Anda di halaman 1dari 17

RESUME MATERI TURUNAN NUMERIK (BAB 7)

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Metode Numerik

DOSEN PENGAMPU:
FARID IMROATUS SHOLIHAH, S.Si., M.Pd

KELOMPOK 12 :
1. WIDYA AYU RATNANINGRUM (126204211078)
2. ULFA ROHMATUL MA’RIFAH (126204211075)
3. ALFINA KURNIARISTA (126204213217)

KELAS TMT 5E
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2023
DAFTAR ISI

Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Turunan Numerik .................................................................................................... 1
A. Persoalan Turunan Numerik......................................................................... 1
B. Tiga Pendekatan dalam Menghitung Turunan Numerik .............................. 2
C. Penurunan Rumus Turunan dengan Deret Taylor ........................................ 3
D. Penurunan Rumus Turunan Numerik dengan Polinom Interpolasi ............. 6
E. Menentukan Orde Galat ............................................................................... 8
Contoh Soal ........................................................................................................... 10
Kesimpulan ........................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15

ii
TURUNAN NUMERIK

Definisi Turunan (derivatif)


𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
𝑓 ′(𝑥 ) = lim
ℎ→0 ℎ

Catatan.
i) Bila persamaan fungsi f(x) diberikan secara eksplisit, maka kita dapat
menentukan fungsi turunannya, f’(x), f’’(x),..., 𝑓 (𝑛+1) (𝑥), lalu
menggunakannya untuk menghitung nilai turunan fungsi di x = t.
ii) Jika fungsi f(x) tidak diketahui secara eksplisit dan kita hanya memiliki
beberapa titik data saja. Pada kasus tersebut kita tidak dapat menemukan
nilai turunan fungsi secara analitik.
iii) Pada kasus lain, meskipun f(x) diketahui secara eksplisit tetapi dalam
bentuk yang rumit sehingga menentukan fungsi turunannya merupakan
pekerjaan yang tidak guna.

A. Persoalan Turunan Numerik


Persoalan turunan numerik muncul ketika kita perlu menemukan nilai turunan
suatu fungsi pada titik tertentu, terutama jika ekspresi analitik fungsi sulit dihitung.
Selain itu, persoalan ini juga muncul dalam konteks ketika data yang tersedia adalah
data diskrit, bukan kontinu. Dalam konteks nyata ketika ekspresi analitik fungsi
kompleks atau sulit dihitung. Oleh karena itu, turunan numerik memberikan solusi
untuk mengatasi keterbatasan ini dengan menyajikan metode penghitungan turunan
secara numerik. Hal ini sering kali berkaitan dengan situasi di mana representasi
analitik fungsi menjadi tidak mungkin atau tidak praktis, mengingat fungsi yang
terlibat mungkin bersifat sangat kompleks atau data yang diberikan bersifat diskrit.
Persoalan turunan numerik mencakup berbagai situasi di mana kita perlu
mendekati atau menghitung turunan fungsi secara numerik. Beberapa persoalan
umum dalam turunan numerik, diantaranya fungsi kompleks, ekspresi analitik sulit,
adanya bias pada data dan masih banyak hal lain.
Namun dalam penerapannya, memahami berbagai persoalan turunan numerik
ini penting untuk memilih metode yang tepat sesuai dengan kondisi dan
karakteristik khusus dari setiap situasi yang dihadapi. Persoalan turunan numerik

1
adalah menentukan hampiran nilai turunan fungsi f yang diberikan dalam bentuk
tabel.

B. Tiga Pendekatan dalam Menghitung Turunan Numerik


Jika diberikan nilai-nilai x pada 𝑥0 − ℎ, 𝑥0 dan 𝑥0 + ℎ, serta nilai fungsi bagi
nilai-nilai x tersebut. Titik-titik yang didapatkan adalah (𝑥−1, 𝑓−1 ), (𝑥0 , 𝑓0 ) dan
(𝑥1 , 𝑓1), dalam hal ini 𝑥−1 = 𝑥0 − ℎ dan 𝑥1 = 𝑥0 + ℎ.
a. Diferensiasi Hingga atau Hampiran Selisih-Maju (Forward Difference
Approximation)
Metode selisih-maju merupakan metode yang mengadopsi secara
langsung definisi diferensial, dapat dituliskan:
𝑓(𝑥0 +ℎ)−𝑓(𝑥0 ) 𝑓1 −𝑓0
𝑓 ′(𝑥0 ) = = . . . . . (Persamaan 1)
ℎ ℎ

Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar error-nya kecil,


karena metode hampiran selisih-maju mempunyai error sebesar:
1
𝐸 (𝑓 ) = − 2 ℎ𝑓′′(𝑥).

Algoritma Diferensiasi Numerik Hampiran Selisih-Maju


1) Definisikan fungsi f(𝑥0 ) yang akan dicari nilai turunannya.
2) Definisikan fungsi turunan f’eksak(𝑥0 ) sebenarnya.
3) Masukkan nilai pendekatan awal: batas bawah a, batas atas b dan nilai
step h.
4) Untuk 𝑥0 = a sampai dengan b hitung:
𝑓(𝑥0 +ℎ)−𝑓(𝑥0 ) 𝑓1 −𝑓0
𝑓 ′(𝑥0 ) = =
ℎ ℎ

Tampilkan nilai 𝑥0 , f(𝑥0 ), f′(𝑥0 ) dan f’eksak (𝑥0 )

Gambar 1 (Tafsiran Geometri Hampiran Selisih Maju)

2
b. Diferensiasi Mundur atau Hampiran Selisih-Mundur (Backward
Difference Approximation)
𝑓(𝑥0 )−𝑓(𝑥0 −ℎ) 𝑓0 −𝑓1
𝑓 ′(𝑥0 ) = = . . . . . (Persamaan 2)
ℎ ℎ

Gambar 2 (Tafsiran Geometri Hampiran Selisih Mundur)


c. Diferensiasi Pusat atau Hampiran Selisih-Pusat (Central Difference
Approximation)
𝑓(𝑥0 +ℎ)−𝑓(𝑥0 −ℎ) 𝑓1 −𝑓−1
𝑓 ′(𝑥0 ) = = . . . . . (Persamaan 3)
2ℎ 2ℎ

Gambar 3 (Tafsiran Geometri Hampiran Selisih Pusat)


Catatan.
h disini merupakan interval yang mendekati nol, dan semakin kecil h, maka
semakin akurat aproksimasi turunan.

C. Penurunan Rumus Turunan dengan Deret Taylor


Rumus-rumus turunan numerik untuk ketiga pendekatan yang telah dipaparkan
di atas dapat diturunkan melalui dua cara, yaitu: melalui deret Taylor dan hampiran

3
polinom interpolasi. Kedua cara tersebut dapat menghasilkan rumus yang sama.
Pendekatan dengan Deret Taylor memungkinkan kita untuk mengekspresikan suatu
fungsi sebagai jumlah tak terhingga turunan pada suatu titik. Dengan membatasi
jumlah suku deret, kita dapat mendapatkan rumus turunan numerik.
Misalkan diberikan titik-titik (𝑥𝑖 , 𝑓𝑖 ), i = 0, 1, 2, ..., n, yang dalam hal ini 𝑥𝑖 =
𝑥0 + 𝑖ℎ dan 𝑓𝑖 = 𝑓 (𝑥𝑖 ).
Akan dihitung f’(x), dalam hal ini 𝑥 = 𝑥0 + 𝑠ℎ, 𝑠 𝜖 ℝ dengan ketiga
pendekatan, yaitu:
a. Hampiran Selisih-Maju
Penjabaran 𝑓(𝑥𝑖+1 ) di sekitar 𝑥𝑖 :
(𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 ) (𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 )2
𝑓(𝑥𝑖+1 ) = 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓′(𝑥𝑖 ) + 𝑓′′(𝑥𝑖 ) + ⋯
1! 2!
ℎ2
𝑓𝑖+1 = 𝑓𝑖 + ℎ𝑓𝑖′ + + ⋯ . . . (Persamaan 4)
2𝑓𝑖′′

ℎ2
ℎ𝑓𝑖′ = 𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖 − 2𝑓𝑖 ′′ + ⋯
𝑓𝑖+1 −𝑓𝑖 ℎ
𝑓𝑖′ = −
ℎ 2𝑓𝑖 ′′
𝑓𝑖+1 −𝑓𝑖
𝑓𝑖′ = + 𝑂(ℎ),


Dalam hal ini, 𝑂(ℎ) = 2𝑓′′(𝑡) , 𝑥𝑖 < 𝑡 < 𝑥𝑖+1 .

Nilai f di 𝑥0 dan 𝑥1 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:


𝑓1 −𝑓0 ℎ
𝑓0′ = ℎ
+ 𝑂(ℎ) . . . (Persamaan 5). O(h) disini = 2𝑓′′ (𝑡) , 𝑥𝑖 < 𝑡 < 𝑥𝑖+1 .

b. Hampiran Selisih-Mundur
Penjabaran 𝑓(𝑥𝑖−1 ) di sekitar 𝑥𝑖 :
(𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 ) (𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 )2
𝑓(𝑥𝑖−1 ) = 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓′(𝑥𝑖 ) + 𝑓′′(𝑥𝑖 ) + ⋯
1! 2!
ℎ2
𝑓𝑖−1 = 𝑓𝑖 − ℎ𝑓𝑖′ + 2𝑓𝑖′′ + ⋯ . . . (Persamaan 6)
ℎ2
ℎ𝑓𝑖′ = 𝑓𝑖 − 𝑓𝑖−1 + 2𝑓𝑖 ′′ + ⋯
𝑓𝑖 − 𝑓𝑖−1 ℎ
𝑓𝑖′ = − +⋯
ℎ 2𝑓𝑖 ′′
𝑓𝑖 − 𝑓𝑖−1
𝑓𝑖′ = + 𝑂(ℎ),


Dalam hal ini, 𝑂(ℎ) = − 2𝑓′′ (𝑡) , 𝑥𝑖−1 < 𝑡 < 𝑥𝑖 .

4
Nilai f di 𝑥0 dan 𝑥−1 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:
𝑓0 −𝑓−1 ℎ
𝑓0′ = + 𝑂(ℎ) . . . (Persamaan 7). O(h) disini = − 2𝑓′′ (𝑡) , 𝑥𝑖+1 < 𝑡 < 𝑥𝑖 .

c. Hampiran Selisih-Pusat
Dari persamaan 4 dan persamaan 6 (kurangkan):
ℎ3
𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1 = 2ℎ𝑓𝑖′ + 𝑓𝑖′′′ + ⋯
3
ℎ3
2ℎ𝑓𝑖′ = 𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1 − 3𝑓𝑖′′′ + ⋯

𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1 ℎ2
𝑓𝑖′ = − +⋯
2ℎ 6𝑓𝑖′′′

𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1
𝑓𝑖′ = + 𝑂(ℎ2 ) ,
2ℎ
ℎ2
Dalam hal ini, 𝑂(ℎ2 ) = − 6𝑓′′′ (𝑡) , 𝑥𝑖−1 < 𝑡 < 𝑥𝑖+1 .

Nilai f di 𝑥−1 dan 𝑥1 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:


𝑓1 −𝑓−1 ℎ
𝑓0′ = + 𝑂(ℎ2 ) . . . (Persamaan 8). 𝑂(ℎ2 ) disini = − 6𝑓′′′ (𝑡) , 𝑥𝑖−1 < 𝑡 <
2ℎ

𝑥𝑖+1 .

Rumus untuk Turunan Kedua, f’’(x), dengan Bantuan Deret Taylor


a) Hampiran selisih-pusat
Tambahkan persamaan 4 dengan persamaan 6, di atas:
ℎ4
𝑓𝑖+1 + 𝑓𝑖−1 = 2𝑓𝑖 + ℎ2 𝑓𝑖′′ + 12𝑓 4 + ⋯
𝑖

ℎ4
𝑓𝑖+1 − 2𝑓𝑖 + 𝑓𝑖−1 = ℎ2 𝑓𝑖′′ + 12𝑓 4 + ⋯
𝑖

𝑓𝑖+1 −2𝑓𝑖 +𝑓𝑖−1 ℎ2


𝑓𝑖′′ = −
ℎ2 12𝑓𝑖 4

𝑓𝑖+1 −2𝑓𝑖 +𝑓𝑖−1 ℎ2


Jadi, 𝑓𝑖′′ = + 𝑂(ℎ2 ) , dalam hal ini O(ℎ2 ) = − , 𝑥𝑖−1 <
ℎ2 12𝑓4(𝑡)

𝑡 < 𝑥𝑖+1 .
Nilai f di 𝑥−1 , 𝑥0 dan 𝑥1 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:
𝑓1 −2𝑓0 +𝑓1 ℎ2
𝑓0′′ = + 𝑂(ℎ2 ) . . . (Persamaan 9). O(ℎ2 ) disini = − 12𝑓4 (𝑡) , 𝑥𝑖−1 <
ℎ2

𝑡 < 𝑥𝑖+1 .

b) Hampiran selisih-mundur

5
Sama seperti poin (a) di atas, diperoleh:
𝑓𝑖−2 −2𝑓𝑖−1 +𝑓𝑖
𝑓𝑖′′ = + 𝑂(ℎ), dalam hal ini O(h) = hf’’(t), 𝑥𝑖−2 < 𝑡 < 𝑥𝑖 .
ℎ2

Nilai f di 𝑥−2 , 𝑥−1 dan 𝑥0 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:


𝑓−2 −2𝑓−1 +𝑓0
𝑓0′′ = + 𝑂(ℎ). . . (Persamaan 10), dalam hal ini O(h) = hf’’(t),
ℎ2

𝑥𝑖−2 < 𝑡 < 𝑥𝑖 .

c) Hampiran selisih-maju
Sama seperti poin (a) di atas, diperoleh:
𝑓𝑖+2 −2𝑓𝑖+1 +𝑓𝑖
𝑓𝑖′′ = + 𝑂(ℎ), dalam hal ini O(h) = -hf’’(t), 𝑥𝑖 < 𝑡 < 𝑥𝑖+2 .
ℎ2

Nilai f di 𝑥0 , 𝑥1 dan 𝑥2 persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:


𝑓2 −2𝑓1 +𝑓0
𝑓0′′ = + 𝑂(ℎ). . . (Persamaan 11), dalam hal ini O(h) = -hf’’(t), 𝑥1 <
ℎ2

𝑡 < 𝑥𝑖+2 .

D. Penurunan Rumus Turunan Numerik dengan Polinom Interpolasi


Jika diberikan titik-titik data berjarak sama, 𝑥𝑖 + ih, dimana i = 0, 1, 2, 3, ..., n.
Dimana x = 𝑥0 + 𝑠ℎ, 𝑠 ∈ 𝑅. Titik yang akan dicari nilai interpolasinya. Polinom
Newton-Gregory yang menginterpolasi seluruh titik data tersebut adalah:
𝑠△𝑓0 △2 𝑓0 △3 𝑓0
𝑓 (𝑥 ) ≈ 𝑝𝑛 (𝑥 ) = 𝑓0 + + 𝑠(𝑠 − 1) + 𝑠(𝑠 − 1)(𝑠 − 2) + 𝑠 (𝑠 −
1! 2! 3!
△𝑛 𝑓0
1)(𝑠 − 2) … (𝑠 − 𝑛 + 1) 𝑛!
(𝑥−𝑥0 )
= 𝐹(𝑠), dalam hal ini, s = .

Turunan pertama f(x) di atas adalah:


𝑑𝑓 𝑑𝐹 𝑑𝑠
𝑓 ′ (𝑥 ) = =
𝑑𝑥 𝑑𝑠 𝑑𝑥
1 𝑠2 1 1
= (0 +△ 𝑓0 + (𝑠 − 2) △2 𝑓0 + ( 2 − 𝑠 + 3) △3 𝑓0 + ⋯ ) ℎ
1 1
= ℎ (△ 𝑓0 + (𝑠 − 2) △2 𝑓0 + 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡) . . . (Persamaan 12)

Dari persamaan 12 diperoleh rumus turunan numerik menggunakan tiga


pendekatan, yaitu:
a) Hampiran Selisih-Maju

6
i) Jika menggunakan titik-titik 𝑥0 dan 𝑥1 :
1
𝑓 ′(𝑥0 ) = (△ 𝑓0 )

𝑓1 −𝑓0
= . . . (Persamaan 13)

ii) Jika menggunakan titik-titik 𝑥0 , 𝑥1 dan 𝑥2 :


1 1
𝑓 ′(𝑥0 ) = ℎ (△ 𝑓0 + (𝑠 − 2) △2 𝑓0 )
(𝑥0 −𝑥0 )
Pada titik 𝑥0 → 𝑠 = = 0, sehingga

1 1
𝑓′(𝑥0 ) = ℎ (△ 𝑓0 − 2 △2 𝑓0 )
1 1
= ℎ (△ 𝑓0 − 2 (△ 𝑓1 −△ 𝑓0 ))
1 3 1
= ℎ (2 △ 𝑓0 − 2 △ 𝑓1 )
1 3 3 1 1
= ( 𝑓1 − 𝑓0 − 𝑓2 + 𝑓1 )
ℎ 2 2 2 2
1 3 1
= ℎ (− 2 𝑓0 + 2𝑓1 − 2 𝑓2 )
−3𝑓0 +4𝑓1 −𝑓2
𝑓 ′(𝑥0 ) = (Persamaan 13)
2ℎ

b) Hampiran Selisih-Mundur
i) Menggunakan polinom interpolasi: Newton-Gregory mundur.
ii) Jika menggunakan titik-titik 𝑥0 dan 𝑥1 :
1
𝑓 ′(𝑥0 ) = (△ 𝑓0 )

𝑓0 −𝑓−1
= . . . (Persamaan 14)

c) Hampiran Selisih-Pusat
i) Menggunakan tiga titik, yaitu 𝑥0 , 𝑥1 dan 𝑥2 :
1 1
𝑓 ′(𝑥0 ) = ℎ (△ 𝑓0 + (𝑠 − 2) △2 𝑓0 )
(𝑥1 −𝑥0 ) ℎ
Pada titik 𝑥1 → 𝑠 = = ℎ = 1, sehingga:

1 1
𝑓′(𝑥1 ) = ℎ (△ 𝑓0 + 2 △2 𝑓0 )
1 1
= ℎ (△ 𝑓0 + 2 (△ 𝑓1 −△ 𝑓0 ))
1 1 1
= ℎ (2 △ 𝑓0 + 2 △ 𝑓1 )

7
1
= 2ℎ (𝑓1 − 𝑓0 + 𝑓2 − 𝑓1 )
𝑓2 −𝑓0
= 2ℎ

Untuk titik 𝑥−1, 𝑥0 dan 𝑥1 :


𝑓1 −𝑓−1
𝑓′𝑥0 = . . . (Persamaan 15)
2ℎ

Rumus Turunan Kedua, f’’(x), dengan Polinom Interpolasi


Turunan kedua dari f adalah:
𝑑2 𝑓 𝑑 𝑑𝑓 𝑑𝑠
= 𝑑𝑠 (𝑑𝑥) 𝑑𝑥
𝑑𝑥 2
1 1
= ℎ (0 +△2 𝑓0 + (𝑠 − 1) △3 𝑓0 ) ∗ ℎ
1
= ℎ2 (△2 𝑓0 + (𝑠 − 1) △3 𝑓0 )

Pada hampiran selisih-pusat, titik-titik yang digunakan adalah 𝑥0 , 𝑥1 dan 𝑥2 :


(𝑥1 −𝑥0 ) ℎ
i) Pada titik 𝑥1 → 𝑠 = ℎ
= ℎ = 1, sehingga:
1
𝑓 ′′(𝑥1 ) = ℎ2 (△2 𝑓0 + (1 − 1) △3 𝑓0 )
1
= ℎ2 (△2 𝑓0 )
1
= ℎ2 (△ 𝑓1 −△ 𝑓0 )
1
= ℎ2 (𝑓2 − 𝑓1 + 𝑓1 + 𝑓0 )
1
= ℎ2 (𝑓0 − 2𝑓1 + 𝑓2 )

ii) Pada titik 𝑥−1 , 𝑥0 dan 𝑥1 :


(𝑓−1 −2𝑓0 +𝑓1 )
𝑓 ′′(𝑥0 ) = . . . (Persamaan 16)
ℎ2

E. Menentukan Orde Galat


Penurunan rumus menggunakan turunan numerik dengan deret Taylor dapat
dijadikan bekal untuk mencari rumus galatnya. Namun, jika menggunakan polinom
interpolasi harus mencari rumus galatnya terlebih dahulu dengan bantuan deret
Taylor. Analisis orde galat menjadi langkah kritis dalam memahami sejauh mana
pendekatan numerik mendekati turunan sejati.

8
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukannya (rumus
galat) dan orde dari rumus turunan numerik hampiran selisih-pusat sebagai berikut:
𝑓1 −𝑓−1
𝑓 ′(𝑥0 ) = +𝐸
2ℎ

Anggap E (galat) sebagai ruas kiri dari persamaan, lalu perluas ruas kanan
menggunakan deret Taylor di sekitar 𝑥0 :
𝑓1 −𝑓−1
𝐸 = 𝑓 ′ (𝑥0 ) − 2ℎ
1 ℎ2 ℎ3 ℎ2 ℎ3
= 𝑓0′ − 2ℎ [(𝑓0 + ℎ𝑓0′ + 2𝑓′′ + 6𝑓′′′ + ⋯ ) − (𝑓0 − ℎ𝑓0′ + 2𝑓′′ − 6𝑓′′′ + ⋯ )]
0 0 0 0

1 ℎ3
= 𝑓0′ − 2ℎ (2ℎ𝑓0′ + 3𝑓′′′ + ⋯ )
0

ℎ2
= 𝑓0′ − 𝑓0′ − 6𝑓′′′ + ⋯
0

ℎ2
= − 6𝑓′′′ + ⋯
0

ℎ2
= − 6𝑓′′′ (𝑡) , 𝑥−1 < 𝑡 < 𝑥1 . . . (Persamaan 17)
0

= 𝑂(ℎ2 )
ℎ2
Jadi, hampiran selisih-pusat memiliki galat 𝐸 = − 6𝑓′′′ (𝑡) , 𝑥−1 < 𝑡 < 𝑥1 ,

dengan orde 𝑂(ℎ2 ).

9
Contoh Soal

1) Tentukan nilai hampiran untuk f’(1,4) dengan menggunakan rumus selisih-


pusat 𝑂(ℎ2 ):
x f(x)
1,3 3,669 𝑥−1
1,5 4,482 𝑥1
1,7 5,474
1,9 6,686
2,1 8,166
2,3 9,974
2,5 12,182
Jawab:
Diketahui: 𝑥−1 = 1,3 ; 𝑥0 = 1,4 ; 𝑥1 = 1,5 dan h = 0,1
𝑓1 −𝑓−1
Orde (ℎ2 ) maka 𝑓 ′(𝑥0 ) = 2ℎ

4,482 − 3,669
𝑓 ′(𝑥0 ) = = 4,065
2(0,1)

2) Gunakan hampiran selisih-maju untuk menghitung turunan pertama dari fungsi


f(x) = 𝑥 2 + 2𝑥 + 1 di titik x = 2.
Penyelesaian:
Rumus hampiran selisih-maju untuk turunan pertama adalah:
f'(x) = (f(x + h) - f(x)) / h
Dengan h = 1, maka kita mendapatkan:
f'(2) = (f(3) - f(2)) / 1
Nilai f(3) dan f(2) adalah:
f(3) = 3^2 + 2 * 3 + 1 = 13
f(2) = 2^2 + 2 * 2 + 1 = 7
Sehingga, kita mendapatkan:
f'(2) = (13 - 7) / 1 = 6
Jadi, turunan pertama dari fungsi f(x) = x^2 + 2x + 1 di titik x = 2 adalah 6.

10
3) Gunakan hampiran selisih-mundur untuk menghitung turunan pertama dari
fungsi f(x) = 𝑥 2 + 2𝑥 + 1 di titik x = 2.
Penyelesaian:
Rumus hampiran selisih-mundur untuk turunan pertama adalah:
f'(x) = (f(x) - f(x - h)) / h
Dengan h = 1, maka kita mendapatkan:
f'(2) = (f(2) - f(1)) / 1
Nilai f(2) dan f(1) adalah:
f(2) = 2^2 + 2 * 2 + 1 = 7
f(1) = 1^2 + 2 * 1 + 1 = 4
Sehingga, kita mendapatkan:
f'(2) = (7 - 4) / 1 = 3
Jadi, turunan pertama dari fungsi f(x) = x^2 + 2x + 1 di titik x = 2 adalah 3.

4) Gunakan hampiran selisih-maju, hampiran selisih-mundur, dan hampiran


selisih-pusat untuk menghitung turunan kedua dari fungsi f(x) = 𝑥 3 + 2𝑥 2 +
3𝑥 + 1 di titik x = 2.
Penyelesaian:
a. Hampiran Selisih Maju
Rumus hampiran selisih-maju untuk turunan kedua adalah:
f''(x) = (f(x + h) - 2f(x) + f(x - h)) / h^2
Dengan h = 1, maka kita mendapatkan:
f''(2) = (f(3) - 2f(2) + f(1)) / 1^2
Nilai f(3), f(2), dan f(1) adalah:
f(3) = 3^3 + 2 * 3^2 + 3 * 3 + 1 = 38
f(2) = 2^3 + 2 * 2^2 + 3 * 2 + 1 = 23
f(1) = 1^3 + 2 * 1^2 + 3 * 1 + 1 = 7
Sehingga, kita mendapatkan:
f''(2) = (38 - 2 * 23 + 7) / 1 = 4
Jadi, turunan kedua dari fungsi f(x) = x^3 + 2x^2 + 3x + 1 di titik x = 2
adalah 4.

11
b. Hampiran Selisih Mundur
Rumus hampiran selisih-mundur untuk turunan kedua adalah:
f''(x) = (f(x) - 2f(x - h) + f(x - 2h)) / h^2
Dengan h = 1, maka kita mendapatkan:
f''(2) = (f(2) - 2f(1) + f(0)) / 1^2
Nilai f(2), f(1), dan f(0) adalah:
f(2) = 2^3 + 2 * 2^2 + 3 * 2 + 1 = 23
f(1) = 1^3 + 2 * 1^2 + 3 * 1 + 1 = 7
f(0) = 0^3 + 2 * 0^2 + 3 * 0 + 1 = 1
Sehingga, kita mendapatkan:
f''(2) = (23 - 2 * 7 + 1) / 1 = 7
Jadi, turunan kedua dari fungsi f(x) = x^3 + 2x^2 + 3x + 1 di titik x = 2
adalah 7.

c. Hampiran Selisih Pusat


Rumus hampiran selisih-pusat untuk turunan kedua adalah:
f''(x) = (f(x + h) - f(x - h)) / 2h
Dengan h = 1, maka kita mendapatkan:
f''(2) = (f(3) - f(1)) / 2
Nilai f(3) dan f(1) adalah:
f(3) = 3^3 + 2 * 3^2 + 3 * 3 + 1 = 38
f(1) = 1^3 + 2 * 1^2 + 3 * 1 + 1 = 7
Sehingga, kita mendapatkan:
f''(2) = (38 - 7) / 2 = 15
Jadi, turunan kedua dari fungsi f(x) = x^3 + 2x^2 + 3x + 1 di titik x = 2
adalah 15.

12
KESIMPULAN

Catatan:
a) Dalam hal galat yang dihasilkan, selisih-pusat lebih baik daripada selisih-
maju atau selisih-mundur. Namun, untuk beberapa kasus tertentu (misal pada
masalah nilai batas), selisih-maju atau selisih-mundur lebih tepat digunakan
daripada beda pusat.
b) Untuk memperkecil galat atau meningkatkan orde ketelitian, tambahkan
deret Taylor untuk titik-titik sebelum atau sesudahnya dua tingkat atau lebih,
dan eliminasi suku-suku yang sesuai.
c) Semakin banyak ‘keterlibatan’ titik-titik sebelum dan sesudahnya, semakin
kecil galat yang dihasilkan. Tetapi hal itu harus dibayar dengan semakin berat
beban komputasi yang dibutuhkan.
d) Sebagai contoh, selisih-maju untuk f′(𝑥0 ) dengan galat 𝑂(ℎ2 ) dapat
diformulasikan dengan menggunakan kedua persamaan:
ℎ2
𝑓 (𝑥0 + ℎ) = 𝑓 (𝑥0 ) + ℎ𝑓 ′(𝑥0 ) + 𝑓 ′′(𝑥0 ) + 𝑂(ℎ3 ),
2!
4ℎ2
𝑓(𝑥0 + 2ℎ) = 𝑓 (𝑥0 ) + 2ℎ𝑓 ′(𝑥0 ) + 𝑓 ′′(𝑥0 ) + 𝑂(ℎ3 )
2!

Dan eliminasi f ′′(𝑥0 ), sehingga diperoleh:


−3𝑓(𝑥0 )+4𝑓(𝑥0 +ℎ)−𝑓(𝑥0 +2ℎ)
𝑓(𝑥0 )′ = + 𝑂(ℎ3 ).
2ℎ

Kesimpulan rumus-rumus di atas:

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Ammar, A.A, dkk, Numerical Differentation: A Survei of Methods and


Applications: ACM Computing Surveys, Vol. 56, No. 3, 91:1 – 91:52, 2023.
Atmika, I Ketut Adi, Diktat Mata Kuliah Metode Numerik, Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik UDAYANA, 2016.
Maharani, Swasti, dan Suprapto, Edy, Analisis Numerik (Berbasis Group
Investigation untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis), CV. AE
Media Grafika, 2018.
Munir, Rinaldi, Metode Numerik Revisi Kelima, Penerbit Informatika Bandung,
2021.
Pebralia, Jesi, Metode Numerik, Penerbit CV. Eureka Media Aksara, 2022.
Purcell, Edwin J. Dan Verberg, Dale, Kalkulus dan Geometri Analitis (terjemahan),
Penerbit Erlangga, 1989.
Sahim, Kaprawi, Metode Numerik Edisi Ketiga, UNSRI press, 2022.
Zakaria, La, dan Muharramah, Ulfah, Pengantar Metode Numerik (Solusi Masalah
dengan Mathematica), CV. Anugrah Utama Raharja, 2023.

15

Anda mungkin juga menyukai