Anda di halaman 1dari 13

Turunan fungsi trigonometri

Gambar 1

Pada gambar diatas mengingatkan kita pada definisi fungsi sinus dan kosinus, dalam hal
ini, t harus dibayangkan sebagai bilangan yang mengukur panjang suatu busur pada lingkaran
satuan, atau secara setara sebagai bilangan radian dalam sudut yang berkorespondensi. Jadi, f(t)
= sin t dan g(t) = cos t adalah fungsi-fungsi yang mempunyai daerah asal dan daerah hasil berupa
bilangan real. Kita dapat meninjau masalah tentang pencarian turunan-turunannya.
Rumus-rumus turunan
Kita memilih untuk menggunakan x ketimbang t sebagai variable dasar kita. Untuk
mencari Dx(sin x), kita bersandar pada definisi turunan dan menggunakan Identitas Penjumlahan
untuk sin(x + h)

Perhatikan bahwa dua limit dalam ekspresi yang terakhir adalah limit yang telah kita pelajari di
Subbab 1.4. Dalam Teorema 1.4B kita membuktikan bahwa

Kita dapat meringkas hasil-hasil ini dalam sebuah teorema penting


Teorema A
Fungsi f(x) = sin x dan g(x) = cos x keduanya terdiferensiasikan, dan
Dx(sin x) = cos x

Dx(cos x) = - sin x

Contoh 1:
Cari Dx(3 sin x 2 cos x
Penyelesaian :
Dx(3 sin x 2 cos x) = 3Dx(sin x) 2Dx(cos x)
= 3 cos x + 2 sin x
Contoh 2:
Cari persamaan garis singgung pada grafik y = 3 sin x di titik

, 0) (lihat Gambar 2)

Penyelesaian :
Turunan adalah dy/dx = 3 cos x, sehingga ketika x = , kemiringan adalah 3 cos

= -3.

y 0 = -3(x )
y = -3x + 3
Aturan Hasil Kali dan Hasil Bagi bermanfaat ketika menghitung turunan fungsi yang
melibatkan fungsi trigonometri.
Contoh 3 :
Carilah Dx (x2 sin x).
Penyelesaian :
Aturan Hasil Kali diperlukan disini.
Dx(x2 sin x) = x2Dx (sin x) + sin x (Dxx2) = x2 cos x + 2x sin x
Contoh 4 :
Carilah
Penyelesaian :
Untuk soal, aturan hasil bagi diperlukan

Contoh 5:
Pada saat t detik, pusat sebuah pelampung gabus berada y = 2 sin t cm diatas (dibawah)
permukaan air. Berapa kecepatan gabus pada t = 0, /2, ?
Penyelesaian :
Kecepatan adalah rumus posisi, dan

Karena fungsi-fungsi tangen, kotangen, sekan, dan kosekan didefinisikan dalam bentuk
fungsi sinus dan kosinus, turunan fungsi-fungsi ini dapat diperoleh dari teorema A melalui
penerapan Aturan Hasil Bagi. Hasil-hasil diringkas dalam Teorema B.
Teorema B
Untuk semua titik x di dalam daerah asal fungsi,
Dx tan x = sec2 x
Dx sec x = sec x tan x
Dx cot x = - csc2 x
Dx csc x = - csc x cot x
Contoh 6:
Carilah Dx(xn tan x) untuk n lebih dari samadengan 1
Penyelesaian :

Kita terapkan Aturan Hasil Kali bersama dengan Teorema B


Dx(xn tan x)

= xnDx(tan x) + tan x (Dxxn)


= xn sec2 x + nxn-1 tan x

Contoh 7:
Carilah persamaan garis singgung terhadap grafik y = tan x pada titik ( /4, 1)
Penyelesaian :
Turunan y = tan x adalah dy/dx = sin2 x. Ketika x = /4, turunan sama dengan sec2

Jadi garis tersebut mempunyai kemiringan 2 dan melalui ( /4, 1). Jadi

Contoh 8:
Carilah semua titik pada grafik y = sin2 x yang mempunyai garis singgung mendatar.
Penyelesaian :
Garis singgung adalah mendatar ketika turunan sama dengan nol. Untuk memperoleh turunan
dari sin2x, kita gunakan Aturan Hasil Kali.
d/dx sin2 x = d/dx (sin x sin x) = sin x cos x + sin x cos x = 2 sin x cos x
Hasil kali sin x dan cos x adalah sama dengan nol ketika salah satu sin x atau cos x sama dengan
nol; yakni pada x = 0,

ATURAN RANTAI

Bayangkan percobaan mencari turunan dari :


F(x) = (2x2 4x + 1)60
Kita dapat mencari turunan itu, tetapi pertama kita harus memperkalikan 60 faktor
2x2 4x + 1 dan kemudian mendiferensiasikan polinomial yang dihasilkan. Atau

kuadrat

bagaimana tentang pencobaan mencari turunan.


G(x) = sin 3x
Kita

mungkin

mampu

menggunakan

beberapa

identitas

trigonometri

untuk

mereduksikannya menjadi sesuatu yang tergantung kepada sin x serta cos x dan kemudian
menggunakan aturan-aturan dari subbab sebelumnya. Setelah mempelajari aturan rantai akan
mampu menuliskan jawaban:
F(x) = 60(2x2 4x + 1)59(4x 4)
dan
G(x) = 3 cos 3x
Aturan rantai demikian pentingnya sehingga kita akan jarang lagi mendiferensiasikan
fungsi tanpa menggunakannya.
Diferensiasi Fungsi Komposit. Jika Ida dapat mengetik dua kali lebih cepat dari pada
Tini, dan Tini dapat mengetik tika kali lebih cepat daripada Dono, maka Ida dapat mengetik 2 x
3 = 6 kali lebih cepat daripada Dono.
Tinjau fungsi komposit y = f(g(x)). Jika kita misalkan u = g(x), maka kita dapat
memikirkan f sebagai fungsi u. Misalkan bahwa f(u) berubah dua kali kecepatan u dan u = g(x)
berubah tiga kali kecepatan x. Seberapa cepat perubahan y? Pernyataan y = f(x) berubah dua kali
kecepatan u dan u = g(x) berubah tiga kali kecepatan x dapat dinyatakan kembali sebagai:
dx/du = 2 dan du/dx = 3
sama halnya seperti dengan alenia sebelumnya, kelihatannya seperti laju-laju diperkalikan: yakni
laju perubahan terhadap y terhadap x seharusnya sama dengan laju perubahan y terhadap u
dikalikan laju perubahan u terhadap x. Dengan lain perkataan,
dy/dx = dy/du x du/dx

Ini memang benar dan kita akan menguraikan secara singkat pembuktiannya pada
akhir subbab ini. Hasilnya disebut aturan rantai.
Teorema A. Aturan Rantai
Misalkan y = f(u) dan u = g(x). Jika g terdiferensiasikan di x dan f terdiferensiasikan di u = g(x),
maka fungsi komposisi f o g, yang didefinisikan oleh (f o g)(x) = f(g(x)), adalah terdiferensiasikan
di x dan
(f o g)(x) = f(g(x))g(x)
Yakni
Dx(f(g(x))) = f(g(x))g(x)
Atau
Dy/dx = dy/du du/dx
Kita dapat menghafal aturan rantai dengan cara ini: Turunan fungsi komposit adalah turunan fungsi
sebelah luar dihitung pada fungsi sebelah dalam, dikalikan turunan fungsi sebelah dalam.
Penerapan Aturan Rantai kita mulai dengan contoh (2x2 4x + 1)60 yang diberikan
pada permulaan subbab ini.
Contoh 1 :
Jika y = (2x2 4x + 1)60, carilah D xy
Penyelesaian :
Kita pikirkan y sebagai pangkat ke-60 suatu fungsi x, yakni
y = u60 dan u = 2x2 4x +1
Fungsi sebelah luar adalah f(u) = u60 dan fungsi sebelah dalam adalah u = g(x) = 2x2 4x + 1.
Jadi :
Dy = Dxf(g(x))
= f(u)g(x)
= (60u59)(4x 4)
= 60(2x2 4x + 1)59(4x 4)
Contoh 2 :
Jika y = 1/(2x5 7)3, carilah dy/dx
Penyelesaian :
y = 1/u3 = u-3 dan u = 2x5 7

dy/dx = dy/du du/dx


= (-3u-4)(10x4)
= -3/u4. 10x4
= -30x4/(2x5- 7)4
Contoh 3:
Cari Dt
Penyelesaian :
Langkah terakhir dalam menghitung ekspresi ini adalah memangkatkan ekspresi di dalam
tanda kurung dengan pangkat 13. Jadi, kita mulai dengan menerapkan Aturan Rantai terhadap
fungsi y = u13, dimana u = (t3 2t + 1)/ (t4 + 3). Aturan Rantai diikuti oleh Aturan Hasil Bagi
memberikan

Aturan Rantai menyederhanakan perhitungan banyak turunan yang melibatkan fungsi


trigonometri. Walaupun dimungkinkan mendiferensiasikan y = sin 2x dengan menggunakan
identitas trigonometri.

Contoh 4 :
Jika y = sin 2x, carilah dy/dx
Penyelesaian :
Langkah terakhir dalam menghitung ekspresi ini adalah mengambil sinus dari besaran 2x. Jadi,
kita mulai dengan menerapkan Aturan Rantai pada fungsi y = sin u dengan u = 2x
dy/dx = (cos 2x)(d/dx 2x) = 2 cos 2x

Contoh 5 :
Carilah F(y) dimana F(y) = y sin y2
Penyelesaian :
Langkah terakhir dalam menghitung ekspresi ini adalah memperkalikan y dan sin y2, sehingga
kita mulai dengan menerapkan Aturan Hasil Kali. Aturan Rantai diperlukan ketika kita
mendiferensiasikan sin y2.
F(y) = yDy [ sin y2] + (sin y2)Dy(y)
= y(cos y2)Dy(y2) + (sin y2)(1)
= 2y2 cos y2 + sin y2
Contoh 6:
Carilah Dx
Penyelesaian :
Langkah terakhir dalam menghitung ekspresi ini adalah melakukan pembagian. Jadi, Aturan
Hasil bagi adalah yang pertama yang harus diterapkan. Tetapi perhatikan bahwa ketika kita
mengambil turunan pembilang, kita harus menerapkan Aturan Hasil Kali dan diikuti Aturan
Rantai.

Contoh 7:
Carilah
Penyelesaian :

Dalam contoh yang terakhir ini kita mampu menghindari penggunaan Aturan Hasil Bagi. Jika
anda menggunakan Aturan Hasil Bagi, anda akan mengamati bahwa turunan pembilang adalah
nol, yang menyederhanakan perhitungan. Sebagai aturan umum, jika pembilang suatu pecahan
adalah konstanta, maka jangan gunakan Aturan Hasil Bagi: sebagai ganti tulikan pecahan itu
sebagai hasil kali konstanta dan ekspresi di penyebut dipangkatkan suatu pangkat negatif, dan
kemudian gunakan Aturan Rantai.

Contoh 8 :
Nyatakan turunan-turunan berikut dalam bentuk fungsi F(x). Anggap bahwa F dapat
didiferensiasikan.
1. Dx(F(x3))
2. Dx[(F(x))3]
Penyelesaian :
1. Langkah terakhir dalam menghitung ekspresi ini akan berupa penerapan fungsi F (disini
fungsi yang sebelah dalam adalah u = x3 dan fungsi lainnya adalah F(u)). Jadi
Dx(F(x3) = F(x3)Dx(x3) = 3x2(F(x3)
2. Untuk ekspresi ini pertama-tama kita akan menghitung F(x) dan kemudian
memangkatkan tiga hasilnya. (Disini fungsi sebelah dalam adalah u = F(x) dan fungsi
sebelah luar adalah u3). Jadi, pertama kita menerapkan Aturan Pangkat kemudian Aturan
Rantai.
Dx[(F(x))3] = 3[F(x)]2F(x)
Menerapkan Aturan Rantai Lebih dari Satu Kali. Kadang-kadang ketika kita menerapkan
Aturan Rantai terhadap fungsi komposisi kita temukan bahwa diferensiasi fungsi sebelah dalam
juga memerlukan Aturan Rantai. Dalam kasus seperti ini, kita cukup harus menggunakan Aturan
Rantai untuk kali yang kedua.

Contoh 9 :
Cari Dx sin3 (4x)
Penyelesaian :

Ingat bahwa sin3(4x) = [sin(4x)]3, sehingga kita memandang ini pangkat tiga dari suatu fungsi x.
Jadi, dengan menggunakan aturan kita turunan fungsi sebelah luar dihitung pada fungsi sebelah
dalam dikalikan turunan fungsi sebelah dalam, kita mempunyai
Dx sin3(4x) = Dx [sin(4x)]3 = 3[sin(4x)]3-1 Dx sin(4x)]
Sekarang kita terapkan Aturan Rantai sekali lagi utuk turunan sebelah dalam.
Dx sin3(4x)

= 3[sin(4x)]3-1 Dx si (4x)
= 3[sin(4x)]2 cos(4x)Dx(4x)
= 3[sin(4x)]2 cos (4x)(4)
= 12 cos(4x) sin2(4x)

Contoh 10:
Cari Dx sin [cos (x2)]
Penyelesain :
Dx sin [cos(x2)]

= cos [cos(x2)] . [-sin(x2)] . 2x


= -2x sin(x2) . cos [cos(x2)]

Contoh 11:
Misalkan bahwa grafik-grafik

TURUNAN TINGKAT TINGGI


Operasi diferensiasi mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan sebuah fungsi baru f.
Jika f sekarang kita diferensiasikan, kita masih tetap menghasilkan fungsi lain dinyatakan oleh f
(dibaca f dua aksen) dan disebut turunan kedua dari f. Pada gilirannya dia boleh
didiferensiasikan lagi, dengan demikian menghasilkan f, yang disebut turunan ketiga dari f.
Turunan keempat dinyatakan f(4), turunan kelima dinyatakan f(5), dan seterusnya.
Jika sebagai contoh.
f(x)

= 2x3 4x + 7x 8

f(x)

= 6x2 8x + 7

f(x

= 12x 8

f(x)

= 12

maka

f(4)(x) = 0
Karena turunan fungsi nol adalah nol, maka turunan keempat dan semua turunan tingkat yang lebih
tinggi (higher-order derivative) dari f akan nol.
Kita telah memperkenalkan tiga cara penulisan untuk turunan (sekarang disebut turunan
pertama) dari y = f(x). Notasinya adalah :
f(x) Dxy dy/dx
masing-masing disebut notasi aksen, notasi D, dan notasi Leibniz. Terdapat suatu variasi dari cara penulisan
aksen yakni y` yang kadang kala akan kita gunakan juga. Semua cara penulisan ini mempunyai
perluasan untuk turunan-turunan tingkat tinggi, seperti diperlihatkan dalam tabel yang menyertai.
Khususnya perhatikan notasi Leibniz, yang walaupun rumit kelihatannya paling cocok
Leibniz. Yang, menurutnya lebih wajar daripada menuliskan
d/dx (dy/dx) sebagai d2y/dx2
Notasi Leibniz untuk turunan kedua dibaca turunan kedua dari y terhadap x

Contoh 1:

Jika y = sin 2x, cari


Penyelesaian :

Kecepatan dan Percepatan. Kita menggunakan pengertian kecepatan sesaat untuk memotivasi
definisi turunan. Marilanh kita kaji ulang pengertian ini dengan menggunakan sebuah contoh.
Juga, sejak saat kita akan menggunakan kata tunggal kecepatan sebagai ganti istilah kecepatan
sesaat yang kurang praktis.
Contoh 2:
Sebuah benda bergerak disepanjang garis koordinat sehingga posisinya s memenuhi s = 2r2 12t
+ 8, dimana s diukur dalam sentimeter dan t dalam detik dengan t > 0. Tentukan kecepatan benda
ketika t = 1 dan ketika t = 6. Kapan kecepatannya 0? Kapan kecepatannya positif?
Penyelesaian:
Jika kita mengunakan lambang v(t) untuk kecepatan pada saat t, maka

Tentu saja, benda tersebut bergerak di sepanjang sumbu-s, bukan pada jalur berwarna
diatasnya. Tetapi jalur warna memperlihatkan apa yang terjadi pada benda itu. Diantara t = 0 dan
t = 3, kecepatan negative; benda bergerak kekiri (mundur). Pada saat t = 3, dia diperlambat ke
kecepatan nol. Kemudian mulai bergerak ke kanan ketika kecepatanya positif. Jadi, kecepatan
negative berkorespondasi dengan bergerak kea rah bertambahnya s. pembahasan mendalam
tentang butir-butir ini akan akan di berikan pada bab 3.
Terdapat perbedaan teknis antara kecepatan (velocity) dan laju (speed). Kecepatan
mempunyai tanda; mungkin positif atau negatif. Laju didefinisikan sebagai nilai mutlak dari
kecepatan. Jadi, dalam contoh diatas, laju pada saat t adalah 8 cm/detik. Pengukur pada
kebanyakan kendaraan adalah pengukur laju; dan selalu memberikan nilai taknegatif.
Sekarang kita memberikan tafsiran fisik mengenai turunan kedua d2s/dt2. Tentu saja,
ini hanyalah turunan pertama dari kecepatan. Jadi ia mengukur laju perubahan kecepatan
terhadap waktu, yang mempunyai nama percepatan. Jika percepatan dinyatakan oleh a, maka
a=

Ini berarti bahwa kecepatan bertambah pada suatu tingkat yang tetap sebesar 4 cm/detik setiap
detik yang kita tuliskan sebagai 4 cm/detik, atau 4 cm/detik2.

Anda mungkin juga menyukai