X1 X2 Y
12 3 10
11 1 15 (∑ x 22 ) (∑ x1 y ) −(∑ x 1 x 2 ) ∑ x 2 y
b 1=
(∑ x12 )( ∑ x22 )−(∑ x 1 x 2 )
2
9 5 13
10 2 18
8 4 16
(∑ x 12 ) ( ∑ x2 y )−(∑ x 1 x 2 ) ∑ x 1 y
b 2=
(∑ x12 )(∑ x22 )−(∑ x 1 x 2 )
2
b 0=
∑ Y =b ∑ x 1
n 1 ( )( )
n
b2
∑ x2
n
Jika kita mempunyai sebuah fungsi dengan 1 variabel, katakanlah sin x atau
ln ( cos 2 x ), dapatkan fungsi ini digambarkan sebagai suatu deret pangkat x atau lebih umum
dari ( x−a ) atau dengan kata lain, adakah bilangan C0,C1,C2. . .sehingga,
Apabila penggambaran fungsi semacam itu ada, maka menurut teorema tentang
pendiferensialan deret ( teorema V .2 ) akan pendiferensialan sebagai berikut,
' 2 3
f ( x )=C 1+ 2C 2 ( x−a ) +3 C3 ( x−a ) + 4 C 4 ( x−a ) .. .
'' ' 2 3
f ( x )=6 C 3 +24 C 4 ( x−a ) +60 C 5 ( x−a ) + 120 C 6 ( x−a ) .. .
f ( a )=C 0
f ' ( a )=C 1
'' ( a )
f =2 C2=2! C 2
C 0=f ( a )
C 1=f ' ( a )
''
f (a )
C 2=
2!
' ''
f (a)
C 3=
3!
Dari hasil subtitusi ini selanjutnya kita dapat menghitung Cn, yaitu
n
f ( a)
C n=
n!
Catatan : supaya rumus untuk C n ini berlaku untuk n = 0, maka kita artikan f 0 ( a ) sebagai f ( a )
dan 0! = 1.
Dari hasil diatas dapat kita lihat bahwa koefisien-koefisien C n ditentukan oleh f.Hal
ini berarti bahwa suatu fungsi f tidak dapat digambarkan oleh dua deret pengkat dari x – a
yang berbeda seperti yang dituangkan dalam teorema berikut.
x 2 x 4 x6
cos x=1− + + .. .
2! 4! 6!
LIMIT
{
f ( x )= 1−x ,∧x ≤1
2 x , x >0
Maka,
lim ¿
−¿
x→ 1 f ( x ) = −¿
lim ¿¿
x →1 1−x=0 dan lim ¿¿
x → 1+ ¿ f (x ) = lim ¿¿
+¿
x→ 1 2 x=2¿
INTEGRAL
x x π
Dengan f ( x )=e + sin x dan g ( x ) =e + cos x dengan a= dan b=2 π
2
[ ]
b 2 b b
∫ f ( x ) g ( x ) dx =∫ f (x )2 dx .∫ g (x)2 dx
a a a
Ganti f (x) dan g ( x ) dan batas integral sesuai dengan yang di berikan!!!!!
[ ]
2π 2 2π 2π
π π π
2 2 2