Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

DIFERENSIASI
Pada awal abad ketujuh belas, kurva secara umum dijelaskan sebagai
tempat kedudukan titik-titik yang memenuhi syarat geometri tertentu, dan garis
singgung ditentukan melalui konstruksi geometri. Pandangan ini diubah secara
dramatis dengan kreasi geometri analitik pada Tahun 1630 oleh Rene Descartes
(1596–1650) dan Pierre de Fermat (1601–1665). Dalam pandangan baru ini
masalah geometri dituangkan kembali ke dalam ekspresi aljabar, dan kelas kurva
didefinisikan secara aljabar. Konsep derivatif dikembangkan di dalam pandangan
baru ini. Masalah garis singgung dan nilai maksimum atau minimum yang pada
awalnya merupakan masalah yang terpisah, Fermat pada Tahun 1630, adalah
orang yang pertama kali menunjukkan adanya hubungan antara keduanya.
Hubungan antara garis singgung kurva dan kecepatan gerak partikel ditemukan
pada tahun akhir Tahun 1660 oleh Issac Newton (1642 – 1727). Teori Newton ini
didasarkan kepada ide intuitif dari limit, yang dikenal sebagai kalkulus diferensial
dan integral. Secara terpisah pada Tahun 1680, Gottfried Leibniz (1646 – 1716)
menemukan konsep kalkulus diferensial dan integral yang dikembangkan oleh
Newton.
Pada bab ini, akan dipelajari teori diferensiasi. Dalam hal ini, dianggap
bahwa pembaca telah mengenal pengertian derivatif suatu fungsi dalam kalkulus.
Subbab pertama dari bab ini berisi pengertian dasar yang berhubungan dengan
diferensiasi fungsi. Pada Subbab 6.2, akan didiskusikan Terema Nilai Rata-rata dan
aplikasinya. Pada Subbab 6.3 Aturan L’Hospital akan diberikan untuk menghitung
limit dari bentuk tak tentu. Sedangkan dalam Subbab 6.4 akan diperkenalkan
dengan singkat mengenai Teorema Taylor dan aplikasinya.

6.1 Derivatif
Pada subbab ini akan disajikan beberapa sifat dasar dari derivatif. Dimulai
dengan mendefinisikan derivatif dari fungsi.

Definisi 6.1.1 Misalkan I   adalah interval, fungsi f : I  , dan c  I . Bilangan


real L dikatakan derivatif dari f di c jika diberikan sebarang bilangan   0 terdapat
bilangan    ( , c)  0 sehingga untuk setiap x  I dengan 0  x  c   berlaku
f ( x )  f (c )
 L  (6.1)
xc
Dalam hal ini dikatakan bahwa f diferensiabel di c, dan L ditulis dengan f '(c) .

Dengan kata lain, derivatif dari f di c diberikan oleh limit


f ( x )  f (c)
f ' (c)  lim (6.2)
x c xc
asalkan limitnya ada. Sebagai akibat ketunggalan limit fungsi, maka derivatif (jika
ada) dari fungsi di suatu titik adalah tunggal.

Catatan: Domain fungsi f tidak harus berupa interval (karena titik c yang diperlukan
hanyalah elemen dari domain yang sekaligus titik limit dari domain tersebut). Hanya
saja, akan lebih mudah bagi pembaca untuk memahami pengertian derivatif pada

___________________________________________________________________Analisis Real 92
fungsi yang terdefinisi pada interval. Oleh karena itu, pembahasan dibatasi pada
fungsi yang demikian.

Contoh 6.1.2 (a) Jika f ( x)  x 2 untuk x  , maka untuk setiap c  ,


f ( x )  f (c ) x2  c2
f ' (c)  lim  lim  lim ( x  c)  2c .
x c xc x c x  c x c
Dalam hal ini, fungsi f ' terdefinisi pada  dan f '( x)  2 x untuk x  .
 x 2 sin  1x  ; x  0
(b) Fungsi g ( x)   diferensiabel di 0 dengan
0 ; x0
g ( x)  g (0) x 2 sin  1x   0
g '(0)  lim  lim  lim x sin  1x   0 .
x 0 x0 x  0 x x 0

(c) Jika h( x)  x , x  , maka h tidak diferensiabel di 0. Karena untuk x  0


h( x)  h(0) x  1 jika x0
  ,
x0 x  1 jika x0
h( x)  h(0)
sehingga lim tidak ada.
x0 x0

Sekarang ditunjukkan bahwa kekontinuan dari f di titik c adalah syarat perlu


(tetapi bukan syarat cukup) bagi eksistensi derivatif dari f di c.

Teorema 6.1.3 Jika fungsi f : I   diferensiabel di c  I , maka f kontinu di titik c.


Bukti: Untuk sebarang x  I , x  c , diperoleh
 f ( x )  f (c ) 
f ( x )  f (c )    ( x  c) .
 xc 
Karena f '(c) ada, maka dengan mengaplikasikan teorema perkalian limit diperoleh

x c

lim( f ( x)  f (c))   lim
 x c xc

f ( x )  f (c ) 

 lim( x  c)  f ' (c)  0  0 .
 x c
Jadi lim f ( x)  f (c) , sehingga f kontinu di c. g
x c

Kekontinuan fungsi di suatu titik tidak menjamin eksistensi derivatif fungsi di


titik tersebut. Sebagai contoh, fungsi h pada Contoh 6.1.2 (c) di atas kontinu di titik 0
tetapi h tidak diferensiabel di titik tersebut. Jadi, kekontinuan fungsi di suatu titik,
bukan syarat cukup agar fungsi tersebut diferensiabel di titik tersebut.
Terdapat beberapa sifat-sifat dasar dari derivatif yang sangat berguna dalam
menghitung derivatif dari berbagai kombinasi fungsi. Sekarang akan diberikan
justifikasi dari sifat-sifat dasar tersebut yang akan dikenal bagi mahasiswa tingkat
awal.

Teorema 6.1.4 Jika I   adalah interval, c  I , dan fungsi f, g : I  , adalah


fungsi-fungsi yang diferensiabel di c, maka
(a) Jika   , maka fungsi  f diferensiabel di c dan
(f ' )(c)  f ' (c) , (6.3)
(b) Fungsi f  g diferensiabel di c dan
( f  g )' (c)  f ' (c)  g ' (c) , (6.4)

___________________________________________________________________Analisis Real 93
(c) (Aturan perkalian) Fungsi fg diferensiabel di c dan
( fg )' (c)  f ' (c) g (c)  f (c) g ' (c) , (6.5)
(d) (Aturan pembagian) Jika g (c)  0 , maka fungsi f / g diferensiabel di c, dan
f  f ' ( c ) g ( c )  f ( c ) g ' (c )
 ' (c)  . (6.6)
g ( g (c)) 2
Bukti: Akan dibuktikan (c) dan (d) dan meninggalkan (a) dan (b) sebagai latihan
bagi pembaca.
(c ) Misalkan p  fg , untuk x  I , x  c , diperoleh
p ( x )  p (c ) f ( x ) g ( x )  f (c ) g (c )

xc xc
f ( x ) g ( x )  f (c ) g ( x )  f ( c ) g ( x )  f (c ) g (c )

xc
f ( x )  f (c ) g ( x )  g (c )
 g ( x )  f (c )
xc xc
Karena g kontinu di c, dengan Teorema 6.1.3, maka lim g ( x)  g (c) . Karena f dan
x c
g diferensiabel di c, dari teorema limit perkalian fungsi, disimpulkan bahwa
p ( x )  p (c )
lim  f ' ( c ) g (c )  f (c ) g ' ( c )
x c xc
Jadi p  fg diferensiabel di c dan persamaan (6.5) dipenuhi.
(d) Misalkan q  f / g . Karena g diferensiabel di c, maka dengan Teorema 6.1.3, g
kontinu di c. Karena g (c)  0 , maka terdapat interval J  I dengan c  J sehingga
g ( x)  0 untuk setiap x  J . Untuk x  J , x  c , diperoleh
q ( x )  q (c ) f ( x ) / g ( x )  f (c ) / g ( c )

xc xc
f ( x ) g (c )  f (c ) g ( x )

g ( x) g (c)( x  c)
f ( x ) g ( c )  f (c ) g ( c )  f ( c ) g (c )  f ( c ) g ( x )

g ( x) g (c)( x  c)
1  f ( x )  f (c ) g ( x )  g (c ) 
   g (c )  f (c ) 
g ( x ) g (c )  xc x  c 
Dengan memanfaatkan kekontinuan dari g di c dan bahwa f dan g diferensiabel di
c, disimpulkan bahwa
q ( x )  q (c ) f ' (c ) g (c )  f ( c ) g ' (c )
q ' (c)  lim 
x c xc ( g (c)) 2
Jadi q  f / g diferensiabel di c dan persamaan (6.6) dipenuhi. g

Dengan induksi matematika teorema di atas dapat dikembangkan aturan


diferensiasi berikut.

Akibat 6.1.5 Jika f1 , f 2 ,..., f n adalah fungsi-fungsi dari interval I ke  yang


diferensiabel di c, maka
(a) Fungsi f1  f 2  ...  f n diferensiabel di c, dan
 f1  f 2  ...  f n  '  c   f1 '(c)  f 2 '(c)  ...  f n '(c) , (6.7)

___________________________________________________________________Analisis Real 94
(b) Fungsi f1 f 2 ... f n diferensiabel di c, dan
 f1 f 2 ... f n  '(c)  f1 '(c) f 2 (c)... f n (c)  f1 (c) f 2 '(c)... f n (c)  ...
(6.8)
 f1 (c) f 2 (c)... f n '(c)
Khususnya, jika f1  f 2  ...  f n maka (6.8) menjadi
n 1
f n '(c)  n  f n (c)  f n (c ) (6.9)

Catatan 6.1.6 Jika I   adalah interval dan fungsi f : I  , kita telah


memperkenalkan notasi f ' untuk menyatakan fungsi yang domainnya adalah
subset dari I dan nilainya di titik c adalah derivatif f '(c) dari f di titik c. Ada notasi
lain yang kadang-kadang digunakan untuk f ' ; sebagai contoh, ada yang menulis
Df untuk f ' .Oleh karena itu, bentuk (6.5) kadang-kadang ditulis dalam bentuk:
D( f  g )  Df  Dg , D(fg) = (Df).g + f.(Dg)
Ketika x adalah variabel bebas, dalam perkuliahan awal, pada umumnya f ' ditulis
df / dx . Sehingga bentuk (6.5) kadang-kadang ditulis dalam bentuk
d  df   dg 
( f ( x) g ( x))   ( x)  ( g ( x))  f ( x)  ( x)  .
dx  dx   dx 

Aturan Rantai

Teorema diferensiasi pada fungsi komposisi berikut dikenal sebagai “Aturan


Rantai”. Teorema ini memberikan bentuk derivatif dari fungsi komposisi g o f .
Jika f diferensiabel di c dan g diferensiabel di f (c) , maka akan ditunjukkan
bahwa derivatif dari fungsi komposisi g o f di c adalah ( g o f )(c) = ( g ' ( f (c)) f ' (c) ).
Dalam hal ini dapat ditulis dengan
( g o f ) '  ( g 'o f )  f ' .
Ide dari aturan rantai didapat dari pengamatan bahwa
g ( f ( x))  g ( f (c)) g ( f ( x))  g ( f (c)) f ( x)  f (c)
  .
xc f ( x )  f (c ) xc
Tetapi sayangnya faktor pertama dalam perkalian di atas dapat saja tidak terdefinisi,
yaitu pada saat penyebutnya f ( x)  f (c) bernilai 0 untuk nilai dari x yang mendekati
c dan hal ini merupakan suatu permasalahan. Hasil berikut akan mengatasi
masalah tersebut.

Teorema 6.1.7 (Aturan Rantai) Misalkan I, J   adalah interval-interval di dalam


R, g : I   dan f : J  . Jika f diferensiabel di c  I dan g diferensiabel di
f (c) , maka fungsi komposisi g o f diferensiabel di c dan
( g o f )' (c)  g ' ( f (c))  f ' (c) (6.10)
Bukti: Misalkan d = f(c) dan G didefinisikan pada I dengan
 g ( y )  g (d )
 ; yd
G( y)   yd
 g '(d ) ; yd

___________________________________________________________________Analisis Real 95
Karena g diferensiabel di d, maka diperoleh lim G ( y )  g ' (d )  G (d ) . Jadi, G juga
y d

kontinu di d. Sekarang, karena f kontinu di c (dengan Teorema 6.1.3) dan f ( J )  I


dari teorema komposisi fungsi kontinu, maka G o f kontinu di c, yaitu
lim G o f ( x)  lim G ( y )  g ' ( f (c)) . (6.11)
x c y d
Selanjutnya dari definisi G diperoleh bahwa
g ( y )  g (d )  G ( y )( y  d ) untuk setiap y  I .
Oleh karena itu, jika x  J , x  c diperoleh
g o f ( x )  g o f (c ) f ( x )  f (c )
 G o f ( x) 
xc xc
Akibatnya dengan (6.11) diperoleh
g o f ( x )  g o f (c )
lim  g ' ( f (c))  f ' (c) .
x c xc
Jadi, g o f diferensiabel di cI dan persamaan (6.10) dipenuhi. g

Jika g diferensiabel pada I dan f diferensiabel pada J, maka dengan Aturan


rantai diperoleh ( g o f ) '  ( g 'o f )  f ' , yang juga dapat ditulis sebagai
D( g o f )  (( Dg ) o f )  Df .

Contoh 6.1.8 (a) Jika f : I   diferensiabel pada I dan g ( y )  y n untuk y  , n 


N, maka g '( y )  ny n 1 . Sehingga dengan Aturan rantai diperoleh
( g o f )' ( x)  g ' ( f ( x))  f ' ( x)
 
untuk x  I . Oleh karena itu diperoleh f n '( x)  n( f ( x)) n 1 f '( x) untuk semua x  I .
(b) Misalkan f : I   diferensiabel pada I, f ( x)  0 ,dan f '( x)  0 untuk x  I . Jika
h( y )  1/ y untuk y  0 , maka h '( y )  1/ y 2 , y  0 . Sehingga diperoleh
1 f ' ( x)
 ' ( x)  (h o f )' ( x)  h' ( f ( x)) f ' ( x)   untuk x  I .
f  ( f ( x))2
(c) Jika S ( x)  sin x dan C ( x)  cos x untuk x  , maka S '( x)  cos x  C ( x) dan
C '( x)   sin x   S ( x) untuk x  . Dengan menggunakan fakta ini dan definisi
sin x 1
tan x  , sec x 
cos x cos x
untuk x ≠ (2k + 1), k  N, maka dengan mengaplikasikan Aturan Pembagian 6.1.4
(d), diperoleh
(cos x)(cos x)  (sin x)( sin x) 1
D tan x  2
 2
 (sec x) 2
(cos x) (cos x)
dan
0  1( sin x) sin x
D sec x  2
  (sec x)(tan x)
(cos x) (cos x) 2
untuk x ≠ (2k + 1), k  N.

___________________________________________________________________Analisis Real 96
Fungsi Invers

Sekarang akan dibahas hubungan antara derivatif dari suatu fungsi dengan
derivatif dari fungsi inversnya, apabila fungsi inversnya ada. Agar dapat
menggunakan Teorema Invers Kontinu, kita akan membatasi pembicaraan pada
fungsi-fungsi yang monoton murni.

Teorema 6.1.9 Misalkan I   adalah interval dan fungsi f : I   monoton murni


dan kontinu pada I. Misalkan J  f ( I ) dan g : J   monoton murni dan
merupakan fungsi invers kontinu dari f. Jika f diferensiabel di c  I dan f '(c)  0 ,
maka g diferensiabel di d  f (c) , dan
1 1
g ' (d )   (6.12)
f ' (c) f ' ( g (d ))
Bukti: Untuk y  J , y  d didefinisikan
f ( g ( y ))  f ( g (d ))
H ( y) 
g ( y )  g (d )
Karena g : J   monoton murni, maka g ( y )  g (d ) untuk y, d  J dengan y  d ,
sehingga H well-defined pada J. Juga karena d  f ( g (d )) , maka diperoleh
yd
H ( y)  ,
g ( y )  g (d )
sehingga H ( y )  0 untuk y  J , y  d .
Akan dibuktikan bahwa lim H ( y )  f ' (c) . Diberikan sebarang   0 . Karena
y d

f diferensiabel di c  g (d ) , maka terdapat >0 sehingga untuk 0  x  c  , x  I ,


berlaku
f ( x )  f (c )
 f ' (c )   .
xc
Tetapi karena g kontinu di d  f (c) , maka untuk  di atas, terdapat   0 sehingga
untuk 0  y  d   , y  J berlaku
g ( y)  g (d )   .
Karena g satu-satu dan c  g (d ) , diperoleh g ( y )  c   untuk 0  y  d   , y  J .
Hal ini mengakibatkan
f ( g ( y ))  f ( g (d ))
H ( y )  f ' (c )   f ' (c )  
g ( y )  g (d )
apabila 0  y  d   , y  J . Karena   0 sebarang, maka lim H ( y )  f ' (c) .
y d
Tetapi, telah diketahui sebelumnya bahwa H ( y )  0 untuk y  J , y  d . Karena
g ( y )  g (d ) 1

yd H ( y)
untuk y  J , y  d , maka disimpulkan bahwa
g ( y )  g (d ) 1 1 1
lim  lim  
y d yd y d H ( y ) lim H ( y ) f ' (c )
y d
Jadi, g '(d ) ada dan nilainya sama dengan 1/ f '(c). g

___________________________________________________________________Analisis Real 97
Teorema 6.1.10 Misalkan I   adalah interval dan fungsi f : I   monoton
murni pada I. Misalkan J  f ( I ) dan g : J   merupakan fungsi invers dari f. Jika
f diferensiabel pada I dan f '( x)  0 untuk x  I , maka g diferensiabel pada J, dan
1
g ' (6.13)
f 'o g
Bukti: Jika f diferensiabel pada I, menurut Teorema 6.1.3 maka f kontinu pada I.
Sehingga dengan Teorema Invers Kontinu, fungsi invers g kontinu pada J.
Selanjutnya dengan Teorema 6.1.9, maka persamaan (6.13) dipenuhi. g

Catatan: Jika f : I   dan g : J   fungsi-fungsi yang monoton murni pada


Teorema 6.1.10. Telah ditunjukkan bahwa jika f '( x)  0 untuk x I, maka g
diferensiabel pada J dan persamaan (6.13) dapat ditulis sebagai
1
g '( y )  untuk y J
f 'o g ( y )
atau dalam bentuk
1
g 'o f ( x)  untuk x I.
f '( x)
Dapat juga ditulis dalam bentuk g’(y) = 1/f’(x).

Contoh 6.1.11 Misalkan n  N bilangan genap, I = [0, ) , dan f ( x)  x n untuk


x  I . Dapat ditunjukkan bahwa f naik murni dan kontinu pada I, sehingga untuk
y  J  [0, ) , fungsi invers g ( y )  y1/ n juga merupakan fungsi naik murni dan
kontinu pada J. Lebih lanjut, diperoleh f '( x)  nx n 1 untuk x  I . Akibatnya, jika
y  0 , maka g '( y ) ada, dan
1 1 1 1
g ' ( y)   n 1
 1 / n n 1
 ( n 1) / n .
f ' ( g ( y )) n( g ( y )) n( y ) ny
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
1
g ' ( y )  y (1 / n ) 1 untuk y  0 .
n
Tetapi, g tidak diferensiabel di 0.

___________________________________________________________________Analisis Real 98

Anda mungkin juga menyukai