Anda di halaman 1dari 30

Turunan

Teorema Nilai Rata-Rata

Analisis Riil II:


TURUNAN / Diferensiasi

Oleh :
Kelompok 5
 MURNI (19051011)
 DWI NURUL ANISYA (19051012)

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Definisi
Definisi (Turunan)
Misalkan I ⊆ R sebuah interval, f : I → R, dan c ∈ I . Bilangan riil L
dikatakan turunan dari f di c jika diberikan sebarang ε > 0 terdapat
δ > 0 sedemikian sehingga .
. f (x ) − f .
∀x ∈ I , 0 < |x − c | < δ ⇒ .. − L. < ε. (1)
(c )x − c

Dalam hal ini, kita katakan bahwa f dapat diturunkan di c atau f


mempunyai turunan di c , dan kita tulis f ′(c ) untuk L
(kadang-kadang juga dipakai notasi Df atau df untuk
dx menyatakan
fungsi turunan).
Dengan kata lain, turunan dari f di c diberikan oleh
f (x ) − f (c ) (2)
f ′(c ) = lim ,
asalkan limitnya ada. x→c x
− c Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Contoh

1 Jika f (x ) = x 2 untuk x ∈ R, maka untuk setiap c ∈ R berlaku


2 2
′ f (x ) − f (c) x− c
f (c) = lim = lim = lim (x + c) = 2c.
x →c x− c x →c x − c x
→c
Dalam hal ini, fungsi f ′ terdefinisi pada R dan f ′ (x ) = 2x
untuk setiap x ∈ R.
2 Jika h(x ) = |x |, x ∈ R, maka untuk x ƒ= 0 berlaku
.
h(x ) − h(0) |x | 1, x > 0,
x− 0 = x = −1, x < 0.

Dengan demikian lim x →0 h(x x)−h(0)


−0 tidak ada, sehingga fungsi
h(x ) = |x | tidak dapat diturunkan di x = 0.

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Teorema (1)
Teorema (Kekontinuan fungsi yang mempunyai turunan)
Jika f : I → R mempunyai turunan di c ∈ I , maka f kontinu di c.
Bukti.
Untuk setiap x ∈ I , x ƒ= c , berlaku
. Σ
f (x ) − f
f (x ) − f (c ) = (x − c ).
(c )x − c

Karena f ′(c ) ada, maka dengan menggunakan Teorema Perkalian Limit


(lihat lagi) diperoleh
. Σ .
f (x ) − f (c ) Σ ′
lim (f (x ) − f (c )) = lim lim (x − c ) = f (c ) · 0 = 0.
x→ c x→ c x− c x→ c

Perhatikan bahwa dari hubungan di atas dapat disimpulkan bahwa


limx→c f (x ) = f (c ). Dengan demikian f kontinu di c (terbukti ).
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Teorema (2)
Teorema (Aturan dasar turunan)
Misalkan I ⊆ R sebuah interval, c ∈ I , dan f , g : I → R adalah
fungsi-fungsi yang mempunyai turunan di c . Maka:

(a) Jika α ∈ R, maka αf mempunyai turunan di c , dan


(αf )′(c ) = αf ′(c ). (3)
(b) Fungsi f + g mempunyai turunan di c , dan
(f + g )′(c ) = f ′(c ) + g ′(c ). (4)
(c) (Aturan perkalian) Fungsi fg mempunyai turunan di c , dan
(fg )′(c ) = f ′(c )g (c ) + f (c )g ′(c ). (5)
(d) (Aturan pembagian) Jika g (c ) ƒ= 0, maka fungsi f /g mempunyai
turunan di c , dan. Σ′
f f ′(c )g (c ) − f (c )g ′
(c ) = . (6)
g (c ) (g (c ))2
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Akibat

Akibat
Jika f1, f2, ..., fn adalah fungsi-fungsi dari interval I ke R yang
mempunyai turunan di c ∈ R, maka:
(a) Fungsi f1 + f2 + ... + fn mempunyai turunan di c, dan
(f ′ ′ ′ ′
1 + f2 + ... + fn) (c) = f1 (c) + f2 (c) + ... + fn (c).
(7)

(b) Fungsi
(f1f2f...f
1f2...f n′ mempunyai
n) (c)
′ turunan di c, dan
= f1 (c)f ′
2(c)...fn (c) + f 1(c)f2 (c)...f n (c)

+... + f1(c)f2(c)...fn (c). (8)

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Beberapa kasus khusus

Jika f1 = f2 = ... = fn = f , maka (8) menjadi


(f n ′ n−1 ′
) (c) = n(f (c)) f
(c).
(9)

Jika pada (9) kita ambil f (x ) = x , maka kita peroleh turunan


dari g (x ) = x n , yaitu

g ′ (x ) = nx n − 1 , n ∈ N.

(10)

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Aturan Rantai
Teorema (Aturan Rantai)
Misalkan I , J adalah interval-interval di R, g : I → R dan
f : J → R adalah fungsi-fungsi sedemikian sehingga f (J) ⊆ I , dan
c ∈ J. Jika f dapat diturunkan di c dan g dapat diturunkan di
f (c), maka fungsi komposisi g ◦ f dapat diturunkan di c, dan
′ ′

(g ◦ f ) (c) = g (f (c)) · f (c).
(11)

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Contoh

1 Jika f : I → R dapat diturunkan



pada
n−1
I dan g (y ) = y n untuk
y ∈ R, n ∈ N, maka g (y ) = ny [lihat pers. (10)].
Dengan
menggunakan Aturan Rantai, diperoleh
(f n ′ ′ ′
) (x ) = (g (f (x ))) (x ) = (g ◦ f ) (x )
= g ′ (f (x n−1
)) · f ′ (x )′
= n(f (x )) · f (x ),

untuk semua x ∈ I , sebagaimana yang juga sudah ditunjukkan


di (9).
2 (untuk contoh lain, silakan baca di buku)

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Teorema (1)
Teorema (Turunan fungsi invers di suatu titik)
Misalkan I ⊆ R adalah interval dan fungsi f : I → R monoton sejati
dan kontinu pada I . Misalkan J = f (I ) dan g : J → R monoton
sejati dan merupakan fungsi invers kontinu dari f . Jika f mempunyai
turunan di c ∈ I dan f ′ (c) ƒ= 0, maka g dapat diturunkan di d = f
(c), dan

g ′(d ) = 1 = . (12)
f 1
′ (c)
f ′ (g (d ))

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Teorema (2)
Teorema (Turunan fungsi invers pada suatu interval)
Misalkan I ⊆ R adalah interval dan fungsi f : I → R monoton sejati
pada I . Misalkan J = f (I ) dan g : J → R merupakan fungsi invers
dari f . Jika f mempunyai turunan pada I dan f ′ (x ) ƒ= 0 untuk x ∈ I ,
maka g dapat diturunkan pada J, dan

g′ = 1 . (13)
f′◦g
Bukti.
Karena f mempunyai turunan pada I , maka dari Teorema Kekontinuan Fungsi yang
Mempunyai Turunan (lihat lagi), f kontinu pada I . Dengan demikian, menurut
Teorema Invers Kontinu (lihat lagi), fungsi invers g kontinu pada J. Selanjutnya,
dengan menggunakan Teorema Turunan Fungsi Invers di Suatu Titik, persamaan
(13) dipenuhi.

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Contoh (1)

Fungsi f : R → R yang didefinisikan dengan f (x ) = x 5 + 4x + 3


adalah fungsi kontinu dan naik sejati pada R (justifikasi!). Lebih
lanjut, f ′ (x ) = 5x 4 + 4 ƒ= 0 untuk setiap x ∈ R (persisnya
f ′ (x ) = 5x 4 + 4>0 untuk setiap x ∈ R). Oleh karena itu, menurut
Teorema Turunan Fungsi Invers di Suatu Titik, fungsi invers
g = f − 1 mempunyai turunan di setiap y = f (x ) ∈ R. Jika kita
ambil c = 1, maka f (1) = 8. Dengan demikian kita peroleh
(f − 1 ) ′ (8) = 1/f ′ (1) = 1/9.

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Definisi dan Teorema
Teorema Nilai Rata-Rata Aturan Rantai
Fungsi Invers

Contoh (2)
Misalkan n ∈ N bilangan genap, I = [0, ∞), dan f (x ) = x n untuk x
∈ I . Dapat ditunjukkan bahwa f naik sejati dan kontinu pada I
(tunjukkan!), sehingga fungsi invers g (y ) = y 1/n untuk
y ∈ J = [0, ∞) juga naik sejati dan kontinu pada I (menurut
teorema yang mana?). Lebih lanjut, kita mempunyai
f ′ (x ) = nx n − 1 untuk setiap x ∈ I . Oleh karena itu, jika y > 0,
maka g ′ (y ) ada, dan
g ′(y ) = 1 = 1 = 1 = 1 .
f ′ (g (y )) n(g (y )) n−1 n(y 1/n ) n−1
ny (n−1)/n
Jadi dapat disimpulkan bahwa
y (1/n)−1
g ′(y ) = untuk y > 0.
n
Akan tetapi, g tidak dapat diturunkan di y = 0.
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Definisi

Definisi (Maksimum dan minimum relatif)


Fungsi f : I ⊆ R → R dikatakan mempunyai maksimum relatif
[minimum relatif] di c ∈ I jika terdapat lingkungan V = Vδ(c) dari
c sehingga f (c) ≥ f (x ) [f (c) ≤ f (x )] untuk semua x ∈ V ∩ I .
Lebih lanjut, kita katakan bahwa fungsi f mempunyai ekstrim relatif
di c ∈ I jika f mempunyai maksimum relatif atau minimum relatif di
c.

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Teorema Ekstrim Dalam


Teorema Ekstrim Dalam
Misalkan c adalah titik dalam dari interval I (yaitu, terdapat
lingkungan V = Vδ(c) dari c sehingga V ⊆ I ) dan f : I → R
mempunyai ekstrim relatif di c. Jika f ′ (c) ada, maka f ′ (c) = 0.
Bukti. (untuk kasus f yang mempunyai maksimum relatif di c )
Andaikan f ′ (c ) > 0. Dengan demikian terdapat lingkungan Vδ(c ) ⊆ I
sedemikian sehingga
f (x ) − f (c ) untuk x ∈ V δ(c ), x ƒ=
x− c >0
c.
Jika x ∈ Vδ(c ), x > c , maka diperoleh
f (x ) − f (c )
f (x ) − f (c ) = (x − c ) ·
x− c
> 0.
Namun hal ini kontradiksi dengan hipotesis bahwa f mempunyai
maksimum relatif di c . Jadi pengandaian f ′(c ) > 0 salah.
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Teorema Ekstrim Dalam (lanjutan bukti)


Sekarang andaikan f ′(c ) < 0, maka terdapat lingkungan Vδ(c ) ⊆ I
sedemikian sehingga

f (x ) − f (c ) untuk x ∈ V δ(c ), x ƒ=
<0
x− c c.
Jika x ∈ Vδ(c ), x < c , maka diperoleh
f (x ) − f (c )
f (x ) − f (c ) = (x − c ) · > 0.
x− c
Hal ini juga kontradiksi dengan hipotesis bahwa f mempunyai maksimum
relatif di c . Jadi pengandaian f ′(c ) < 0 juga salah. Jadi haruslah
f ′(c ) = 0.

Dengan cara serupa, buktikan untuk kasus f yang mempunyai minimum


relatif di c !
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Akibat

Akibat
Jika f : I → R kontinu pada interval I dan f mempunyai ekstrim
relatif di c ∈ I , maka berlaku salah satu: f ′ (c) tidak ada atau
f ′ (c) = 0.

Contoh:
Fungsi f (x ) = |x | pada I = [−1, 1] mempunyai minimum relatif di
x = 0, tetapi tidak mempunyai turunan di x = 0.

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Teorema Rolle
Teorema Rolle
Jika f kontinu pada interval tutup I = [a, b] dan mempunyai turunan
pada interval buka (a, b) dengan f (a) = f (b) = 0, maka terdapat
sedikitnya satu titik c ∈ (a, b) sedemikian sehingga
f ′ (c) = 0.

Bukti.
Jika f fungsi nol pada I , maka sebarang c ∈ (a, b) memenuhi
kesimpulan dari teorema. Oleh karena itu sekarang kita anggap f
bukan fungsi nol pada I . Dengan menggantikan f dengan − f , jika
perlu, maka kita dapat mengasumsikan bahwa nilai f ada yang
positif. Karena f kontinu pada interval tutup I = [a, b] (yang juga
terbatas), maka berdasarkan Teorema Maksimum-Minimum (lihat
lagi), fungsi f mencapai nilai sup{f (x ) : x ∈ I } > 0 di suatu titik c
∈I.
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Teorema Rolle (lanjutan bukti)


Karena f (a) = f (b) = 0, maka titik c haruslah berada dalam
(a, b). Oleh karena itu f ′ (c) ada. Dengan demikian, dari Teorema
Ekstrim Dalam, kita dapat simpulkan bahwa f ′ (c) = 0. (Lihat
gambar di bawah.) □

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Teorema Nilai Rata-Rata (akibat Teorema Rolle)


Teorema Nilai Rata-Rata (TNR)
Jika f fungsi kontinu pada interval tutup I = [a, b] dan mempunyai
turunan pada interval buka (a, b), maka terdapat sedikitnya satu titik
c ∈ (a, b) sehingga

f (b) − f (a) = f ′ (c)(b − a).

Bukti.
Pandang fungsi ϕ yang didefinisikan pada I dengan
f (b) − f (a)
ϕ(x ) = f (x ) − f (a) − (x − a),
b− a
yang merupakan selisih fungsi f dengan fungsi yang grafiknya adalah ruas
garis yang menghubungkan titik (a, f (a)) dan (b, f (b)) [lihat gambar di
belakang].
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Teorema Nilai Rata-Rata (lanjutan bukti)

Perhatikan bahwa hipotesis dari Teorema Rolle dipenuhi oleh ϕ, karena


,
, dan
. Oleh karena itu terdapat c ∈ (a, b) sedemikian
sehingga 0= ′ ′
f (b) − f (a)
ϕ (c ) = f (c ) − .

b− a
Dengan demikian f (b) − f (a) = f
(c )(b − a). □ Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Teorema Nilai Rata-Rata (lanjutan bukti)

Perhatikan bahwa hipotesis dari Teorema Rolle dipenuhi oleh ϕ, karena ϕ


kontinu pada [a, b], mempunyai turunan pada (a, b), dan
ϕ(a) = ϕ(b) = 0. Oleh karena itu terdapat c ∈ (a, b) sedemikian
sehingga
0= ′ ′
f (b) − f (a)
ϕ (c ) = f (c ) − .

b− a
Dengan demikian f (b) − f (a) = f
(c )(b − a). □ Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Beberapa Implikasi TNR (1)

Silakan dipelajari bukti dari beberapa implikasi TNR berikut!


Teorema (Kriteria turunan untuk fungsi konstan)
Jika f kontinu pada interval tutup I = [a, b], mempunyai turunan
pada interval buka (a, b), dan f ′ (x ) = 0 untuk setiap x ∈ (a, b),
maka f fungsi konstan pada I .

Akibat
Jika f dan g fungsi kontinu pada I = [a, b], mempunyai turunan
pada (a, b), dan f ′ (x ) = g ′ (x ) untuk setiap x ∈ (a, b), maka
terdapat konstanta C sedemikian sehingga f = g + C pada I .

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Beberapa Implikasi dari TNR (2)


Teorema (Kriteria turunan untuk kemonotan)
Jika f : I → R mempunyai turunan pada I , maka berlaku:
(i) f naik pada I ⇔ f ′(x ) ≥ 0 ∀x∈ I .
(ii) f turun pada I ⇔ f ′(x ) ≤ 0 ∀x∈ I .

Teorema (Uji turunan pertama untuk nilai ekstrim)


Misalkan f kontinu pada I = [a, b], c titik dalam dari I , dan f
mempunyai turunan pada (a, c ) dan c , b. Maka berlaku:
(iii)Jika terdapat lingkungan (c − δ, c + δ) ⊆ I sedemikian sehingga
f ′ (x ) ≥ 0 untuk c − δ < x < c dan f ′(x ) ≤ 0 untuk c < x < c + δ, maka
f mempunyai maksimum relatif di c .
(ii) Jika terdapat lingkungan (c − δ, c + δ) ⊆ I sedemikian sehingga
f ′ (x ) ≤ 0 untuk c − δ < x < c dan f ′(x ) ≥ 0 untuk c < x < c + δ, maka
f mempunyai minimum relatif di c .
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Aplikasi Teorema Rolle: lokasi akar suatu fungsi


Misalkan fungsi g adalah turunan dari fungsi f . Maka di antara dua
akar sebarang dari fungsi f , terdapat paling sedikit satu akar dari
fungsi g .

Contoh:

Misalkan f (x ) = sin x , sehingga g (x ) = f ′ (x ) = cos x . Dengan


demikian di antara dua akar sebarang dari sin x , terdapat paling
sedikit satu akar dari cos x .

Di lain pihak, g ′ (x ) = − sin x = − f (x ). Jadi di antara dua akar


sebarang dari cos x , terdapat paling sedikit satu akar dari sin x .
Oleh karena itu, kita simpulkan bahwa akar-akar dari sin x dan
cos x saling bertautan.

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Ketaksamaan
Salah satu aplikasi penting dari TNR adalah untuk memperoleh
bentuk-bentuk ketaksamaan tertentu.

Contoh:
Fungsi f (x ) = ex mempunyai turunan f ′(x ) = ex untuk setiap x ∈
R.
Jadi f ′(x ) > 1 untuk x > 0 dan f ′(x ) < 1 untuk x < 0. Dari hubungan
ini, kita akan tunjukkan ketaksamaan
ex ≥ 1 + x , ∀x ∈ R, (14)
dengan bagian kesamaannya diperoleh jika dan hanya jika x = 0.
Kita tinjau per kasus.
Untuk x = 0, bagian kesamaan dari (14) otomatis berlaku dimana
kedua ruas bernilai 1.
Untuk x > 0, dengan menggunakan TNR untuk fungsi f (x ) = ex
pada interval [0, x ], kita peroleh
ex − e0 = ec (x − 0), untuk suatu c ∈ (0, x ).
Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Ketaksamaan (...sambungan)

Karena e0 = 1 dan ec > 1, maka pers. (15) menjadi

ex − 1 > x ⇔ ex > 1 + x , untuk x > 0.

(16)

Untuk x < 0, dengan menggunakan argumen yang sama dengan


kasus di atas (untuk x > 0), maka akan kita peroleh ex > 1 + x untuk
x < 0 (silakan dicoba!).

Jadi ketaksamaan (14) berlaku untuk semua x ∈ R dengan bagian


kesamaannya diperoleh untuk x = 0.

Silakan dipelajari contoh-contoh ketaksamaan lain di buku!


Analisis Riil II: Diferensiasi
Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Sifat Nilai Antara dari Turunan

Lema
Misalkan I ⊆ R sebuah interval, f : I → R, c ∈ I , dan asumsikan
bahwa f mempunyai turunan di c. Maka berlaku:
(a) Jika f ′ (c) > 0, maka terdapat bilangan δ > 0 sedemikian
sehingga f (x ) > f (c) untuk x ∈ I dengan c < x < c + δ.
(b) Jika f ′ (c) < 0, maka terdapat bilangan δ > 0 sedemikian
sehingga f (x ) > f (c) untuk x ∈ I dengan c − δ < x < c.

Silakan pelajari buktinya di buku!

Analisis Riil II: Diferensiasi


Turunan Maksimum-Minimum Relatif dan Teorema Rolle
Teorema Nilai Rata-Rata Teorema Nilai Rata-Rata dan Implikasinya
Aplikasi Lebih Lanjut
Ketaksamaan dan Sifat Nilai Antara dari Turunan

Sifat Nilai Antara dari Turunan


Teorema Darboux
Jika f dapat diturunkan pada I = [a, b] dan k bilangan antara f ′(a) dan f ′(b),
maka terdapat paling sedikit satu titik c ∈ (a, b) sedemikian sehingga f ′
(c ) = k .

Bukti.
Misalkan f ′(a) < k < f ′(b). Definisikan g pada I dengan
g (x ) = kx − f (x ) untuk x ∈ I . Karena g kontinu (justifikasi!), maka ia
mempunyai maksimum pada I (justifikasi!). Karena
g ′(a) = k − f ′(a) > 0, maka dari Lema sebelumnya [kasus (a)] dapat
disimpulkan bahwa maksimum g tidak terjadi di x = a. Kemudian karena g ′
(b) = k − f ′(b) < 0, maka dari Lema sebelumnya [kasus (b)] dapat
disimpulkan bahwa maksimum g tidak terjadi di x = b. Oleh karena itu, g
mencapai maksimum di suatu titik c ∈ (a, b). Dari Teorema Ekstrim Dalam,
berlaku 0 = g ′(c ) = k − f ′(c ). Jadi, f ′(c ) = k . □
Analisis Riil II: Diferensiasi
“TERIMA KASIH”

Analisis Riil II: Diferensiasi

Anda mungkin juga menyukai