Anda di halaman 1dari 9

h (4+ h)

= lim
h→ 0 h
2.1 Dua Masalah dengan Satu Tema
=4
Masalah yang dimaksudkan merupakan
masalah kemiringan garis singgung dan
masalah kecepatan sesaat

Gradien Garis Singgung b. Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan Sesaat

Garis singgung adalah suatu titik yang Definisi Kecepatan Sesaat adalah jika benda
memotong suatu kurva pada satu titik. bergerak disepanjang garis koordinat dengan fungsi
posisi f(t), maka kecepatan sesaat pada saat c adalah
Dengan menggunakan konsep limit yang telah
dibahas pada bab sebelumnya, sekarang kita
dapat memberikan definisi resmi tentang garis Asa
singgung lkan bahwa limit ini ada dan bukan 

a. Definisi Garis Singgung atau -

Garis singgung pada kurva y = f(x) di


titik P(c,f(c))  adalah garis yang
melalui P dengan kemiringan

Asalkan bahwa limit ini ada dan bukan   


atau -

contoh: carilah kemiringan pada kurva f (x)


= x2 di titik (2,4)

f (2+ h )−f (2)


mtan = lim
h→ 0 h

( 2+h ) ²−2 ²
= lim
h→ 0 h

4+ 4 h+h ²−4
= lim
h→ 0 h
Jika f’(c) ada maka f kontinu di c.

Bukti kkita perlu memperlihatkan bahwa

lim f ( x )=f (c). Kita mulai dengan menuliskan f (x)


x →c

dalam cara khas ,


2.2 Turunan
f ( x )−f (c)
Definisi Turunan f (x)= f (c)+ .(x-c),x≠c
x−c

Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’ (dibaca “f Krenanya ,


aksen”) yang nilainya pada sebarang bilangan c
f ( x )−f ( c )
adalah : f(c) =   limit ≠ ∞, -∞
h→ 0 h→0
[
lim f ( x )=lim f ( c ) +
x−c
.( x−c) ]
Jika limit ini memang ada, dikatakan bahwa  f
f ( x )−f (c ) lim (x−c )
terdiferensiasi di c. Pencarian turunan = lim f ( c ) +lim .
h→ 0 h→0 x−c h→ 0

disebut diferensiasi, bagian kalkulus yang


=f(c)+f'(c).0
berhubungan dengan turunan disebut kalkulus
diferensial. =f(c)

Pencarian Turunan kita ilustrasikan dengan Grafik Turunan turunan f’(x) memberikan

beberapa contoh kemiringan garis singgung terhadap grafik y


=f(x)pada nilai x. Jadi ketika garis singgung miring
Contoh 1 :
naik ke kanan, turunan positif, dan ketika garis
Misalkan f (x) = 13x - 6. Carilah f ' (4) singgung miring turun ke kiri, turunan negatif.
Karenanya kita dapat memperoleh gambaran kasar
Penyelesaian :
dari turunan hanya dengan diketahui grafik fungsi.
f ( 4+ h )−f (4 )
f ' (4) = lim
h→ 0 h

[ 13 ( 4 +h )−6 ]−[13 ( 4 ) −6]


= lim
h→ 0 h

13 h
= lim h = lim
h→ 0
13= 13
h→ 0

Teorema A Keterdiferensiasian Mengimplikasikan


Kontinuitas
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensiasikan, maka (f – g) ‘ (x) = f’(x) – g’
(x) yakni

Aturan Hasil Kali dan Hasil Bagi


2.3 Aturan Pencarian Turunan  Teorema G Aturan Hasil Kali
Aturan Konstanta dan Pangkat Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensiasikan, maka
 Teorema A Aturan Fungsi Konstanta
Jika f(x) = k suatu konstanta maka untuk
sebarang x, f’(x) = 0; yakni, Dx  (k) = 0 Yakni 

 Teorema B  Aturan Fungsi Satuan


Jika f(x)  = x, maka f ‘ (x) = 1; yakni Dx  (x) = 1 Dalam kata-kata turunan hasil kali dua

 Teorema C Aturan Pangkat fungsi adalah fungsi pertama di kalikan

Jika f(x)  = xn, dengan n bilangan bulat positif, turunan fungsi kedua di tambah fungsi


maka f’ (x) = nxn-1 yakni,  
kedua dikalikan turunan fungsi pertama.
 Teorema D Aturan Kelipatan Konstanta
Jika k  suatu konstanta dan f suatu fungsi yang
 Teorema H Aturan hasil Bagi
terdiferensiasikan, maka (kf)’(x) = k f’(x)  
Misalkan f dan g adalah fungsi-fungsi yang
yakni,  Dalam kata-kata, pengali terdiferensialkan dengan g(x) ≠ 0. Maka
konstanta k dapat dikeluarkan dari operator Dx

 Teorema E Aturan Jumlah  


Jika f  dan g  adalah fungsi-fungsi yang
Yakni
terdiferensiasikan, maka (f + g) ‘ (x) = f ‘ (x) + g ‘
(x) yakni 
 
Dalam
kata-kata, turunan dari suatu jumlah adalah jumah Dalam kata-kata Turunan suatu hasil bagi adalah

dari turunan-turunan sama dengan penyebut dikalikan turunan pembilang


dikurangi pembilang dikalikan turunan penyebut,

seluruhnya dkalikan dengan kuadrat penyebut.
 Teorema F Aturan Selisih
Turunan dari f (x) = cot x adalah :

f ‘(x) = – csc 2 x

5. Turunan dari Sec x.

Turunan dari f (x) = sec x adalah :


2.4 Turunan Fungsi Trigonometri

Rumus turunan dari fungsi trigonometri sin (x) , cos


f ‘(x) = sec x tan x
(x) , tan (x) , cot (x) , sec (x) dan csc (x) , dalam
kalkulus, disajikan bersama beberapa contoh fungsi
trigonometri. 6. Turunan dari csc x.

1. Turunan dari Sin x. Turunan dari f (x) = csc x adalah :

Turunan dari f (x) = sin x adalah : f ‘(x) = – csc x cot x

f ‘(x) = cos x Contoh 1 : Temukan turunan pertama dari f (x)


= tan x + Sec x

2. Turunan dari cos x.


Solusi untuk Contoh 2:

Turunan dari f (x) = cos x adalah :


Misalkan g (x) = tan x dan h (x) = sec x, fungsi f
dapat dianggap sebagai jumlah fungsi g dan h: f (x)
f ‘(x) = – sin x
= g (x) + h (x). Oleh karena itu, kita menggunakan
aturan jumlah, f ‘(x) = g’ (x) + h ‘(x), untuk
 3.  Turunan tan x.
membedakan fungsi f sebagai berikut

Turunan dari f (x) = tan x adalah :


f ‘(x) = sec 2 x + Sec  x tan x = Sec x ( Sec x + tan
x)
 f ‘(x) = Sec 2x

4. Turunan cot x.
(x)=f (g(x)) terdiferensialkan pada x, dengan Dx f

dy dy du
(g(x)) = f '(g(x)) g′(x) atau = .
dx du dx

contoh :

Tentukan turunan pertama dari

2.5 Aturan Rantai f (x) =(2x+1)10

Pembahasan :
Aturan rantai digunakan untuk menentukan turunan
fungsi komposisi. Misalnya kita akan mencari Pertama, tulis fungsi di atas sebagai y = f (x) =
3 3
turunan dari (x+2) (x+2) . Untuk menentukan (2x+1)10 . Selanjutnya, kita misalkan u=2x+1 ,
turunan fungsi tersebut, kita bisa saja sehingga y = u10. Tentukan turunan masing-masing
mengalikan (x+2)(x+2) terlebih dahulu sebanyak fungsi.
tiga kali. Sampai di sini, kegunaan aturan rantai
du
belum begitu terasa. Akan tetapi, coba bayangkan u = 2x + 1 → =2
dx
jika fungsi yang akan dicari turunannya
dy
adalah g(x)=(x+2)10 g(x)=(x+2)10. Sangat tidak y = u10 → = 10u9
du
efisien, jika kita kita menguraikannya terlebih
dahulu. Risiko kesalahannya pun menjadi lebih Dengan aturan rantai diperoleh

besar. dy dy du
= .
dx du dx
Contoh di atas masih dapat diselesaikan tanpa
= 10u9 . 2
menggunakan aturan rantai, meskipun akan
memakan waktu yang cukup lama. Namun, terdapat = 20u9
fungsi-fungsi tertentu yang memang sulit atau
= 20 (2x+1)9
bahkan tidak bisa dicari turunannya tanpa
menggunakan aturan rantai. Salah satunya adalah Jadi turunan pertama f(x) adalah

fungsi f (x) =√ 2 x ²+1 f ' (x) = 20 (2x+1) 9

Misalkan y=f(u) y=f(u) dan u=g(x) u=g(x).


Jika g terdiferensialkan pada x dan f
terdiferensialkan pada u=g(x) u=g(x), maka fungsi
komposisi f ∘ g yang didefinisikan sebagai (f ∘ g)
  Lambang Turunan

Lambang turunan ke -n dari fungsi f dapat


ditulis dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut.

Turunan Notasi Notasi Notasi Notasi


y′ f′ Leibniz D
2.6 Turunan Tingkat Tinggi Pertama y′ f′(x) dy Dxy
dx
Pengertian turunan tingkat tinggi Kedua y″ f″(x) d² y D²xy
dx ²
Turunan dari fungsi  f  adalah suatu fungsi Ketiga y‴ f‴(x) d³ y D3xy
yang dinamakan turunan pertama dari  f, yaitu f dx ³
′ jika fungsi f′ ini dihitung lagi turunannya dengan Keempat y f″″(x) d⁴y D4xy
dx ⁴
aturan atau definisi turunan, maka diperoleh fungsi ⁞ ⁞ ⁞ ⁞ ⁞
baru yang dinamakan turunan kedua dari fungsi f,
dan ditulis dengan lambang  f″.  Secara umum Ke-n y(n) f(n)(x) dᵐy Dⁿxy
dxⁿ
turunan ke-n  dari fungsi f , ditulis f(n), adalah suatu
fungsi yang diperoleh dengan cara menghitung
turunan dari fungsi f(n-1), n = 1, 2, 3, … , dengan f(0) Catatan : Aturan fungsi  f sendiri, yaitu y = f(x)
(x) = f(x). Sebagai contoh: adalah turunan ke-0 dari f.
f(x) = 2x3 – 4x2 + 7x – 8

Maka Contoh :
f′(x) = 6x2 – 8x + 7 d³ y
1.      y = 6x3 + 12x2 + 5x + 2 ®   = ……?
dx ³
f″(x) = 12x – 8
dy
f‴(x) = 12             = 18 x2 + 24 x + 5
dx
f″″(x) = 0 d² y
            = 36x + 24
dx ²
Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka
semua turunan tingkat yang lebih tinggi akan nol. d³ y
           = 36
dx ³
d⁴y
2.      y = sin 2x  ®   = ……?
d x4

dy
       = 2 cos 2x
dx

d² y
      = -4 sin 2x
dx ²

d³ y
                       = -8 cos 2x
dx ³

d⁴ y
                     = 16 sin 2x
dx ⁴

2.7 Diferensiasi Implisit


Jika Fungsi Implisit Mengandung Unsur
Fungsi implisit adalah fungsi yang terdiri dari dua
Trigonometri
atau lebih variabel yakni variabel bebas dan
variabel tak bebas, yang berada dalam satu ruas dan 3. Turunan pertama dari fungsi implisit sin xy +
tidak bisa dipisahkan pada ruas yang berbeda. xy² + x²y = 1 adalah…

Menurunkan fungsi implisit, tak jauh beda dengan Penyelesaian:


menurunkan fungsi variabel tunggal, yakni dengan
menggunakan notasi Leibniz (dy/dx). Berikut ini,
hal yang harus dipahami dalam menurunkan fungsi
implisit khususnya yang memiliki dua variabel (x
dan y).

Un
tuk lebih memahami, perhatikan 5 pembahasan soal
di bawah:

1. Turunan pertama dari fungsi implisit (x + 2y)8


adalah

Penyelesaian:
nilainya tidak berubah bila t bertambah dengan
nilai-nilai konstantanya yang diketahui. Berikan
nama huruf pada besaran yang berubah sesuai
dengan t, dan beri pengenal bagian-bagian gambar
yang sesuai dengan variabel-variabel ini.

Langkah 2 Nyatakan apa yang diketahui dan apa


yang diinginkan tentang variabel-variabel tersebut.
Informasi ini akan berbentuk turunan-turunan
terhadap variabel

Langkah 3 Hubungkan variabel-variabel dengan


menuliskan persamaan yang valid untuk semua
waktu t > 0, bukan hanya pada saat tertentu.
2.8 Laju yang Berkaitan
Langkah 4  Diferensiasikan secara implisit
Jika suatu variabel y bergantung pada waktu t, maka
persamaan yang ditemukan dalam Langkah 3
dy terhadap t. Persamaan yang dihasilkan, memuat
turunannya disebut Laju Perubahan Sesaat.
dt turunan-turunan terhadap t, benar untuk semua t >
Tentu saja, jika y mengukur jarak, maka laju sesaat 0.
ini disebut kecepatan. Kita tertarik pada beraneka
Langkah 5 Pada tahap ini, bukan lebih dini,
laju sesaat, laju air mengalir ke dalam ember, laju
substitusikan kedalam persamaan yang ditemukan
membesarnya luas pencemaran minyak, laju
dalam Langkah 4 semua data yang sahih pada saat
bertambahnya nilai kampling tanah, dan lainnya.
tertentu seperti yang diperlukan untuk jawaban soal.
Jika y diberikan secara eksplisit dalam t, maka
Pecahkan untuk turunan yang diinginkan.
masalahnya sederhana; kita cukup
mendiferensiasikan dan kemudian menghitung Contoh soal :
turunan pada saat yang diminta.
Seorang anak menerbangkan layang-layang. Jika
Prosedur Sistematis : tinggi layang-layang 90 dm di atas tingkat tangan
anak itu dan angin meniupnya pada arah mendatar
dengan laju 5 dm/detik, seberapa cepat anak
Langkah 1 Misal t menyatakan waktu yang terlalui. tersebut mengulur benang pada saat panjangnya 150
Gambarkan sebuah diagram yang berlaku untuk dm ? ( Anggap benang membentuk sebuah garis,
semua t > 0. Beri pengenal besaran-besaran yang walaupun sebenarnya anggapan ini tidak realistis ).
Jawab :

Langkah 5. untuk semua t > 0, dx/dt = 5 dan


dy/dt = 0, dy/dt samadengan 0 dikarenakan tinggi
layang-layang dari tangan si anak tidak berubah
tetap 90 dm. Sedangkan pada saat panjang benang
Langkah 1. Dimisalkan jarak antara si anak 150 dm maka nilai x yaitu jarak anak dengan
dengan layang-layang adalah x, tinggi layang- layang-layang adalah
layang dari tanah adalah y, panjang benang (yang
dianggap lurus, walaupun dalam kenyataan tidak
lurus) dianggap z, dan t menyatakan banyaknya
detik saat mengulur benang, maka didapatkan
bahwa kecepatan angin bisa dikatakan bahwa
bertambahnya jarak si anak dengan layang-layang,
yaitu dx/dt.

Setelah itu kita ganti data-data di atas ke dalam


Langkah 2. Diketahui bahwa kecepatan angin 5
persamaan langkah 4, maka diperoleh
dm/s, maka dx/dt = 5. Tinggi y = 90 dm dikatakan
tinggi y tidak berubah dari waktu ke waktu sehingga
turunan dy/dt = 0. panjang benang saat itu adalah z
= 150 dm, yang dicari adalah kecepatan mengulur
benang yaitu dz/dt.

Langkah 3. Menurut Teorema Phytagoras,

z2 = x2 + y2

Langkah 4. Dengan mendiferensialkan secara


implisit terhadap t dan memakai Aturan Rantai, Jadi, kecepatan si anak mengulur benang saat
maka kita mempunyai panjang benang 150 dm adalah 4 dm/detik.

atau

Anda mungkin juga menyukai