Anda di halaman 1dari 19

BAB 2 TURUNAN

2.1 Dua Masalah dengan Satu Tema


Masalah 1 : Gradien Garis Singgung
Garis singgung adalah titik yang memotong suatu kurva pada
suatu titik.
Ambillah fingsi f(x)yang kontinu di titik x = x1. Kita ingin
menentukan condong garis singgung pada lengkungan f(x) di
titik P(x1, f(x1)).

X1

x2

Misalnya Q(X2), f(X2)) adalah titik lain pada f(x) sehingga x2


juga dalam daerah definisi f(x). tariklah garis lurus melalui titiktitik P dan Q.

Penambahaan
dari variable x adalah perubahan dalam x,
kalau x bertambah dalm x, kalau x bertambah atau berkurang
dari suatu nilai x=x1 menuju x=x2 dalam daerah definisinya.
Nilai
dapat positif atau negative, tergantung pada titik Q
terhadap titik P. ia positif jika Q terletak pada sebelah kanan P
dan negative jika Q terletak disebelah kiri titik P. selanjutnya,
selisih anatara absis dari Q dan P dinyatakan oleh , maka
penambahan
x2 x1 dan X2 = x1 + , sehingga = f(x2)
f(x1).
Dari gambar diatas kemiringan tali busur dari garis PQ adalah :

(
(

) (

P adalah sebuah titik yang tetap diam, sedangakan titik Q


bergerak mendekati P menyusun lengkung. Ini berarti bahwa
nilai dari
mendekati 0, dan garis otong PQ berputar terhadap
titik P yang tetap, yang berarti bahwa garis potong PQ
mendekati posisi garis singgung T.

( )

Limit ini disebut juga perubahan rata-rata dari f terhadap x di


titik x = x1. Maka pada hakekatnya menurunkan sebuah fungsi
disebuah titik sama dengan menentukan kemiringan garis
singgung pada lengkung dititik tersebut. Sehingga fungsi
kemiringan ini dengan f(x) didefinisikan oleh aturan

( )
(

( )

Ada syarat penting, bahwa f(x) harus kontinu di x = x1 untuk


dapat dideferensialkan di titik tersebut.

Masalah 2 : Kecepatan sesaat


Apabila sebuah benda bergerak sepanjang sebuah garis lurus
maka sudut menjadi lazim untuk menyatakan garis geraknya ini
dengan sebuah sumbu koordinat. Kita memilih sebuah titik asal,
suatu arah positif, dan suatu satuan jarak pada garis. Kita
melukiskan geraknya dengan sebuah persamaan yang
memberikan koordinat s dari benda sebagai fungsi dari t. sebuah

perubahan dalam kedudukan koordinat yakni saat member


perpindahan atau jarak yang ditempu benda selama selang waktu
itu. Perpindahan dibagi dengan selang waktu yang ditemp,
hasilnya adalah kecepatan rata-rata benda untuk selang waktu it.
Secara wajar menuju kependefinisikan kecepataan benda pada
sebarang saat t.
Diketahui suatu partikel yang bergerak sepanjang garis lurus
bergerak sepanjang sumbu X dan jarak partikel tersebut dari titik
asal 0 pada saat t satuan waktu dinyatakan oleh x = f(t). jadi kita
mempunyai fungsi jarak terhadap waktu.
Perhatikan berikut :

X=1

X=2

X = 1,1

5
X1 = f(1) = jarak partikel dari titik 0 pada saat 1 satuan waktu
X2 = f(2) = jarak partikel dari titik 0 pada saat 2 satuan waktu
X3 = f(1.1) = jarak partikel dari titik 0 pada saat 1.1 satuan
waktu

Misalnya x = f(t) adalah suatu fungsi kontinu yang gambar


grafiknya diketahui sebagai berikut :

4
3
2
1
0

Dengan mudah kita dapat menentukan kecepatan rata-rata dari


gerak partikel tersebut pada selang waktu [1 , 2]. Dari grafik
diatas, diketahui pada saat t = 1, x = 1,7 dan pada saat t = 2, x =
3,2 ; sehingga kecepatan rata-rata partikel tersebut pada selang
wakyu ini adalah
= 1,5 satuan jarak/satuan waktu
Sekarang kita akan menentukan besarnya kecepatan partikel
tersebut pada saat t = 1 berdasarkan definisinya, kecepatan ratrata pada selang waktu di sekitar t = 1 yang kita pilih (cukup
kecil) dapat dipandang sebagai suatu hampiran pertama untuk
kecepatan pada saat t = 1 yang sesungguhnya. Untuk ini,
misalnya kecepatan rata-rata dari saat t = 1 sampai saat t = 1,1
dengan f(1) = 1,7 dan f(1,1) = 1,83.

Kecepatan rata-rata pada selang waktu ini adalah


(

( )

satuan jarak/satuan

waktu
Kecepatan pada saat t = 1 tepatnya diperoleh dengan proses
limit, yaitu limit dari kecepatan rata-ratanya bilamana selang
waktunya dibuat sekecil mungkin.
(

V(1) =

( )

dimana V(1) menyatakan kecepatan

partikel pada saat t = 1.


Jika kecepatan partikel pada saat sebarang, yaitu
(

V(t) =
( )

( )

atau V(t)

( )

Dimina V(t) menyatakan kecapatan partikel pada saat t.


Definisi :
Kecepatan rata-rata dari sebuah benda yang bergerak sepanjang
sebuah garis adalah
Vrata-rata =
(

( )

Untuk memperoleh kecepatan sesaat v dari benda yang bergerak


pada saat t, atau yang disebut sebagai kecepatan pada saat t,

maka kita mengambil limit dari kecepatan rata-rata bila


mendekati 0.

( )

Dengan kata lain, kita definisikan V sebagai turunan dari s = f(t)


terhadap t, sebagai berikut :
Definisi :
Kecepatan sesaat dari sebuah benda (yang bergerak seapanjang
sebuah garis) pada sebagarang saat t adalah turunan dari
koordinat kedudukannya s = f(t) terhadap t :
V=

( )

2.2 Turunan
Gradien garis singgung dan kecepatan sesaat adalah mainfestasi
dari pemikiran yang sama. Laju pertumbuhan organism
(Biologi), keuntung marginal (Ekonomi), kepadatan kawat
(Fisika), dan laju pemisahan (Kimia) adalah masalah lain dari
konsep dari konsep yang sama
Secara matematis, turunan pertama suatu fungsi di satu titik
didefinisikan sebagai berikut :
Definisi, turunan pertama disatu titik

Misalnya f adalah duatu fungsi yang terdefinisi pada selang


terbuka yang menurut c. turunan pertama fungsi f di titik x = c,
ditulis f(c), didefiniskan sebagai
(

f (c) =

( )

bilangan limit ini ada.


Jika limit ini ada, maka f (c) adadan dikatakan bahwa fungsi f
mempunyai turunan pertama fungsi f di titik x = c, atau fungsi f
dapat diturunkan di x = a.
Selain notasi f(x) seperti diatas, turunan fungsi (x) juga dapat di
tulis dengan notasi

atau

(untuk y=f(x)).

Notasi ini disebut notasi leibniz karena dikemukakan pertama


kali oleh seorang matematikawan jerman bernama Gottfried
Wilhem Leibniz (1646-1716). Oleh karena itu, turunan suatu
fungsi juga dapat dituliskan sebagai berikut :
(

( )

2.3 Aturan Pencarian Turunan

Teorema A : Aturan Fungsi Konstanta


Jika f(x) = k, dengan k suatu konstanta, maka untuk sebarang
x, f(x) = 0, yakni :
Dx(k) = 0

Bukti :
f(x) = k
f (x) =

( )

Teorema B : Aturan Fungsi Identitas


Jika f(x) = x, maka f (x) = 1 ; yakni
Dx(x) = 1

Bukti :
f(x) = x

f (x) =

( )

Teorema C : Aturan Pangkat


Jika f(x) = Xn, dengan bilangan bulat positif, maka f (x) =
nxn-1 ; yakni :
Dx(Xn) = nxn-1

Bukti :
f (x) = xn
f (x) =

( )

(
(

f (x) =
(

f (x) =
f (x) =

f (x) = nxn-1 + 0 + + 0 + 0
f (x) = nxn-1

Teorema D : Aturan Kelimpatan Konstanta


Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang sidefinisikan,
maka (k f) (x) = k . f (x) ; yakni :
Dx[k.f(x)] = k . Dxf(x)

Bukti :
(x) = k. f(x)
(x) =
(x) =
(x) = k.

( )

( )

( )

( )

( )

Teorema E : Aturan Jumlah


Jika f dan g adalah fungsi yang terdefinisikan, maka (f + g)(x) =
r(x) + g(x) yakni :
Dx[ f(x) + g(x) ] = Dx f(x) + Dx g(x)

Teorema F: Aturan Selisih


Jika f dan g adalah fungsi yang terdefinisekan, maka (f g)(x)
= f(x) g(x) yakni :
Dx[ f(x) - g(x) ] = Dx f(x) - Dx g(x)

2.4 Turunan Fungsi Trigonometri


Bentuk fungsi-fungsi trigonometri dasar kita telah kenal, antara
lain fungsi sinus f(x) = sin x ; fungsi kosinius f(x) = cos x ; dan
fungsi tangent f(x) = tan x. pada bagian ini kita akan
mempelajari turunan dari suatu fungsi-fungsi tersebut. Untuk itu
kita perlu mengingat kembali rumus dasar limit fungsi
trigonometri, yaitu :

a.

b.

Turunan Fungsi Sinus


Misalkan f(x) = sin x . maka
f(x) =

( )

=
(

=
(

))

))
= sin x.

= sin x. (0) + cos x. (1)


= cos x
Jadi, kita peroleh kesimpulan sebagai berikut :
Jika f(x) = sin x maka f (x) = cos x
Turunan fungsi kosinus
Misalkan f(x) = cos x maka f(x)=
(

F(x) =

)
(

( )
)

=
=

= - cos x.
= - cos x (0) sin x. (1)
= - sin x

Jadi, kita peroleh kesimpulan sebagai berikut :


Jika, f(x) = cos x maka f(x)
Turunan fungsi Tangen
Misalnya f(x) = tan x maka f (x) =
F(x) = tan x
=
=

( )

( )

( )

( )

=
=
=
=
= Sec2 x
Jadi, kita peroleh kesimpulan sebagai berikut :
Jika, f(x) = tan x maka f (x) = sec2x

2.5 Aturan Rantai


Teorema A Aturan Rantai
Misalnya y = f(u) dan u = g(x). jika g terdiferensiasikan di x dan
f terdiferensiasikan di u = g(x), maka fungsi komposit f g yang

didefinisikan oleh (
)( )
terdiferensiasikan di x dan
(

)( )

( ( )), adalah
( ( )) ( )

Yakni
Dx(f(g(x))) = f (g(x))g(x)
Atau

Bukti
Misalnya bahwa y = f(u) dan u = g(x), bahwa g
terdiferensiasikan di x dan bahwa f terdiferensiasikan di u =
g(x). ketika x diberikan pertambahan , terdapay pertambahan
yang berkorenspodensi dalam u dan y yang diberikan oleh
(
( (

))

)
( ( ))

( )
(

( )

Jadi

Karena g terdifenisialkan di x, maka g kontinu di sana (Teorema


2.2a), sehingga
memaksa
. Karenanya

2.6 Turunan Tingkat Tinggi


Operasi diferensiasi mengambil sebuah fungsi f dan
menghasilkan sebuah fungsi baru f. jika f sekarang kita
diferensiasikan, kita masih menghasilkan fungsi lain, dinyatakan
oleh f dan disebut turunan kedua dari f. jika f
didiferensiasikan lagi menghasilkan f, yang di sebut turunan
ketiga dari f. turunan keempat dinyatakan f(4), turunan kelima
dinyatakan f(5), dan seterusnya.
Contoh :

f(x) = 2x3-4x2+7x-8
f(x) = 6x2-8x+7
f(x) = 12x-8
f(x) = 12
f(4) (x) = 0

2.7 Diferensiasi Implist


Teorema A Aturan Pangkat
Misalkan r sebarang bilangan rasional. Maka x 0
Dx (xr ) = rxr-1

Jika r dapat di tiliskan dalam suku terendah sebagai r = p/q, di


mana q ganjil, maka Dx (xr ) = rxr-1 untuk semua x.
Bukti : karena r rasional, maka r dapat di tuliskan sebagai p/q,
dimana p dan q bilangan bulat dan q 0. Misalkan
y = xr = xp/q
Maka :
yq = xp
Dan dengan diferensiasi implist
Qyq-1 Dxy = pxp-1
Jadi
Dxy =

= xp-1-p+p/q = xp/q -1 = rxr-1

2.8 Laju yang Berkaitan

Prosedur sistematis :
Langkah 1 : misalnya t menyatakan waktu yang di lalui,
gambarkan sebuahdiagram yang berlaku yntuk semua t 0. Beri

pengenal besaran yang di anggap tidak berubah bila t bertambah


dengan nilai-nilai konstantanya yang di ketahui. Berikan nama
huruf pada besaran yang sesuai dendan t dan beri pengenal
bagian gambar yang sesuai dengn varaibel ini.
Langkah 2 : nyatakan apayang di ketahui dan apa yang di
inginkan tentang variabel-variabel tersebur, informasih ini
akanberbentuk turunan-turunan terhadp variabel t.
Langkah 3 : hubungkan variabel-variabel denganmenuliskan
persamaan yang vailid untuk semua waktu t 0, bukan hanya
pada beberapa saat tertentu.
Langkah 4: diferensiasikan secara implis persamaanyang di
temikan dalam langkah 3 terhadap t. Persamaan yang di hasilkan
, memuatturunan-turunan terhadap t, benar untuk semua t 0
Langkah 5 : pada tahap ini, bukan lebih dini, subtitusikan ke
dalam persamaan yang di temukan dalam langkah empat semua
datayang sihi pada saat tertentu seperti yang di perlukan untuk
jawaban soal. Pecahkan untuk turunan yang di inginkan.

2.9 Diferensial dan Aproksimasi


Misalkan f adalah fungsi yang terdiferensiasi. Untuk memberi
motivasi definisi kita. Misalkan p(x0,y0) adalah titik tetap pada
grafik y = f(x). Karena f terdiferensiasikan ,
(

= f (x0)

Jadi jika
kecil, hasil bagi [f(x0 + x) f(x0)]/
kira-lira sebesar f (x0), sehingga,
f(x0 +

) f(x0)

akan bernilai

f (x0)

Aproksimasi
Misalkan bahwa y = f(x) pertambahan
menghasilkan
pertambahan yang berkorespondensi
dalam y, yang dapat di
hampiri oleh dy. Jadi f(x + ) di hampiri oleh
f(x +

) f(x) + dy = f(x) + f (x)

Anda mungkin juga menyukai