OLEH:
1. MUNA NABILA NAPITUPULU (150407023)
2. AMALIA HUSNA (150407024)
DOSEN:
Ir. Kartini Noor Hafni, M.T.
1. Kesimpulan ............................................................................................................... 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan komponen yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup
di bumi. Air terdiri dari unsur okesigen dan hidrogen. Namun, air yang tersebar di
alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tapi bukan berarti semua air sudah
tercemar. Misalnya saja, meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil
dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung bahan-
bahan terlarut seperti 2, 2, dan 2 , serta bahan tersuspensi seperti debu dan
partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer. Sedangkan air permukaan dan air sumur
biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe.
Pentingnya air bagi kehidupan akan berdampak buruk pada makhluk hidup
yang membutuhkannya jika air yang ada sudah tercemar. Pencemaran air dapat terjadi
karena berbagai hal. Mulai dari kegiatan sehari-hari manusia hingga kegiatan industri
skala besar yang menghasilkan limbah. Salah satu parameter penyebab pencemaran
air adalah Total Suspended Solid (TSS) atau padatan solid tersuspensi.
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
TSS adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak
dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik
tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya. Sebagai contoh, air permukaan
mengandung tanah liat dalam bentuk suspensi yang dapat tahan sampai berbulan-bulan,
kecuali jika keseimbangannya terganggu oleh zat-zat lain, sehingga mengakibatkan
terjadinya penggumpalan yang kemudian diikuti dengan pengendapan (Fardiaz, 1992).
TSS adalah zat-zat padat yang berada pada dalam suspensi, dapat dibedakan
menurut ukuranya sebagai partikel tersuspensi koloid (partikel koloid) dan partikel
tersuspensi biasa (partikel tersuspensi) (Alaerts dan Santika, 1987). Jenis partikel koloid
tersebut adalah penyebab kekeruhan dalam air (efek tyndall) yang disebabkan oleh
penyimpangan sinar nyata yang menembus suspensi tersebut. Partikel-partikel koloid
tidak terlihat secara visual, sedangkan larutannya (tanpa partikel koloid) yang terdiri dari
ion-ion dan molekul-molekul tidak pernah keruh. Larutan menjadi keruh bila terjadi
pengendapan (presipitasi) yang merupakan keadaan kejenuhan dari suatu senyawa kimia.
Partikel-partikel tersuspensi biasa, mempunyai ukuran lebih besar dari partikel koloid
dan dapat menghalangi sinar yang akan menembus suspensi,sehingga suspensi tidak
3
dapat dikatakan keruh, karena sebenarnya air di antara partikel-partikel tersuspensi tidak
keruh dan sinar tidak menyimpang (Alaerts dan Santika, 1987).
Zat Padat Tersuspensi (TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,
tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang
ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan
organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution,M.I, 2008). Zat
padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen,
dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan dan Edward,
2003). TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS
sangat bervariasi, mulai kurang dari 5 mg L-1 yang yang paling ekstrem 30.000 mg L-1
di beberapa sungai. TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di alur sungai, juga
berhubungan erat dengan transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama fosfor),
logam, dan berbagai bahan kimia industri dan pertanian (Anonymous, 2002).
Total Suspended Solid (TSS), adalah salah satu parameter yang digunakan untuk
pengulkuran kualitas air. Pengukuran TSS berdasarkan pada berat kering partikel yang
terperangkap oleh filter, biasanya dengan ukuran pori tertentu.
Kandungan TSS memiliki hubungan yang erat dengan kecerahan perairan. TSS
memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya
untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat
dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk
menyebarkan cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi
dalam sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran
akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi.
Padatan tersuspensi tidak diinginkan dalam air karena beberapa alasan. :
Padatan tersuspensi secara penampilan tidak menyenangkan dan menyediakan
tempat adsorpsi untuk zat kimia dan biologi. Padatan tersuspensi organik mungkin
didegradasi secara biologi, menghasilkan produk samping yang tidak diinginkan.
Padatan terlarut yang secara biologi aktif (hidup) termasuk organisme penyebab
penyakit dan strain penghasil racun dari alga.
4
Nilai TSS umumnya semakin rendah ke arah laut. Hal ini disebabkan padatan
tersuspensi tersebuit disupply oleh daratan melalui aliran sungai. Keberadaan padatan
tersuspensi masih bisa berdampak positif apabila tidak melebihi toleransi sebaran
suspensi baku mutu kualitas perairan yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan
Hidup, yaitu 70 mg/l.
Nilai TSS dari contoh air biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air
dengan volume tertentu, biasanya dalam ukurtan liter, melalui sebuah filter dengan
ukuran pori-pori tertentu. Sebelumnya, filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan
dibandingkan dengan berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami pengeringan.
Berat filter tersebut akan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-partikel
tersuspensi yang terperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang tersuspensi ini dapat
berupa bahan-bahan organik dan inorganik. Satuan TSS adalah miligram per liter (mg/l).
Contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah
ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat
konstan pada suhu 103C sampai dengan 105C. Kenaikan berat saringan mewakili
padatan tersuspensi total (TSS). Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan
memperlama penyaringan, diameter pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi
volume contoh uji. Untuk memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan
terlarut total dan padatan total.
1000
= ( )
Keterangan:
A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
TSS = Total Suspended Solid (mg/L)
5
4. Cara Menurunkan TSS dalam Air
Berikut adalah beberapa cara untuk menurunkan kadar TSS dalam air:
b. Proses Sedimentasi
Proses ini adalah rangkaian dari proses sebelumnya yakni proses koagulasi.
Pada Cara ini TSS yang sudah menjadi endapan atau sludge diendapakan dengan
gravitasi pada tangki dengan berbentuk kerucut dibawah. Sehingga Endapan dapat
dialirkan untuk masuk ke proses filtrasi ataupun dengan sludge press equipment
seperti filter press atau screw press.
6
d. Mengunakan Floating Solid Trap
Sebenarnya sistem ini mirip sekali dengan grease trap yang digunakan untuk
menangkap minyak dari air. Proses ini cocok untuk menurunkan TSS yang bersifat
mengambang diatas permukaan air dan dengan debit yang rendah.
Proses menggunakan kedua jenis filter ini cocok untuk diterapkan pada air
dengan tingkat TSS yang rendah ataupun sering juga kita jumpai digunakan pada
post treatment atau treatment tahap akhir.
Air dipompakan menuju pasir berkerapatan 40 - 80 mesh, sehingga kotoran
terperangkap. Zat kotoran serta zat organik yang lolos selanjutnya dapat ditangkap
oleh karbon aktif filter. Sehingga dihasilkan air yang bersih.
Penggunaan filter press ataupun screw press juga termasuk kategori ini. Sludge
yang mengandung banyak air ditekan dengan menggunakan kain berkerapatan
tinggi, sehingga dihasilkan sludge dengan kandungan air minimal.
Untuk menurunkan TSS secara sempurna dari air, penting sekali untuk dapat
merancang suatu desain wastewater treatment yang sesuai. Dan berikut adalah flow sheet
desain rancangan yang biasa digunakan dalam wastewater treatment plant untuk
mengurangi jumlah suspended solid.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
8
Daftar Pustaka
Agusnar, Harry. 2007. Kimia Lingkungan. Medan : USU Press. Halaman 10 dan 16.
https://environmentalchemistry.wordpress.com/2012/01/11/total-suspended-solid-tss-2/
http://www.bodcodmeter.com/2015/05/definisi-tss-total-suspended-solid.html
http://pustakabakul.blogspot.co.id/2012/02/total-suspended-solid-tss.html