Anda di halaman 1dari 23

GRADIEN

Misalkan suatu permukaan mempunyai persamaan z = f x y( , ) dan f


mempunyai turunan parsial pertama yang kontinu, maka persamaan bidang
singung pada permukaan z = f x y( , ) di titik P x( 0, y0,z0) dinyatakan oleh:

z − =z0 fx (x0, y0)(x − x0) + fy (x0, y0)(y − y0).

Persamaan bidang singgung ini adalah linierisasi dari sautu permukaan.

Contoh 2.8 :
Tentukan persamaan bidang singgung terhadap paraboloid eliptik z = 2x2 + y2
di titik (1,1,3).

Penyelesaian :

Dalam hal ini f (x,y) = z = 2x2 + y2, sehingga

fx(x,y) = 4x ; fx(1,1) = 4 fy(x,y) = 2y ;


fy(1,1) = 2

Maka persamaan bidang singgung di titik ( 1,1,3) adalah


z −3 = 4(x −1) + 2(y −1) atau z = 4x + 2y
−3.

Hampiran Linier
Perhatikan bahwa pesamaan bidang singgung pada suatu permukaan di titik
dinyatakan oleh z − =z0 fx (x0, y0)(x − x0) + fy (x0, y0)(y − y0)

Dengan memperhatikan bahwa diperoleh

yang merupakan linierisasai permukaan di titik .


Fungsi di ruas kanan persamaan ini merupakan linierisasi dari di titik , dan biasa
ditulis dengan
Dalam hal ini fungsi f merupakan fungsi yang terdiferensial di , yaitu
fungsi yang turunan parsialnya, dan ada di sekitar dan kontinu di
.

Contoh 2.9 :

Tunjukkan bahwa fungsi terdiferensial di titik (1,4) dan carilah hampiran


liniernya di titik tersebut, kemudian gunakan hasilnya untuk mendekati nilai
.
Penyelesaian:
Turunan parsialnya adalah

Jelas bahwa dan ada di sekitar dan kontinu di , jadi


f terdiferensial di (1,4). Linierisasinya adalah

Jadi , sehingga

Bandingkan ini dengan nilai sebenarnya,

Untuk fungsi tiga peubah , maka pendekatan linier di titik P x( 0 ,


y z
0, 0)dinyatakan dengan:

L x y z( , , ) = f x( 0, y0,z0) + fx (x0, y0,z0)(x − x0)+ fy (x0, y0,z0)( y − y0)+

fz (x0, y0,z0)(z − z0)


Diferensial

Ingat kembali untuk fungsi satu peubah, y = f x( ), differensial dari y


didefinisikan dengan dy = f x dx'( ) . Perbedaan antara dy dan y dapat
dilihat pada ilustrasi gambar berikut.

Selanjutnya perhatikan fungsi dua peubah z = f x y( , ). Diferensial dari z, ditulis


dz , didefinisikan dengan
∂z ∂z
dz = dx + dy.
∂x ∂y

Diferensial dari z sering dinotasikan dengan df , sering disebut juga dengan


Diferensial Total.
Contoh 2.10: Jika z = xy , tentukan diferensial dz dan gunakan untuk
memperkirakan perubahan z jika (x y, ) berubah dari (2,3) ke (2.05,2.96).
Bandingkan dz dengan z.
Penyelesaian :
∂z ∂z
dz = dx + dy = y x+x y
∂x ∂y
= 3 . (0,05) + 2.(-0,04) = 0.07

Disisi lain z= (x + x) (y + y) − x y

=x y+y x+x y

= 2 (-0,04) + 3 (0,05) + (0,05)(-0,04)


= 0,068.
Perhatikan bahwa perubahan z adalah 0,068. Sedangkan perkiraannya perubahan
tersebut menggunakan diferensial adalah 0,07. Dengan demikian terdapat
kesalahan (error) sebesar z − dz = x y = −0,002
.
Contoh 2.11 :
Gunakan diferensial untuk memperkirakan nilai 273 1021.
Penyelesaian:
Yang kita tahu adalah

25 = 5, 3 1000 =10.
Kita bentuk fungsi

f (x, y)= x1/ 2 y1/3

Akan dilihat kenaikan jika terjadi perubahn dari x = 25, y = 1000 ke x =


27, y = 1021.
Diferensial f adalah
∂f ∂f
df = dx + dy ∂x
∂y

diperoleh df = x−1/ 2 y1/3 dx + x1/ 2 y− 2/3 dy

dengan memasukkan x = 25, y = 1000, dx = 2, dy = 21, maka df

= (25)−1/ 2 (1000)1/3 (2) + (25)1/ 2 (1000)−2/3 (21) = 2,35


Dengan demikian diperoleh

27 3 1000 ≈ 25 3 1000 + 2.35 = 52.35.

LATIHAN 2.5

1. Tunjukkan bahwa terdiferensial di dan temukan pendekatan linier


di titik tersebut. Selanjutnya gunakan untuk mendekati nilai .
2. Tentukan pendekatan linier dari di (3,4,2) , kemudian gunakan untuk
mendekati nilai
! !" .
4
3. Gunakan diferensial untuk menghampiri nilai 125 15.
4. Tentukan perubahan volume yang terjadi jika ukuran tinggi tabung
berubah dari 12 cm menjadi 12.1 cm dan jari-jarinya turun dari 6 cm
menjadi 5.8 cm.

2.6. TURUNAN BERARAH (The Directional Derivative)


Ingat kembali bahwa
∂z
fx (a,b) == Laju perubahan f (x, y) di titik (a,b) dalam arah x
∂x (a,b)

∂z fy(a,b) == Laju perubahan f (x, y) di titik (a,b) dalam arah


y
y
∂ (a,b)

Selanjutnya akan ditentukan laju perubahan dalam arah sembarang

Misalkan u = < a, b > adalah vektor satuan (unit vektor , yaitu vektor dengan
panjang satu) pada bidang x-y, yang menunjukkan arah perubahan. Maka
didefinisikan turunan berarah:
Definisi : Turunan berarah
Turunan berarah dari fungsi z = f (x, y) dalam arah vektor satuan u = < a, b
>, dinyatakan dengan Du f (x,y), didefinisikan sebagai berikut:
Du f (x, y) = fx(x, y)a + fy(x, y)b
Dalam definisi ini :

1. Secara Geometri, turunan berarah digunakan untuk menghitung


gradient dari permukaan z = f (x, y), yaitu untuk menghitung gradient
permukaan di titik (x0, y0, z0), dengan z0 = f (x0, y0), Dengan
demikian :

Gradien dari permukaan di titik (x0, y0,z0) dalam arah vektor satuan
# $ % & ’ adalah

Du f (x0, y0) = fx(x0, y0)a + fy(x0, y0)b

2. Vektor u = < a, b > harus merupakan vektor satuan. Jika akan


ditentukan turunan berarah dari suatu fungsi dalam arah vektor v dan v
bukan vektor satuan, maka dicari vektor satuan yang searah dengan
vektor v, yaitu
v 1u
==v.
|v| |v|

3. Arah vektor satuan u dapat dinyatakan dalam bentuk sudut θ , sudut


antaravektor u dan sumbu x. Dalam hal ini, u =< cos ,sin > (
perhatikan bahwa u adalah vektor satuan, karena
|u|= cos2 +sin2 = 1 =1) dan turunan berarah dapat dinyatakan dengan

Du f (x, y) = fx(x, y)cosθ+ fy(x, y)sinθ.

4. Turunan berarah menyatakan laju perubahan fungsi f dalam arah


vektor satuan u.

Contoh 2.12: Tentukan turunan berarah dari f (x, y) = 3y − 4xy + 6x di titik

(1, 2) dalam arah vektor satuan yang membentuk sudut θ= .


Penyelesaian:

Contoh 2.13: Tentukan turunan berarah dari fungsi f (x, y) = 3y − 4xy +6x di titik
(-3, -4) dalam arah vektor v =−2i +3j.

Penyelesaian:
Turunan parsial f adalah

fx(x, y) =−4y +6 ; fy(x, y) = 3− 4x

Vektor v bukan vektor satuan dan vektor satuan yang searah dengan vektor v
adalah
1 1 1
u= v= (-2i + 3j) =(-2i + 3 j)
|v| 4+9 13
Jadi turunan berarah f dalam arah vektor satuan u adalah
−2 3
fu (x, y) = (−4y + 6)() + (3 − 4x)()
13 13
Turunan berarah di titik ( -3, - 4) adalah
−2 3 1
fu(−3,−4) = (−4(−4) + 6)() + (3− 4(−3))( )= .
13 13 13
Gradien Fungsi
Diberikan fungsi dua peubah z = f (x, y), vektor gradien, dinyatakan dengan
∇f (x, y), adalah vektor di bidang x-y yang dinyatakan dengan

∇f (x, y) = fx(x, y) i + fy(x, y) j

Catatan

1. Turunan berarah fungsi z = f (x, y) dalam arah vektor satuan u = < a, b >
dapat dituliskan dalam bentuk dot product, yaitu,

Du f (x, y) = ∇f (x, y)⋅u

= ( fx(x, y) i + fy(x, y) j)⋅(ai + bj)

=< fx(x, y), fy(x, y) > ⋅ < a,b >

= fx(x, y)a + fy(x, y)b

2. Vektor gradien ∇f (x, y) menunjukkan arah perubahan maksimum dari


permukaan z = f (x, y). Panjang vektor gradien adalah nilai maksimum dari
turunan berarah, yaitu laju perubahan maksimum dari f. Jadi Nilai maksimum
turunan berarah f adalah | ∇f (x, y) |

3. Sedangkan − ∇f (x, y) adalah nilai minimum turunan berarah f

Contoh 2.14: Diberikan fungsi f (x, y) = ycos(x − y).

a. Tentukan gradient f

b. Tentukan gradien di titik P( ,0).


c. Gunakan gradient untuk menentukan turunan berarah f dalam arah vektor u

=< − > , kemudian tentukan laju perubahan f di P dalam arah vektor u.


d. Tentukan laju perubahan maksimumnya di P dan dalam arah manakah saat
perubahan itu terjadi.
Turunan berarah dan gradien untuk fungsi 3 peubah
Turunan berarah fungsi 3 peubah f (x, y, z) dalam arah vektor satuan u=
< a, b, c >, dinyatakan dengan Du f (x, y,z), didefinisikan dengan:

Du f (x, y,z) = fx(x, y,z)a + fy(x, y,z)b + fz(x, y,z)c

Vektor gradient, ∇f (x, y,z), dinyatakan sebagai

∇f (x, y,z) = fx(x, y,z) i + fy(x, y,z) j+ fz(x, y,z) k

Contoh 2.15: Tentukan gradien dan turunan berarah dari f (x, y,z) = 5x2 −3xy
+ xyzdi P(1, 2, 4) dalam arah dari titik P ke titik Q(-
3, 1, 2).
Penyelesaian:
Terlebih dahulu dicari turunan parsial terhadap x, y, and z, yaitu

fx(x, y,z) =10x−3y(1)+ yz(1) =10x−3y + yz

fy(x, y,z) = 0−3x(1) + xz(1) = −3x + xz fz(x,

y,z) = 0−0+ xy(1) = xy.

Diperoleh gradien:

∇f (x, y, z) = fx(x, y, z) i + fy (x, y, z) j + fz (x, y, z) k

= (10x − 3y + yz) i + (−3x + xz) j + xy k

Sehingga gradient di titik P(1, 2, 4) adalah

∇f (1,2,4) = (10(1)−3(2) + (2)(4)) i + (−3(1) + (1)(4)) j+ (1)(2) k

=12 i + j+ 2 k =<12, , 1 2 >

Selanjutnya untuk mencari turunan berarah, pertama ditentukan vektor satuan


u , yang searah dengan vektor dari titik P(1, 2, 4) ke titik Q(-3, 1, 2).

Perhatikan bahwa vektor v = PQ =<−3 −1,1− 2,2 − 4 >=<−4,−1,−2 > dan v bukan
vektor satuan. Vektor satuan yang searah dengan vektor v adalah

( *+)*

1
=< −4,−1,− 2 >

= ,− −
>
Dengan demikian diperoleh turunan berarah di titik P(1,2,4) yang searah dengan
vektor sataun u

Du f (1,2,4) = ∇f (1,2,4)⋅u

=< 12, 1, 2

Contoh 2.16: Tentukan laju perubahan maksimum dari fungsi f (x, y,z) = 5x2
−3xy + xyz di titik (1, 2, 4) dan arah saat perubahan itu terjadi.

Garis Normal terhadap Permukaan


Perhatikan kembali bahwa grafik fungsi z = f (x, y) akan berupa luasan
permukaan di ruang 3D .
Selanjutnya persamaan dapat kita tulis dalam bentuk
F(x, y,z) = f (x, y) − z = 0.
Selanjutnya, misalkan titik (x0, y0, z0) pada permukaan, maka gradien F di titik
tersebut, yaitu

∇F(x0, y0, z0) = Fx(x0, y0, z0) i + Fy(x0, y0, z0) j+ Fz(x0, y0, z0) k merupakan

vektor orthogonal (normal) terhadap permukaan z = f (x, y).

Contoh 2.17 : Tentukan vektor normal satuan terhadap permukaan x2 y + 2xz


= 4 di titik (2, − 2, 3).
Penyelesaian :

Permukaan x2 y + 2xz = 4 dapat dinyatakan sebagai F(x, y,z)


= x2 y + 2xz− 4 = 0.
Maka vektor normal terhadap permukaan tersebut adalah

∂ ∂f
∇F =i ∂ (x2 y+2xz−4) + j (x2 y+2xz−4)+k (x2 y+2xz−4)
∂x ∂y ∂z
= (2xy+ 2z) i + x2 j+ 2x k

Di (2, − 2, 3), ∇F (2, − 2, 3) = − 2i + 4 j + 4k

|∇F |(2, − 2, 3) = 4 + 16 + 16 = 6

Jadi vektor normal satuan terhadap permukaan F adalah

= (− 2i + 4 j+ 4k) = − i+ j+ k.

Bidang Singgung
Menggunakan gradien, kita dapat menemukan persamaan bidang singgung dan
garis normal terhadap permukaan permukaan.
Untuk memperoleh persamaan bidang, diperlukan titik pada bidang tersebut dan
sebuah vektor normal. Karena

∇F(x0, y0, z0 ) =< Fx(x0, y0, z0), Fy(x0, y0, z0 ), Fz(x0, y0, z0 ) >

menyatakan vektor normal terhadap permukaan (dan bidang singgung),


Komponen-komponennya dapat digunakan dalam menentukan persamaan
bidang singgung di titik (x0,y0,z0). Persamaan bidang singgung dinyatakan
dalam:

Fx(x0, y0, z0)(x − x0) + Fy(x0, y0, z0)(y − y0) + Fz(x0, y0, z0)(z − z0) = 0.

Persamaan parameter untuk garis normal di titik (x0,y0,z0)dinyatakan


dengan x = x0+ Fx(x0, y0, z0)t, y = y0 + Fy(x0, y0, z0)t , z = z0+ Fz(x0, y0,
z0)t

atau

x − x0 = y − y0 = z − z0
Fx(x0, y0,z0) Fy(x0, y0,z0) Fz(x0, y0,z0)

Contoh 2.18: Carilah persamaan bidang singgung dan garis normal


−x −y
2 2 1 terhadap
permukaan f (x, y) = e di titik (0,1, ). e
Penyelesaian:
2 2 2 2
−x −y −x −y
Perhatikan bahwa f (x, y) = e dapat ditulis sebagai z = e

atau
2 2
−x −y
F(x, y,z) = f (x, y) − z = e − z.

1
Selanjutnya akan dicari vektor gradient di titik (0,1, ). e

Dengan mengingat vektor gradient di titik (x0, y0, z0),

∇F(x0, y0, z0) = Fx(x0, y0, z0) i + Fy(x0, y0, z0) j+ Fz(x0, y0, z0) k , pertama

kita cari turunan parsialnya, yaitu

−x2−y2 −x2−y2 Fx(x, y,z) =−2xe


− 0 =−2xe
2 2 2 2

F
y(x, y,z) =−2ye−x −y −0 =−2ye−x −y

Fz(x, y,z) = 0 −1 =−1

1
di titik (x0, y0, z0) = (0,1, )diperoleh
e
−(0) −(1)
1 2 2

Fx(x0, y0,z0) = Fx(0,1, ) =−2(0)e = 0,


e

1 −(0)2−(1)2 −1 2
Fy(x0, y0,z0) = Fy(0,1, ) =−2(1)e =−2e =− , dan e e
1
Fz(x0, y0, z0) = F(0,1, ) =−1, e
1
Sehingga vektor gradien F di titik (0,1, ) adalah e
1 1 1
∇F(0,1, ) = 0 i + (1) j+ k = j+ k e
e e

Selanjutnya akan dicari persamaan garis singgung

Fx(x0, y0, z0)(x − x0) + Fy(x0, y0, z0)(y − y0) + Fz(x0, y0, z0)(z − z0) = 0

1
Di titik (x0, y0, z0) = (0,1, ), diperoleh e
1 1 1 1
Fx(0,1, )(x −0) + Fy(0,1, )(y −1) + Fz(0,1, )(z − ) = 0 e
e e e
atau
2 1
(0)(x −0) + (− )(y −1) + (−1)(z − ) = 0 e
e
atau
2 1
− (y −1) −(z − ) = 0 e
e
atau
2 2 1
−y+−z+ =0eee
Atau
2 3
− y − z + = 0. (ini adalah bidang siggung) e
e
Sedangkan persamaan garis normalnya
x = x0+ Fx(x0, y0, z0)t, y = y0 + Fy(x0, y0, z0)t , z = z0+ Fz(x0, y0, z0)t

1
dengan (x0, y0, z0) = (0,1, ), diperoleh e
1 1 2
Fx(x0, y0, z0) = Fx(0,1, ) = 0, Fy(x0, y0, z0) = Fy(0,1, ) =− , dan e e
e
1
Fz(x0, y0, z0) = F(0,1, ) =−1. e
Jadi persamaan garis normalnya adalah
2 1
x = 0+ (0)t , y =1+ (− )t , z = + (−1)t e
e
atau
2 1
x = 0, y =1− t , z = −t e e
Dengan menyelesaikan untuk t diperoleh persamaan garis normal

y −1 z −1/e
= .
− 2/e −1

LATIHAN 2.6

1. Tentukan turunan berarah dari f x y( , ) = x y2 3 − 4y di titik (2, 1) dalam


arah vector v= < 2,5 >
2. Jika f x y( , ) = xey,tentukan laju perubahan f di titik P(2,0) dalam arah

dari P ke titik Q ,2 .

3. Misalkan suhu di titik (x y z, , ) dalam ruang diberikan oleh


80
=
T x y z( , , ) 2 2 2 , dengan T diukur
dalam derajar
1+ +x 2y +3z
Celsius dan x y z, , dalam meter. Dalam arah manakah suhu naik tercepat
di titik (1, 1,2)?− Tentukan laju perubahan maksimumnya!

4. Tentukan vektor normal satuan terhadap permukaan x2 + y2 + z2 = 9 di titik


(2, 1, 2)

5. Carilah persamaan bidang singgung dan garis normal terhadap permukaan


x z− = 4arctan(yz) di titik (1+π, 1, 1).

6. Carilah persamaan bidang singgung dan garis normal terhadap permukaan


x2 + y2 + z2 = 9 di titik (2, 1, 2).

2.7. JACOBIANS

Pada bagian ini akan dibahas tentang Jacobian. Jacobian nantinya akan sangat
bermanfaat ketika kita berbicara mengenai integral lipat, khususnya dalam
penggantian variable
Jika x = g (u, v) dan y = h (u, v) terdiferensial, maka Jacobian x dan y yang
bersesuaian dengan (terhadap) u dan v, dinyatakan dengan

, didefinisikan sebagai
∂x∂x
∂(x, y) ∂u ∂v
=
∂(u, v) ∂y ∂y
∂u ∂v

Jika x = g (u,v, w), y = h(u,v, w), z = j(u,v, w) terdiferensial,maka


Jacobian yang diperoleh dari transformasi dari daerah U di ruang u v w ke
daerah W dalam ruang x y z, didefinisikan sebagai
v
y, y y y
w) v
sering ditulis dengan J ∂(u, .
v
v, w) u, v, w
Sifat : y,
∂(u, v) x, y, z
Jika J= dan J∗ = ∂(x, y),
∂(x, y) ∂(u, v)
Maka JJ∗ = 1.

Bukti :

MIsalkan u = (x, y) dan v = (x, y). Selanjutnya kita dapat menyelesaikan


= =
x, y dalam u dan v sehingga diperoleh u 1 (u,v) dan y 1 (u,v).
diperoleh
∂u ∂u
du = dx + dy
∂x ∂y
∂v ∂v
dv = dx + dy .
dan ∂x ∂y
Dengan demikian didapatkan
∂u ∂u ∂v ∂v
=1, = 0, =1 dan =0
∂u ∂v ∂v ∂u
∂u ∂u ∂ x ∂u ∂ y
sehingga
=1 = + ∂u ∂ x ∂u ∂ y ∂u
∂u ∂u ∂ x ∂u ∂ y
=0= +
∂v ∂ x ∂v ∂ y ∂v
∂v ∂v ∂ x ∂v ∂ y
=1 = +
∂v ∂ x ∂v ∂ y ∂v
∂v ∂v ∂ x ∂v ∂ y
=0= +
∂u ∂ x ∂u ∂ y ∂u
Diperoleh
∂u ∂u ∂x ∂x
∂x∂y ∂u ∂v
JJ∗ = ×
∂v ∂v ∂y ∂y
∂x∂y ∂u ∂v

(Dengan mengingat A B = AB , diperoleh

∂u ∂ x ∂u ∂ y ∂u ∂ x ∂u ∂ y
+ +
JJ∗ =∂ x ∂u ∂ y ∂u ∂ x ∂v ∂ y ∂v
∂v ∂ x ∂v ∂ y ∂v ∂ x ∂v ∂ y
+ +
∂ x ∂u ∂ y ∂u ∂ x ∂v ∂ y ∂v

1 0
== 1
0 1

- -
,

∂(u, v) ∂(u, v) ∂( p, q)
=
∂(x, y) ∂( p, q) ∂(x, y)

Bukti
Karena u dan v fungsi dari p dan q,maka
∂u ∂u
du = dp + dq
∂p ∂q
∂v ∂v
dv = dp + dq
∂p ∂q
dan
∂u ∂u ∂p ∂u ∂q
= + ∂x
∂p ∂x ∂q ∂x
∂u ∂u ∂p ∂u ∂q
= + ∂y ∂p
∂y ∂q ∂y
∂v ∂v ∂p ∂v ∂q
= + ∂x
∂p ∂x ∂q ∂x
∂v ∂v ∂p ∂v ∂q
= + ∂y ∂p
∂y ∂q ∂y
Dengan memperhatikan

v y
y v v
y

y y
v v v v
y y
∂u ∂u
∂x ∂y ∂(u,v)
= =
∂v ∂v ∂(x, y)
∂x ∂y

diperoleh

Sifat
Jika u dan v fungsi dari x dan y sedemikian sehingga
∂(u, v) f (u,
v) = 0, maka = 0.
∂(x, y)

Bukti :
Karena f (u, v) = 0, maka
∂f ∂u ∂f ∂v
+ =0
∂u ∂x ∂v ∂x
∂f ∂u ∂f ∂v
dan + = 0.
∂u ∂y ∂v ∂y

∂f ∂f
v
v

v
y y

y
yaitu,
v v
y
dengan pertukaran baris dan kolom dari determinan.

Dengan demikian diperoleh, .

Contoh 2.18 :
∂(x, y, z)
JIka x = r cos θ, y = r sin θ, z = z, tentukan . ∂(r, ,
z)

Penyelesaian:
cos −rsin 0
= sin rcos 0
0 0 1

= r cos2θ− (− r sin2θ) = r
(cos2θ+ sin2θ) = r

LATIHAN 2.7 :

Jika x = r cos θ, y = r sin θ, Tentukan dan

tunjukkan bahwa .

1. Jika x = r sin θ cos φ, y = r sin θ sin φ, z = r cos θ, tentukan


∂(x, y, z)
.
∂(r, , )

2. Jika y1 = x2 x3 , y2 = x3 x1 , y3 = x1 x2 , Tentukan x1 x2
x3

∂(y1, y2, y3) dan ∂(x , x1 2, x3) .


∂(x , x12, x3) ∂(y1, y2, y3)

Anda mungkin juga menyukai