Anda di halaman 1dari 6

MATERI 5

TURUNAN

5.1 Pengertian
5.1.1 Turunan Biasa
Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca ”f aksen”) yang
nilainya pada sebarang bilangan c adalah

f’(c) = lim
h→0

asalkan limit ini ada dan bukan ∞ atau −∞ (Purcell, 2003).


Keterdiferensiasian mengimplilasikan kekontinuan, jika sebuah kurva
mempunyai sebuah garis singgung di sebuah tititik, maka kurva itu tidak
dapat melompat atau sangat berayun di titik tersebut. Perumusan yang persis
dari kenyataan ini merupakan sebuah teorema yang penting.keterdiferensian
mengimplikasikan kekontinuan jika f’(c) ada maka f kontinu di c (Purcell,
2003).
Jika t kita bayangkan sebagai bilangan yang mengukur panjang suatu
busur pada lingkaran satuan, atau secara setara, sebagai bilangan radian dalam
sudut yang berpadanan. Jadi, f(t) = sin t dan g(t) = cos t adalah fungsi-fungsi
yang mempunyai daerah asal dan daerah hasil berupa bilangan real. Kita
dapat meninjau masalah pencarian turunan-turunannya (Purcell, 2003).
Aturan rantai sedemikian rupa pentingnya, sehingga kita akan jarang
mendeferensiasikan fungsi tanpa menggunakannya. Tetapi agar dapat
menyatakan aturan tersebut sebgaimana mestinya. Andaikan y = f(u) dan g
(x). Jika g terdeferensiasikan di x dan f terdeferensiasikan di u = g(x), maka
fungsi komposit fog, didefinisikan oleh (fog) (x) = f (g(x) terdefinisikan di x
dan (fog)’(x) = f’(g(x) g’(x) (Purcell, 2003).
Operasi diferensiasi mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan
sebuah fungsi baru f’. Jika f’ didiferensiasikan, kita masih tetap akan
menghasilkan fungsi lain, dinyatakan oleh f’’ yang disebut turunan kedua,
turunan kedua dapat didiferensiassikan lagi, menghasilkan f’’’ yang disebut

Thania Fathimah A. Zahra, Fitriani, Putri Annisa P. Lestari, Piere A. Hugo Riok
turunan ketiga, dan seterusnya. Turunan ini biasa dikenal dengan turunan
tingkat tinggi (Purcell, 2003).
5.1.1.2 Sifat-sifat Turunan
1. Bila u = u (x) dan v = v (x), maka :
a. y = u ± v → y’ = u’ ± v’
b. y = u . v → y = v . u’ + u . v’
𝑢 𝑣 . 𝑢′ −𝑢 .𝑣′
c. y = 𝑣 → y’ = 𝑣²

2. Bila x bertambah dengan ∆x maka u bertambah dengan ∆u,


v bertambah dengan ∆v, dan y bertambah dengan ∆y
(Suharto, 1992).
5.1.1.2 Rumus-rumus Dasar Turunan
1. y = xn maka y’ = nxn-1
2. y suatu fungsi konstanta maka y’ = 0
3. y suatu fungsi trigonometri :
a. y = sin x maka y’ = cos x
b. y = cos x maka y’ = -sin x
c. y = tg x maka y’ = sec2 x
d. y = ctg x maka y’ = -cosec2 x
e. y = sec x maka y’ = sec x tg x
f. y = cosec x maka y’ = -cosec x ctg x
4. y suatu fungsi logaritma :
1
a. y = glog x maka y’ = 𝑥 ln 𝑔
1
b. y = ln x maka y’ = 𝑥

5. y suatu fungsi eksponen :


a. y = ax maka y’ = ax ln a
b. y = ex maka y’ = ex
6. y suatu fungsi siklometri :
1
a. y = arc sin x maka y’ =
√1−𝑥²
−1
b. y = arc cos x maka y’ =
√1−𝑥²
−1
c. y = arc tg x maka y’ = 1+𝑥²

Thania Fathimah A. Zahra, Fitriani, Putri Annisa P. Lestari, Piere A. Hugo Riok
−1
d. y = arc ctg x maka y’ = 1+𝑥²
−1
e. y = arc sec x maka y’ =
𝑥√𝑥²−1
−1
f. y = arc cosec x maka y’ =
𝑥√𝑥 2 −1

(Suharto, 1992).
5.1.2 Turunan Parsial
Andaikan bahwa f adalah suatu fungsi dua variabel x dan y. Jika y
dijaga agar tetap konstan, katakanlah y = y0, maka f(x, y0) adalah fungsi satu
variabel x. Turunan di x = x0 disebut parsial f terhadap x di (x0, y0). Jadi,
𝑓(𝑥0 + 𝛥𝑥 , 𝑦0 ) − 𝑓(𝑥0 , 𝑦0 )
𝑓𝑥 (𝑥0 , 𝑦0 ) = lim
𝛥𝑥 →0 𝛥𝑥
(Varberg, 2006).
Dengan cara serupa, turunan parsial f terhadap y di (x0, y0) dinyatakan oleh
fy(x0, y0) dan diberikan oleh
𝑓(𝑥0 , 𝑦0 + 𝛥𝑦 ) − 𝑓(𝑥0, 𝑦0 )
𝑓𝑦 (𝑥0 , 𝑦0 ) = lim
𝛥𝑦 →0 𝛥𝑦
(Varberg, 2006).
Ketimbang menghitung fx(x0, y0) dan fy(x0, y0) secara langsung dari
definisi, biasanya kita mencari fx(x0, y0) dan fy(x0, y0) dengan menggunakan
aturan baku untuk turunan; kemudian kita mensubstitusikan x = x0 dan y =
y0. Aturan untuk diferensiasi fungsi satu variabel berlaku untuk mencari
turunan parsial, selama kita memegang satu variabel tetap (Varberg, 2006).
5.1.3 Turunan Implisit
Aturan fungsi y = f(x) dapat ditampilkan dalam bentuk F(x, y) = 0,
dengan F(x, y) dalam aturan F(x, y) = 0 menyatakan bahwa y adalah funsi
dari x, dan juga x fungsi dari y. Di sini kita mengatakan bahwa y adalah funsi
implisit dari x, dan juga x adalah fungsi implisit dari y. Dari aturan F(x, y) =
0, mungkin terjadi y dapat dinyatakan secara eksplisit dalam x (atau
sebaliknya), atau mungkin juga tidak (Martono, 1999).
Konsep fungsi satu peubah y = f(x) dapat diperluas sehingga menjadi
fungsi dua peubah z = F(x, y). Di sini peubah bebasnya x dan y, sedangkan
peubah tak bebasnya z. Pada fungsi implisit y = y(x) yang termuat dalam F(x,

Thania Fathimah A. Zahra, Fitriani, Putri Annisa P. Lestari, Piere A. Hugo Riok
y) = 0, terdapat selang terbuka (x, x dengan  > 0 tertentu sehingga y =
y(x) adalah fungsi dalam pengertian biasa, yaitu untuk setiap x dikaitkan
dengan tepat satu y (Martono, 1999).
Menentukan turunan fungsi y = y(x) yang terkandung secara implisit
dalam F(x, y) = G(x, y). Jika fungsi y terdiferensialkan terhadap x, maka
d d
(F(x, y)) = (G(x, y))
dx dx
dengan menganggap y sebagai fungsi dari x akan menghasilkan y’ sebagai
fungsi dari x dan y (Martono, 1999).

5.2 Contoh Soal

1. Turunan pertama dari f(x) = 2x4 + x3 + 4x2 + 5x + 10 adalah…

> f:=x->2*x^4+x^3+4*x^2+5*x+10;
f := x2 x 4x 34 x 25 x10
> Diff(f(x),x);
d
( 2 x 4x 34 x 25 x10 )
dx
> diff(f(x),x);
8 x 33 x 28 x5

cos(𝑥𝑦)
2. fx dan fy dari f(x,y) = + x2y adalah…
𝑥

> f:=(x,y)->(cos(x*y)/x)+ x^2*y;


cos( x y )
f := ( x, y ) x 2 y
x
> diff(f(x,y),x);
sin ( x y ) y cos( x y )
  2 x y
x x2
> diff(f(x,y),y);
sin ( x y )x 2

𝑑𝑦 𝑑𝑥
3. Diketahui f(x,y) = x3 + 2x3 3y2 – y3 = 0. Tentukan 𝑑𝑥 dan 𝑑𝑦 dari turunan

tersebut!

Thania Fathimah A. Zahra, Fitriani, Putri Annisa P. Lestari, Piere A. Hugo Riok
> f:=(x,y)->x^3+2*x^3*3*y^2-y^3=8;
f := ( x, y )x 36 x 3 y 2y 38

> implicitdiff(f(x,y),y,x);
x 2 ( 6 y 21 )
y ( 4 x 3y )
> implicitdiff(f(x,y),x,y);
y ( 4 x 3y )

x 2 ( 6 y 21 )

5.3 Latihan Soal


(𝑥+2)³
1. Turunan pertama fungsi f(x) = (1−3𝑥)² , untuk x = -3 adalah...

2. Diketahui fungsi f (x,y) = 2x³ + 5x²y³ - y². Tentukan turunan terhadap x


dan y…
3. Tentukan turunan dari fungsi implisit x²y - 3y³x = 0...

Thania Fathimah A. Zahra, Fitriani, Putri Annisa P. Lestari, Piere A. Hugo Riok
LAMPIRAN 5.3

1. > f:=x->(x+2)^3/(1-3*x)^2;
( x2 ) 3
f := x
( 13 x ) 2
> simplify(diff(f(x),x));
3 ( x2 ) 2 ( 5x )
( 13 x ) 3
> evalf(subs(x=-3,%),2);

2. > f:=(x,y)->2*x^3+5*x^2*y^3-y^2;
f := ( x, y )2 x 35 x 2 y 3y 2

> diff(f(x,y),x);
10 x y 36 x 2

> diff(f(x,y),y);

3. > implicitdiff(x^2*y-3*y^3*x=0,x,y);
x ( 9 y 2x )

y ( 3 y 22 x )

Thania Fathimah A. Zahra, Fitriani, Putri Annisa P. Lestari, Piere A. Hugo Riok

Anda mungkin juga menyukai