Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MATEMATIKA DASAR

KEKONTINUAN FUNGSI

Dosen Pengampu : Amirhud Dalimunthe,S. T., M. Kom

Mata Kuliah : Matematika Dasar

DISUSUN OLEH KELOMPOK : 7

AHMAD MUKHLIS
5213351038
YENTI ARISKA PUTRI
5213351027
AHMAD RISKI MARGANTI NASUTION
5213351023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang”kekontinuanfungsi ”.

Makalah iniitelah kami susun dengan maksimal dan mendapatka nbantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh Karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan,Oktober, 2021

Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….ii

BAB I ………………………………………………………………………………………1

PENDAHULUAN …………………………………………………………………………1

A. LATAR BELAKANG….….………...……………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH….………………………………………………………..1

BAB II ………………………………………………………………………………….2

PEMBAHASAN …………………………………………………………………………...2

A. PENGERTIAN KEKONTINIUN FUNGSI ………………………………………2


B. KEKONTINUAN DI SATU TITIK…………………………………….……..…...2
C. KEKONTINUAN PADA INTERVAL……………………………………………2
D. LIMIT DAN KEKONTINUAN UNTUK FUNGSI KOMPOSISI………………...2
E. MASALAH GARIS SINGGUNG DAN LAJU SESAAT…………………………2

BAB III …………………………………………………………………………………….3

PENUTUP …………………………………………………………………………………3

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………3
B. SARAN ……………………………………………………………………………3

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..4


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fungsi merupakan hal terpenting dalam pembahasan matematika. Salah satu yang di
Bahas adalah fungsi real dan salah satu sifat yang menjadi karakteristik dari sebuah fungsi
Adalah sifat kekontinuan.
Istilah kontiniu telah digunakan sejak zaman Newton, untuk menuju pada gerakan benda
Atau menggambarkan kurva tak terputus, tetapi tidak dibuat tepat sampai abad ke-19,
Bernhard Bolzano padatahun 1817 danAugustiLouis Cauchy pada tahun 1821
Mendefinisikan bahwa kekontinuan sebagai sifat yang sangat signifikan dari fungsi,
kemudian Carl Weiersstraass pada tahun 1870 membawa pemahaman yang tepat dengan ide
kekontinuan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari kontiniun fungsi ?


2. Apa syarat dari kontiniun fungsi !

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui definisi dari kontiniun fungsi


2. Memahami syarat dari kontiniun fungsi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONTINIUN FUNGSI

Kata “Kontinu” digunakan untuk memerikan (memberiarti ) suatu proses yg berkelanjutan tanpa
perubahan yg mendadak.

Definisi :

(Kekontinuan di satutitik). Kita katakana bahwa f kontinu di c jika beberapa selang terbuka di sekitar c
terkandung dalam daerah asal f dan

lim f ( x)  f (c)
x c

Syaratkontinu :

(1) lim f ( x) ada


x c

(2) f (c ) ada (yaitu c berada dalam daerah asal f)

(3) lim f ( x)  f (c)


x c

Jika salah satu dari ke3 fungsi ini tak terpenuhi, maka f tak kontinu (diskontinu)

di c. y

lim f ( x ) ○tidak ada


x c ●
f
c x
y

lim f ( x ) ada, tetapi lim f ( x )  f (c )


x c x c
○ f

c x

lim f ( x ) = f (c )
x c
f

x
c

Contoh 1.

x2  4
Diandaikan f ( x )  , x  2. Bagaimana seharusnya f didefinisikan di x = 2 agar kontinu di titik
x2
itu ?

Penyels :

x2  4 ( x  2)( x  2)
lim  lim
x2 x2 x  2 x2

= lim ( x  2)  4
x2

Maka didefinisikanf(2) = 4. Dari grafik (kenyataan) dapat dilihat f(x) = x +2 untuk semua x.
Teorema A

Fungsi polinom kontinu di setiap bilangan riil c. Fungsi rasional kontinu di setiap bilangan riil c
dalam daerah asalnya, kecuali di penyebutnya.

Teorema B

Fungsi nilai mutlak adalah kontinu di setiap bilangan riil c.

Jika n ganjil, fungsi akar ke n kontinu di setiap bilangan riil c; jika n genap fungsi ini kontinu di
setiap bilangan riil positif c.

Kekontinuan dalam operasi fungsi.

Teorema C

Jika f dan g kontinu di c, maka demikian juga kf, f + g , f – g , f . g,

f / g (asalkan g(c)  0), f n , dan n f (asalkan f(c) > 0 jika n genap).

Contoh 2.

(3 x  x 2 )
Pada bilangan-bilangan berapa saja F ( x)  kontinu ?
( x  3 x)

Penyls : Untuk setiap bilangan positif, fungsi-fungsi 3, 3 x , x , dan x 2 semuanya kontinu

(Teorema A dan B ), kemudian Teorema C dan akhirnya

(3 x  x 2 )
( x  3 x)

adalah kontinu di setiap bilangan positif.


Teorema D

(Torema limit komposit).Jika lim g ( x)  L dan jika f kontinu di L, maka


x c

 
lim f ( g ( x ))  f lim g ( x )  f ( L )
x c x c

Khususnya jika g kontinu di c dan f kontinu di g (c), maka fungsi komposit f  g kontinu di c.

Kekontinuan pada selang.

Definisi

Dikatakan fkontinu pada selang terbuka (a, b) jika f kontinu di setiap titik (a, b).

fkontinu pada selang tertutup [a, b] jika kontinu pada (a, b), komtinu kanan di a, dan kontinu kiri
di b.

Contoh 3.

(gambar 5) Dengan menggunakan definisi di atas, uraikan sifat-sifat kekontinuan dari fungsi yang
grafiknya di sketsa dalam gambar tsb !

Penyls :

Ungsi itu kontinu pada selang terbuka (-∞, 0 ), (0, 3) dan (5, ∞ ) dan juga pada selang tertutup [3, 5].

Teorema E

(Teorema Nilai Antara). Jika f kontinu pada [a, b] dan jika W sebuah bilangan antara f(a) dan f (b),
maka terdapat sebuah bilangan c di antara a dan b sedemikian sehingga

f (c) = W.
Catatan :

Dua Fungsi Khusus

1) Fungsi nilai mutlak

2) Fungsi bilangan bulat terbesar [[ ]]


Fungsi-fungsi ini di didefinisikan dengan

 x jika x  0
x  
 x jika x  0

dan [[ x ]] = bilangan bulat terbesar yg lebih kecil atau sama dengan x.

Misal :  3,1  3,1  3,1 sedangkan

[[ -3,1 ]] = -4 dan [[ 3,1 ]] = 3.

. Contohsoal
Misalkan f suatu fungsi dari ℝ ke ℝ dengan aturan fungsi sebagai berikut.

Apakah f kontinu di x = 3?

Jawab:
Langkah 1: Memeriksa eksistensi limit fungsi di x = 3
Limit kiri:

Limit kanan:

Ternyata nilai limit kirinya sama dengan limit kanannya, yaitu 4.


Kita simpulkan

dan
Langkah 2: Memeriksa apakah f terdefinisi di x = 3
Dari pendefinisian f, f(3) terdefinisi, yaitu f(3) = 2
Langkah 3: Memeriksa kesamaan nilai limit fungsi dengan nilai fungsinya
Dari langkah-langkah sebelumnya diperoleh bahwa

Kesimpulan: f tidak kontinu (atau diskontinu) di x = 3. Situasi pada contoh ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1

Catatan:
Diskontinuitas di x = 3 pada Contoh 1 dinamakan ketidakkontinuan yang dapat dihapuskan.
Dengan mendefinisikan kembali nilai f di x = 3, fungsi tersebut menjadi kontinu. Jadi, agar f kontinu
di x = 3, kita definisikan f(3) = 4.

B.Kekontinuan di Suatu Titik

Dalam defifinisi lim x → c


f(x), nilai f di c sama sekali tidak diperhatikan. Kita hanya
tertarik dengan nilai f(x) untuk x menuju c, bukan dengan nilai f di c. Jadi mungkin
saja f mempunyai limit L di c sekalipun f tidak terdefifinisi di titik c. Dalam hal f
terdefifinisi di c, dapat terjadi f(c) 6 = L.

Misalkan f terdefifinisi pada (a, b) dan c ∈ (a, b). Kita katakan bahwa f kontinu
di titik c jika dan hanya jika limx→c f(x) = f(c).
Berdasarkan Proposisi 2, f kontinu di c jika dan hanya jika untuk setiap > 0 terdapat
δ > 0 sedemikian sehingga jika |x − c| < δ, maka |f(x) − f(c)| < .
Secara intuitif, f kontinu di c berarti grafifik fungsi f tidak ‘terputus’ di c.

Seperti halnya limit sepihak, kita juga mempunyai defifinisi kekontinuan sepihak.
Jika f terdefifinisi pada (a, c] dan lim x→c− f(x) = f(c), maka kita katakan bahwa f kontinu kiri di
c. Jika f terdefifinisi pada [c, b) dan lim x→c+ f(x) = f(c), maka kita katakan bahwa f kontinu kanan di
Gambar 7.3 Fungsi Kontinu di Suatu Titik

Teorema 6. Misalkan f terdefinisi pada (a, b) kecuali mungkin di c ∈ (a, b). Maka, limx→c f(x) = L
jika dan hanya jika, untuk setiap barisan h xni di (a, b) dengan xn 6 = c (n ∈ N) dan limn→∞ xn = c,
berlaku limn→∞ f(xn) = L

Catatan. Jika f kontinu di c, maka L = f(c) dan Teorema 6 menyatakan bahwa limn→∞ f(xn) = f

limn→∞ f(xn) = f

yakni, limit dapat ‘bertukar’ dengan f. Hasil serupa berlaku untuk limit kiri dan limit kanan. Dengan
menggunakan Teorema 6, kekontinuan f(x) = px + q di sebarang titik c ∈ R dapat dibuktikan sebagai
berikut. Misalkan h xni adalah sebarang barisan yang konvergen ke c. Maka, menurut Proposisi 5
pada Bab 3

f(xn) = pxn + q → pc + q = f(c), untuk n → ∞.

Menurut akibat dari Teorema 6, f kontinu di c.

Soal Latihan 1.

Buktikan Teorema 6.

2. Buktikan bahwa f(x) = √x kontinu di setiap c > 0.

3. Buktikan bahwa f(x) = |x| kontinu di setiap titik.

4. Misalkan f(x) = x untuk x rasional dan f(x) = −x untuk x irrasional. Buktikan bahwa f kontinu
hanya di c = 0.

5. Misalkan f terdefinisi pada (a, b) dan kontinu di suatu titik c ∈ (a, b). Buktikan jika f(c) > 0, maka
terdapat δ > 0 sehingga f(x) > 0 untuk x ∈ (c − δ, c + δ).

6. Konstruksi sebuah fungsi f : R → R yang kontinu hanya di sebuah titik.

Sifat-sifat Limit dan Kekontinuan

Proposisi 7. Misalkan f dan g terdefinisi pada interval (a, b) kecuali mungkin di c ∈ (a, b). Misalkan
limx→c f(x) = L dan limx→c g(x) = M, dan λ, µ ∈ R. Maka

(i) limx→c[λf(x) + µg(x)] = λL + µM; (ii) limx→c f(x)g(x) = LM; (iii) limx→c f(x) g(x) = LM ,
asalkan M 6 = 0
Soal Latihan

1. Buktikan Proposisi 7.

2. Berikan contoh fungsi f dan g dengan limx→0 f(x) tidak ada, limx→0 g(x) ada, dan limx→0
f(x)g(x) ada. Apakah ini bertentangan dengan Proposisi 7(ii) atau 7(iii)?

3. Benar atau salah: Jika limx→c g(x) = L dan lim y→L f(y) = M, maka limx→c f(g(x)) = M?

4. Buktikan jika limx→c g(x) = L dan f kontinu di L, maka limx→c f(g(x)) = f(L).

5. Kita katakan bahwa lim x→c+ f(x) = +∞ apabila, untuk setiap M > 0 terdapat δ > 0 sehingga
f(x) > M untuk c < x < c+δ. Buktikan bahwa lim x→0+ √1x = +∞.

C.Kekontinuan pada Interval

Secara geometris, f kontinu di suatu titik berarti bahwa grafifiknya tidak terputus
di titik tersebut. Serupa dengan itu, f kontinu pada suatu interval apabila grafifiknya
tidak terputus pada interval tersebut. Secara intuitif, f kontinu pada suatu interval
apabila kita dapat menggambar grafifik fungsi f pada interval tersebut tanpa harus
mengangkat pena dari kertas.

Secara formal, sebuah fungsi f dikatakan kontinu pada suatu interval buka I jika dan hanya jika f
kontinu di setiap titik pada I. Fungsi f dikatakan kontinu pada interval tutup I = [a, b] jika dan hanya
jika f kontinu di setiap titik c ∈ (a, b), kontinu kanan di a, dan kontinu kiri di b. (Lihat Gambar 8.1
dan 8.2.)

Gambar 8.1 Grafifik fungsi kontinu pada interval buka

Perhatikan bahwa f kontinu di setiap titik kecuali di c = 1. Namun f kontinu kiri di c = 1, dan
karenanya f kontinu pada interval [0, 1]. Karena f tidak kontinu kanan di c = 1, maka f tidak kontinu
pada interval [1, 2].

Gambar 8.2
Grafifik fungsi kontinu pada interval tutup
Proposisi 2. Misalkan f terdefinisi pada suatu interval I. Maka, f kontinu pada I jika dan hanya jika,
untuk setiap x ∈ I dan setiap > 0 terdapat δ > 0 sedemikian sehingga

|f(x) − f(y)| <

untuk y ∈ I dengan |x − y| < δ. Contoh 3. (i) Fungsi f(x) = px + q kontinu pada sebarang interval I. (ii)
Fungsi g(x) = |x| kontinu pada sebarang interval I. (iii) Fungsi h(x) = √x kontinu pada sebarang
interval I ⊆ [0,∞).

Soal Latihan

1. Misalkan f : [0, 5] → R didefinisikan sebagai


f(x) = 2x, 0 ≤ x < 1; 1 1 ≤ x ≤ 5

Selidiki apakah f kontinu di setiap titik pada interval [0, 5]. Selidiki kekontinuan f pada interval [0, 1]
dan pada interval [1, 5]. Sketsalah grafiknya.

2 Sifat-sifat Fungsi Kontinu pada Interval Sebagai akibat dari Proposisi 8 dan Teorema 11 yang telah
dibahas pada Bab 7, kita mempunyai Proposisi 4 dan Proposisi 6 di bawah ini. Proposisi

3. Misalkan f dan g kontinu pada suatu interval I dan λ, µ ∈ R. Maka λf + µg dan fg kontinu pada I.
Juga, jika g 6 = 0, maka fg kontinu pada I. Contoh

4. (i) Setiap fungsi polinom kontinu pada sebarang interval. (ii) Setiap fungsi rasional kontinu pada
sebarang interval dalam daerah asalnya. Sebagai contoh, f(x) = 1x kontinu pada (0,∞). (iii) Fungsi
f(x) = x+√x kontinu pada sebarang interval I dan f2(x) = √x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0,∞).
⊆ [0,∞), karena f1(x) = x Proposisi

5. Misalkan g : I → J kontinu pada interval I dan f : J → R kontinu pada interval J. Maka f ◦ g


kontinu pada I. Contoh

6. (i) Fungsi h(x) = |1+x| kontinu pada sebarang interval, karena f(x) = |x| dan g(x) = 1 + x kontinu
pada sebarang interval. (ii) Fungsi h(x) = 1−√x 1+√x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0,∞).

Lebih jauh tentang Fungsi Kontinu pada Interval

Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2, interval [a, b] yang tertutup dan
terbatas merupakan himpunan kompak di R. Sekarang kita akan mempelajari keis
timewaan yang dimiliki oleh fungsi kontinu pada interval kompak [a, b].

D.Limit dan Kekontinuan Fungsi Komposisi

Jika lim g(x)  Lxdan fungsi f kontinu di L

maka lim f (g(x))  f (lim g(x))  f (L)


xc xc
Khususnya, jika g kontinu di c dan f kontinu di g(c)
maka fungsi komposisi f ◦ g juga kontinu di c.
Bukti Misal
g(x)  t . Fungsi f kontinu di L, berarti lim f (t) tLf (L)Dari definisi limit, hal ini berarti jika
diberikan  0maka terdapat 1  0 ,

sedemikian sehinggat  L  1 f (t)  f (L)  , sehingga


g(x)  L  1 f (g(x))  f (L)  

Diketahui fungsi f : A→ R, fungsi g : B → R dengan f(A)∁B. Jika fungsi f kontinu di titik a dan fungsi g
kontinu di titik f(a), maka fungsi tersusun g∘ fkontinu di titik a.

Bukti:Di ambil sebarang barisan bilangan nyata {xn} yang konvergen ke a dengan xn ∈Df untuk
setiapn∈N . Cukup dibuktikan bahwa barisan{( g ∘ f ) ( xn )}={g ( f ( xn ))} konvergen ke ( g ∘ f )( a)=¿
g( f (a)) . Karena fungsi f kontinudi a dperoleh barisan bilangan nyata {f ( x) } konvergen ke f (a)
dengan f (a)∈ Dfuntuk setiap n∈N . Karena fungsi g kontinu di f (a) dan barisan {f ( x) } konvergenke
f ( a) , maka barisan {g (f ( xn ))}={( g ∘ f)( xn)} konvergen ke titik a dan g( f (a))=(g ∘ f ) (a). Dengan
kata lain terbukti bahwa fungsi bersusun g∘ f kontinu dititik a

E. Garis Singgung & Kecepatan Sesaat

Garis Singgung

Anggaplah � adalah sebuah titik tetap pada suatu kurva dan andaikan � adalah sebuah titik berdekatan
yang dapat dipindah-pindahkan pada kurva tersebut. Pandang garis yang melalui � dan �, garis itu disebut
garis tali busur / secant line. Garis singgung / tanget line di � adalah posisi pembatas (jika ada) dari tali
busur itu bila � bergerak ke arah � sepanjang kurva. Perhatikan Gambar 1.

Pada saat tertentu, suatu kurva Titik � bergerak menuju


pada titik tertentu tidak titik �, tetapi titik �
terdapat garis singgung. tidak boleh menempati
posisi titik �. Nah, garis
Anggaplah kurva singgung merupakan
ini adalah � = pembatas agar titik �
� � . tidak menempati titik �
pada saat titik �
bergerak menuju titik �.

Gambar 1
Nah, garis ini (garis singgung)
yang membatasi agar titik �
tidak menempati titik � pada
saat titik � bergerak menuju
titik �.

Anggaplah kurva tersebut adalah grafik dengan persamaan � = � � . Maka � mempunyai koordinat �, � � ,
titik � di dekatnya mempunyai koordinat � + ℎ, � � + ℎ , dan tali busur yang melalui � dan � mempunyai
kemiringan ���� yang diberikan oleh Gambar 2.
Jarak dari titik � ke titik � + ℎ
sebesar ℎ, yakni � + ℎ −
� = ℎ. Bila ℎ mendekati NOL
Sewaktu SD, kalian berarti titik � dan titik � + ℎ
mungkin telah mengetahui SEMAKIN DEKAT.
rumus kemiringan / gradient,
yakni
�2 − �1
�2 − � 1
Gambar 2

Kemiringan dari garis tali busur diberikan


Pada saat ℎ → 0,
� �+ℎ −� � nilai limit akan tidak
���� = ada/gagal ketika

semakin menuju 0
Dengan menggunakan konsep limit, berikut diberikan definisi garis singgung. nilai limitnya ∞ atau
−∞
Definisi Garis Singgung

Garis singgung kurva � = � � pada titik � �, � � adalah garis yang melalui � dengan kemiringan

� �+ℎ −� �
���� = lim ���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ

Menunjukkan bahwa limit ini ada dan bukan ∞ atau −∞.

Nilai ℎ TIDAK BOLEH 0 tapi MENDEKATI/LIMIT 0 BOLEH.


��������
Karena jika nol, 0
TIDAK DAPAT DITENTUKAN
NILAINYA (undifined). ℎ merupakan JARAK ANTARA titik
� = � dan titik � = � + ℎ. ℎ → 0 artinya dari JARAK dari titik �
ke titik � semakin MENGECIL/MENDEKATI 0

CONTOH 1

Carilah kemiringan garis singgung pada kurva � = � � = �2 di titik 2,4 .

Penyelesaian

Garis yang kemiringannya kita cari diperlihatkan pada Gambar 3.


Akan kita cari kemiringan garis
singgung pada kurva � = �2
PADA TITIK 2,4 .
Berdasarkan penglihatan, nilai
kemiringannya sudah pasti
Gambar 3

Perhatikan bahwa garis singgung pada kurva � = �2 di titik 2,4 mempunyai kemiringan positif (kemiringan
positif maksudnya ketika nilai peubah bebas atau variabel � naik, maka nilai peubah tak bebas atau � � juga
ikut meningkat).

� �+ℎ −� �
���� = lim ���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ

Diketahui � = 2 sehingga

� 2+ℎ −� 2 Diketahui � � =
���� = lim
h→0 ℎ �2 , maka � 2 +
ℎ = 2+ℎ 2
2 + ℎ 2 − 22
= lim
h→0 ℎ

4 + 4ℎ + ℎ2 − 4
= lim
h→0 ℎ

4ℎ + ℎ2
= lim
h→0 ℎ

= lim 4 + ℎ
h→0

= lim 4 + lim ℎ
h→0 h→0

=4+0= 4

garis singgung pada kurva � = �2 di titik 2,4 mempunyai kemiringan positif bernilai 4.

Apa artinya jika kemiringan dari garis singgung bernilai 4 ? Artinya adalah JIKA nilai � naik sebesar satu
(bergerak ke kanan sebesar 1) maka nilai � akan naik sebesar 4.

Persamaan garis singgungnya adalah

� − �1 = � � − �1
�−4=4 �−2
� − 4 = 4� − 8
� = 4� − 4

Jika nilai � = 1 maka � = 0


Jika � = 2 maka � = 4

Perhatikan!!! Titik � = 1 bergerak ke kanan SATU LANGKAH KE KANAN menjadi � = 2 , nilai �


MENINGKAT/NAIK sebesar 4.
CONTOH 2

Carilah kemiringan garis singgung pada kurva � = � � = −�2 + 2� + 2 pada titik-titik dengan koordinat �
1
pada −1, 2 , 2, dan 3.

Penyelesaian

� �+ℎ −� �
���� = lim
h→0 ℎ

− �+ℎ 2 + 2 � + ℎ + 2 − − �2 + 2� + 2
= lim
h→0 ℎ

− �2 + 2�ℎ + ℎ2 + 2 � + ℎ + 2 − − �2 + 2� + 2
= lim
h→0 ℎ

− �2 − 2�ℎ − ℎ2 + 2� + 2ℎ + 2 + �2 − 2� − 2
= lim
h→0 ℎ

−2�ℎ − ℎ2 + 2ℎ
= lim
h→0 ℎ

= lim −2� − ℎ + 2
h→0

= lim −2� − lim ℎ + lim 2


h→0 h→0 h→0

=− 2� + 0 + 2 = 2 − 2�

Jadi kemiringan garis singgung pada kurva � = � � =− �2 + 2� + 2 pada

[a] titik −1 adalah 2 − 2� = 2 − 2 −1 = 4


1 1
[b] titik 2 adalah 2 − 2� = 2 − 2 2 = 1
[c] titik 2 adalah 2 − 2� = 2 − 2 2 =− 2
[d] titik 3 adalah 2 − 2� = 2 − 2 3 =− 4

Grafiknya diperlihatkan pada gambar 4. Kemiringan � =− 2


bernilai negatif. Hal
ditunjukkan dengan
Pada saat kurva bergerak naik, pergerakkan kurva
maka gradien suatu garis menurun ke bawah ketika
singgung pada titik-titik nilai � meningkat.
tersebut bernilai POSITIF.

Pada saat kurva bergerak


turun, maka gradien suatu
garis singgung pada titik-titik
tersebut bernilai NEGATIF.

Gambar 4

CONTOH 3
1
Carilah persamaan garis singgung pada kurva � = 1/� di titik 2, 2 . Perhatikan Gambar 5.

Penyelesaian
Akan dicari persamaan
dari garis singgung pada
kurva � = 1/� di titik
1
2, 2 . Pertama harus
dicari dulu kemiringan
dari garis singgungnya.
Dapat diduga bahwa
kemiringannya bernilai
NEGATIF.

Gambar 5

� �+ℎ −� �
���� = lim ���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ

Diketahui � = 2 sehingga

� 2+ℎ −� 2
���� = lim
h→0 ℎ
1 1
2+ℎ
−2
= lim
h→0 ℎ
2−2−ℎ
2+ℎ 2
= lim
h→0 ℎ
−ℎ
= lim
h→0 2+ℎ 2 ℎ

−1
= lim
h→0 2+ℎ 2

1
=−
4

1 1 1
Jadi, kemiringan garis singgung pada kurva � = � � = � di titik 2, 2 adalah − 4 . Persamaan garis
singgungnya adalah

� − �1 = � � − �1
1 1
� − =− � − 2
2 4
1 1 1
� =− � + +
4 2 2
1
� =− � + 1
4
Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan Sesaat

Jika kita mengendari mobil dari sebuah kota ke kota lain yang berjarak 80 km selama 2 jam, maka kecepatan
rata-rata kita adalah 40 km/jam. Kecepatan rata-rata adalah jarak dari posisi pertama ke posisi kedua dibagi
dengan waktu tempuh.

Tetapi selama perjalanan speedometer sering tidak menunjukkan angka 40 (bisa 45, 80, 30, dan sebagainya).

Misalkan sebuah benda � jatuh dalam ruang hampa udara. Percobaan menunjukkan bahwa apabila memulai
dari keadaan diam, maka � jatuh sejauh 16�2 meter dalam detik �, jadi benda jatuh sejauh 16 meter dalam
detik pertama dan 64 (16 ∗ �2 = 16 ∗ 22 = 64) meter selama 2 detik. Perhatikan Gambar 6.

Kecepatan MAKIN
Perhatikan bahwa nilai BERTAMBAH seiring
kemiringan pada suatu waktu/detik berlalu. Sehingga
titik (KECEPATAN jarak tempuh per-detik pun
SEAAT) juga semakin SEMAKIN MENINGKAT
tinggi ketika nilai � dari detik pertama, detik
bertambah (� itu waktu). kedua, dan seterusnya

Gambar 6

Pada saat detik nol (benda belum dijatuhkan) � = 0 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 0 2
= 0 �����
Pada saat detik pertama � = 1 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 1 2 = 16 �����
Pada saat detik kedua � = 2 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 2 2 = 64 �����
Pada saat detik ketiga � = 3 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 3 2 = 144 �����
Pada saat detik keempat � = 4 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 4 2 = 256 �����
Pada saat detik kelima � = 5 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 5 2 = 400 �����

PERHATIKAN!!!!

Jarak yang ditempuh pada � = 0 dan � = 1 adalah 16 ����� − 0 ����� = 16 �����


Jarak yang ditempuh pada � = 1 dan � = 2 adalah 64 ����� − 16 ����� = 48 �����
Jarak yang ditempuh pada � = 2 dan � = 3 adalah 144 ����� − 64 ����� = 80 �����
Jarak yang ditempuh pada � = 3 dan � = 4 adalah 256 ����� − 144 ����� = 112 �����

PERHATIKAN!!!

Kecepatan semakin meningkat seiring detik berjalan . . . jarak tempuh antara detik � = 0 dan � = 1 adalah
16 ����� , jarak tempuh antara � = 1 dan � = 2 adalah 48 ����� , jarak tempuh � = 2 dan � = 3 adalah
80 ����� . (Kecepatan semakin meningkat ketika detik berjalan sehingga jarak tempuh juga semakin
meningkat).

Pada saat � = 1 benda


berada 16 meter dari
titik asal. Pada saat � =
2 benda berada 64 meter
dari titik asal. Pada saat
� = 3 benda berada 144
meter dari titik asal.
Jarak 0 16 m 64 m 144 m

Detik 0 1 2 3

Selama detik kedua (yakni dalam selang waktu � = 1 sampai � = 2 ), � jatuh sejauh 64 − 16 meter.
Kecepatan rata-ratanya adalah

64 − 16
�����−���� = = 48 �����/�����
2−1
2
Selama selang waktu � = 1 sampai � = 1,5 benda jatuh sejauh 16 1,5 − 16 = 20 meter. Kecepatan rata-
ratanya adalah

16 1,5 2 − 16
�����−���� = = 40 �����/�����
1,5 − 1

Demikian pula pada selang waktu � = 1 sampai � = 1,1 dan � = 1 sampai � = 1,01, kita hitung kecepatan
rata-rata masing-masing adalah

16 1,1 2 − 16
�����−���� = = 33,6 �����/�����
1,01 − 1

16 1,01 2 − 16
�����−���� = = 32,16 �����/�����
1,01 − 1

Apa yang telah dilakukan adalah menghitung kecepatan rata-rata selama selang waktu (interval waktu) yang
semakin kecil/diperkecil, masing-masing mulai pada � = 1, semakin pendek selang waktu, semakin baik kita
menghampiri kecepatan sesaat pada � = � . Dengan memperlihatkan bilangan-bilangan 48; 40; 33,6 dan
32,16, kita mungkin akan menerka bahwa 32 meter per detik adalah kecepatan sesaatnya.

Tetapi marilah kita menghitung lebih teliti. Andaikan bahwa sebuah benda � bergerak sepanjang garis
koordinat sehingga posisinya pada saat � diberikan oleh � = � � . Pada saat �, benda berada di � � ; pada saat
yang berdekatan � + ℎ, benda berada di � � + ℎ (Perhatikan Gambar 7) .

Pada saat � posisi


bendanya � = � � .
Pada saat � + ℎ posisi
bendanya � � + ℎ .

Gambar 7

jadi kecepatan rata-rata pada selang ini adalah


Kedudukan / posisi suatu
benda dipengaruhi waktu atau
� �+ℎ −� �
�����−���� =

Berikut definisi dari kecepatan sesaat.

Definisi Kecepatan sesaat

Jika sebuah benda bergerak sepanjang sebuah garis koordinat dengan fungsi kedudukan � � , maka
kecepatan sesaatnya pada waktu � adalah

� �+ℎ −� �
� = lim �����−���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ

Menunjukkan bahwa limitnya ada dan bukan ∞ atau −∞.

Dalam kasus � � = 16�2 , kecepatan sesaat pada � = 1 adalah

� 1+ℎ −� 1
������� = lim
h→0 ℎ
2 2
16 1 + ℎ − 16 1
= lim
h→0 ℎ

16 + 32ℎ + ℎ2 − 16
= lim
h→0 ℎ

32ℎ + ℎ2
= lim
h→0 ℎ

= lim 32 + ℎ
h→0

= lim 32 + lim ℎ = 32 + 0 = 32
h→0 h→0

Jadi kecepatan sesaat pada saat waktu atau � = 1 adalah 32 meter/detik.

CONTOH 4

Hitunglah kecepatan sesaat suatu benda jatuh beranjak dari posisi diam pada � = 3,8 detik dan pada � = 5,4
detik.

Penyelesaian

� �+ℎ −� �
������� = lim
h→0 ℎ

16 � + ℎ 2 − 16�2
= lim
h→0 ℎ

16�2 + 32�ℎ + 16ℎ2 − 16�2


= lim
h→0 ℎ

32�ℎ + 16ℎ2
= lim
h→0 ℎ

= lim 32� + 16ℎ = 32�


h→0

Jadi kecepatan sesaat pada saat waktu atau � = 3,8 detik adalah 32 3,8 = 121,6 meter/detik dan kecepatan
sesaat pada � = 5,4 detik adalah 32 5,4 = 172,8 meter/detik.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Definisi kekontinuan fungsi, missal kanfungsi f(z) terdefinisi di D pada bidang Z dan titik z0 terletak
pada interior D, fungsi f(z) dikatakan kontinu di z0 jika untuk z menuju z0,makalim f(z)=f(z0). Tiga
syarat yang harus dipenuhi agar fungsif(z) dikatakan kontinu di z = z0 jika•ada•f(z0) ada Fungsif(z)
dikatakan kontinu pada suatu daerah D, jika f(z) kontinu pada setiap titik pada daerah D tersebut.

B. SARAN

Dalam memahami kekontinuan fungsi sebaiknya pembaca mengetahui definisi fungsi


dan defenisi kekontinuan fungsi sertas yarat-syarat suatu fungs ikontiniuan

DAFTAR PUSTAKA

http://xn--https-ix3b//edscyclopedia.com/kekontinuan-
fungsi/%20%E2%80%A215/11/makalah-
limitwebcache.googleusercontent.com/search?q=cache:H0Ty9Hit
9

Anda mungkin juga menyukai