS.
Pola dan intensitas sebaran akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk
partikel serta materi. Sebuah sampel yang mengandung 1.000 mg/L dari fine talcum powder
akan memberikan pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000
mg/L coarsely ground talcum . Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan yang berbeda
kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg/L ground pepper, meskipun tiga sampel
tersebut mengandung nilai TSS yang sama.
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS sangat
bervariasi, mulai kurang dari 5 mg/L yang yang paling ekstrem 30.000 mg/L di beberapa
sungai. TSS ini menjadi ukuran penting erosi di alur sungai. TSS tidak hanya menjadi ukuran
penting erosi di alur sungai, juga berhubungan erat dengan transportasi melalui sistem sungai
nutrisi (terutama fosfor), logam, dan berbagai bahan kimia industri dan pertanian.
4|P age
neraca dan oven, tidak memerlukan kalibrasi karena hasilnya didasarkan pada berat molekul,
berkerja pada padatan yang mudah larut ataupun yang tidak mudah larut.
Persiapan Larutan Sampel dan pereaksi
1. Pengendapan
2. Penyaringan
3. Pencucian
4. Pengeringan atau pemijaran
5. Penimbangan
6. Perhitungan
Analisis gravimetric dapat berlangsung baik, jika persyaratan berikut dapat terpenuhi :
1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna, endapan yang
dihasilkan stabil dan sukar larut
2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dengan larutan
(dengan penyaringan)
3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu (dapat
diubah menjadi system senyawa tertentu dan harus bersifat murni atau dapat
dimurnikan lebih lanjut
Keterangan:
5|P age
2.5. Pemanfaatan Data Solid dalam bidang teknik Lingkungan
Pemanfaatan data Solid ini dalam bidang Teknik Lingkungan adalah
untuk menentukan desain dari komponen-komponen dalam unit pengolahan
air bersih/minum maupun unit pengolahan air kotor/buangan/limbah. Adapun secara
terperinci, adalah sebagi berikut :
1. Total Solid merupakan ukuran penentu dalam proses stabilisasi pH dan pada
kontrolkorosi, sebagaimana alkalinitas dan suhu,
2. Konsentrasi Total Suspended Solid merupakan salah satu parameter perairan untuk
indicator tingkat sedimentasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
konsentrasi Total Suspended Solid di perairan sehingga dapat diketahui
kondisi perairan dan sebagai informasi awal untuk penelitian terkait stabilitas di
perairan tersebut. Metode ini menggunakan contoh air dan dianalisa berat TSSnya
dengan didukung data parameter hidrooceanografi dan sedimen Pendekatan ini
dapat menggambarkan seba ran konsentrasi Total Suspended Solid dan
perkiraan laju sedimentasi yang terjadi pada lokasi perairan. Sehingga
diduga dapat diperkirakan laju sedimentasi yang terjadi,
3. Total Suspended Solid dan Volatile Suspended Solid digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan dari limbah industri dan domestic.
4. Total Suspended Solid dan Volatile Suspended Solid digunakan untuk
mengontrol padatan biologis pada pencemaran sungai,
5. Total Dissolve Solid sangat berguna dalam menentukan tipe prosedur softening pada
unit water softening yang akan didesain. Selain itu Total Dissolve Solid juga umum
digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk
pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air
mineral, dan lain-lain. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik
dikonsumsi.
6. Data solid secara umum, digunakan dalam menganalisa limbah industri yaitu
untuk menentukan kebutuhan dan juga desain tangki pengendapan utama.
Dalam pengolahan limbah, data ini dipakai dalam mengukur tingkat efisiensi dari unit
sedimentasi dan unit pengolahan lainnya. Tak hanya itu, data solid diperlukan dalam
mendesain dan mengoperasikan unit pengolahan lumpur, vaccum filter, dan
unit pembakaran.
6|P age
3. ALAT DAN BAHAN
ALAT DAN BAHAN JUMLAH Berikut ini Contoh gambar alat dan bahan
yang dibutuhkan :
Cawan Penguap 3 buah
Oven 1 buah
Aquadest 2 pasang
Akuadest
Water Bath
Oven
7|P age
4. CARA KERJA
8|P age
Uapkan di atas water bath sampai kering
9|P age
Setelah kering, cawan penguap 2 yang berisi
filtrate dimasukkan ke dalam oven 150o selama 1
jam
10 | P a g e
Timbang sampai konstan dan catat beratnya = G
gram
= 2090 mg/L
11 | P a g e
5.2. Hasil pengamatan dan perhitungan TDS (Total Dissolved Solid)
= 390 mg/L
Dalam praktikum ini, kita menggunakan sampel air yang berisi padatan yang terlarut dan
yang tersuspensi. Pada uji coba pertama, kita menentukan Total Solid dengan langsung
menuangkan sampel air 10 mL yang terlebih dahulu diaduk ke dalam cawan penguap,
kemudian diuapkan agar senyawa organik menguap dan yang tersisa adalah senyawa
anorganiknya. Selanjutnya dikeringkan dalam oven dan di dinginkan dalam desikator
tujuannya agar supaya pada saat penimbangan, tidak ada gangguan berat dari air yang tersisa.
12 | P a g e
Setelah ditimbang dan setelah dimasukan kedalam perihtungan maka didapatkan hasil
konsentrasi Total Solid yakni sebesar 2090 mg/L.
Selanjutnya, pada penentuan kadar padatan tersuspensi di dalam sampel air ini
digunakan metode gravimetri dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi yang
terkandung di dalam sampel air yang akan dianalisa. Pengendapan dilakukan dengan cara
menyaring sampel air menggunakan kertas saring sehingga keduanya menjadi terpisah,
dimana padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan
terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan tertinggal pada kertas saring saat penyaringan
dilakukan, sedangkan padatan terlarut berhasil lewat dari saringan. Sebelum disaring, sampel
air terlebih dahulu diaduk agar zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan
homogen kemudian dimasukkan kedalam 10 mL ke dalam gelas ukur lalu disaring
menggunakan kertas whatman 0,42 µm. Endapan yang tertinggal pada kertas saring sebagai
padatan tersuspensi (TSS) dan juga padatan yang tidak ikut tersaring (TDS) ini kemudian
diletakkan pada wadah berupa cawan penguap kemudian dilakukan pemanasan di dalam
oven dengan suhu 105⁰C selama 1 jam yang juga bertujuan untuk menghilangkan kadar air
yang terdapat pada kertas saring maupun endapan sehingga akan diperoleh berat padatan
tersuspensi yang akurat dan padatan yang terlarut juga. Setelah dilakukan pemanasan maka
kertas saring beserta wadahnya bersama juga dengan cawan penguap yang berisi TDS
didinginkan di dalam desikator selama 30 menit selanjutnya ditimbang hingga diperoleh berat
yang konstan. Adapun hasil yang diperoleh pada uji coba TSS yakni sebesar 3370 mg/L
sedangkan TDS sebesar 390 mg/L.
Dapat kita perhatikan nilai konsentrasi TSS yakni sebesar 3370 mg/L memiliki nilai
konsentrasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan nilai konsentrasi TS yakni yang hanya
sebesar 2090 mg/L. Jika kita lihat dasar teori di atas, dikatakan bahwa Total Solid pada air
terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat tersuspensi
total suspended solids).
Akan tetapi pada hasil percobaan ini, nilai total solid jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan total suspended solid. Hal tersebut dikarenakan zat-zat yang terkandung di dalamnya
tidak tersebar merata dan tidak cukup homogen sekalipun sampelnya sudah diaduk. Akan ada
perbedaan distribusi zat-zat yang terkandung didalamnya. Contohnya saja, pada saat kita
menuangkan 10 mL sampel air untuk pengukuran TS, maka bagian atas sampel air yang
dimasukkan kedalam gelas ukur memiliki padatan tersuspensi yang lebih sedikit.
13 | P a g e
Kemudian, pada saat kita menuangkan 10 mL lagi sampel air kedalam gelas ukur,
pengukuran TSS dan TDS maka akan didapatkan kandungan padatan tersuspensi yang lebih
besar. Ingat bahwa padatan cenderung bergerak kebawah dan mengendap dibawah karena
adanya gaya gravitasi.
Sesuai regulasi dari Enviromental Protection Agency (EPA) USA, menyarankan
bahwa kadar maksimal kontaminan pada air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm)..
Jadi dapat disimpulkan bahwa air dari sampel yang diujikan tersebut layak untuk dikonsumsi
karena memiliki nilai TDS hanya sebesar 390 mg/L.
6. KESIMPULAN
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum - Analisis TS, TDS dan TSS. (2015). Tangerang: Teknik Lingkungan, Surya University.
Ana Merliana, E. F. (2014). ANALISIS TTS (TOTAL SUSPENDED SOLID) DAN TDS (TOTAL DISOLVED
SOLID). Semarang: Universitas Diponegoro.
Hidayat, R. (10, Januari 2014). Pemeriksaan TS-TDS dan TSS. Retrieved April 2015, 24, from
http://kana-hapaki.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-ts-tss-dan-tds.html
Kusnaedi. (2002). Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta: Swadaya.
Nasution, M. (2008). Penentuan Jumlah Amoniak dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan
Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangkir. Sumatera: Universitas
Sumatera Utara.
Oram, B. (2014). Total Dissolved Solid and Water Quality. Retrieved April 2015, 24, from Water
Research Center: http://www.water-research.net/index.php/water-treatment/tools/total-
dissolved-solids
Sujinto, R. (2003). Biodiversitas Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan. Makassar: FMIPA
UNHAS.
Sutrisno, T., & Suciastuti, E. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.
Tarigan, M. S., & Edward. (2003). Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) di
Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Makara Sains, Vol.7 No.3.
WHO. (2004). Guidelines for Drinking Water Quality. Third edition. Geneva.
15 | P a g e