Anda di halaman 1dari 7

DIKTAT

KALKULUS PEUBAH BANYAK


KETERDIFERENSIALAN

Disusun oleh:
1. Agitsna Nur Azizah Kurbiana (1172050007)
2. Alatal Binayah (1172050010)
3. Azka Rabbihadi Joe (1172050018)
Semester/Kelas III/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KETERDIFERENSIALAN
Untuk sebuah fungsi satu peubah, keterdiferensialan (dif f
erentiability) dari f di x berarti adanya turunan f’(x). Sehingga,
keterdiferensialan ini akan ekuivalen dengan grafik dari f yang
mempunyai garis singgung tak vertikal di x.
Konsep untuk keterdiferensialan sebuah fungsi dua peubah
berhubungan dengan kaidah normal tentang keberadaan sebuah
bidang singgung, dan jelas bahwa hal ini membutuhkan lebih dari
sekedar keberadaan turunan-turunan parsial dari f semata karena
turunan-turunan tersebut mencerminkan sifat f hanya dalam dua
arah.
Ilustrasi: Misalkan ada fungsi dua peubah:
f (x, y) = −10√|𝑥𝑦|

yang ditunjukkan pada output program

Gambar 1.5: Output Fungsi f (x, y) = −10√|𝑥𝑦|

𝜕𝑓 𝜕𝑓
Untuk (0, 0) dan (0, 0) keduanya ada dan sama dengan 0;
𝜕𝑥 𝜕𝑦
meskipun tidak dapat dipastikan bahwa grafiknya mempunyai
sebuah bidang singgung di titik asal. Alasannya adalah, tentu
bahwa grafik dari f tidak dapat dihampiri dengan baik di titik
asal tersebut oleh sebarang bidang (khususnyam bidang xy) kecuali
dalam dua arah. Sebuah bidang singgung seharusnya akan
menghampiri grafik tersebut dengan sangat baik dalam segala arah.
Cara lain untuk dapat melihat keterdiferensialan sebuah fungsi
dengan peubah tunggal adalah sebagai berikut:
Ilustrasi:
Jika f dapat didiferensialkan di a, maka terdapat sebuah garis singgung yang
melalui (a, f (a)) yang mendekati fungsi tersebut untuk nilai x dekat a. Dengan
kata lain, f hampir mendekati linier dekat a. gambar berikut mngilustrasikan
hal ini untuk fungsi satu peubah, ketika grafik y = f (x) diperbesar, garis
singgung dan fungsi tersebut hampir tidak dapat dibedakan. Untuk lebih
tepatnya, kita dapat mengatakan

Gambar 1.6: ilustrasi pendekatan perpotongan garis

bahwa sebuah fungsi f disebut linier setempat di a jika terdapat sebuah


konstanta m sedemikian rupa sehingga
f (a + h) = f (a) + hm + hε(h)

dimana ε(h) adalah sebuah fungsi yang memenuhi limh→0 ε(h) = 0. Dengan
menyelesaikan ε(h) akan menghasilkan
𝑓(𝑎 + ℎ) − 𝑓(𝑎)
𝜀(ℎ) = −𝑚

Fungsi ε(h) adalah perbedaan antara kemiringan garis potong yang melalui
titik (a, f (a)) dan titik (a + h, f (a + h)) dengan kemiringan garis singuung yang
melalui (a, f (a)). Jika f bersifat linear setempat di a, maka
𝑓(𝑎+ℎ)−𝑓(𝑎)
lim ε(h) = lim 𝜀(ℎ) = −𝑚 =0

h→0 h→0
yang berarti bahwa
f (a + h) − f (a)
lim =m
h→0 h
Kita dapat menyimpulkan bahwa f pasti dapat dideferensialkan di a dan bahwa
m pasti sama dengan f’(a). Sebaliknya, jika f dapat dideferensialkan di a, maka
𝑓(𝑎+ℎ)−𝑓(𝑎)
𝑙𝑖𝑚ℎ→0 = f’(a) = m, sehingga f linear setempat. Dengan demikian,

pada kasus satu peubah, f akan linear setempat di a jika dan hanya jika f dapat
didefensialkan di a.
Konsep kelinieran setempat ini juga berlaku pada situasi sama dimana f
adalah fungsi dua peubah. Berikut definisi linear setempat untuk fungsi dua
peubah:
Definisi
Fungsi f dikatakan linear setempat di (a, b) jika

𝜕𝑓 𝜕𝑓
f (a + h1 , b + h2 ) = f (a, b) + h1 𝜕𝑥 (a, b) + h2 𝜕𝑦(a, b) + h1 ε1 (h1 , h2 ) + h2 ε2 (h1 , h2 )

dimana ε1(h1, h2 → 0 ketika (h1, h2) → 0 dan ε2(h1, h2 → 0 ketika (h1, h2) → 0
Berdasarkan uraian diatas maka kita dapat mendefinisikan keterdiferensialan yang
sama dengan kelinearan setempat.

Definisi
Fungsi s dapat dideferensialkan di p jika fungsi tersebut linear setempat di p.
Fungsi f dapat dideferensialkan pada sebuah himpunan terbuka R jika fungsi
tersebut dapat dideferensialkan di setiap titik di R.
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
Vektor (𝜕𝑥 (p), 𝜕𝑦(p)) = 𝜕𝑥 (p)i + 𝜕𝑦(p)j dilambangkan dengan ∇f (p)
dan disebut gradien dari f . Jadi, f dapat dideferensialkan di [p] jika dan
hanya jika
f (p+h) = f (p) + ∇f (p).h + ε(h.)h
dimana ε(h) → 0 ketika h → 0. Operator ∇ dibaca ”del” dan sering disebut
operator del.
Dalam hal-hal yang telah dikemukakan diatas, gradien menjadi analog dengan
turunan. Aspek-aspek yang tersirat dari definisi diatas adalah:
1. Turunan f’(x) adalah sebuah bilangan, sedangkan gradien ∇f (p) adalah
sebuah vektor.

2. Hasilkali ∇f (p).h dan ε(h).h adalah hasilkali titik.

3. Definisi-definisi keterdiferensialan dan gradien dapat dikembangkan dengan


mudah menjadi ruang berdimensi berapapun.
TEOREMA A
𝜕𝑓 𝜕𝑓
Jika f (x, y) mempunyai turunan-turunan parsial kontinu (x, y) dan (x, y)
𝜕𝑥 𝜕𝑦
pada sebuah himpunan D yang bagian dalamnya mengandung (a, b), maka f (x, y)
dapat dideferensialkan di (a, b).
Jika fungsi f dapat dideferensialkam di p0, maka ketika h mempunyai besaran
yang kecil
f (p0 + h) = f (p0) + ∇f.h

dengan menganggap p = p0 + h kita menjumpai fungsi T yang didefinisikan sebagai


T (p) = f (p0) + ∇f (p0).(p − p0)

Harusnya menjadi hampiran yang baik untuk f (p) jika p dekat dengan p0.
Persamaan z = T (p) mendefinisikan sebuah bidang yang menghampiri f di
dekat p0. Biasanya ini disebut bidang singgung.

Contoh Soal Tentukan gradien ∇𝑓(𝑥, 𝑦) dan tunjukkan bahwa f (x, y) = xey
2
+x y
Penyelesaian
𝜕𝑓 𝜕𝑓
= 𝑒 𝑦 + 2𝑥𝑦, = 𝑥𝑒 𝑦 + 𝑥 2
𝜕𝑥 𝜕𝑦
Gradiennya adalah
∇𝑓(𝑥, 𝑦) = (𝑒 𝑦 + 2𝑥𝑦)𝒊 + (𝑥𝑒 𝑦 + 𝑥 2 )𝒋 = 〈𝑒 𝑦 + 2𝑥𝑦, 𝑥𝑒 𝑦 + 𝑥 2 〉

Contoh Soal untuk 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥 sin 𝑧 + 𝑥 2 𝑦, tentukan ∇𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)


Penyelesaian Turunan parsialnya adalah
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
= sin 𝑧 + 2𝑥𝑦, = 𝑥2, = 𝑥 cos 𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
∇𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (sin 𝑧 + 2𝑥𝑦)𝑖 + (𝑥 2 )𝑗 + (𝑥 cos 𝑧)𝑘 = 〈sin 𝑧 + 2𝑥𝑦, 𝑥 2 , 𝑥 cos 𝑧〉
Aturan-aturan untuk Gradien
Dalam beberapa aspek, gradien berperilaku seperti turunan.
TEOREMA B
Sifat-sifat ∇
∇ adalah operator linear, yakni:
i. ∇[𝑓 ± 𝑔] = ∇𝑓 ± ∇𝑔
ii. ∇𝑐𝑓 = 𝑐∇𝑓, 𝑐 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
iii. ∇[𝑓𝑔] = 𝑓 ∙ ∇𝑔 + 𝑔 ∙ ∇𝑓
𝑓 ∇𝑓∙𝑔−∇𝑔∙𝑓
iv. ∇ (𝑔 ) = 𝑔2
v. ∇𝑓 𝑟 = 𝑟𝑓 𝑟−1 ∇𝑓
Bukti
𝜕[𝑓±𝑔] 𝜕[𝑓±𝑔]
i. ∇[𝑓 ± 𝑔] = 𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗
𝜕𝑓 𝜕𝑔 𝜕𝑓 𝜕𝑔
= 𝜕𝑥 𝑖 ± 𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗 ± 𝜕𝑦 𝑗
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑔 𝜕𝑔
= 𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗 ± 𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗
= ∇𝑓 ± ∇𝑔
𝜕(𝑐𝑓) 𝜕(𝑐𝑓)
ii. ∇[𝑐𝑓] = 𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗
𝜕𝑓 𝜕𝑓
= 𝑐 (𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗)
= 𝑐∇𝑓
𝜕(𝑓𝑔) 𝜕(𝑓𝑔)
iii. ∇[𝑓𝑔] = 𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗
𝜕𝑓∙𝑔 𝜕𝑔∙𝑓 𝜕𝑓∙𝑔 𝜕𝑔∙𝑓
=( + )𝑖 +( + )𝑗
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝜕𝑓∙𝑔 𝜕𝑓∙𝑔 𝜕𝑔∙𝑓 𝜕𝑔∙𝑓
= 𝑓( 𝑖+ 𝑗) + 𝑔 ( 𝑖+ 𝑗)
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦
= 𝑓 ∙ ∇𝑔 + 𝑔 ∙ ∇𝑓
Latihan Soal
Tentukan gradien ∇𝑓 dari:
1. 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 𝑦 + 4𝑥𝑦
𝑥2
2. 𝑓(𝑥, 𝑦) = 𝑦
3. 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑧 ln(𝑥 + 𝑦 + 𝑧)
4. 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝑥𝑦𝑧 + 𝑥 2
DAFTAR PUSTAKA
Purcell, dkk (2003). Kalkulus Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Atina, dkk. Diktat Kalkulus Multivariabel I Universitas Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai