Anda di halaman 1dari 48

Pertemuan 9&10

Matematika
Ekonomi II

DIFERENSIAL
OLEH:
MORAIDA HASANAH, M.SI
Turunan Aljabar
Materi:
 Pengertian Turunan Fungsi Aljabar
 Rumus Turunan Fungsi Aljabar
 Turunan Berantai Fungsi Aljabar
 Turunan Tingkat Tinggi Fungsi Aljabar
 Turunan Implisit
 Turunan multivariabel
Turunan Aljabar
Tujuan Perkuliahan:
Setelah mengikuti pertemuan ini,
mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
konsep turunan, rumus-rumus, dan
menghitung turunan fungsi aljabar.
Pengertian Turunan
Suatu fungsi dikatakan dapat didiferensiasi di x  x0
bila fungsi itu mempunyai turunan di titik tersebut.

Suatu fungsi dikatakan dapat didiferensiasi pada


suatu selang bila fungsi itu dapat didiferensiasi di
setiap titik pada selang tersebut.

Aplikasi: mencari kecepatan sesaat (fisika), laju


pertumbuhan organisme (biologi), keuntungan
marjinal (ekonomi), dll
Konsep Limit
 mengingat konsep limit karena konsep turunan
dijelaskan lewat limit suatu fungsi
 Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’
(dibaca “f aksen”) yang nilainya pada sembarang
bilangan c adalah: f (c  h)  f (c )
f ' (c)  lim
h 0 h
 Asalkan limit ini ada dan bukan ∞ atau -∞
 Jika limit ini ada, dikatakan bahwa f
terdiferensiasikan di c.
 Pencarian turunan disebut diferensiasi
Secara Grafis
pengertian turunan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Misal P(a,f(a)) adalah sembarang titik pada sebuah


grafik suatu fungsi f. Titik lain pada gambar
dinotasikan dengan Q(a+h,f(a+h)),dimana h adalah
beda antara absis Q dan P. Kemiringan tali busur
yang melalui titik P dan Q adalah

f ( a  h)  f ( a )
mPQ 
h
Secara Grafis
Secara Grafis
Jika sebuah fungsi f didefinisikan pada sebuah
interval terbuka yang memuat a, maka kemiringan
garis singgung m dari grafik fungsi f pada titik
P(a,f(a)) adalah:
f ( a  h)  f ( a )
m  lim
h 0 h

Dengan catatan limitnya ada.


Contoh
Diketahui fungsi f(x) = x2 dapatkan kemiringan
garis singgung ke grafik f(x) pada titik P(a,a2)
Penyelesaian:
Dengan menggunakan penjelasan di atas maka

Jadi turunan suatu


fungsi adalah kemiringan
garis singgung fungsi
tersebut pada titik tertentu.
Contoh

1. Jika f(x) = 13x – 6, Carilah f’(4)

Penyelesaian:

f ' (4)  lim


f ( 4  h )  f ( 4)
 lim
13(4  h )  6  [13(4)  6]
h 0 h h 0 h

13h
 lim  lim 13  13
h 0 h h 0
Contoh
2. Jika f(x)= x3 + 7x, Carilah f’(c)
Penyelesaian
f (c  h)  f (c)
f ' (c)  lim
h 0 h

 lim
 3

(c  h )  7(c  h )  [c  7c]
3

h 0 h
3c h  3ch  h  7h
2 2 3
 lim
h 0 h
 lim (3c 2  3ch  h 2  7)  3c 2  7
h 0
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (i)

 Teorema I (Aturan Fungsi Konstanta)


Jika f(x) = k dengan k adalah suatu konstanta
untuk sembarang x, f’(x)= 0.
Bukti:
f ( x  h)  f ( x ) k k
f ( x)  lim
'
 lim  lim 0  0
h 0 h h 0 h h 0

Contoh: f(x) = 2 maka f’(x) = 0


Rumus Turunan Fungsi Aljabar (i)

 Teorema II (Aturan Fungsi Identitas)


Jika f(x) = x, maka f’(x) = 1
Bukti:

f ( x  h)  f ( x ) xhx h
f ( x)  lim
'
 lim  lim  1
h 0 h h 0 h h 0 h
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (ii)

 Teorema III (Aturan Pangkat)


Jika f(x) = xn, dengan n bilangan-bilangan bulat
positif, maka f’(x) = nxn-1
Bukti:
f ( x  h )  f ( x ) ( x  h ) n
 x n
f ' ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
n 1 n( n  1) n 2 2
x  nx h 
n
x h  ...  nxhn 1  h n  x n
 lim 2
h 0 h
 n 1 n( n  1) n 2 
h nx  x h  ...  nxhn 2  h n 1 
 lim  
2
h 0 h
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (ii)

Semua suku di dalam tanda kurung siku kecuali


suku pertama mempunyai h sebagai faktor,
sehingga masing-masing suku ini mempunyai limit
nol bila h mendekati nol. Jadi
n 1
f ' ( x)  nx

Contoh:
f(x)=x2 maka f’(x) = 2x
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (iii)

 Teorema IV (Aturan Kelipatan Konstanta)


Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang
terdiferensialkan, maka (kf)’ (x). Bukti: Misalkan
F(x) = k. f(x). Maka
f ( x  h)  f ( x) k. f ( x  h)  k. f ( x)
F ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
f ( x  h)  f ( x) f ( x  h)  f ( x)
 lim k  k . lim
h 0 h h 0 h
 k. f ' ( x)
Contoh:
F(x) =5x2 maka f’(x) =5(2x) =10x
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (iii)
 Teorema V (Aturan Jumlah)
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensialkan, maka (f+g)’(x) =
f’ (x) + g’ (x). Bukti:
Andaikan F ( x )  f ( x )  g ( x ), maka

F ( x )  lim
 f ( x  h )  g ( x  h )   f ( x )  g ( x )
h 0 h
 f ( x  h)  f ( x) g ( x  h)  g ( x) 
 lim   
h 0
 h h
f ( x  h)  f ( x) g ( x  h)  g ( x)
 lim  lim
h 0 h h 0 h
Contoh:  f ' ( x)  g ' ( x)
F(x)=x2+3x maka f’(x)=2x+3
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (iv)

 Teorema VI (Aturan Selisih)


Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensialkan, maka (f-g)’(x) = f’ (x) - g’ (x).
Bukti: (f-g)’(x) = (f+(-1)g)’ (x) = f’(x) – g’(x)

Contoh:
F(x) =3x2-x maka f’(x) = 6x – 1
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (v)
 Teorema VII (Aturan Hasil Kali)
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensialkan, maka (f.g)’(x) = f(x).g’(x)+f’(x).g(x).
Bukti:
Andaikan F ( x )  f ( x ). g ( x ), maka
F ( x  h)  F ( x) f ( x  h) g ( x  h)  f ( x) g ( x)
F ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
f ( x  h) g ( x  h)  f ( x  h) g ( x)  f ( x  h) g ( x)  f ( x) g ( x)
 lim
h 0 h
 g ( x  h)  g ( x) f ( x  h)  f ( x) 
 lim  f ( x  h )  g ( x) 
h 0
 h h
g ( x  h)  g ( x) f ( x  h)  f ( x)
 lim f ( x  h ). lim  lim g ( x ). lim
h 0 h 0 h h 0 h 0 h
 f ( x) g ' ( x)  g ( x) f ' ( x)
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (v)

Contoh :
F(x) = (x+2)(x-5)2
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (vi)
 Teorema VIII (Aturan Hasil Bagi)
Jika f dan g adalah fungsi-fungsi yang
terdiferensialkan, dengan g(x) = 0.
Maka '
f g ( x) f ' ( x)  f ( x) g ' ( x)
  ( x)  2
g g ( x)
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (vi)

MisalkanF ( x )  f ( x ) , maka
g ( x)
f ( x  h) f ( x)

F ( x  h)  F ( x) g ( x  h) g ( x)
F ( x )  lim  lim
h 0 h h 0 h
g ( x) f ( x  h)  f ( x) g ( x  h) 1
 lim 
h 0 h g ( x) g ( x  h)
 g ( x) f ( x  h)  g ( x) f ( x)  f ( x) g ( x)  f ( x) g ( x  h) 1 
 lim   
h 0
 h g ( x ) g ( x  h ) 
 f ( x  h)  f ( x) g ( x  h)  g ( x)  1 
 lim   g ( x )  f ( x)  
h 0
 h h  g ( x ) g ( x  h ) 
 g ( x ) f ' ( x )  f ( x ) g ' ( x )
1
g ( x) g ( x)
Rumus Turunan Fungsi Aljabar (vi)

'
f g ( x) f ' ( x)  f ( x) g ' ( x)
  ( x)  2
 
g g ( x)
Bedakan antara Turunan dan Diferensial !

Pada waktu anda menuliskan Dxy atau dy/dx = anda


menuliskan lambang turunan
Jika dy = anda menyatakan lambang diferensial

Contoh:
Cari dy jika y = x3 - 3x+1
Jika kita mengetahui bagaimana menghitung
turunan, maka kita tahu bagaimana menghitung
diferensial. Yaitu cukup menghitung turunan lalu
mengalikannya dengan dx
Dy = (3x2-3) dx
Hal ini karena dy = f’ (x) dx
Turunan Berantai Fungsi Aljabar

Jika y  (u) dan u  g(x) maka


dy du
y'  .
du dx
Jika y  f(u), u  g(x), x  h(w), maka
dy du dx
y'  . .
du dx dw
Contoh:
y = (3x+1)10
Turunan Tingkat Tinggi Aljabar

Turunan tingkat tinggi adalah turunan fungsi yang tidak hanya


sampai turunan pertama, bisa turunan kedua, ketiga, bahkan
sampai turunan ke n. Jika f’ adalah turunan suatu fungsi f,
maka f’ juga merupakan suatu fungsi, f’ adalah turunan
pertama dari f. Jika turunan dari f’ ada, turunan ini dinamakan
turunan kedua dan ditulis f’’. Dengan cara yang sama turunan
ketiga dari f didefinisikan sebagai turunan pertama dari f’’, jika
turunan ini ada. Turunan ketiga, ditulis f’’’. Turunan ke-n dari
fungsi f, di mana n bilangan positif yang lebih besar dari 1,
adalah turunan pertama dari turunan ke (n-1) dari f. Turunan
ke n dinyatakan dengan f(n). Berikut ini adalah tabel cara
penulisan turunan sampai dengan turunan ke-n:
Turunan Tingkat Tinggi Aljabar

Contoh:
Carilah turunan ke-3 dari fungsi berikut ini: f ( x)  x 3  3 x 2  8 x  2
Soal-soal latihan (i)

 Carilah turunan pertama fungsi-fungsi di bawah


ini:
5x  2
1) f ( x) 
2x2  5

2) f ( x)  ( x  1)( x  2) 3

3) f ( x)  x x  4
3 5
Soal-soal latihan (ii)

 Carilah turunan berantai fungsi-fungsi di bawah


ini:

1) y  u  3, u  x  2 x
5 4

2) y  u , u  v(4  2v ), v  x 2

3) Jika y  2 x  x dan x  3t  9 ,
2 2

dy
berapakah ketika t  2
dt
Soal-soal latihan (iii)

 Carilah turunan kedua fungsi-fungsi di bawah


ini:

1) f ( x)  3x  4 x  x  2
4 2

2) g ( z )  5 z  2

3) f (t )  (t  2) 3/ 2

1 4
4) f ( x )  2 
2x x
Hakekat Derivatif dan Diferensial

y
 lereng dari kurva y  f(x)
x
lim y dy

x  0 x dx

dy/dx  terdiri dari 2 suku, dy dinamakan diferensial


y, dx merupakan diferensial dari x.
Diferensial dari x : dx = ∆x
Diferensial dari y : dy=(dy/dx) ∆x
Variabel terikat
 dy/dx  lereng taksiran (approximated
slope) dari kurva y = f(x) pada kedudukan x
tertentu.
 ∆y/∆x  lereng yang sesungguhnya (the
true slope)
 Lereng taksiran ini dapat lebih besar (over
estimated), atau lebih kecil (under
estimated), atau sama dengan lereng
sesungguhnya
(teragantung pada jenis fungsinya dan
besar kecilnya perubahan pada variabel
bebas)
 Fungsi y = f(x) yang linier, lereng taksiran
= lereng sesungguhnya, berapapun ∆x 
dy/dx = ∆y/ ∆x

y = f(x) Perubahan x = ∆x
Perubahan y = ∆y
R Diferensial x = dx
Diferensial y = dy
∆y = dy
Kuosien diferensi =
P
Q ∆y/ ∆x
Derivatif = dy/dx
∆x = dx

dy/dx = ∆y/ ∆x
 Fungsi y = f(x) yang non-linier

y y

S
S

R QR=∆y R
P Q QR=dy
P QS=dx
Q QS=∆x

∆x = dx
∆x = dx

0 x 0 x
(a) (b)

dy > ∆y dy < ∆y
Over-estimated Under-estimated
Derivatif dari derifatif
 Setiap fungsi bisa diturunkan lebih dari 1
kali (tergantung derajatnya).
 Turunan pertama (turunan dari fungsi
awal), turunan kedua (turunan dari
fungsi pertama, dst.
contoh :
y  f ( x)  x 3  4 x 2  5 x  7
y '  dy / dx  3x 2  8 x  5
y ' '  d 2 y / dx 2  6 x  8
y ' ' '  d 3 y / dx 3  6
y 'v  d 4 y / dx 4  0
Hubungan antara fungsi dan Derivatifnya

 Dengan mengetahui hub. antara fungsi dan


derivatifnya  besarnya turunan pertama dan
turunan kedua  akan bisa dikenali bentuk gambar
dari fungsi tersebut
 Kita akan mengetahui kurva menaik atau
menurun, titik ekstrim dan juga titik beloknya.
contoh :
y  f ( x)  1 x  4 x  12 x  5  fungsi kubik
3 2
3
y '  dy / dx  x  8 x  5  fungsi kuadrat
2

y ' '  d y / dx  2 x  8  fungsi linear


2 2

y ' ' '  d y / dx  2  konstanta


3 3

Perhatikan pengurangan derajat fungsi pada masing-


masing turunannya
Fungsi Menaik dan Menurun

 Turunan pertama dari sebuah fungsi non-linear dapat


digunakan untuk menentukan apakah kurva dari fungsi
yang bersangkutan menaik atau menurun pada
kedudukan tertentu.

Lereng nol
y = f(x)

Lereng negatif
fungsi
f’(a) > 0, y = f(x) menaik
Lereng menurun
positif
fungsi
f’(a) < 0, y = f(x)menurun
menaik
Lereng nol
Uji Tanda

 Apabila turunan pertama f’(x) = 0, berarti


y = f(x) berada di titik ekstrim
 Untuk menentukan apakah titik ekstrim
tersebut merupakan titik maksimum ataukah
minimum, maka perlu dilakukan uji tanda
terhadap f’(a) = 0.
 Jika f’(x) > 0 untuk x < a dan f’(x) < 0 untuk x
> a, maka titik ekstrimnya adalah titik
maksimum.
 Jika f’(x) < 0 untuk x < a dan f’(x) > 0 untuk x
> a, maka titik ekstrimnya adalah titik
minimum.
Titik ekstrim fungsi parabolik
 Turunan pertama dari fungsi parabolik y = f(x)
berguna untuk menentukan letak titik ekstrimnya.
 Sedangkan turunan kedua berguna untuk mengetahui
jenis titik ekstrim yang bersangkutan.
 Perhatikan fungsi parabolik berikut dan turunan-
turunannya, serta hubungan secara grafik.
y = f(x) = x2 - 8x + 12 ………….fungsi parabolik
y’ = f’(x) = dy/dx = 2x – 8 …….fungsi linear
y” = f”(x) = d2y/dx2 = 2 ……….konstanta
 Parabola y = f(x) = x2 - 8x + 12 , mencapai titik ekstrim
– dalam hal ini titik minimum yaitu (4, -4)
y’ = 0, nilai variabel bebas x = 4. x=4
dimasukkan ke dalam persamaan Parabola 
didapat nilai y = -4
y

y = x2 – 8x + 12
12

y’= 2x - 8

2 y” = 2
0 x
2 4 6

-4
(4,-4)

-8
 Parabola y = f(x) mencapai titik ekstrim pada y’ = 0
 Jika y” < 0 : bentuk parabolanya terbuka ke bawah,
titik ekstrimnya adalah titik maksimum.
 Jika y” > 0 : bentuk parabolanya terbuka ke atas,
titik ekstrimnya adalah titik minimum.
Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik

 Titik maksimum atau minimum fungsi kubik, serta


titik beloknya dapat dicari melalui turunan
pertama dan kedua dari fungsi tersebut.
 Perhatikan fungsi kubik dan turunannya berikut :
y = 1/3x3 – 3x2 + 8x – 3 ………….fungsi kubik
y’ = x2 – 6x + 8 ……………………fungsi kuadratik
y” = 2x – 6 ………………………..fungsi linear
 Jika y’ = 0,
x2 – 6x + 8 = 0
(x – 2)(x – 4) = 0  x1 = 2, x2 = 4
 Untuk x1 = 2 dimasukkan pada persamaan kubik

maka y = 3.67 (2, 3.67)  titik ekstrim
maksimum
 Untuk x1 = 2 apabila dimasukkan dalam turunan
ke dua, maka y” = -2 < 0 (turunan kedua negatif)
 Untuk x2 = 4 dimasukkan pada persamaan kubik

maka y = 2.33 (4, 2.33)  titik ekstrim
minimum
 Untuk x2 = 4 apabila dimasukkan dalam turunan
ke dua, maka y” = 2 > 0 (turunan kedua positif)
y

y’ = x2 – 6x + 8
8

y’’= 2x – 6
(2,3.67)
3.67 y = 1/3x3 – 3x2 + 8x + 3
(3,3)
(4,2.33)

2 y” = 2
0 x
2 3 4

-2 (3,-1)

-4

-6
 Fungsi Kubik y = f(x) mencapai titik ekstrim pada y’
=0
 Jika y” < 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya adalah
titik maksimum
 Jika y” > 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya adalah
titik minimum
 Fungsi kubik y = f(x) berada di titik belok pada y” =
0
Relationship between marginal-cost and average-cost
functions

 TC = C(Q) total cost


 MC = C'(Q) marginal cost
 AC = C(Q)/Q average cost
d C Q  C Q   Q  1 C Q 
 2
dQ Q Q
1 C Q 
C
MC

 C Q  
AC

Q Q  

 MC  AC   0
1
Q Q
Penerapan lain :
 Elastisitas  dengan rumus umum :

Ey lim y / y dy x
   
Ex x  0 x / x dx y

Anda mungkin juga menyukai