DOSEN PENGAMPU:
FARID IMROATUS SHOLIHAH, S.Si., M.Pd
KELOMPOK 12 :
1. WIDYA AYU RATNANINGRUM (126204211078)
2. ULFA ROHMATUL MA’RIFAH (126204211075)
3. ALFINA KURNIARISTA (126204213217)
KELAS TMT 5E
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2023
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Turunan Numerik .................................................................................................... 1
A. Persoalan Turunan Numerik......................................................................... 1
B. Tiga Pendekatan dalam Menghitung Turunan Numerik .............................. 2
C. Penurunan Rumus Turunan dengan Deret Taylor ........................................ 3
D. Penurunan Rumus Turunan Numerik dengan Polinom Interpolasi ............. 6
E. Menentukan Orde Galat ............................................................................... 8
Contoh Soal ........................................................................................................... 10
Kesimpulan ........................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15
ii
TURUNAN NUMERIK
Catatan.
i) Bila persamaan fungsi f(x) diberikan secara eksplisit, maka kita dapat
menentukan fungsi turunannya, f’(x), f’’(x),..., 𝑓 (𝑛+1) (𝑥), lalu
menggunakannya untuk menghitung nilai turunan fungsi di x = t.
ii) Jika fungsi f(x) tidak diketahui secara eksplisit dan kita hanya memiliki
beberapa titik data saja. Pada kasus tersebut kita tidak dapat menemukan
nilai turunan fungsi secara analitik.
iii) Pada kasus lain, meskipun f(x) diketahui secara eksplisit tetapi dalam
bentuk yang rumit sehingga menentukan fungsi turunannya merupakan
pekerjaan yang tidak guna.
1
adalah menentukan hampiran nilai turunan fungsi f yang diberikan dalam bentuk
tabel.
2
b. Diferensiasi Mundur atau Hampiran Selisih-Mundur (Backward
Difference Approximation)
𝑓(𝑥0 )−𝑓(𝑥0 −ℎ) 𝑓0 −𝑓1
𝑓 ′(𝑥0 ) = = . . . . . (Persamaan 2)
ℎ ℎ
3
polinom interpolasi. Kedua cara tersebut dapat menghasilkan rumus yang sama.
Pendekatan dengan Deret Taylor memungkinkan kita untuk mengekspresikan suatu
fungsi sebagai jumlah tak terhingga turunan pada suatu titik. Dengan membatasi
jumlah suku deret, kita dapat mendapatkan rumus turunan numerik.
Misalkan diberikan titik-titik (𝑥𝑖 , 𝑓𝑖 ), i = 0, 1, 2, ..., n, yang dalam hal ini 𝑥𝑖 =
𝑥0 + 𝑖ℎ dan 𝑓𝑖 = 𝑓 (𝑥𝑖 ).
Akan dihitung f’(x), dalam hal ini 𝑥 = 𝑥0 + 𝑠ℎ, 𝑠 𝜖 ℝ dengan ketiga
pendekatan, yaitu:
a. Hampiran Selisih-Maju
Penjabaran 𝑓(𝑥𝑖+1 ) di sekitar 𝑥𝑖 :
(𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 ) (𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 )2
𝑓(𝑥𝑖+1 ) = 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓′(𝑥𝑖 ) + 𝑓′′(𝑥𝑖 ) + ⋯
1! 2!
ℎ2
𝑓𝑖+1 = 𝑓𝑖 + ℎ𝑓𝑖′ + + ⋯ . . . (Persamaan 4)
2𝑓𝑖′′
ℎ2
ℎ𝑓𝑖′ = 𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖 − 2𝑓𝑖 ′′ + ⋯
𝑓𝑖+1 −𝑓𝑖 ℎ
𝑓𝑖′ = −
ℎ 2𝑓𝑖 ′′
𝑓𝑖+1 −𝑓𝑖
𝑓𝑖′ = + 𝑂(ℎ),
ℎ
ℎ
Dalam hal ini, 𝑂(ℎ) = 2𝑓′′(𝑡) , 𝑥𝑖 < 𝑡 < 𝑥𝑖+1 .
b. Hampiran Selisih-Mundur
Penjabaran 𝑓(𝑥𝑖−1 ) di sekitar 𝑥𝑖 :
(𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 ) (𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 )2
𝑓(𝑥𝑖−1 ) = 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓′(𝑥𝑖 ) + 𝑓′′(𝑥𝑖 ) + ⋯
1! 2!
ℎ2
𝑓𝑖−1 = 𝑓𝑖 − ℎ𝑓𝑖′ + 2𝑓𝑖′′ + ⋯ . . . (Persamaan 6)
ℎ2
ℎ𝑓𝑖′ = 𝑓𝑖 − 𝑓𝑖−1 + 2𝑓𝑖 ′′ + ⋯
𝑓𝑖 − 𝑓𝑖−1 ℎ
𝑓𝑖′ = − +⋯
ℎ 2𝑓𝑖 ′′
𝑓𝑖 − 𝑓𝑖−1
𝑓𝑖′ = + 𝑂(ℎ),
ℎ
ℎ
Dalam hal ini, 𝑂(ℎ) = − 2𝑓′′ (𝑡) , 𝑥𝑖−1 < 𝑡 < 𝑥𝑖 .
4
Nilai f di 𝑥0 dan 𝑥−1 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:
𝑓0 −𝑓−1 ℎ
𝑓0′ = + 𝑂(ℎ) . . . (Persamaan 7). O(h) disini = − 2𝑓′′ (𝑡) , 𝑥𝑖+1 < 𝑡 < 𝑥𝑖 .
ℎ
c. Hampiran Selisih-Pusat
Dari persamaan 4 dan persamaan 6 (kurangkan):
ℎ3
𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1 = 2ℎ𝑓𝑖′ + 𝑓𝑖′′′ + ⋯
3
ℎ3
2ℎ𝑓𝑖′ = 𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1 − 3𝑓𝑖′′′ + ⋯
𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1 ℎ2
𝑓𝑖′ = − +⋯
2ℎ 6𝑓𝑖′′′
𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1
𝑓𝑖′ = + 𝑂(ℎ2 ) ,
2ℎ
ℎ2
Dalam hal ini, 𝑂(ℎ2 ) = − 6𝑓′′′ (𝑡) , 𝑥𝑖−1 < 𝑡 < 𝑥𝑖+1 .
𝑥𝑖+1 .
ℎ4
𝑓𝑖+1 − 2𝑓𝑖 + 𝑓𝑖−1 = ℎ2 𝑓𝑖′′ + 12𝑓 4 + ⋯
𝑖
𝑡 < 𝑥𝑖+1 .
Nilai f di 𝑥−1 , 𝑥0 dan 𝑥1 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:
𝑓1 −2𝑓0 +𝑓1 ℎ2
𝑓0′′ = + 𝑂(ℎ2 ) . . . (Persamaan 9). O(ℎ2 ) disini = − 12𝑓4 (𝑡) , 𝑥𝑖−1 <
ℎ2
𝑡 < 𝑥𝑖+1 .
b) Hampiran selisih-mundur
5
Sama seperti poin (a) di atas, diperoleh:
𝑓𝑖−2 −2𝑓𝑖−1 +𝑓𝑖
𝑓𝑖′′ = + 𝑂(ℎ), dalam hal ini O(h) = hf’’(t), 𝑥𝑖−2 < 𝑡 < 𝑥𝑖 .
ℎ2
c) Hampiran selisih-maju
Sama seperti poin (a) di atas, diperoleh:
𝑓𝑖+2 −2𝑓𝑖+1 +𝑓𝑖
𝑓𝑖′′ = + 𝑂(ℎ), dalam hal ini O(h) = -hf’’(t), 𝑥𝑖 < 𝑡 < 𝑥𝑖+2 .
ℎ2
𝑡 < 𝑥𝑖+2 .
6
i) Jika menggunakan titik-titik 𝑥0 dan 𝑥1 :
1
𝑓 ′(𝑥0 ) = (△ 𝑓0 )
ℎ
𝑓1 −𝑓0
= . . . (Persamaan 13)
ℎ
b) Hampiran Selisih-Mundur
i) Menggunakan polinom interpolasi: Newton-Gregory mundur.
ii) Jika menggunakan titik-titik 𝑥0 dan 𝑥1 :
1
𝑓 ′(𝑥0 ) = (△ 𝑓0 )
ℎ
𝑓0 −𝑓−1
= . . . (Persamaan 14)
ℎ
c) Hampiran Selisih-Pusat
i) Menggunakan tiga titik, yaitu 𝑥0 , 𝑥1 dan 𝑥2 :
1 1
𝑓 ′(𝑥0 ) = ℎ (△ 𝑓0 + (𝑠 − 2) △2 𝑓0 )
(𝑥1 −𝑥0 ) ℎ
Pada titik 𝑥1 → 𝑠 = = ℎ = 1, sehingga:
ℎ
1 1
𝑓′(𝑥1 ) = ℎ (△ 𝑓0 + 2 △2 𝑓0 )
1 1
= ℎ (△ 𝑓0 + 2 (△ 𝑓1 −△ 𝑓0 ))
1 1 1
= ℎ (2 △ 𝑓0 + 2 △ 𝑓1 )
7
1
= 2ℎ (𝑓1 − 𝑓0 + 𝑓2 − 𝑓1 )
𝑓2 −𝑓0
= 2ℎ
8
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukannya (rumus
galat) dan orde dari rumus turunan numerik hampiran selisih-pusat sebagai berikut:
𝑓1 −𝑓−1
𝑓 ′(𝑥0 ) = +𝐸
2ℎ
Anggap E (galat) sebagai ruas kiri dari persamaan, lalu perluas ruas kanan
menggunakan deret Taylor di sekitar 𝑥0 :
𝑓1 −𝑓−1
𝐸 = 𝑓 ′ (𝑥0 ) − 2ℎ
1 ℎ2 ℎ3 ℎ2 ℎ3
= 𝑓0′ − 2ℎ [(𝑓0 + ℎ𝑓0′ + 2𝑓′′ + 6𝑓′′′ + ⋯ ) − (𝑓0 − ℎ𝑓0′ + 2𝑓′′ − 6𝑓′′′ + ⋯ )]
0 0 0 0
1 ℎ3
= 𝑓0′ − 2ℎ (2ℎ𝑓0′ + 3𝑓′′′ + ⋯ )
0
ℎ2
= 𝑓0′ − 𝑓0′ − 6𝑓′′′ + ⋯
0
ℎ2
= − 6𝑓′′′ + ⋯
0
ℎ2
= − 6𝑓′′′ (𝑡) , 𝑥−1 < 𝑡 < 𝑥1 . . . (Persamaan 17)
0
= 𝑂(ℎ2 )
ℎ2
Jadi, hampiran selisih-pusat memiliki galat 𝐸 = − 6𝑓′′′ (𝑡) , 𝑥−1 < 𝑡 < 𝑥1 ,
9
Contoh Soal
4,482 − 3,669
𝑓 ′(𝑥0 ) = = 4,065
2(0,1)
10
3) Gunakan hampiran selisih-mundur untuk menghitung turunan pertama dari
fungsi f(x) = 𝑥 2 + 2𝑥 + 1 di titik x = 2.
Penyelesaian:
Rumus hampiran selisih-mundur untuk turunan pertama adalah:
f'(x) = (f(x) - f(x - h)) / h
Dengan h = 1, maka kita mendapatkan:
f'(2) = (f(2) - f(1)) / 1
Nilai f(2) dan f(1) adalah:
f(2) = 2^2 + 2 * 2 + 1 = 7
f(1) = 1^2 + 2 * 1 + 1 = 4
Sehingga, kita mendapatkan:
f'(2) = (7 - 4) / 1 = 3
Jadi, turunan pertama dari fungsi f(x) = x^2 + 2x + 1 di titik x = 2 adalah 3.
11
b. Hampiran Selisih Mundur
Rumus hampiran selisih-mundur untuk turunan kedua adalah:
f''(x) = (f(x) - 2f(x - h) + f(x - 2h)) / h^2
Dengan h = 1, maka kita mendapatkan:
f''(2) = (f(2) - 2f(1) + f(0)) / 1^2
Nilai f(2), f(1), dan f(0) adalah:
f(2) = 2^3 + 2 * 2^2 + 3 * 2 + 1 = 23
f(1) = 1^3 + 2 * 1^2 + 3 * 1 + 1 = 7
f(0) = 0^3 + 2 * 0^2 + 3 * 0 + 1 = 1
Sehingga, kita mendapatkan:
f''(2) = (23 - 2 * 7 + 1) / 1 = 7
Jadi, turunan kedua dari fungsi f(x) = x^3 + 2x^2 + 3x + 1 di titik x = 2
adalah 7.
12
KESIMPULAN
Catatan:
a) Dalam hal galat yang dihasilkan, selisih-pusat lebih baik daripada selisih-
maju atau selisih-mundur. Namun, untuk beberapa kasus tertentu (misal pada
masalah nilai batas), selisih-maju atau selisih-mundur lebih tepat digunakan
daripada beda pusat.
b) Untuk memperkecil galat atau meningkatkan orde ketelitian, tambahkan
deret Taylor untuk titik-titik sebelum atau sesudahnya dua tingkat atau lebih,
dan eliminasi suku-suku yang sesuai.
c) Semakin banyak ‘keterlibatan’ titik-titik sebelum dan sesudahnya, semakin
kecil galat yang dihasilkan. Tetapi hal itu harus dibayar dengan semakin berat
beban komputasi yang dibutuhkan.
d) Sebagai contoh, selisih-maju untuk f′(𝑥0 ) dengan galat 𝑂(ℎ2 ) dapat
diformulasikan dengan menggunakan kedua persamaan:
ℎ2
𝑓 (𝑥0 + ℎ) = 𝑓 (𝑥0 ) + ℎ𝑓 ′(𝑥0 ) + 𝑓 ′′(𝑥0 ) + 𝑂(ℎ3 ),
2!
4ℎ2
𝑓(𝑥0 + 2ℎ) = 𝑓 (𝑥0 ) + 2ℎ𝑓 ′(𝑥0 ) + 𝑓 ′′(𝑥0 ) + 𝑂(ℎ3 )
2!
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15