Turunan Berarah
Turunan parsial mengukur laju perubahan (dan gradien garis
singgung) dalam arah sejajar dengan sumbu-sumbu
koordinat. Tujuan kita adalah mempelajari laju perubahan
fungsi untuk sebarang arah.
Untuk memudahkan, kita menggunakan notasi vektor.
f ( p + hi ) − f ( p )
f x ( p ) = lim
h→0 h
f ( p + hj ) − f ( p )
f y ( p ) = lim
h →0 h
Maka turunan berarah tidak lain adalah perluasan konsep di
atas.
Bagaimana caranya? Cukup mengganti i atau j dengan
sebarang vektor satuan u (sesuai arah yang dimaksud).
1
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Definisi
Untuk tiap vektor satuan u,
f ( p + hu ) − f ( p )
Du f ( p ) = lim
h→0 h
disebut turunan berarah dari f di p dalam arah u, bila limit itu ada.
2
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Teorema
Diberikan f mempunyai turunan di p. Maka f mempunyai turunan
berarah di p dalam arah satuan u = u1i + u2 j dan
Du f ( p ) = u ⋅∇f ( p ) ,
yaitu
Du f ( x, y ) = u1 f x ( x, y ) + u2 f y ( x, y )
Bukti : Karena f mempunyai turunan, maka
f ( p + hu ) − f ( p ) = ∇f ( p ) ⋅ hu + ε ( hu ) ⋅ ( hu )
dengan ε ( hu ) → 0 bila h → 0. Akibatnya
f ( p + hu ) − f ( p )
lim = lim ( ∇f ( p ) ⋅ u + ε ( hu ) ⋅ u )
h →0 h h→0
= lim ∇f ( p ) ⋅ u + lim ε ( hu ) ⋅ u = ∇f ( p ) ⋅ u
h→0 h→0
=∇f ( p )⋅u =0
3
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
4
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Latihan
Tentukan arah vektor u sehingga f ( x, y ) = x 2 2 + y 2 2
1. bertambah nilainya dengan laju terbesar di (1,1) .
2. berkurang nilainya dengan laju terbesar (1,1) .
3. tidak ada perubahn dalam nilai f di (1,1)
5
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
6
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Teorema
Gradien f di titik p tegak lurus terhadap kurva ketinggian dari f yang melalui
titik p.
z = x 2 − 2 y 3 + xy
7
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
6. Aturan Rantai
Jika fungsi f dibangun dari g dan h melalui komposisi, f =
g∘h, maka aturan rantai memungkin kita untuk menentukan f
́ berdasarkan ǵ dan h́.
Pada fungsi dua atau lebih variabel kita juga mengenal
aturan rantai.
8
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Sketsa Bukti
∆ w = f ( p + ∆ p ) − f ( p ) = ∇ f ( p ) ⋅ ∆p + ε ( ∆ p ) ⋅ ∆ p
= f x ( p ) ∆x + f y ( p ) ∆y + ε ( ∆p ) ⋅ ∆p
dengan ε ( ∆p ) → 0 bila ∆p → 0. Maka,
∆w ∆x ∆y ∆x ∆y
= fx (p) + f y (p ) + ε ( ∆p ) ⋅ ,
∆t ∆t ∆t ∆
t ∆
t
∆p ∆t
∆x ∆y
Karena x ( t ) , y ( t ) mempunyai turunan, maka lim ∆t →0 dan lim ∆t →0 ada.
∆t ∆t
Dengan demikian lim ∆t →0 ∆p = 0. Akibatnya, lim ∆t →0 ε ( ∆p ) = 0. Kita peroleh
dw ∆w ∆x ∆y
( p ) = lim ∆t →0 = lim ∆t →0 f x ( p ) + lim ∆t →0 f y ( p )
dt ∆t ∆t ∆t
dx dy
= fx (p) + f y (p )
dt dt
9
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
10
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Penyelesaian
dw ∂w dx ∂w dy ∂w dz
= + + = y ( − sin t ) + x cos t + 1 × 1
dt ∂x dt ∂y dt ∂z dt
= sin t ( − sin t ) + cos t cos t + 1 = − sin 2 t + cos 2 t + 1
= cos 2t + 1
Sedangkan
⎛ dw ⎞
⎜ ⎟ = cos ( 0 ) + 1 = 1 + 1 = 2.
⎝ dt ⎠t =0
Versi kedua
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana menentukan dw/dt, bila
w=f(x,y,z), dimana ketiga variabel x,y, dan z juga fungsi dari
dua variabel atau lebih.
Perhatikan kasus
x=x(r,s), y=y(r,s), z=z(r,s).
Sebagai contoh, w=f(x,y,z) menyatakan temperatur di suatu
titik (x,y,z) di bumi. Masing-masing variabel x,y, dan z
adalah fungsi dari garis lintang r dan garis bujur s.
Kasus x,y, dan z mempunyai lebih dari dua peubah dapat
diselesaikan cara serupa.
11
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
12
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
13
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
14
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
∂y ∂x = 0 karena y konstan.
Oki Neswan, Ph.D. – Departemen Matematika ITB 30
15
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
∂x F y ( −e − z ) + sin x ye − z − sin x
=− z =− =
∂z Fx 0 + z cos x z cos x
16
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Bidang Singgung
Vektor r’(t) adalah vektor yang menyinggung kurva pada
saat t (lihat Bab 13).
Dengan demikian, gradien adalah vektor yang tegak lurus
terhadap garis singgung.
Ide dapat diperluas untuk fungsi dengan tiga variabel atau
lebih.
Misalkan sebuah permukaan ditentukan oleh persamaan
F(x,y,z) = 0. (Apa hubungannya dengan persamaan
z=f(x,y)?). Perhatikan sebarang kurva mulus pada
permukaan yang melalui titik p0=(x0,y0,z0). Misalkan
r(t) = (x (t),y (t),z (t))
adalah persamaan parametrik dari kurva tersebut.
17
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Definisi
Misalkan diketahui sebuah permukaan ditentukan oleh persamaan
F ( x, y, z ) = 0 dan F mempunyai turunan di p 0 ( x0 , y0 , z0 ) ,
dengan ∇F ( p 0 ) ≠ 0. Maka bidang yang melalui p 0 tegak lurus terhadap
∇F ( p 0 ) disebut bidang singgung permukaan di p 0 .
18
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
19
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Contoh
Tentukan persamaan bidang
singgung dan garis normal pada
permukaan x2+ y2+ z-9=0
di titik (1,2,4).
f ( p ) ≈ f ( p 0 ) + ∇f ( p 0 ) ⋅ ( p − p 0 ) = L ( p )
Untuk kasus dua variabel, p = ( x, y ) ,
f ( x, y ) ≈ f ( x0 , y0 ) + f x ( x0 , y0 )( x − x0 ) + f y ( x0 , y0 )( y − y0 )
L( x , y )
20
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
diperoleh ∆f = f ( p ) − f ( p 0 ) ≈ ∇f ( p 0 ) ⋅ ( p − p 0 )
Khususnya untuk kasus dua variabel, p = ( x, y ) ,
∆z = f ( x, y ) − f ( x0 , y0 ) ≈ f x ( x0 , y0 )( x − x0 ) + f y ( x0 , y0 )( y − y0 )
∆x ∆y
Definisi
Fungsi z = f ( x, y ) diketahui mempunyai turunan p 0 ( x0 , y0 ) dan dx, dy
adalah diferensial dari variabel x dan y. Diferensial dari z ditulis dz
(atau total diferensial dari fungsi f , ditulis df ) didefinisikan sebagai
dz = df ( x, y ) = f x ( x, y ) dx + f y ( x, y ) dy
Contoh
Sebuah perusahaan pembuah tanki memproduksi tanki penimpanan
minyak mentah berbentuk silinder berukuran tinggi 25 m dan jari-jari
5 m. Tentukanlah sensitifitas volume tanki terhadap berbedaan jari-jari
dan tinggi.
Penyelesaian
Volume tanki adalah V ( r , h ) = π r 2 h. Perubahan volume dapat dihampiri
oleh diferensial
dV = Vr ( 5, 25 ) dr + Vh ( 5, 25 ) dh
= 2π rh (5,25) dr + π r 2 dh = 250π dr + 25π dh
( 5,25)
Oki Neswan, Ph.D. – Departemen Matematika ITB 42
21
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
dr
=r '( t )
dt
22
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
23
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
24
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
25
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Penyelesaian
Jelas f ( x, y ) = x 2 − 2 x + y 2 4 sebagai polinomial, mempunyai turunan di
selruh bidang. Jadi, nilai ekstrim hanya terjadi pada titik stasioner.
Titik stasioner dapat diidentifikasi dengan menyelesaikan sistem persamaan
⎧⎪ f x ( x, y ) = 2 x − 2 = 0
⎨
⎪⎩ f y ( x, y ) = y 2 = 0
Jadi, f (1, 0 ) adalah nilai minimum global. f tidak memiliki nilai maksimum.
26
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
xy ( x 2 − y 2 ) z = y 2 − y 4 − x2
z=
(x 2
+y 2
)
Maka
1. jika D > 0 dan f xx ( x0 , y0 ) < 0, maka f ( x0 , y0 ) nilai maksimum lokal;
2. jika D > 0 dan f xx ( x0 , y0 ) > 0, maka f ( x0 , y0 ) nilai minimum lokal;
.:
3. jika D < 0, f ( x0 , y0 ) bukan nilai ekstrim, ( x0 , y0 ) adalah titik pelana;
4. jika D = 0, uji gagal.
D disebut Hessian.
27
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Contoh
Dengan menggunakan Uji Turunan Kedua, tentukan semua nilai ekstrim
f dan lokasi di mana terdapat titik pelana, jika
f ( x, y ) = x 2 − 2 xy + y 3 3 − 3 y.
Penyelesaian
Karena f adalah polinom, maka f mempunyai turunan. Jadi, titik kritis
yang mungkin hanyalah titik stasioner.
f x ( x, y ) = 2 x − 2 y f y ( x, y ) = −2 x + y 2 − 3.
Perhatikan bahwa f x ( x, y ) = 0 jika x = y dan f y ( x, y ) = 0 jika
−2 x + y 2 − 3 = 0. Untuk memperoleh titik stasioner ( x, y ) substitusikan
y pada x dalam − 2 x + y 2 − 3 = 0 menghasilkan persamaan kuadrat
−2 y + y 2 − 3 = 0. Persamaan ini mempunyai dua solusi yaitu x = −1 dan
x = 3. Diperoleh dua titik stasioner ( −1, −1) , ( 3,3) .
f xx ( x, y ) = 2, f xy ( x, y ) = −2, f yy ( x, y ) = 2 y.
Maka,
D ( −1, −1) = f xx ( −1, −1) f yy ( −1, −1) − f xy ( −1, −1)
2
= 2 ( −2 ) − ( −2 ) = −8 < 0
2
= ( 2 )( 6 ) − ( −2 ) = 8 > 0
2
28
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Contoh
Fungsi T ( x, y ) = 2 x 2 + y 2 − y menyatakan temperatur pada cakram
{( x, y ) : x 2
+ y 2 ≤ 1} . Tentukan titik paling panas dan paling dingin pada
cakram.
Penyelesaian
Cakram adalah himpunan tertutup. Menurut Teorema Eksistensi Nilai
Ekstrim, fungsi kontinu T mencapai nilai ekstrim. Karena T
mempunyai turunan maka titik kritis hanyalah dari jenis titik batas δ:
x2 + y2 = 1 dan titik stasioner. Titik stasioner dari T dari solusi
persamaan ∇T=0.
∇T=(Tx,, Ty) = (4x, 2y – 1) = (0,0)
Diperoleh titik stasioner (x,y)=(0,½).
Temperatur tiap titik pada batas δ : x2 + y2 = 1, adalah
T(x,y)= 2x2 + y2 – y = x2 + 1 – y
(− )
3 2 , −1 2 , ( 0, −1) , dan ( 3 2, −1 2 ) .
T ( 0,1) = 0, T ( − 3 2, − 1 2 ) = 9 4 = T ( 3 2, − 1 2 ) , T ( 0, −1) = 2,
Sedangkan pada titik stasioner T ( 0,1 2 ) = − 1 4.
(
Dengan demikian, titik terpanas adalah ± 3 2, − 1 2 tercapai pada )
titik batas dan titik paling dingin adalah ( 0,1 2 ) berada di dalam cakram.
29
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
9. Metoda Lagrange
Sebelumnya kita telah membicarakan masalah optimisasi tanpa
kendala, yaitu masalah menentukan p dan q sehingga
f(p) ≥ f(x) untuk tiap x dalam domain f dan
f(q) ≤ f(x) untuk tiap x dalam domain f.
Di sini kita membicarakan masalah serupa hanya untuk x pada
himpunan tertentu. Pada Contoh terakhir kita telah mencoba
memecahkan masalah sejenis yaitu menentukan nilai maksimum
dati T(x,y) pada cakram tutup x2 + y2 ≤ 1. Pertidaksamaan x2 + y2
≤ 1 disebut kendala. Bagian dari masalah ini adalah
menyelesaikan optimisasi f pada batas, yaitu jika kendala berupa
persamaann x2 + y2 = 1.
30
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
31
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Bila berpotongan di p, maka ada titik p’∈Sr’ yang lebih dekat ke (0,0,0).
r’<r.
Ini adalah penjelasan intuitif mengapa titik ekstrim terjadi di mana
permukaan menyinggung kurva ketinggian ( yaitu bila ∇f tegak lurus
vektor singgung kurva Sr).
Prinsip di atas dirumuskan sebagai teorema berikut
Maka ∇f ( p 0 ) ⋅ v ( t0 ) = 0.
Jadi, di titik di mana f ( r ( t ) ) mencapai nilai ekstrim lokal, ∇f tegak lurus
terhadap garis singgung kurva C.
32
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Tentu saja teorema di atas juga berlaku untuk fungsi dua variabel.
Teorema di atas menjadi dasar bagi Metoda Pengali Langrange
(The Method of Lagrange Multipliers).
33
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
34
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Multikendala
Banyak masalah optimisasi yang memuat lebih dari satu kendala.
Kita akan membahas masalah untuk 2 kendala. Masalah untuk n
kendala dapat didekati dengan cara serupa.
Misalkan kita perlu menentukan nilai ekstrim lokal dari f (p)
dengan syarat
g1(p) = 0 dan g2(p) = 0
dimana g1 dan g2 mempunyai turunan dan ∇g1 dan ∇g2 tidak
sejajar (satu bukan kelipatan yang lain).
Titik kritis diperoleh dengan menentukan solusi x,y,z, dan dari
persamaan
⎧∇f = λ∇g1 + µ∇g 2
⎪
⎨ g1 ( x, y, z ) = 0
⎪ g ( x, y , z ) = 0
⎩ 2
Oki Neswan, Ph.D. – Departemen Matematika ITB 69
35
Catatan Kuliah MA1223 Kalkulus Elementer II
Soal-soal PR Bab 15
15.1: 5, 9, 10, 14, 20, 22, 23, 28, 34, 36, 40.
15.2: 5, 8, 14, 20, 27, 28, 31, 40, 43, 46.
15.3: 4, 6-8, 12, 15, 16, 27.
15.4: 4, 8, 16, 20, 22, 24, 25.
15.5: 5, 8, 10, 12, 16, 21, 22, 27, 29, 31.
15.6: 4, 5, 10, 12, 13, 19, 24, 26, 31, 34.
15.7: 4, 7, 10, 14, 17, 20, 22, 26.
15.8: 3, 6, 9, 13, 22, 24, 27, 31, 34.
15.9: 2, 6, 8, 9, 13, 15, 17.
Oki Neswan, Ph.D. – Departemen Matematika ITB 72
36