DISUSUN OLEH :
DINAS PENDIDIKAN
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
I. Definisi Turunan
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama
fungsi f di x = a ditulis f’(a) didefinisikan dengan:
f (a+ h)−f ( a)
f’(a) = lim
h→ 0 h
f’ disebut fungsi turunan pertamadari fungsi asal f, nilai dari f’ untuk sebarang x dalam I
= lim
h→ 0
4+ h
f’(2) = 4
Contoh: f(x) = 10
f’(x) = 0
b. Turunan fungsi linier
Jika f (x) = ax + b, a≠ 0 , maka f’ (x) = a.
Contoh : f (x) = 5x + 7
f’(x) = 5
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa f(a) adalah nilai stasioner di x = a dan f(b) adalah nilai
stasioner di x = b, dimana turunan pertama di titik-titik tersebut bernilai nol. Selanjutnya titik
(a, f(a)) dan (b, f(b)) disebut titik stasioner dari fungsi f.
Contoh 1
Tentukan nilai stasioner dan titik stasioner dari fungsi f(x)=x2−4xf(x)=x2−4x
Jawab :
f '(x) = 2x − 4
Contoh 2
Tentukan nilai stasioner dan titik stasioner dari fungsi f(x)=x3−3x+1f(x)=x3−3x+1
Jawab :
f '(x) = 3x2 − 3
f(x) stasioner ⇒ f '(x) = 0
⇔ 3x2 − 3 = 0
⇔ x2 − 1 = 0
⇔ (x + 1)(x − 1 ) = 0
⇔ x = −1 atau x = 1
Nilai stasioner pada x = −1 :
f(−1) = (−1)3 − 3(−1) + 1 = 3
Nilai-nilai stasioner sering juga disebut sebagai bakal calon nilai ektrim. Ada 2 jenis ektrim
fungsi, yaitu nilai balik maksimum dan nilai balik minimum. Nilai balik
maksimum/minimum sering juga disebut dengan nilai maksimum/minimum
relatif atau maksimum/minimum lokal.
Untuk menentukan jenis ektrim suatu fungsi dapat dilakukan dengan uji turunan pertama dan
uji turunan kedua.
Contoh 3
Dengan menggunakan uji turunan pertama, tentukan jenis ekstrim dari
fungsi f(x)=x3−6x2+9x+1f(x)=x3−6x2+9x+1
Jawab :
f '(x) = 3x2 − 12x + 9
f '(x) = 0
⇔ 3x2 − 12x + 9 = 0
⇔ x2 − 4x + 3 = 0
⇔ (x − 1)(x − 3) = 0
⇔ x = 1 atau x = 3
Karena pada x = 1 terjadi perubahan dari naik menjadi turun, maka f(1) = 5 adalah nilai balik
maksimum.
Karena pada x = 3 terjadi perubahan dari turun menjadi naik, maka f(3) = 1 adalah nilai balik
minimum.
Contoh 4
Dengan menggunakan uji turunan kedua, tentukan jenis ekstrim dari
fungsi f(x)=x3−6x2+9x+1f(x)=x3−6x2+9x+1
Jawab :
f '(x) = 3x2 − 12x + 9
f ''(x) = 6x − 12
f '(x) = 0
⇔ 3x2 − 12x + 9 = 0
⇔ x2 − 4x + 3 = 0
⇔ (x − 1)(x - 3) = 0
⇔ x = 1 atau x = 3
Contoh 5
Tentukan jenis ekstrim dari fungsi f(x)=x4+1f(x)=x4+1
Jawab :
f '(x) = 4x3
f ''(x) = 12x2
f '(x) = 0
⇔ 4x3 = 0
⇔x=0
Karena pada x = 0 terjadi perubahan dari turun menjadi naik, maka f(0) = 1 adalah nilai balik
minimum.
Latihan Soal
Latihan 1
Diketahui fungsi y=ax3+bx2y=ax3+bx2 dengan a dan b konstan. Jika nilai stasioner
di x=1x=1 adalah −1, tentukan nilai a − b !
Jawab :
Substitusi titik stasioner (1, −1) ke fungsi y :
y = ax3 + bx2
⇔ −1 = a(1)3 + b(1)2
⇔ −1 = a + b .................(1)
3a + 3b = −3
3a + 2b = 0 _
b = −3
Jadi, a − b = 2 − (−3) = 5
Latihan 2
Grafik fungsi kuadrat f(x)=−x2−2px+3f(x)=−x2−2px+3 mencapai nilai balik maksimum
untuk absis x=−1x=−1. Tentukan nilai p dan koordinat titik balik maksimum fungsi tersebut !
Jawab :
f(x) = −x2 − 2px + 3
f '(x) = −2x − 2p
Karena f mencapai nilai balik maksimum di x=−1x=−1 maka :
f '(−1) = 0
⇔ −2(−1) − 2p = 0
⇔ 2 − 2p = 0
⇔p=1
Untuk p = 1 maka
f(x) = −x2 − 2(1)x + 3
f(x) = −x2 − 2x + 3
Latihan 3
Fungsi kuadrat f(x)=ax2+bx−5f(x)=ax2+bx−5 mempunyai koordinat titik balik minimum
di (2,−9)(2,−9). Hitunglah nilai a+ba+b !
Jawab :
Substitusi titik (2, −9) ke fungsi f(x)
−9 = a(2)2 + b(2) − 5
4a + 2b = −4 ......................(1)
f '(x) = 2ax + b
Karena f mencapai nilai balik minimum di x=2x=2, maka :
f '(2) = 0
2a(2) + b = 0
4a + b = 0 ..........................(2)
Jadi, a + b = 1 + (−4) = −3
Gambar 1. merupakan grafik fungsi f(x) = – (x – 1)2 + 4. Turunan pertama dari fungsi f(x) =
– (x – 1)2 + 4 adalah f '(x) = –2(x – 1). Untuk x = 1, diperoleh f '(1) = –2(1 – 1) = 0. Oleh
karena nilai f '(1) = 0 maka fungsi f(x) = –(x – 1)2 + 4 mencapai nilai stasioner di x = 1
dengan nilai stasioner f(1) = – (1 – 1)2 + 4 = 4. Selanjutnya, titik (1, 4) disebut titik stasioner.
Amati f "(x) > 0 untuk x < 0, dikatakan f cekung ke atas pada x < 0, f "(x) < 0 untuk 0 < x <
2, dikatakan f cekung ke bawah pada 0 < x < 2, dan f "(x) > 0 pada x > 2, dikatakan f cekung
ke atas pada x > 2.
Di sekitar x = 0 (titik (0, 0)) terjadi perubahan kecekungan dari cekung ke atas menjadi
cekung ke bawah sehingga titik (0, 0) merupakan titik belok grafik fungsi f. Apakah titik (2,
0) merupakan titik belok? Bagaimana dengan titik (3, 0)? Dari uraian tersebut, dapatkah
Anda menyatakan pengertian nilai stasioner fungsi? Cobalah nyatakan pengertian nilai
stasioner fungsi dengan kata-kata Anda sendiri.
Definisi 1 :
Contoh Soal 1 :
a. Tentukan nilai stasioner fungsi f(x) = 3x2 – 6x + 5.
b. Tentukan nilai stasioner dan jenisnya untuk fungsi f(x) = x3 + 4x2 – 3x + 2.
Pembahasan :
f '(x) = 0
6x – 6 = 0
x = 1.
f(1) = 3.12 – 6. 1 + 5 = 2
Untuk mengetahui nilai f '(x) pada selang x < –3, –3 < x < 1/3, dan x > 1/3, substitusikan nilai
x untuk selang interval tersebut pada f '(x) sehingga diperoleh
• untuk x = –4, f '(–4) = 13 > 0 sehingga f(x) naik untuk x < –3;
• untuk x = 0, f '(0) = –3 < 0 sehingga f(x) turun untuk interval –3 < x < 1/3;
• untuk x = 1, f '(1) = 8 > 0 sehingga f(x) naik untuk x > 1/3.
Jadi, nilai f '(x) dapat digambarkan pada selang interval di atas.
Anda telah mempelajari cara menentukan nilai stasioner dengan uji tanda turunan pertama.
Misalkan, fungsi f(x) = x3 – 3x2 dengan f '(x) = 3x2 – 6x. Untuk f '(x) = 0 diperoleh titik-titik
stasioner (0, 0) dan (2, –4), dengan (0, 0) dinamakan titik balik maksimum lokal, sedangkan
(2, –4) dinamakan titik balik minimum lokal. Sekarang, pelajarilah cara menentukan nilai
stasioner suatu fungsi dan penerapannya menggunakan turunan kedua.
Dengan menggunakan turunan kedua jenis titik stasioner dapat ditentukan sebagai berikut.
• Jika f "(c) < 0, f(c) adalah nilai maksimum lokal fungsi f(x) dan titik (c, f(c)) adalah titik
balik maksimum lokal grafik fungsi f(x).
• Jika f "(c) > 0, f(c) adalah nilai minimum lokal fungsi f(x) dan titik (c, f(c)) adalah titik
balik minimum lokal grafik fungsi f(x).
• Jika f "(c) = 0 atau tidak mempunyai turunan kedua, jenis nilai stasioner dilakukan dengan
menggunakan uji turunan pertama.
Contoh Soal 2 :
Tentukan jenis nilai stasioner fungsi f(x) = x3 – 6x2 + 9x + 1 dan f(x) = x4 – 4x3 dengan
menggunakan uji turunan kedua.
Penyelesaian :
Nilai stasioner diperoleh untuk f '(x) = 0, yaitu x = 0 atau x = 3 untuk x = 0, f "(0) = 0 dan
untuk x = 3, f "(3) = 36 > 0 sehingga :
f(3) adalah nilai minimum lokal fungsi f(x), yaitu f(3) = –27.
Untuk x = 0 dengan f "(0) = 0 jenis nilai stasioner ditentukan dengan uji turunan pertama.
Amati f "(x) > 0 untuk x < 0, dikatakan f cekung ke atas pada x < 0, f "(x) < 0 untuk 0 < x <
2, dikatakan f cekung ke bawah pada 0 < x < 2, dan f "(x) > 0 pada x > 2, dikatakan f cekung
ke atas pada x > 2.
Di sekitar x = 0 (titik (0, 0)) terjadi perubahan kecekungan dari cekung ke atas menjadi
cekung ke bawah sehingga titik (0, 0) merupakan titik belok grafik fungsi f. Apakah titik (2,
0) merupakan titik belok? Bagaimana dengan titik (3, 0)?
Dari contoh tersebut dapatkah Anda menduga cara menentukan nilai stasioner suatu fungsi?
Cobalah nyatakan dengan kata-kata Anda sendiri. Konsep yang telah Anda pelajari tersebut
membawa kita pada definisi berikut.
Definisi 2 :
f cekung ke atas pada [a, b] jika f "(x) > 0 dan f cekung ke bawah jika f "(x) < 0. Perubahan
kecekungan disebut titik belok.
B. Fungsi Naik dan Fungsi Turun
Dalam suatu fungsi, kita mengenal dua jenis karakteristik fungsi tersebut, yaitu fungsi
naik dan fungsi turun. Kadang kita bisa mengatakan bahwa suatu fungsi itu selalu naik, atau
selalu turun. Sering juga kita menjumpai suatu fungsi yang naik pada selang tertentu, tetapi
juga turun pada selang yang lain. Hal-hal itulah yang akan kita diskusikan pada pembahasan
ini. Setelah membaca pembahasan ini, diharapkan kita dapat memiliki kemampuan berikut.
Pertama, kita definisikan suatu fungsi dapat dikatakan sebagai fungsi naik atau fungsi turun.
Perhatikan definisi berikut.
Pembuktian
Kasus 1: Untuk membuktikan kasus pertama, anggap bahwa f ’(x) > 0 untuk semua x dalam
selang (a, b) dan misalkan x1 < x2 adalah sembarang dua titik dalam selang tersebut.
Berdasarkan Teorema Nilai Rata-Rata, kita tahu bahwa ada suatu bilangan c sedemikian
sehingga x1 < c < x2, dan
Karena f ’(c) > 0 dan x2 – x1 > 0, maka f(x2) – f(x1) > 0, yang mengakibatkan bahwa f(x1)
< f(x2). Jadi, f naik pada selang tersebut.
Kasus 2: Untuk kasus ini, kita dapat membuktikannya dengan menggunakan alur yang serupa
dengan kasus 1.
Kasus 3: Misalkan f ’(x) = 0 untuk semua x dalam selang (a, b) dan misalkan x1 < x2 adalah
sembarang duat titik dalam selang tersebut. Berdasarkan Teorema Nilai Rata-Rata, kita tahu
bahwa ada suatu bilangan c sedemikian sehingga x1 < c < x2, dan
Karena f ’(c) = 0 maka f(x1) – f(x2) = 0, yang berakibat f(x1) = f(x2). Jadi, fungsi tersebut tidak
naik ataupun tidak turun. Dengan kata lain, fungsi tersebut konstan pada selang tersebut.
C. Persamaan Garis Singgung Dan Normal
Arti geometri dari turunan fungsi di satu tititk adalah gradien garis singgung pada grafik
fungsinya. Jika suatu fungsi terdiferensialkan di satu titik dan turunan pertamanya kontinu di
sekitar titik itu, maka persamaan garis singgung di titik itu dapat ditentukan. Turunan
pertamanya ditentukan dengan aturan menentukan turunan, definisi turunan, turunan implisit,
atau turunan parameter. Garis singgung dan garis normal pada suatu fungsi didefinisikan
sebagai berikut di bawah ini.
Definisi
Misalkan fungsi f terdiferensialkan pada selang terbuka I yang memuat c dan fungsi
turunan pertama f ’ kontinu pada I.
Garis singgung pada fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui titik (c, f(c))
dengan gradien
mgs =
Garis normal pada grafik fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui (c, f(c))
dan tegak lurus pada garis singgungnya.
Catatan Dari syarat dua garis saling tegak lurus, jika mgs = , dan ≠ 0, maka gradien garis
normalnya adalah
Persamaan Garis Singgung
Jika titik P (x1, y1) terletak pada kurva y = f(x), maka persamaan garis singgung kurva yang
memlaui titik tersebut adalah :
y− y1 =m ( x−x 1 )
CONTOH SOAL :
Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x³ – 3x di titik (2, 2) dan gambarkan
grafiknya.
Penyelesaian :
f(x) = x³ – 3x
f ‘(x) = 3x² – 3
m = f ‘(2) = 12 – 3 = 9
y – y1 = m(x – x1)
y – 2 = 9 (x – 2)
y – 2 = 9x – 18
y = 9x – 16
20
15
10
5
0
-3 -2 -1 -5 0 1 2 3 4
-10
-15
-20
-25
-30
-35
-40
Kurva Persamaan Garis Singgung
CONTOH SOAL
Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x4 – 7x2 + 20 di titik yang berabsis 2
dan gambarkan grafiknya.
Penyelesaian :
y = x4 – 7x2 + 20 = y = 24 – 7.22 + 20 = 16 – 28 + 20 = 8
y – y1 = m(x – x1)
y – 8 = 4(x – 2)
y – 8 = 4x – 8
y = 4x
10000
8000
6000
4000
2000
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
-2000
Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal pada kurva y = x2 + x + 1 dan
melalui titik yang berabsis −1 serta gambarkan grafiknya.
Penyelesaian :
Pada kurva y = x2 + x + 1 dan melalui titik yang berabsis −1 titik singgungnya adalah
(−1,y) karena baru diketahui absis x = −1
y = (−1)2 + (−1) + 1 = 1
y = x2 + x + 1 , y' = 2x + 1 → m = 2(−1) + 1 = −1
y − y1 = m(x − x1)
y – 1 = −1(x + 1)
y=−x
'
m gn=−1/f (c )
' −1
Gradien garis normalnya yang melalui titik (-1, 1) adalah m gn=−1/f (c )= =1
−1
y− y1 =mgn ( x −x1 )
y−1=1 ( x +1 )
y=x +2
120
100
80
60
40
20
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
-20
dy
Kita telah menggunakan cara penulisan Leibniz untuk turunan y terhadap x. Sampai
dx
dy
sekarang, kita telah memperlakukan sebagai lambang belaka dan tidak mencoba
dx
memberikan arti tersendiri pada dy dan dx.
Untuk memberikan gambaran dari definisi tersebut, andaikan P (x0, y0) adalah titik tetap pada
grafik y = f(x), seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
y = f(x)
dy
y
P (x0, y0)
dx
garis
singgung
x
Dengan P sebagai titik asal, perkenalkan sumbu-sumbu koordinat baru (sumbu-sumbu dx dan
dy) sejajar dengan sumbu-sumbu x dan y yang lama. Dalam sistem koordinat yang baru ini,
garis singgung di P secara khas mempunyai persamaan sederhana, yakni dy = m dx, dimana
m adalah kemiringannya. Tetapi kemiringan m terhadap sistem koordinat baru sama saja
seperti terhadap sistem xy lama. jadi, m = f ' (x0), sehingga persamaan garis singgung boleh
dituliskan
dy =f ' ( x 0 ) dx
Kegunaan gagasan ini terletak pada kenyataan dasar bahwa garis singgung tersebut sangat
dekat pada kurva y = f(x) di sekitar P (x0, y0). Lihat gambar di bawah ini!
y = f(x)
y
∆y
dy
P (x0, y0)
∆x
garis
singgung
x0 x0 + ∆x x
Jadi jika x mendapatkan pertambahan kecil ∆x = dx, pertambahan yang berpadanan dalam y
pada kurva adalah ∆y = f(x0 + ∆x) – f(x0), sedangkan pada garis singgung adalah dy =
f ' ( x 0 ) ∆ x. Tetapi dy merupakan suatu hampiran terhadap ∆y dan hanya berupa konstanta kali
∆x, yang secara normal lebih mudah di hitung.
Definisi
dy =f ' ( x ) dx
Sekarang anda perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, karena dy = f ' (x) dx,
dy
pembagian kedua ruas oleh dx menghasilkan f ' ( x )= anda dapat melakukannya;
dx
menafsirkan turunan sebagai suatu hasilbagi dua diferensial.
Kedua, bersesuaian dengan setiap aturan turunan, ada aturan diferensial yang diperoleh dari
bentuk sebelumnya dengan mengalikannya pada dx.
dk
1. =0 1. dk =0
dx
d (ku) du
2. =k 2. d ( ku ) =k du
dx dx
d (u+ v) du dv
3. = + 3. d ( u+v ) =du+dv
dx dx dx
d (uv) dv du
4. =u + v 4. d ( uv )=u dv +v du
dx dx dx
5.
d (u/ v)
=
v ( dudx )−u( dvdx ) 5. d ( uv )= v du−u
2
v
dv
2
dx v
d (un ) du
6. =n un−1 6. d ( un ) =n un−1 du
dx dx
Ketiga, meskipun definisi dy menganggap bahwa x y adalah sebuah peubah bebas, anggapan
tersebut tidak penting. Andaikan y = f(x), dengan x = g(t). Maka t adalah peubah bebas dan x
dan y keduanya bergantung padanya. Sekarang
dx=g ' ( t ) dt
dan karena
y=f ( g ( t ) )
dy =f ' ( g ( t ) ) g' ( t ) dt
¿ f ' ( x ) dx
Perhatikan bahwa dy ternyata adalah f ' ( x ) dx, sama halnya seperti jika x adalah peubah bebas.
Akhirnya, Hati-hatilah membedakan turunan dan diferensial. Mereka tidak sama. Bila
dy
anda menulis Dxy atau , berarti anda menggunakan lambang untuk turunan, sebaliknya
dx
bila anda menuliskan dy, maka anda menyatakan diferensial.
CONTOH SOAL
Cari dy jika
(a) y = x3 – 3x + 1
(b) y= √ x 2 +3 x
(c) y=sin ( x 4−3 x 2−11 )
Penyelesaian. Jika kita mengetahui bagaimana menghitung turunan, maka kita tahu
bagaimana menghitung diferensial. Kita hanya menghitung turunan dan mengalikannya
dengan dx.
(a) dy = (3x2 – 3) dx
−1
1 2 2 2 x+3
(b) dy = ( x +3 x ) (2 x +3 ) dx= dx
2 2 √ x 2+ 3 x
(c) dy =cos ( x 4 −3 x 2 +11 ) . ( 4 x3 −6 x ) dx
HAMPIRAN
Diferensial akan memainkan beberapa peranan, tetapi untuk sekarang ini penggunaan
utamanya adalah dalam peyediaan hampiran-hampiran.
y y = f(x)
∆y
dy
f(x+∆x)
Bilamana x diberikan tambahan ∆x, maka y menerima tambahan yang berpadanan ∆y, yang
dapat dihampiri oleh dy. Jadi , f(x + ∆x) dihampiri oleh :
CONTOH SOAL
Andaikan anda memerlukan hampiran yang baik terhadap √ 4.6 dan √ 8.2 , tanpa
menggunakan kalkulator. Apa yang mungkin anda kerjakan ?
Penyelesaian.
dx = -0.8
dx = 0.6
dy = -0.133
3
2 dy = 0.15
1
Bilamana x berubah dari 4 ke 4.6 maka √ x berubah dari √ 4 = 2 ke √ 4 + dy (secara
hampiran).
Sekarang
1 1
dy = x −1 /2 dx= dx
2 2 √x
1 0.6
dy = ( 0.6 ) = =0.15
2 √4 4
1 −0.8
dy = (−0.8 )= =0.133
2 √9 6
karena itu,
Berikut adalah masalah khas dalam sains. Seseorang peneliti mengukur peubah x tertentu
yang bernilai x0 dengan galat yang mungkin berukuran ±∆x. Nilai x0 kemudian dipakai
menghitung nilai y0 untuk y yang tergantung pada x. Nilai y0 tercemar oleh galat dalam x,
tetapi seberapa buruk? Prosedur baku adalah menaksir galat ini dengan memakai sarana
diferensial.
CONTOH SOAL
Rusuk kubus diukur dengan panjang 11.4 cm dengan kemungkinan galat ± 0.05 cm.
Hitung volume kubus dan berikan suatu taksiran galat dalam nilai ini.
Penyelesaian
Volume kubus V yang rusuknya x adalah V = x3. Jadi dV = 3x2 dx. Jika x = 11.4 dan dx =
0.05, maka V = (11.4)3 ≈ 1482 dan
dV = 3 (11.4)2 (0.05) ≈ 19
HAMPIRAN LINEAR
y y = f(x)
y = f(a) + f’(a)(x-a)
(a, f(a))
a x x
f ( x ) ≈ f ( a ) + f ' ( a ) (x−a)
Polinom Linear P1 ( x )=f ( a ) + f ' ( a ) ( x−a) disebut Polinom Taylor Orde 1 pada a untuk
f(x), menurut matematikawan Inggris, Brook Taylor (1658-1731). Kita dapat
mengharapkan P1(x) merupakan suatu hampiran yang baik terhadap f(x) hanya di dekat x =
a.
CONTOH SOAL
Carilah P1(x) pada a = 1 untuk f(x) = ln x dan gunakan untuk menghampiri ln (0.9) dan ln
(1.5)
Penyelesaian :
1
Karena f(x) = ln x, maka f '(x) = ; maka f(1) = 0 dan f ' ( 1 )=1. Karenanya :
x
Akibatnya :
ln x ≈ x −1
ln ( 0.9 ) ≈ 0.9−1=−0.1
ln ( 1.5 ) ≈ 1.5−1=0.5
Polinom kuadrat unik yang memenuhi kondisi-kondisi ini (Polinom Taylor orde 2
pada a) adalah :
CONTOH SOAL
Carilah P2(x) pada a = 1 untuk f(x) = ln x dan gunakan untuk menghampiri ln (0.9) dan ln
(1.5)
Penyelesaian :
1
Karena f(x) = ln x, maka f '(x) = ; dan f (x)= {-1} over {{x} ^ {2} maka f(1) = 0 ,
x
f ' ( 1 )=1 , f (1)=-
Jadi :
1
P2 ( x ) =0+1 ( x −1 )− ( x−1 )2
2
Akibatnya :
1
ln x ≈ ( x−1 )− ( x−1 )2
2
1
ln ( 0.9 ) ≈ ( 0.9−1 )− ( 0.9−1 )2=−0.1050
2
1
ln ( 1.5 ) ≈ ( 1.5−1 )− ( 1.5−1 )2=0.3750
2
Pn ( x ) =f ( a )+ f ' ( a ) ( x−a ) + f (a)} over {2!} {(x-a)} ^ {2} +…+ {{f} ^ {left (n right )} (a)} over {n!} {(x-a)}
Hampiran yang berpadanan adalah
f ( x ) ≈ f ( a ) + f ' ( a )( x−a ) +f (a)} over {2!} {(x-a)} ^ {2} +…+ {{f} ^ {left (n right )} (a)} over {n!} {(x-a)} ^ {n
f ( x ) ≈ f ( 0 ) + f ' ( 0 ) x +f (0)} over {2!} {x} ^ {2} +…+ {{f} ^ {left (n right )} (0)} over {n!} {x}
CONTOH SOAL
Cari polinom-polinom Maclaurin orde n untuk ex dan cos x. Kemudian hampiri e-0.2 dan
cos (0.2) dengan menggunakan n = 4.
Penyelesaian. Perhitungan turunan-turunan yang diperlukan diperlihatkan pada tabel
pada x = 0 pada x = 0
f(x) ex 1 cos x 1
f ’ (x) ex 1 - sin x 0
f “ (x) ex 1 - cos x -1
f(3) ex 1 sin x 0
f(4) ex 1 cos x 1
f(5) ex 1 - sin x 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
Diperoleh bahwa
1 2 1 3 1 4 1
e x ≈ 1+ x+ x + x + x + …+ x n
2! 3! 4! n!
1 2 1 4 1
cos x=1− x + x −…+ (−1 )n /2 x n (n genap)
2! 4! n!
1 1 1
e 0.2 ≈1+ 0.2+ ( 0.2 )2 + ( 0.2 )3 + ( 0.2 )4 =1.2214
2! 3! 4!
1 1
cos ( 0.2 ) =1− ( 0.2 )2 + ( 0.2 )4 ≈ 0.9800667
2! 4!
BAB III
KESIMPULAN
Suatu fungsi f dikatakan naik pada suatu selang jika untuk sembarang dua
bilangan x1 dan x2 dalam selang tersebut, x1 < x2 mengakibatkan f(x1) < f(x2).
Suatu fungsi f dikatakan turun pada suatu selang jika untuk sembarang dua
bilangan x1 dan x2 dalam selang tersebut, x1 < x2 mengakibatkan f(x1) > f(x2).
Garis singgung pada fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui titik (c,
f(c)) dengan gradien
Garis normal pada grafik fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui (c,
f(c)) dan tegak lurus pada garis singgungnya