Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
5B
Analis Kesehatan
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
Penyusun :
Nim : 1804034084
Mengetahui,
DOSEN PEMBIMBING
Menyetujui,
Wakil Dekan IV
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga saya
bisa menyelesaikan proposal Pemberdayaan Keluarga Dhuafa tepat waktu. Shalat serta salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat-sahabat, serta seluruh
umat manusia yang berawal dari zaman jahiliyah sampai dengan zaman terang-benderang
sampai sekarang saat ini, sehingga bisa menjalani syariat Islam sesuai dengan Al-Quran dan As-
Sunnah. Saya ucapkan terima kasih kepada :
Demikian saya sampaikan, semoga dengan proposal ini bisa menjadi referensi untuk
melakukan kegiatan kedepannya, baik pembaca maupun penulis. Mohon maaf jika ada
kekurangan di proposal, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semata dan umat manusia wajib
ikhtiar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Kritik ............................................................................................................. 14
C. Kesan ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 15
LAMPIRAN............................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaum duafa adalah golongan manusia yang senantiasa hidup dalam zona kemiskinan,
ketertindasan, ketakberdayaan, kelemahan dan penderitaan yang terus menerus. Hidup mereka
yang seperti itu bukan terjadi dengan sendirinya tanpa adanya faktor penyebab. Adanya kaum
duafa telah menjadi realitas dalam sejarah kemanusiaan. Kaum duafa terlahir dari kekerasan
negara. Kaum duafa terdiri dari fakir miskin, orang – orang terlantar, orang cacat dan anak –
anak yatim. Kaum duafa juga bekerja sebagai pemulung, para pedagang asongan, pengemis
jalanan, buruh bangunan, dan tukang becak. Kaum duafa termasuk orang – orang yang menderita
hidupnya secara sistemik. Kaum duafa setiap hari berjuang melawan kemiskinan dan termasuk
cerminan ketidakmampuan negara dalam memelihara mereka.
Banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran
tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan hingga sekarang belum ada ujungnya.
Banyak terdapat kaum duafa yang membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di
kalangan atas. Duafa itu sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau
mereka yang tertindas.
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa “Barang siapa yang tidak memenuhi undangan
maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya tidak menyakiti
tetangganya”. Kemudian seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Islam yang
bagaimana yang baik?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Membagi makanan (kepada fakir
miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.” (HR. Bukhari),
dan perumpamaan orang – orang yang beriman saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu
tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR.
Muslim).
Dakwah merupakan serangkaian perjuangan keagamaan yang selalu berkaitan dengan aktivitas
managerial secara professional untuk mempengaruhi, mengajak, dan menuntun manusia menuju
kebenaran Islam. Dalam Al-Quran Allah berfirman: Berdasarkan Al-Quran dan Hadits : surah Al-Isra’
Ayat 26-27
26. “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.’’
27. ”Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya.’’
Kegiatan dakwah mendorong manusia untuk berbuat lebih baik, merupakan suatu proses
pengamalan terhadap ajaran agama yang di sampaikan dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan dan
dilakukan atas dasar kesadaran akan kewajiban moral setiap individu muslim terhadap agamanya. Untuk
saat ini, situasi dan kondisi atau keadaan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terbentuknya
sikap manusia (amal ma’ruf nahi mungkar). Agar tercipta manusia yang amal ma’ruf nahi mungkar maka
sangat penting untuk memupuk sikap tersebut sejak dini.
Kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang sangat tidak diharapkan oleh siapapun.
Miskin adalah mereka yang tidak memiliki apa-apa. Setiap orang mendambakan kehidupan
bahagia, paling tidak terpenuhi kehidupan sandang pangan papan untuk keberlangsungan
hidupnya. Dalam kenyataannya, tidak semua orang mampu terhindar dari lingkaran kemiskinan.
Chambers (dalam Nasikun) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu integrated concept yang
memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3)
kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4) ketergantungan (dependence),
dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis. Kemiskinan dapat
menyebabkan manusia menempatkan martabat sebagai sesuatu yang tidak berharga. Setiap hari,
setiap bulan, dan setiap tahun ada kemiskinan di sekitar kita.
Pada hakikatnya tidak ada orang yang berkeinginan untuk hidup miskin, akan tetapi
sedikitnya keterampilan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki seolah mempermudah jalan menuju
kemiskinan. Kebutuhan yang tidak dapat dihentikan, mengharuskan manusia untuk bergantung
kepada orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu saling tolong menolong.
Dengan adanya latar belakang ini, maka dari itu saya menyuguhkan tentang bagaimana
menanggapi masalah menyantuni kaum duafa, sehingga atas dorongan lingkungan sekitar
terwujudlah apa yang ada di tangan saya. Semoga ada manfaat dan gunanya.
BAB II
2. Masalah pendidikan
Ibu Teteh dan bapak Usman mempunyai masalah pendidikan hanya sampai
sekolah menengah pertama (SMP), karena status keluarga nya yang tidak mampu dan
tidak memadai. ditambah dengan anak pertama mereka yang bernama vian yang
harus menunda pembayaran spp untuk sekolahnya.
C. Manfaat
1. Peningkatan ekonomi agar kebutuhan keluarga bapak Usman dapat tercukupi
2. Mendidik mahasiswa untuk dapat memiliki kepekaan dan kepedulian sosial dalam
kehidupan bermasyarakat
3. Mempraktekkan nilai-nilai sosial kemanusiaan yang diusung Muhammadiyah
4. Memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk saling berbagi
BAB III
METODE PEMBERDAYAAN
Nama/Perusahaan/kegi Bukti
No atan Jumlah Ket
2. Laporan Pengeluaran
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat hidup seorang diri manusia
membutuhkan kawan atau orang lain. Oleh karen itu, manusia perlu saling hormat
menghormati, tolong menolong dan saling membantu dan tidak boleh saling menghina,
menzalimi, dan merugikan orang lain. Agama Islam mengajarkan kita untuk saling
membantu kepada sesama yang mengalami kesusahan. Salah satunya adalah kaum
Dhu’afa. Mereka yang mengalami kekurangan dalam segi ekonomi sehingga hampir
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Kritik
Dari program yang saya rancang dan laksanakan ini saya menyadari bahwa masih
nyatanya ketidak meratanya perkembangan ekonomi. Salah satu factor yang
mempengaruhi adalah kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang disebabkan
karena pendidikan individu yang kurang, yang semestinya pemerintah lebih memehatikan
lagi bagaimana cara meng upgrade system pendidikan agar dapat dirasakan pula oleh
seluruh kalangan masyarakat. Dari segi pendidikan inilah yang nantinya akan
memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
C. Kesan
Tentu program ini tidak mudah dijalankan, namun dari kegiatan yang saya
lakukan ini memberikan kesan yang cukup bernilai. Betapa Indahnya aplikasi ke Islam
dalam kehidupan bermasyarakat. Islam mengajarkan untuk saling tolong menolong
kepada sesama, sehingga mereka yang kesusahan akan teringankan bebannya. Sehingga
dalam melaksanakaan tugas ini banyak nilai-nilai kemanusiaan yang saya peroleh.
Daftar Pustaka
Dahar, Rustam. 2012. Pemberdayaan Kaum Dhuafa melalui zakat, dalam Dimas, vol. 12 no. 2.
Faqih, Ahmad. 2012. Kritik Terhadap Program Pengentasan kemiskinan melalui lembaga amil
zakat di Indonesia dalam Dimas Vol. 12 no. 1.
Hanim, Lathifah. 2011. Perlindungan Hukum HaKI dalam Perjanjian Waralaba di Indonesia.
dalam Hukum Vol. XXVI No. 2.
Karim, Adiwarman. Azhar Syarief. 2009. Fenomena Unik di Balik Menjamurnya Lembaga Amil
Zakat (LAZ) di Indonesia. dalam Pemikiran dan Gagasan Vol. I
Kusmanto, Thohir Yuli. 2008. Filantropi Islam untuk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan
dalam Dimas, vol. 8 no. 2
LAMPIRAN