Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PEMBERDAYAAN KELUARGA DHUAFA :

PENINGKATAN KAPASITAS, BANTUAN ALAT DAN PERMODALAN


USAHA WARUNG ROKOK.

Dosen Pembimbing :

Drs. Hilal Ramadhan, M.Ag.

Disusun Oleh :

Riski Nabillah Putri (1804034084)

5B

Analis Kesehatan

D4 – TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

PEMBERDAYAAN KAUM DHUAFA

Penyusun :

Riski Nabillah Putri

Nim : 1804034084

Mengetahui,

DOSEN PEMBIMBING

KEMUHAMMADIYAHAN FFS UHAMKA

Drs. Hilal Ramadhan, M.Ag.

Menyetujui,

Wakil Dekan IV

Anang Rohwiyono, M.Ag


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga saya
bisa menyelesaikan proposal Pemberdayaan Keluarga Dhuafa tepat waktu. Shalat serta salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat-sahabat, serta seluruh
umat manusia yang berawal dari zaman jahiliyah sampai dengan zaman terang-benderang
sampai sekarang saat ini, sehingga bisa menjalani syariat Islam sesuai dengan Al-Quran dan As-
Sunnah. Saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta


2. Dosen Pembimbing Kemuhammadiyahan Bapak Drs. Hilal Ramadhan, M.Ag.
3. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan proposal yang tidak bisa disebutkan satu
per satu.

Saya ingin melakukan kegiatan Pemberdayaan Keluarga Dhuafa dalam rangka


melengkapi tugas proposal Kemuhammadiyahan. Kegiatan ini dilakukan agar umat Islam peduli
dengan kondisi keluarga Dhuafa.

Demikian saya sampaikan, semoga dengan proposal ini bisa menjadi referensi untuk
melakukan kegiatan kedepannya, baik pembaca maupun penulis. Mohon maaf jika ada
kekurangan di proposal, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semata dan umat manusia wajib
ikhtiar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 30 November 2020

penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .............................................................................................. I

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

Bab II PEMBERDAYAAN KAUM DHUAFA

A. Profil Kaum Duafa......................................................................................... 3


B. Permasalahan Kaum Duafa............................................................................ 4
C. Tujuan dan Target Pemberdayaan Kaum Dhuafa.......................................... 4
D. Manfaat.......................................................................................................... 4

Bab III METODE PEMBERDAYAAN

A. Rencana Pemberdayaan Kaum Dhuafa ......................................................... 5


B. Rencana Program Pemberdayaan Keluarga Duafa........................................ 5
C. Rencana Keuangan dalam Pemberdayaan Kaum Dhuafa.............................. 6

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Kritik ............................................................................................................. 14
C. Kesan ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 15

LAMPIRAN............................................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kaum duafa adalah golongan manusia yang senantiasa hidup dalam zona kemiskinan,
ketertindasan, ketakberdayaan, kelemahan dan penderitaan yang terus menerus. Hidup mereka
yang seperti itu bukan terjadi dengan sendirinya tanpa adanya faktor penyebab. Adanya kaum
duafa telah menjadi realitas dalam sejarah kemanusiaan. Kaum duafa terlahir dari kekerasan
negara. Kaum duafa terdiri dari fakir miskin, orang – orang terlantar, orang cacat dan anak –
anak yatim. Kaum duafa juga bekerja sebagai pemulung, para pedagang asongan, pengemis
jalanan, buruh bangunan, dan tukang becak. Kaum duafa termasuk orang – orang yang menderita
hidupnya secara sistemik. Kaum duafa setiap hari berjuang melawan kemiskinan dan termasuk
cerminan ketidakmampuan negara dalam memelihara mereka.

Banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran
tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan hingga sekarang belum ada ujungnya.
Banyak terdapat kaum duafa yang membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di
kalangan atas. Duafa itu sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau
mereka yang tertindas.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa “Barang siapa yang tidak memenuhi undangan
maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya tidak menyakiti
tetangganya”. Kemudian seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Islam yang
bagaimana yang baik?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Membagi makanan (kepada fakir
miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.” (HR. Bukhari),
dan perumpamaan orang – orang yang beriman saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu
tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR.
Muslim).

Dakwah merupakan serangkaian perjuangan keagamaan yang selalu berkaitan dengan aktivitas
managerial secara professional untuk mempengaruhi, mengajak, dan menuntun manusia menuju
kebenaran Islam. Dalam Al-Quran Allah berfirman: Berdasarkan Al-Quran dan Hadits : surah Al-Isra’
Ayat 26-27

26. “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.’’
27. ”Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya.’’
Kegiatan dakwah mendorong manusia untuk berbuat lebih baik, merupakan suatu proses
pengamalan terhadap ajaran agama yang di sampaikan dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan dan
dilakukan atas dasar kesadaran akan kewajiban moral setiap individu muslim terhadap agamanya. Untuk
saat ini, situasi dan kondisi atau keadaan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terbentuknya
sikap manusia (amal ma’ruf nahi mungkar). Agar tercipta manusia yang amal ma’ruf nahi mungkar maka
sangat penting untuk memupuk sikap tersebut sejak dini.
Kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang sangat tidak diharapkan oleh siapapun.
Miskin adalah mereka yang tidak memiliki apa-apa. Setiap orang mendambakan kehidupan
bahagia, paling tidak terpenuhi kehidupan sandang pangan papan untuk keberlangsungan
hidupnya. Dalam kenyataannya, tidak semua orang mampu terhindar dari lingkaran kemiskinan.
Chambers (dalam Nasikun) mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu integrated concept yang
memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3)
kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), 4) ketergantungan (dependence),
dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun sosiologis. Kemiskinan dapat
menyebabkan manusia menempatkan martabat sebagai sesuatu yang tidak berharga. Setiap hari,
setiap bulan, dan setiap tahun ada kemiskinan di sekitar kita.

Pada hakikatnya tidak ada orang yang berkeinginan untuk hidup miskin, akan tetapi
sedikitnya keterampilan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki seolah mempermudah jalan menuju
kemiskinan. Kebutuhan yang tidak dapat dihentikan, mengharuskan manusia untuk bergantung
kepada orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu saling tolong menolong.

Dengan adanya latar belakang ini, maka dari itu saya menyuguhkan tentang bagaimana
menanggapi masalah menyantuni kaum duafa, sehingga atas dorongan lingkungan sekitar
terwujudlah apa yang ada di tangan saya. Semoga ada manfaat dan gunanya.
BAB II

PROFIL KAUM DUAFA

A. Data Diri Kaum Dhuafa


1. Nama Suami : Usman
Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
2. Nama Istri : Teteh
Usia : 44 Tahun
Pekerjaan : Pedagang Warung Rokok
Pendidikan : SMP
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
3. Nama Anak
 Anak Pertama : Vian
Usia : 15 Tahun
Pendidikan : SMA Kelas 1
 Anak Kedua : Restu
Usia : 7 Tahun
Pendidikan : SD Kelas 2
 Anak Ketiga : Neng
Usia : 10 Bulan

4. Kondisi Tempat Tinggal


Alamat : Graha Prima Baru. Desa Mangun RT/RW : 07/20
Kondisi Rumah : Bangunan Permanen
Status Rumah : Mengontrak
Keadaan Rumah : Rumah permanen dengan pondasi rumah yang
sudah rusak pada bagian kamar tidur, kamar mandi,
dan dapur.

Permasalahan Kaum Dhuafa


1. Masalah ekonomi
Dengan penghasilan yang cukup rendah sekitar 20 – 25 rb dalam sehari dengan
usahanya berjualan warung rokok tersebut. Maka Teteh dan bapak Usman sangat
kurang memenuhi kebutuhannya dalam kehidupan sehari – hari, apalagi dengan
rumah yang tidak layak untuk ditempatkan, karena keadaan ini maka ibu Teteh,
Bapak Usman dan beserta keluarga nya harus tidur yang berdempet-dempetan tanpa
alas kasur didalam warung yang sangat kecil tersebut, ditambah dengan anak
ketiganya yang bernama neng memiliki gizi yang belum cukup. Oleh karena itu, saya
bertujuan untuk membantu ibu Teteh dan bapak Usman dalam perekonomiannya
tersebut.

2. Masalah pendidikan
Ibu Teteh dan bapak Usman mempunyai masalah pendidikan hanya sampai
sekolah menengah pertama (SMP), karena status keluarga nya yang tidak mampu dan
tidak memadai. ditambah dengan anak pertama mereka yang bernama vian yang
harus menunda pembayaran spp untuk sekolahnya.

B. Tujuan dan Target Pemberdayaan Kaum Dhuafa


Dari beberapa masalah diatas saya memprioritaskan masalah perekonomian
beliau. Prioritas utama saya, yaitu membantu usaha kecil-kecilan beliau.
1. Tujuan
Untuk memudahkan dan meringankan biaya kehidupan dan meningkatkan
ekonomi serta kebutuhan sehari – hari beliau.
2. Target
a) Menjadikan ibu Teteh dapat tidur ditempat yang layak kembali
b) Memberikan bantuan seperti alat - alat atau benda dagang ibu Teteh

C. Manfaat
1. Peningkatan ekonomi agar kebutuhan keluarga bapak Usman dapat tercukupi
2. Mendidik mahasiswa untuk dapat memiliki kepekaan dan kepedulian sosial dalam
kehidupan bermasyarakat
3. Mempraktekkan nilai-nilai sosial kemanusiaan yang diusung Muhammadiyah
4. Memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk saling berbagi
BAB III

METODE PEMBERDAYAAN

A. Rencana Pemberdayaan Kaum Duafa


Dakwah pencerahan ini disusun dengan perencanaan yang matang, kegiatan ini dibagi 4
(Empat) tahap antara lain :
 Tahap I Persiapan meliputi : Survey lokasi, menemukan keluarga miskin, menyusun
proposal, memperbanyak proposal.
 Tahap II Menghimpun Dana, meliputi : identifikasi calon donator, menghubungi calon
donator, menghimpun dana dan memanfaatkan dana secara tepat guna.
 Tahap III Melakukan Pemberdayaan, meliputi : malaksanakan pemberdayaan ekonomi,
SDM dan Karitas.
 Tahap IV Pelaporan, meliputi: menyusun naskah laporan akhir.

B. Rencana Program Pemberdayaan Keluarga Duafa

No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat PJ


Daerah sekitar
1 Survey Keluarga Dua’fa 26 – 27 November 2020 Bekasi dan Riski
dirumah Nabillah
Putri
2 Diskusi dengan Orang Tua 28 November 2020 Di Rumah Riski
Nabillah
Putri

3 Membuat Dokumentasi Profil 29 - 30 November 2020 Kediaman Riski


Keluarga keluarga duafa Nabillah
Putri dan
Ibunda
4 Pembuatan Proposal 30 November 2020 Dirumah Riski
Nabillah
Putri
5 Mencari Calon Donatur 30 – 3 Desember 2020 Dirumah Riski
Nabillah
Putri

6 3 Desember 2020 Dirumah Riski


Pelaksanaan Fund Rising
Nabillah
Putri

7 4 Desember 2020 Kediaman Riski


Pemberdayaan
keluarga duafa Nabillah
Putri

8 5 – 6 Desember 2020 Dirumah Riski


Menyusun Laporan Kegiatan
Nabillah
Putri

C. Rencana Keuangan dalam Pemberdayaan Kaum Dhuafa


1. Laporan Penerimaan

Nama/Perusahaan/kegi Bukti
No atan Jumlah Ket

1 Orang Tua Uang dalam amplop Rp. 550.000 Cash

2 Budeh Somi Uang dalam amplop Rp. 300.000 Cash

3 Kak Selvi Uang dalam amplop Rp. 100.000 Cash

4 Wira Memberikan Langsung Rp. 20.000 Cash

5 Riski Nabillah Putri Memberikan Langsung Rp. 50.000 Cash

6 Mba Lulu Memberikan Uang Langsung Rp. 25.000 Cash

7 Mba Putri Memberikan Uang Langsung Rp. 25.000 Cash

8 Rasya Memberikan Uang Langsung Rp. 10.000 Cash


9 Nadira Memberikan Uang Langsung Rp. 10.000 Cash

10 Dafhi Membeli stik Rp. 30.000 Cash

11 Firhan Memberikan Uang Langsung Rp. 5.000 Cash

12 Dinda Memberikan Uang Langsung Rp. 5.000 Cash

13 Friska Uang Dalam Amplop Rp. 50.000 Cash

14 Dyana Memberikan Uang Langsung Rp. 16.000 Cash

15 Syasya Memberikan Uang Langsung Rp. 10.000 Cash

Total Rp. 1.166.000

2. Laporan Pengeluaran

No Uraian Vol Harga Satuan Jumlah

1 Beras 5 liter @Rp.12.500 Rp. 64.000

2 Minyak goreng 2 liter @Rp.24.000 Rp. 24.000

3 Kopi Hitam 1 pack @Rp.18.000 Rp. 18.000

4 Gula Pasir 1 pack @Rp.12.500 Rp. 12.000

5 Kecap 1 pack @Rp.15.500 Rp. 15.500

6 Rinso 1 pack @Rp.21.000 Rp. 21.000

7 Sunlight 1 pack @Rp.11.500 Rp. 11.500

8 Perbaikan Rumah - - Rp. 500.000

Uang Tunai Yang


9 - Rp. 500.000
Diberikan -

TOTAL KESELURUHAN Rp. 1.166.000,-


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat hidup seorang diri manusia
membutuhkan kawan atau orang lain. Oleh karen itu, manusia perlu saling hormat
menghormati, tolong menolong dan saling membantu dan tidak boleh saling menghina,
menzalimi, dan merugikan orang lain. Agama Islam mengajarkan kita untuk saling
membantu kepada sesama yang mengalami kesusahan. Salah satunya adalah kaum
Dhu’afa. Mereka yang mengalami kekurangan dalam segi ekonomi sehingga hampir
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Program pemberdayaan keluarga dhu’afa ini berupa pembinaan dalam


melaksanakan usaha yang bersifat mandiri. Tentunya program pemberdayaan ini disusun
dan didiskusikan dengan keluarga binaan, sehingga usaha yang akan dijalankan akan
sesuai dengan minat dan kemampuan dari keluarga binaan.

B. Kritik
Dari program yang saya rancang dan laksanakan ini saya menyadari bahwa masih
nyatanya ketidak meratanya perkembangan ekonomi. Salah satu factor yang
mempengaruhi adalah kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang disebabkan
karena pendidikan individu yang kurang, yang semestinya pemerintah lebih memehatikan
lagi bagaimana cara meng upgrade system pendidikan agar dapat dirasakan pula oleh
seluruh kalangan masyarakat. Dari segi pendidikan inilah yang nantinya akan
memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

C. Kesan
Tentu program ini tidak mudah dijalankan, namun dari kegiatan yang saya
lakukan ini memberikan kesan yang cukup bernilai. Betapa Indahnya aplikasi ke Islam
dalam kehidupan bermasyarakat. Islam mengajarkan untuk saling tolong menolong
kepada sesama, sehingga mereka yang kesusahan akan teringankan bebannya. Sehingga
dalam melaksanakaan tugas ini banyak nilai-nilai kemanusiaan yang saya peroleh.
Daftar Pustaka

Dahar, Rustam. 2012. Pemberdayaan Kaum Dhuafa melalui zakat, dalam Dimas, vol. 12 no. 2.
Faqih, Ahmad. 2012. Kritik Terhadap Program Pengentasan kemiskinan melalui lembaga amil
zakat di Indonesia dalam Dimas Vol. 12 no. 1.
Hanim, Lathifah. 2011. Perlindungan Hukum HaKI dalam Perjanjian Waralaba di Indonesia.
dalam Hukum Vol. XXVI No. 2.
Karim, Adiwarman. Azhar Syarief. 2009. Fenomena Unik di Balik Menjamurnya Lembaga Amil
Zakat (LAZ) di Indonesia. dalam Pemikiran dan Gagasan Vol. I
Kusmanto, Thohir Yuli. 2008. Filantropi Islam untuk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan
dalam Dimas, vol. 8 no. 2
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai