Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

SEDIMENTOLOGI

TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID)

OLEH:
RAKHEL MARGARETA SITOHANG
08051382025098
B

LABORATORIUM OSEANOGRAFI DAN INSTRUMENTASI


KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber pada perairan merupakan hasil dari alam yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia yaitu di lingkungan rumah tangga yang
ternyata berbeda di setiap tingkat kehidupan manusia. Pada saat ini, sumber daya
air menjadi masalah utama dalam meliputi kuantitas air terutama pada air bersih
yang semakin lama semakin menurun sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan manusia. Air secara umum digunakan untuk berbagai keperluan
misalnya seperti untuk kegiatan rumah tangga, industri, pertanian dan transportasi.
Sifat air yang unik adalah mampu melarutkan berbagai zat baik dari fasa padat,
cair, gas maupun mikroorganisme (Zulhilmi et al. 2019).
Batuan sedimen diketahui berasal dari hasil yang berasal dari erosional
beberapa batuan lainnya yang tersimpan di dalam permukaan bumi dikarenakan
adanya pengaruh dari suhu serta tekanan di perairan tersebut. Perlu diketahui
bahwa batuan sedimen bermacam-macam dan juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan pembagiannya, namun adanya berbagai sumber material dan juga
lingkungan, sehingga membuat batuan sedimen menjadi sulit untuk
diklasifikasikan atau dikelompokan dari batuan lainnya. Pada umumnya batuan
sedimen juga dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa batuan klastik dan batuan non
klastik seperti kimia-organik. Batuan sedimen secara umum dapat dikelompokkan
berdasarkan tekstur, komposisi dan sifat batuan (Ningsih et al. 2021).
Kondisi Hidro-Oseanografi pada suatu pantai dapat mempengaruhi jenis
dan pola sebaran yang ada pada sedimen, aspek-aspek pada Hidro-Oseanografi
yang dimaksud antara lain ialah angin, gelombang dan pasang surut air laut.
Angin yang terjadi di daerah sekitar pantai dapat membangkitkan gelombang,
dimana arah gelombang tidak selalu mengikuti arah pergerakan angin tapi juga
dalam berbagai sudut terhadap arah pergerakan angin. Terbentuknya gelombang
juga bisa diakibatkan oleh pasang surut air laut serta gempa vulkanik maupun
tektonik yang terjadi di dasar laut yang biasa disebut dengan gelombang Tsunami,
namun gaya yang terjadi pada gelombang yang sering terjadi ialah diakibatkan
oleh angin dan pasang surut air laut (Irawan et al. 2018).
Total Suspended Solid (TSS) adalah polutan penting dalam limpasan air
hujan yang menurunkan kualitas menerima air dengan membuatnya keruh,
menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi spesies perbedaan. Saat
mengendap di dasar, sedimen berlebih merusak tempat pemijahan ikan dan habitat
biota dasar yang bergantung pada celah-celah pasir dan partikel kerikil untuk
habitatnya. Selain itu, banyak polutan menempel pada partikel sedimen.
Mengingat ini, banyak otoritas telah mengembangkan berbagai program,
teknologi, dan solusi manajemen untuk mengontrol pemuatan TSS dan untuk
mengurangi dampak pada air penerima (Purba et al. 2018).
Pemukiman pada daerah perairan berguna untuk kegiatan perikanan,
pemukiman dan pariwisata untuk banyak orang. Daerah perairam tidak lepas dari
proses alam yang ada di pantai Indonesia yaitu terjadimya proses abrasi dan
sedimentasi. Abrasi dan sedimentasi dapat menyebabkan hal yang cukup serius
ketika akibat yang datang ditimbulkan lalu mulai terasa bagi kehidupan mahkluk
hidup lainnya. Wilayah pantai menjadi tidak seimbang ketika jumlah material
yang terangkut dan yang terendap tidak sama terjadi. Hal–hal ini menjadi penting
untuk diketahui bagi seorang perencana untuk membangun lingkungan kehidupan
yang aman di daerah pantai (Manansang, 2018).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami cara analisis Total Suspended Solid (TSS) di
kolom perairan
2. Mahasiswa dapat memahami cara menganalisis data Total Suspended
Solid (TSS)

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu memahami cara analisis Total Suspended Solid (TSS)
di kolom perairan
2. Mahasiswa mampu memahami cara menganalisis data Total Suspended
Solid (TSS)
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Total Suspended Solid (TSS)


Total padatan tersuspensi (TSS) dianggap sebagai salah satu polutan
utama yang berkontribusi terhadap kerusakan air kualitas, berkontribusi pada
biaya yang lebih tinggi untuk pengolahan air, penurunan sumber daya ikan, dan
estetika umum dari air. Kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan air limbah
termasuk kontrol kualitas air, perlindungan, garis pantai, dan identifikasi umur
ekonomis alat pelindung struktur. Sedimen diprediksi tersuspensi penting dalam
pengendalian kualitas air limbah. TSS adalah sebuah parameter penting, karena
kelebihan TSS menghabiskan zat terlarut oksigen (DO) dalam air limbah. Oleh
karena itu, penting untuk diketahui nilai-nilai TSS influen di cakrawala waktu
mendatang untuk mempertahankan karakteristik limbah yang diinginkan (Yonar
et al. 2021).
Total Suspended Solid atau TSS adalah polutan penting dalam limpasan air
hujan yang menurunkan kualitas menerima air dengan membuatnya keruh,
menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi spesies perbedaan. Saat
mengendap di dasar, sedimen berlebih merusak tempat pemijahan ikan dan habitat
biota dasar yang bergantung pada celah-celah pasir dan partikel kerikil untuk
habitatnya. Selain itu, banyak polutan menempel pada partikel sedimen.
Mengingat ini, banyak otoritas telah mengembangkan berbagai program,
teknologi, dan solusi manajemen untuk mengontrol pemuatan TSS dan untuk
mengurangi dampak pada air penerima bagi padatan (Purba et al. 2018).
Total padatan solid merupakan suatu jumlah materi padatan yang terdapat
dalam limbah pada bahan organik selama berlangsungnya proses digester terjadi
dan ini mengindikasikan laju penghancuran ataupun pembusukan terhadap
material padatan limbah organic yang terdapat pada biodigester. Total solid
merupakan salah satu faktor yang dapat menunjukkan telah terjadinya suatu
proses pendegradasian karena adanya padatan ini akan menjadi dirombak pada
saat terjadinya pendekomposisian bahan. TSS yang tinggi dapat menyebabkan
nilai konsentrasi padatan tersuspensi total yang tinggi menjadi menurunkan
aktivitas fotosintesa tumbuhan laut yang mikro maupun makro, sehingga oksigen
yang dilepaskan tumbuhan menjadi berkurang (Jiyah et al. 2017).
Total suspended solid (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan
oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran
partikel koloid. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan
membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan.
Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan adalah
kecenderungan ukuran untuk menyebarkan cahaya (Kamajaya et al. 2021).
TSS (Total Suspended Solid) termasuk dalam salah satu contoh hasil
parameter yang digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kesuburan
di suatu perairan. Pada umumnya, tinggi rendahnya suatu parameter tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor hidrologi perairan yaitu seperti pasang surut,
suhu, salinitas, pH, arus, dan kecerahan. Secara umum saat terbawanya sedimen
sampai ke bagian estuari dapat menyebabkan adanya TSS di suatu perairan
tersebut. Pada umumnya, nilai TSS yang tinggi akan menunjukkan adanya tingkat
pencemaran yang tinggi juga. Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik dari
suatu perairan dan juga dapat mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis
dari biota air pada suatu perairan (Yonar et al. 2021).
TSS adalah Zat-zat padat yang berada tersuspensi dalam air (measurement
> 1 μm). Materi yang tersuspensi adalah materi yang mempunyai ukuran lebih
besar daripada molekul/particle terlarut. Terdiri dari lumpur dan pasir halus serta
jasad-jasad renik. Penyebab TSS di perairan yang utama adalah kikisan tanah atau
erosi tanah yang terbawa ke badan air. Dalam konsentrasi tinggi akan
menghambat penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya
expositions fotosintesis. TSS berbanding lurus dengan turbidity (kekeruhan) dan
berbanding terbalik terhadap transparancy (kejernihan) (Afgatian et al. 2020).

2.2 Material Pada Total Suspended Solid (TSS)


Total padatan tersuspensi suatu perairan merupakan material yang halus
dalam air yang mengandung lanau, bahan organik, mikroorganisme, limbah
industri dan rumah tangga yang dapat diketahui beratnya setelah disaring dengan
kertas saring berukuran 0,042 mm. Bahan organis tersuspensi adalah fitoplankton,
zooplankton, jamur, bakteri dan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati,
sedangkan bahan anorganik tersuspensi adalah berupa koloid lumpur dan partikel
tanah. Nilai konsentrasi total padatan tersuspensi yang tinggi dapat menghalangi
aktivitas fotosintesis tumbuhan laut baik yang mikro maupun makro sehingga
mengakibatkan kandungan oksigen dalam air menjadi berkurang (Mustofa, 2017).
Pergerakan dan migrasi total padatan tersuspensi (TSS) merupakan bagian
penting dari siklus material global, dan sangat penting terutama untuk karbon,
nitrogen, dan siklus kimia kehidupan lainnya. Variasi spasial dan temporal
konsentrasi TSS di muara dan pantai tidak hanya masalah kegiatan produksi
ekonomi yang erat kaitannya dengan pantai muara, seperti sebagai perdagangan,
transportasi dan produksi perikanan, tetapi juga fokus pembangunan berkelanjutan
dari masyarakat manusia, seperti perencanaan wilayah pesisir dan pelabuhan dan
pembangunan saluran air (Yonar et al. 2021).
Beban pada total padatan tersuspensi (TSS) adalah salah satu parameter
terpenting untuk mengevaluasi cuaca basah polusi dalam sistem sanitasi
perkotaan. Faktanya, polutan seperti logam berat, hidrokarbon aromatik polisiklik
(PAH), senyawa fosfor dan organik teradsorpsi ke partikel ini sehingga beban
TSS yang tinggi menunjukkan dampak potensial pada perairan penerima. Model
memprediksi kemungkinan beban TSS yang timbul dari luapan saluran
pembuangan gabungan (CSO) dalam sistem saluran pembuangan gabungan serta
dari air hujan di sistem saluran pembuangan terpisah selain jumlah TSS
dipertahankan dalam perangkat perawatan di kedua sistem saluran pembuangan
(Kamajaya et al. 2021).
Jumlah total padatan tersuspensi (TSS) merupakan hal yang penting pada
parameter kualitas air yang relevan tidak hanya untuk penetrasi cahaya dan
produktivitas ekologis tetapi juga untuk pengangkutan polutan seperti fosfor TSS
yang juga dapat dikaitkan dengan pendekatan penilaian risiko dan konsep
pengelolaan air. TSS meningkat sangat cepat selama banjir, salju mencair atau
gangguan mekanis sedimen di sungai yang menyebabkan fluks puncak partikel
yang diucapkan, dan dengan demikian, polutan yang terikat partikel. Dalam waktu
berarti fluks polutan tahunan kurang diperhitungkan dan diremehkan. Namun,
untuk pemantauan resolusi tinggi dari polutan terikat partikel di lapangan,
teknologi yang sesuai masih harus dikembangkan (Khofifah dan Maisari, 2022).
Komposisi pada hasil dari Total Suspended Solid yaitu dapat berupa pasir,
lanau, lempung, endapan mineral, dan bahan biologis. Pembentukan pada TSS
terutama tergantung pada hasil dari proses fisik yang didorong oleh proses
terjadinya hidrologi. Proses hidrologi yang menghasilkan TSS di sungai termasuk
hasil erosi tanah permukaan yang berdekatan dan tepi sungai, gerusan dasar
sungai, dan agregasi pada bahan organik terlarut atau presipitasi kimia padatan
anorganik di dalam kolom air (Kamajaya et al. 2021).
Terdapat perbedaan pada nilai konsentrasi TSS yaitu dimana pada saat
tinggi di daerah muara sungai dan pada saat semakin rendah TSS dapat menuju ke
arah laut lepas. Hasil dari konsentrasi yang tinggi terlihat di dalam area sungai
yang diduga disebabkan terjadinya dikarenakan pada area tersebut menjadi tempat
akumulasi padatan yang berasal dari sungai-sungai yang bermuara ke muara
sungai tersebut. Saat kondisi surut, terlihat memiliki perbedaan sebaran jika
dibandingkan dengan kondisi pasang (Arifelia et al. 2017).

2.3 Persebaran Total Suspended Solid (TSS)


Padatan tersuspensi total merupakan bahan tersuspensi dan tidak terlarut
dalam air. Nilai kecerahan akan rendah jika kekeruhan atau kandungan TSS-nya
tinggi, sebaliknya akan tinggi jika kekeruhan atau TSS-nya rendah. Padatan
tersuspensi yang tinggi akan mempengaruhi biota air, dari dua sisi. Pertama,
menghalangi atau mengurangi penetrasi cahaya kedalam kolom air sehingga
menghambat proses fotosintesis fitoplankton atau tumbuhan air, yang selanjutnya
berarti mengurangi pasokan oksigen terlarut. Kedua, secara langsung kandungan
padatan tersuspensi yang tinggi dapat mengganggu biota (Purba et al. 2018).
Semua padatan tersuspensi tersuspensi dalam air dan tidak terlarut.
Tingkat kekeruhan atau TSS yang tinggi menghasilkan nilai kecerahan yang
rendah dan tingkat kekeruhan atau TSS yang rendah menghasilkan nilai kecerahan
yang tinggi.
Tingginya kadar padatan tersuspensi mempengaruhi kehidupan akuatik dalam dua
cara. Pertama, mereka memblokir atau mengurangi penetrasi cahaya ke dalam
kolom air, menghambat proses fotosintesis fitoplankton dan tanaman air lainnya.
Ini berarti penurunan suplai oksigen terlarut. Kedua, kandungan bahan tersuspensi
yang tinggi secara langsung dapat mempengaruhi biota (Arifelia et al. 2017).
Total Suspended Solid adalah kandungan partikel-partikel zat padat yang
tersuspensi dalam air yang dapat dipisahkan dari penyaringan. Bertujuan untuk
mengukur kandungan partikel zat padat yang tidak larut dalam air. Suspended
Solid yang melebihi ambang batas akan menyebabkan bercak-bercak pada produk
kertas, juga akan berpengaruh pada tingginya penambahan bahan kimia.
Parameter Suspended Solid adalah parameter air yang penting untuk menyatakan
tingkat pencemaran air dan layak tidaknya air tersebut dapat digunakan. Evaluasi
Total Suspended Solid (TSS) dalam proses pemantauan mutu perairan pesisir
adalah salah satu bentuk implementasi dari teknologi penginderaan jauh (Arifelia
et al. 2017).
Konsentrasi TSS di perairan umumnya terdiri dari fitoplankton,
zooplankton, night soil, kotoran hewan, lumpur, residu hewan dan tumbuhan,
serta limbah industri. Zat tersuspensi dalam badan air alami tidak beracun, tetapi
terlalu banyak dari mereka meningkatkan nilai kekeruhan, lebih lanjut
menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam kolom air. TSS terkait erat dengan
erosi tanah dan sungai dan bervariasi dari kurang dari 5 mg/L-1 hingga paling
ekstrim 30.000 mg/L-1 di beberapa sungai. Selain menjadi ukuran penting dari
erosi sungai, TSS terkait erat dengan pengangkutan nutrisi (terutama fosfor),
logam, dan berbagai industri dan pestisida melalui sistem sungai (Kamajaya et al.
2021).
Pergerakan dan migrasi yang terjadi pada sedimen tersuspensi total (TSS)
merupakan hal yang penting dari siklus pada material global, dan sangat penting
terutama pada karbon, nitrogen dan siklus kimia kehidupan lainnya. Total
sedimen tersuspensi dapat terjadi dengan variasi spasial dan temporal konsentrasi
TSS di muara dan pantai tidak hanya masalah kegiatan produksi ekonomi yang
terkait erat dengan pantai muara, seperti perdagangan, transportasi dan produksi
perikanan, tetapi juga fokus pembangunan berkelanjutan masyarakat manusia,
seperti perencanaan wilayah pesisir dan pergerakan dan migrasi pembangunan
pelabuhan dan saluran air (Afgatian et al. 2020).
Padatan tersuspensi (total suspension solids) adalah komponen biologis
seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, atau detritus, baik pasir, lanau,
lempung,
atau padatan tersuspensi lainnya di dalam air. Bentuk komponen biologis. partikel
sedimen. Padatan tersuspensi adalah medan reaksi kimia heterogen dan bertindak
sebagai sedimen terbesar di dalam kolom air. Padatan juga dapat menyebabkan
bau
tak sedap dan kadar oksigen terlarut yang rendah. Padatan juga menghalangi sinar
matahari memasuki air (Purba et al. 2018).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Sedimentologi dengan judul Total Suspended Solid (TSS) yang
dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 Pukul 13.00 WIB sampai dengan
selesai yang bertempat di Laboratorium Oseanografi dan Instrumentasi Kelautan,
Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu :
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Air Danau, Air Sungai, Sebagai bahan praktikum
Air Limbah, Air Selokan
2 Gelas Beaker Sebagai wadah sampel
3 Kertas Saring Untuk memisahkan atau menyaring sampel
4 Timbangan Untuk Mengukur massa atau berat
5 Vacum pump Untuk mengeluarkan molekul-molekul gas
dari dalam sebuah ruangan tertutup untuk
mencapai tekanan vakum.
6 Desikator Untuk menghilangkan air dan kristal hasil
pemurnian
7 Alumunium Foil Untuk tempat wadah yang tahan panas
8 Corong Buncin Untuk corong vacum pump dan tempat kertas
saring
9 Oven Untuk mengeringkan kertas saring
3.3 Cara Kerja
Adapun langkah kerja yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu :
Cuci gelas beaker 100 ml dengan air bersih, bilas dan keringkan

Semprotkan pinset menggunakan handsanitizer untuk mensterilkan, dan ambil


kertas saring menggunakan pinset dan timbang dengan neraca analitik

Siapkan vacum pump, kertas saring, dan corong cuncin untuk melakukan
penyaringan air

Saring air danau, air selokan, air limbah, dan air sungai dengan masing –
masing sebanyak 100 ml

Setelah dilakukan penyaringan, letakan kertas saring kedalam nampan yang


beralas alumunium foil dan letakan dioven.

Keringkan bagian yang tersaring pada suhu 103-105⁰C selama 1 jam

Masukkan kertas saring ke dalam desikator dan timbang. Lakukan


penimbangan berulang-ulang hingga dapat berat konstan dan diperoleh berat
kering sampel dan filter (Wt)

Lakukan perhitungan TSS menggunakan rumus Apha

3.4 Analisa Data


1. Siapkan kertas saring dan pinset serta bahan sampel air danau, air, sungai, air
limbah, dan air selokan.
2. Timbang berat kering kertas saring pada masing – masing sampel.

3. Kemudian siapkan burcen dan vacum pump, lalu letakan kertas saring yang
sudah di timbang berat keringnya kedalam burcer dengan menggunakan
pinset.
4. Kemudian siram dengan air biasa dengan corong burcer agar kertas saring
tersebut menempel pada corong burcer.

5. Setelah itu, masukan sampel air danau kedalam corong buncer. Setelah proses
penyaringan pada sampel air danau selesai, lakukan langkah – langkah
sebelumnya untuk sampel air sungai, air limbah, dan air selokan.
6. Setelah semua sampel air telah disaring, kemudia letakan keempat kertas
saring tersebut kedalam nampan yang beralaskan alumunium foil.

7. Masukan nampan tersebut kedalam oven dan tunggu.

8. Setelah itu, letakan kertas saring kedalam desikator.

9. Setelah semua prosedur pengeringan selesai, timbang berat akhir masing


masing sampel lalu catat hasilnya.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Volume air yang disaring Wo Wt TSS
Stasiun (ml) (mg) (mg) (mg/L)
Danau 1 1000 109,7 114,4 4,7
Sungai 2 1000 109,5 112,2 2,7
Limbah 3 20 109 149,6 2030
Seloka
n 4 10 108,7 136,5 2780

Pada praktikum kali ini dengan judul materi Total Suspended Solid (TSS)
dimana para praktikan melakukan analisis data pada air yang diuji yaitu pada air
danau, air sungai, air limbah dan air selokan dengan menyaring airnya, lalu
memasukkan hasil data yang sudah didapatkan dengan cara di masukkan ke
microsoft excel. Hasil data TSS yang telah tersedia, didapatkan dengan metode
gravimetri, dimana metode ini memiliki cara prinsip melewatkan sampel melalui
media saring berpori yang hasilnya segala materi zat padat akan tertahan pada
permukaan media saring pada alatnya.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada gambar diatas merupakan
pengolahan TSS dari keempat air yang didapatkan, dimana hasil volume air yang
ada pada stasiun 1 sebanyak 1000 ml dengan Wo senilai 109.7 mg, Wt senilai
114.4 mg dan nilai TSS sebanyak 4.7 mg/L. Pada stasiun 2 volume air yang
disaring sebanyak 1000 ml dengan total TSS sebanyak 2.5 mg/L. Stasiun 3
memiliki volume air yang disaring sebanyak 20 ml dan jumlah TSS sebanyak
2030 mg/L. Sedangkan pada stasiun terakhir memiliki volume air yang disaring
sebanyak 10 ml dan total TSS sebanyak 2780 mg/L.
Hasil pada total padatan tersuspensi terbanyak yang dihasilkan pada saat
praktikum terdapat pada stasiun 4 yakni berasal dari air selokan yakni berjumlah
2780 mg/L. Konsentrasi TSS yang tinggi menghambat proses fotosintesis dengan
menghambat masuknya cahaya ke dalam air. Hal lain yang menjadi penyebab
adalah banyaknya limbah yang terdapat pada air selokan, yang terus-menerus
membawa partikel tersuspensi dari tanah dan tentu saja akan menyebabkan
konsentrasi TSS menjadi tinggi. Total TSS tinggi pada suatu perairan dapat
disebabkan oleh adanya erosi tanah atau erosi tanah yang masuk ke badan air.
4.2 TSS Pada Air
4.2.1 Air Danau

Pada kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan pada saat praktikum


Sedimentologi, dengan materi Total Suspended Solid (TSS) dimana terdapat
langkah utama pada kegiatan tersebut ialah penggunaan metode gravimetri.
Setelah dilakukan analisis menggunakan metode gravimetri, langkah selanjutnya
merupakan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel, dengan
jumlah stasiun yang digunakan yaitu berjumlah 4 stasiun. Stasiun tersebut terdiri
dari air danau, air sungai, air limbah, dan air selokan dan sampel yang digunakan
pada kegiatan praktikum ini berasal dari sungai lumpur.
Hasil pada gambar yang didapatkan diatas merupakan hasil dari sampel air
danau yakni merupakan stasiun 1 dalam pengambilan sampel yang dilakukan saat
praktikum dengan jumlah volume air yang disaring sebanyak 1000 ml. Pada
stasiun 1 didapatkan hasil Wo yakni berat kering sebanyak 109.7 mg dan nilai Wt
sebanyak 114.4 mg, dengan nilai total padatan tersuspensi sebesar 4.5 mg/L.
Pada air danau yang diketahui berasal dari air hujan, air sungai, air tanah,
atau mata air. Air danau dapat berkurang karena adanya penguapan, perembesan
ke dalam tanah, dan adanya aliran ke luar oleh sungai. Penguapan dan
pengembunan biasanya berimbang, kecuali di daerah yang sangat lembap atau
sangat kering. Nilai kecerahan suatu badan air erat kaitannya dengan penetrasi
cahaya matahari ke dalam badan air tersebut. Sinar matahari mendukung proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen terlarut, faktor penting bagi kehidupan
akuatik. Bahan anorganik yang terdapat pada sampel pertama ini termasuk tanah
liat dan butiran pasir, sedangkan bahan organik termasuk sisa-sisa tanaman dan
padatan biologis lainnya seperti sel alga dan bakteri.
4.2.2 Air Sungai

Pada Praktikum Sedimentologi dilakukan analisa air pada sampel kedua


yang telah diamat dan dilakukan pengujian metode gravimetri merupakan sampel
yang berasal dari air sungai. Nilai TSS yang terdapat pada perairan sungai dapat
dijadikan sebagai indicator kulaitas air sungai. Kualitas air sungai sering menjadi
ukuran standar kesehatan ekosistem perairan dan kesehatan manusia air minum.
Kualitas air sungai juga memberikan ukuran kondisi air yang berkaitan dengan
kehidupan akuatik dan kebutuhan manusia.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan setelah dilakukan proses
pengolahan data yakni memiliki jumlah volume yang disaring sebanyak 1000 ml
hasil volume saring didapatkan dengan penggunaan kertas saring, kemudian
jumlah Wo berat kering miliki nilai sebesar 109.5 mg dan nilai Wt sebesar 112.2
mg dengan hasil akhir yaitu total nilai padatan tersuspensi yaitu sebesar 2.7 mg/L.
Endapan sedimen yang tersebar di perairan daerah penelitian menunjukkan waktu
pengendapan sedimen yang pendek, dimana skor gradasi tinggi menunjukkan
keseragaman butir sedimen yang buruk (buruk sampai sedang).
Berdasarkan nilai TSS pada suatu perairan yang merupakan hasil dari
sedimen yang mengapung yang berada di kolom perairan, bergerak tanpa
menyentuh dasar, dan dipengaruhi oleh faktor daratan, arus sungai, dan
oseanografi. Air sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang
mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
Pengendapan sedimen dipengaruhi oleh kecepatan aliran yang kuat yang dicirikan
oleh ukuran butir yang kasar, sedangkan ukuran butir yang halus dicirikan oleh
arus yang lemah. Ukuran dasar partikel merupakan indikator kekuatan arus dan
gelombang yang bekerja di lingkungan sedimen.
4.2.3 Air Limbah

Pada kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan di Praktikum


Sedimentologi, dengan materi Total Suspended Solid (TSS) langkah utama pada
kegiatan tersebut ialah penggunaan metode gravimetri. Setelah dilakukan analisis
menggunakan metode gravimetri, langkah selanjutnya merupakan pengolahan
data dengan menggunakan Microsoft Excel, dengan jumlah stasiun yang
digunakan yaitu berjumlah 4 stasiun. Stasiun selanjutnya yaitu stasiun 3 yakni
berasal dari air limbah. Air limbah adalah kombinasi dari cairan atau limbah yang
terbawa air dari kegiatan domestik, kelembagaan, komersial, dan industri,
bersama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin dihasilkan.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan setelah dilakukan proses
pengolahan data yakni memiliki jumlah volume yang disaring sebanyak 20 ml
hasil volume saring didapatkan dengan penggunaan kertas saring, kemudian
jumlah Wo berat kering miliki nilai sebesar 109 mg dan nilai Wt sebesar 149.6
mg dengan hasil akhir yaitu total nilai padatan tersuspensi yaitu sebesar 2030
mg/L. Endapan sedimen yang tersebar di perairan daerah penelitian menunjukkan
waktu pengendapan sedimen yang pendek, dimana skor gradasi tinggi
menunjukkan keseragaman butir sedimen yang buruk (buruk sampai sedang).
Bentuk dari padatan (koloid) pada hasl TSS tidak dapat mengendap secara
langsung dan biasanya hasil padatan ini lebih kecil ukuran dan beratnya (>1 m)
dibandingkan sedimen seperti erosi tanah akibat erosi tanah. Jika kadar TSS lebih
tinggi dari baku mutu yang dipersyaratkan, maka hasil air akan menjadi keruh,
proses fotosintesis akan terganggu, dan regenerasi DO (oksigen terlarut) yang
dikeluarkan oleh tanaman ke dalam air akan berkurang. tanaman akan berhenti
memproduksi oksigen dan mati hingga tidak terdeteksi hasilnya.
4.2.4 Air Selokan

Berdasarkan Praktikum Sedimentologi dimana mengolah sampel pada air


selokan untuk sampel terakhirnya. Pada sampel terakhir yaitu sampel keempat
yang telah diamati dan dilakukan pengujian metode gravimetri merupakan sampel
yang berasal dari air selokan. Air selokan dibagi menjadi dua jenis, primer detent
(tidak mengalir) selokan. Biasanya, selokan jenis ini berwarna hitam, berbau
menyengat, menjadi tempat berkembang biaknya penyakit dan nyamuk, serta
tidak berguna bagi manusia. Kedua, air selokan mengalir tapa henti ke hilir. Air
selokan kedua ini awalnya terlihat kotor, tetapi akhirnya akan menjadi bersih dari
sebelumnya.
Hasil yang telah didapatkan setelah dilakukan proses pengolahan data
yakni memiliki jumlah volume yang disaring sebanyak 10 ml hasil volume saring
didapatkan dengan penggunaan kertas saring, kemudian jumlah Wo berat kering
miliki nilai sebesar 108.7 mg dan nilai Wt sebesar 136.5 mg dengan hasil akhir
yaitu total nilai padatan tersuspensi yaitu sebesar 2780 mg/L. Semua padatan
tersuspensi tersuspensi dalam air dan tidak terlarut. Tingkat kekeruhan atau TSS
yang tinggi menghasilkan nilai kecerahan yang rendah dan tingkat kekeruhan atau
TSS yang rendah menghasilkan nilai kecerahan yang tinggi.
Nilai pada Total Suspended Solid, yaitu hasil kecerahan dan kekeruhan
adalah parameter yang relevan. Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi
sebanding dengan peningkatan konsentrasi kekeruhan dan berbanding terbalik
dengan kecerahan. Adanya hasil padatan yang tersuspensi dalam air
mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk ke badan air. Ketiga
parameter ini memegang peranan yang sangat penting dalam produktivitas air. Hal
ini berkaitan erat dengan proses fotosintesis dan respirasi pada organisme akuatik.
V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Hasil TSS terbanyak terdapat pada stasiun 4 yakni berasal dari air selokan
yakni berjumlah 2780 mg/L.
2. Air danau dapat berkurang karena adanya penguapan, perembesan ke
dalam tanah, dan adanya aliran ke luar oleh sungai.
3. Hasil akhir air sungai total nilai padatan tersuspensi yaitu sebesar 2.7
mg/L.
4. Kadar TSS lebih tinggi dari baku mutu yang dipersyaratkan, maka hasil air
akan menjadi keruh
5. Tingkat kekeruhan TSS yang tinggi menghasilkan nilai kecerahan yang
rendah dan tingkat kekeruhan TSS yang rendah menghasilkan nilai
kecerahan yang tinggi.

5.2 Saran
Pada praktikum Sedimentologi dengan judul Total Suspended Solid (TSS)
yang dilaksanakan secara offline. Sebelumnya saya ingin mengucapkan rasa
terima kasih kepada seluruh asisten yang telah bersedia mengajar dan kepada para
praktikan yang bisa mengikuti kegiatan praktikum dengan baik dari awal hingga
akhir. Semoga kedepannya praktikum Sedimentologi ini lebih baik agar bisa
memberikan materi yang bermanfaat. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Afgatiani PM, Maryani H, Syarif B. 2020. Deteksi Sebaran Muatan Padatan


Tersuspensi Dengan Model Empiris Dan Model Semi-Analitik Di Perairan
Bekasi. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 (2) : 341-351
Arifelia DR, Diansyah G, Surbakti H. 2017. Analisis kondisi perairan ditinjau dari
konsentrasi total suspended solid (tss) dan sebaran klorofil-a di Muara
Sungai Lumpur, Sumatera Selatan. Maspari Vol. 9(2): 95-104
Fathiyah N, Pin TJ, Saraswati R. 2017. Pola spasial dan temporal total suspended
solid (tss) dengan citra spot di Estuari Cimandiri, Jawa Barat. National
Seminar Politeknik Negeri Bandung, 2017. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung. Hlm 518-526
Irawan S, Riza F. Arif R. 2018. Kondisi Hidro-Oseanografi (Pasang Surut, Arus
Laut, Dan Gelombang) Perairan Nongsa Batam. Kelautan Vol. 11 (1) : 56-
68
Jiyah, Sudarsono B, Sukmono A. 2017. Studi distribusi total suspended solid (tss)
di perairan Pantai Kabupaten Demak menggunakan citra landsat. Geodesi
Undip Vol. 6(1): 41-47
Kamajaya GY. Dewa NP, Nyoman GP. 2021. Analisis Sebaran Total Suspended
Solid (TSS) Berdasarkan Citra Landsat 8 Menggunakan Tiga Algoritma
Berbeda di Perairan Teluk Benoa, Bali. Journal of Marine and Aquatic
Sciences Vol. 7 (1) : 18-24
Khofifah, Maisari U. 2022. Analisis kadar Total Dissolved Solid (TDS) dan Total
Suspended Solid (TSS) Pada Limbah Cair dari Industri Gula Tebu.
Indonesian Journal of Chemical Research Vol. 7 (1) : 43-49
Manansang MK. 2018. Analisis Pengaruh Breakwater Terhadap Transpor
Sedimen Pantai Sindulang 1 Sampai Tumumpa 2. Sipil Statik Vol. 6(2):
113-124
Mustofa A. 2017. Kandungan total zat padat tersuspensi dari outlet tambak udang
intensif di Kabupaten Jepara. Disprotek Vol. 8(1): 34-45
Ningsih E, Barus B. Aryawati R. Ramadhan S. Supriyadi F. 2021. Penentuan Tipe
Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Banyuasin Berdasarkan Nilai
Hambur Balik Akustik. Penelitian Sains Vol. 23 : (2) : 89-102
Purba RH, Mubarak, Galib M. 2018. Sebaran total suspended solid (tss) di
kawasan Muara Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Perikanan Dan Kelautan Vol. 23(1): 21-30
Yonar M, Luthfi O. Isdianto A. 2021. Dinamika Total Suspended Solid (TSS) di
sekitar terumbu karang Pantai Damas, Trenggalek. Journal of Marine and
Coastal Science Vol. 10 (1) : 48-57
Zulhilmi, Ismail E. Darwin S. Idawati. 2019. Faktor Yang Berhubungan Tingkat
Konsumsi Air Bersih Pada Rumah Tangga Di Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireun. Biology Education Vol. 7 (2) : 110-126

LAMPIRAN COVER JURNAL

Anda mungkin juga menyukai