KEKONTINUAN FUNGSI
AHMAD MUKHLIS
5213351038
YENTI ARISKA PUTRI
5213351027
AHMAD RISKI MARGANTI NASUTION
5213351023
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang”kekontinuanfungsi ”.
Makalah iniitelah kami susun dengan maksimal dan mendapatka nbantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh Karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Medan,Oktober, 2021
Penulis
Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I ………………………………………………………………………………………1
PENDAHULUAN …………………………………………………………………………1
A. LATAR BELAKANG….….………...……………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH….………………………………………………………..1
BAB II ………………………………………………………………………………….2
PEMBAHASAN …………………………………………………………………………...2
PENUTUP …………………………………………………………………………………3
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………3
B. SARAN ……………………………………………………………………………3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fungsi merupakan hal terpenting dalam pembahasan matematika. Salah satu yang di
Bahas adalah fungsi real dan salah satu sifat yang menjadi karakteristik dari sebuah fungsi
Adalah sifat kekontinuan.
Istilah kontiniu telah digunakan sejak zaman Newton, untuk menuju pada gerakan benda
Atau menggambarkan kurva tak terputus, tetapi tidak dibuat tepat sampai abad ke-19,
Bernhard Bolzano padatahun 1817 danAugustiLouis Cauchy pada tahun 1821
Mendefinisikan bahwa kekontinuan sebagai sifat yang sangat signifikan dari fungsi,
kemudian Carl Weiersstraass pada tahun 1870 membawa pemahaman yang tepat dengan ide
kekontinuan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
Kata “Kontinu” digunakan untuk memerikan (memberiarti ) suatu proses yg berkelanjutan tanpa
perubahan yg mendadak.
Definisi :
(Kekontinuan di satutitik). Kita katakana bahwa f kontinu di c jika beberapa selang terbuka di sekitar c
terkandung dalam daerah asal f dan
lim f ( x) f (c)
x c
Syaratkontinu :
Jika salah satu dari ke3 fungsi ini tak terpenuhi, maka f tak kontinu (diskontinu)
di c. y
c x
lim f ( x ) = f (c )
x c
f
x
c
Contoh 1.
x2 4
Diandaikan f ( x ) , x 2. Bagaimana seharusnya f didefinisikan di x = 2 agar kontinu di titik
x2
itu ?
Penyels :
x2 4 ( x 2)( x 2)
lim lim
x2 x2 x 2 x2
= lim ( x 2) 4
x2
Maka didefinisikanf(2) = 4. Dari grafik (kenyataan) dapat dilihat f(x) = x +2 untuk semua x.
Teorema A
Fungsi polinom kontinu di setiap bilangan riil c. Fungsi rasional kontinu di setiap bilangan riil c
dalam daerah asalnya, kecuali di penyebutnya.
Teorema B
Jika n ganjil, fungsi akar ke n kontinu di setiap bilangan riil c; jika n genap fungsi ini kontinu di
setiap bilangan riil positif c.
Teorema C
Contoh 2.
(3 x x 2 )
Pada bilangan-bilangan berapa saja F ( x) kontinu ?
( x 3 x)
(3 x x 2 )
( x 3 x)
lim f ( g ( x )) f lim g ( x ) f ( L )
x c x c
Khususnya jika g kontinu di c dan f kontinu di g (c), maka fungsi komposit f g kontinu di c.
Definisi
Dikatakan fkontinu pada selang terbuka (a, b) jika f kontinu di setiap titik (a, b).
fkontinu pada selang tertutup [a, b] jika kontinu pada (a, b), komtinu kanan di a, dan kontinu kiri
di b.
Contoh 3.
(gambar 5) Dengan menggunakan definisi di atas, uraikan sifat-sifat kekontinuan dari fungsi yang
grafiknya di sketsa dalam gambar tsb !
Penyls :
Ungsi itu kontinu pada selang terbuka (-∞, 0 ), (0, 3) dan (5, ∞ ) dan juga pada selang tertutup [3, 5].
Teorema E
(Teorema Nilai Antara). Jika f kontinu pada [a, b] dan jika W sebuah bilangan antara f(a) dan f (b),
maka terdapat sebuah bilangan c di antara a dan b sedemikian sehingga
f (c) = W.
Catatan :
x jika x 0
x
x jika x 0
. Contohsoal
Misalkan f suatu fungsi dari ℝ ke ℝ dengan aturan fungsi sebagai berikut.
Apakah f kontinu di x = 3?
Jawab:
Langkah 1: Memeriksa eksistensi limit fungsi di x = 3
Limit kiri:
Limit kanan:
dan
Langkah 2: Memeriksa apakah f terdefinisi di x = 3
Dari pendefinisian f, f(3) terdefinisi, yaitu f(3) = 2
Langkah 3: Memeriksa kesamaan nilai limit fungsi dengan nilai fungsinya
Dari langkah-langkah sebelumnya diperoleh bahwa
Kesimpulan: f tidak kontinu (atau diskontinu) di x = 3. Situasi pada contoh ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1
Catatan:
Diskontinuitas di x = 3 pada Contoh 1 dinamakan ketidakkontinuan yang dapat dihapuskan.
Dengan mendefinisikan kembali nilai f di x = 3, fungsi tersebut menjadi kontinu. Jadi, agar f kontinu
di x = 3, kita definisikan f(3) = 4.
Misalkan f terdefifinisi pada (a, b) dan c ∈ (a, b). Kita katakan bahwa f kontinu
di titik c jika dan hanya jika limx→c f(x) = f(c).
Berdasarkan Proposisi 2, f kontinu di c jika dan hanya jika untuk setiap > 0 terdapat
δ > 0 sedemikian sehingga jika |x − c| < δ, maka |f(x) − f(c)| < .
Secara intuitif, f kontinu di c berarti grafifik fungsi f tidak ‘terputus’ di c.
Seperti halnya limit sepihak, kita juga mempunyai defifinisi kekontinuan sepihak.
Jika f terdefifinisi pada (a, c] dan lim x→c− f(x) = f(c), maka kita katakan bahwa f kontinu kiri di
c. Jika f terdefifinisi pada [c, b) dan lim x→c+ f(x) = f(c), maka kita katakan bahwa f kontinu kanan di
Gambar 7.3 Fungsi Kontinu di Suatu Titik
Teorema 6. Misalkan f terdefinisi pada (a, b) kecuali mungkin di c ∈ (a, b). Maka, limx→c f(x) = L
jika dan hanya jika, untuk setiap barisan h xni di (a, b) dengan xn 6 = c (n ∈ N) dan limn→∞ xn = c,
berlaku limn→∞ f(xn) = L
Catatan. Jika f kontinu di c, maka L = f(c) dan Teorema 6 menyatakan bahwa limn→∞ f(xn) = f
limn→∞ f(xn) = f
yakni, limit dapat ‘bertukar’ dengan f. Hasil serupa berlaku untuk limit kiri dan limit kanan. Dengan
menggunakan Teorema 6, kekontinuan f(x) = px + q di sebarang titik c ∈ R dapat dibuktikan sebagai
berikut. Misalkan h xni adalah sebarang barisan yang konvergen ke c. Maka, menurut Proposisi 5
pada Bab 3
Soal Latihan 1.
Buktikan Teorema 6.
4. Misalkan f(x) = x untuk x rasional dan f(x) = −x untuk x irrasional. Buktikan bahwa f kontinu
hanya di c = 0.
5. Misalkan f terdefinisi pada (a, b) dan kontinu di suatu titik c ∈ (a, b). Buktikan jika f(c) > 0, maka
terdapat δ > 0 sehingga f(x) > 0 untuk x ∈ (c − δ, c + δ).
Proposisi 7. Misalkan f dan g terdefinisi pada interval (a, b) kecuali mungkin di c ∈ (a, b). Misalkan
limx→c f(x) = L dan limx→c g(x) = M, dan λ, µ ∈ R. Maka
(i) limx→c[λf(x) + µg(x)] = λL + µM; (ii) limx→c f(x)g(x) = LM; (iii) limx→c f(x) g(x) = LM ,
asalkan M 6 = 0
Soal Latihan
1. Buktikan Proposisi 7.
2. Berikan contoh fungsi f dan g dengan limx→0 f(x) tidak ada, limx→0 g(x) ada, dan limx→0
f(x)g(x) ada. Apakah ini bertentangan dengan Proposisi 7(ii) atau 7(iii)?
3. Benar atau salah: Jika limx→c g(x) = L dan lim y→L f(y) = M, maka limx→c f(g(x)) = M?
4. Buktikan jika limx→c g(x) = L dan f kontinu di L, maka limx→c f(g(x)) = f(L).
5. Kita katakan bahwa lim x→c+ f(x) = +∞ apabila, untuk setiap M > 0 terdapat δ > 0 sehingga
f(x) > M untuk c < x < c+δ. Buktikan bahwa lim x→0+ √1x = +∞.
Secara geometris, f kontinu di suatu titik berarti bahwa grafifiknya tidak terputus
di titik tersebut. Serupa dengan itu, f kontinu pada suatu interval apabila grafifiknya
tidak terputus pada interval tersebut. Secara intuitif, f kontinu pada suatu interval
apabila kita dapat menggambar grafifik fungsi f pada interval tersebut tanpa harus
mengangkat pena dari kertas.
Secara formal, sebuah fungsi f dikatakan kontinu pada suatu interval buka I jika dan hanya jika f
kontinu di setiap titik pada I. Fungsi f dikatakan kontinu pada interval tutup I = [a, b] jika dan hanya
jika f kontinu di setiap titik c ∈ (a, b), kontinu kanan di a, dan kontinu kiri di b. (Lihat Gambar 8.1
dan 8.2.)
Perhatikan bahwa f kontinu di setiap titik kecuali di c = 1. Namun f kontinu kiri di c = 1, dan
karenanya f kontinu pada interval [0, 1]. Karena f tidak kontinu kanan di c = 1, maka f tidak kontinu
pada interval [1, 2].
Gambar 8.2
Grafifik fungsi kontinu pada interval tutup
Proposisi 2. Misalkan f terdefinisi pada suatu interval I. Maka, f kontinu pada I jika dan hanya jika,
untuk setiap x ∈ I dan setiap > 0 terdapat δ > 0 sedemikian sehingga
untuk y ∈ I dengan |x − y| < δ. Contoh 3. (i) Fungsi f(x) = px + q kontinu pada sebarang interval I. (ii)
Fungsi g(x) = |x| kontinu pada sebarang interval I. (iii) Fungsi h(x) = √x kontinu pada sebarang
interval I ⊆ [0,∞).
Soal Latihan
Selidiki apakah f kontinu di setiap titik pada interval [0, 5]. Selidiki kekontinuan f pada interval [0, 1]
dan pada interval [1, 5]. Sketsalah grafiknya.
2 Sifat-sifat Fungsi Kontinu pada Interval Sebagai akibat dari Proposisi 8 dan Teorema 11 yang telah
dibahas pada Bab 7, kita mempunyai Proposisi 4 dan Proposisi 6 di bawah ini. Proposisi
3. Misalkan f dan g kontinu pada suatu interval I dan λ, µ ∈ R. Maka λf + µg dan fg kontinu pada I.
Juga, jika g 6 = 0, maka fg kontinu pada I. Contoh
4. (i) Setiap fungsi polinom kontinu pada sebarang interval. (ii) Setiap fungsi rasional kontinu pada
sebarang interval dalam daerah asalnya. Sebagai contoh, f(x) = 1x kontinu pada (0,∞). (iii) Fungsi
f(x) = x+√x kontinu pada sebarang interval I dan f2(x) = √x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0,∞).
⊆ [0,∞), karena f1(x) = x Proposisi
6. (i) Fungsi h(x) = |1+x| kontinu pada sebarang interval, karena f(x) = |x| dan g(x) = 1 + x kontinu
pada sebarang interval. (ii) Fungsi h(x) = 1−√x 1+√x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0,∞).
Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2, interval [a, b] yang tertutup dan
terbatas merupakan himpunan kompak di R. Sekarang kita akan mempelajari keis
timewaan yang dimiliki oleh fungsi kontinu pada interval kompak [a, b].
Diketahui fungsi f : A→ R, fungsi g : B → R dengan f(A)∁B. Jika fungsi f kontinu di titik a dan fungsi g
kontinu di titik f(a), maka fungsi tersusun g∘ fkontinu di titik a.
Bukti:Di ambil sebarang barisan bilangan nyata {xn} yang konvergen ke a dengan xn ∈Df untuk
setiapn∈N . Cukup dibuktikan bahwa barisan{( g ∘ f ) ( xn )}={g ( f ( xn ))} konvergen ke ( g ∘ f )( a)=¿
g( f (a)) . Karena fungsi f kontinudi a dperoleh barisan bilangan nyata {f ( x) } konvergen ke f (a)
dengan f (a)∈ Dfuntuk setiap n∈N . Karena fungsi g kontinu di f (a) dan barisan {f ( x) } konvergenke
f ( a) , maka barisan {g (f ( xn ))}={( g ∘ f)( xn)} konvergen ke titik a dan g( f (a))=(g ∘ f ) (a). Dengan
kata lain terbukti bahwa fungsi bersusun g∘ f kontinu dititik a
Garis Singgung
Anggaplah � adalah sebuah titik tetap pada suatu kurva dan andaikan � adalah sebuah titik berdekatan
yang dapat dipindah-pindahkan pada kurva tersebut. Pandang garis yang melalui � dan �, garis itu disebut
garis tali busur / secant line. Garis singgung / tanget line di � adalah posisi pembatas (jika ada) dari tali
busur itu bila � bergerak ke arah � sepanjang kurva. Perhatikan Gambar 1.
Gambar 1
Nah, garis ini (garis singgung)
yang membatasi agar titik �
tidak menempati titik � pada
saat titik � bergerak menuju
titik �.
Anggaplah kurva tersebut adalah grafik dengan persamaan � = � � . Maka � mempunyai koordinat �, � � ,
titik � di dekatnya mempunyai koordinat � + ℎ, � � + ℎ , dan tali busur yang melalui � dan � mempunyai
kemiringan ���� yang diberikan oleh Gambar 2.
Jarak dari titik � ke titik � + ℎ
sebesar ℎ, yakni � + ℎ −
� = ℎ. Bila ℎ mendekati NOL
Sewaktu SD, kalian berarti titik � dan titik � + ℎ
mungkin telah mengetahui SEMAKIN DEKAT.
rumus kemiringan / gradient,
yakni
�2 − �1
�2 − � 1
Gambar 2
Garis singgung kurva � = � � pada titik � �, � � adalah garis yang melalui � dengan kemiringan
� �+ℎ −� �
���� = lim ���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ
CONTOH 1
Penyelesaian
Perhatikan bahwa garis singgung pada kurva � = �2 di titik 2,4 mempunyai kemiringan positif (kemiringan
positif maksudnya ketika nilai peubah bebas atau variabel � naik, maka nilai peubah tak bebas atau � � juga
ikut meningkat).
� �+ℎ −� �
���� = lim ���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ
Diketahui � = 2 sehingga
� 2+ℎ −� 2 Diketahui � � =
���� = lim
h→0 ℎ �2 , maka � 2 +
ℎ = 2+ℎ 2
2 + ℎ 2 − 22
= lim
h→0 ℎ
4 + 4ℎ + ℎ2 − 4
= lim
h→0 ℎ
4ℎ + ℎ2
= lim
h→0 ℎ
= lim 4 + ℎ
h→0
= lim 4 + lim ℎ
h→0 h→0
=4+0= 4
garis singgung pada kurva � = �2 di titik 2,4 mempunyai kemiringan positif bernilai 4.
Apa artinya jika kemiringan dari garis singgung bernilai 4 ? Artinya adalah JIKA nilai � naik sebesar satu
(bergerak ke kanan sebesar 1) maka nilai � akan naik sebesar 4.
� − �1 = � � − �1
�−4=4 �−2
� − 4 = 4� − 8
� = 4� − 4
Carilah kemiringan garis singgung pada kurva � = � � = −�2 + 2� + 2 pada titik-titik dengan koordinat �
1
pada −1, 2 , 2, dan 3.
Penyelesaian
� �+ℎ −� �
���� = lim
h→0 ℎ
− �+ℎ 2 + 2 � + ℎ + 2 − − �2 + 2� + 2
= lim
h→0 ℎ
− �2 + 2�ℎ + ℎ2 + 2 � + ℎ + 2 − − �2 + 2� + 2
= lim
h→0 ℎ
− �2 − 2�ℎ − ℎ2 + 2� + 2ℎ + 2 + �2 − 2� − 2
= lim
h→0 ℎ
−2�ℎ − ℎ2 + 2ℎ
= lim
h→0 ℎ
= lim −2� − ℎ + 2
h→0
=− 2� + 0 + 2 = 2 − 2�
Gambar 4
CONTOH 3
1
Carilah persamaan garis singgung pada kurva � = 1/� di titik 2, 2 . Perhatikan Gambar 5.
Penyelesaian
Akan dicari persamaan
dari garis singgung pada
kurva � = 1/� di titik
1
2, 2 . Pertama harus
dicari dulu kemiringan
dari garis singgungnya.
Dapat diduga bahwa
kemiringannya bernilai
NEGATIF.
Gambar 5
� �+ℎ −� �
���� = lim ���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ
Diketahui � = 2 sehingga
� 2+ℎ −� 2
���� = lim
h→0 ℎ
1 1
2+ℎ
−2
= lim
h→0 ℎ
2−2−ℎ
2+ℎ 2
= lim
h→0 ℎ
−ℎ
= lim
h→0 2+ℎ 2 ℎ
−1
= lim
h→0 2+ℎ 2
1
=−
4
1 1 1
Jadi, kemiringan garis singgung pada kurva � = � � = � di titik 2, 2 adalah − 4 . Persamaan garis
singgungnya adalah
� − �1 = � � − �1
1 1
� − =− � − 2
2 4
1 1 1
� =− � + +
4 2 2
1
� =− � + 1
4
Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan Sesaat
Jika kita mengendari mobil dari sebuah kota ke kota lain yang berjarak 80 km selama 2 jam, maka kecepatan
rata-rata kita adalah 40 km/jam. Kecepatan rata-rata adalah jarak dari posisi pertama ke posisi kedua dibagi
dengan waktu tempuh.
Tetapi selama perjalanan speedometer sering tidak menunjukkan angka 40 (bisa 45, 80, 30, dan sebagainya).
Misalkan sebuah benda � jatuh dalam ruang hampa udara. Percobaan menunjukkan bahwa apabila memulai
dari keadaan diam, maka � jatuh sejauh 16�2 meter dalam detik �, jadi benda jatuh sejauh 16 meter dalam
detik pertama dan 64 (16 ∗ �2 = 16 ∗ 22 = 64) meter selama 2 detik. Perhatikan Gambar 6.
Kecepatan MAKIN
Perhatikan bahwa nilai BERTAMBAH seiring
kemiringan pada suatu waktu/detik berlalu. Sehingga
titik (KECEPATAN jarak tempuh per-detik pun
SEAAT) juga semakin SEMAKIN MENINGKAT
tinggi ketika nilai � dari detik pertama, detik
bertambah (� itu waktu). kedua, dan seterusnya
Gambar 6
Pada saat detik nol (benda belum dijatuhkan) � = 0 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 0 2
= 0 �����
Pada saat detik pertama � = 1 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 1 2 = 16 �����
Pada saat detik kedua � = 2 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 2 2 = 64 �����
Pada saat detik ketiga � = 3 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 3 2 = 144 �����
Pada saat detik keempat � = 4 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 4 2 = 256 �����
Pada saat detik kelima � = 5 maka nilai jarak tempuh 16�2 = 16 5 2 = 400 �����
PERHATIKAN!!!!
PERHATIKAN!!!
Kecepatan semakin meningkat seiring detik berjalan . . . jarak tempuh antara detik � = 0 dan � = 1 adalah
16 ����� , jarak tempuh antara � = 1 dan � = 2 adalah 48 ����� , jarak tempuh � = 2 dan � = 3 adalah
80 ����� . (Kecepatan semakin meningkat ketika detik berjalan sehingga jarak tempuh juga semakin
meningkat).
Detik 0 1 2 3
Selama detik kedua (yakni dalam selang waktu � = 1 sampai � = 2 ), � jatuh sejauh 64 − 16 meter.
Kecepatan rata-ratanya adalah
64 − 16
�����−���� = = 48 �����/�����
2−1
2
Selama selang waktu � = 1 sampai � = 1,5 benda jatuh sejauh 16 1,5 − 16 = 20 meter. Kecepatan rata-
ratanya adalah
16 1,5 2 − 16
�����−���� = = 40 �����/�����
1,5 − 1
Demikian pula pada selang waktu � = 1 sampai � = 1,1 dan � = 1 sampai � = 1,01, kita hitung kecepatan
rata-rata masing-masing adalah
16 1,1 2 − 16
�����−���� = = 33,6 �����/�����
1,01 − 1
16 1,01 2 − 16
�����−���� = = 32,16 �����/�����
1,01 − 1
Apa yang telah dilakukan adalah menghitung kecepatan rata-rata selama selang waktu (interval waktu) yang
semakin kecil/diperkecil, masing-masing mulai pada � = 1, semakin pendek selang waktu, semakin baik kita
menghampiri kecepatan sesaat pada � = � . Dengan memperlihatkan bilangan-bilangan 48; 40; 33,6 dan
32,16, kita mungkin akan menerka bahwa 32 meter per detik adalah kecepatan sesaatnya.
Tetapi marilah kita menghitung lebih teliti. Andaikan bahwa sebuah benda � bergerak sepanjang garis
koordinat sehingga posisinya pada saat � diberikan oleh � = � � . Pada saat �, benda berada di � � ; pada saat
yang berdekatan � + ℎ, benda berada di � � + ℎ (Perhatikan Gambar 7) .
Gambar 7
Jika sebuah benda bergerak sepanjang sebuah garis koordinat dengan fungsi kedudukan � � , maka
kecepatan sesaatnya pada waktu � adalah
� �+ℎ −� �
� = lim �����−���� = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ
� 1+ℎ −� 1
������� = lim
h→0 ℎ
2 2
16 1 + ℎ − 16 1
= lim
h→0 ℎ
16 + 32ℎ + ℎ2 − 16
= lim
h→0 ℎ
32ℎ + ℎ2
= lim
h→0 ℎ
= lim 32 + ℎ
h→0
= lim 32 + lim ℎ = 32 + 0 = 32
h→0 h→0
CONTOH 4
Hitunglah kecepatan sesaat suatu benda jatuh beranjak dari posisi diam pada � = 3,8 detik dan pada � = 5,4
detik.
Penyelesaian
� �+ℎ −� �
������� = lim
h→0 ℎ
16 � + ℎ 2 − 16�2
= lim
h→0 ℎ
32�ℎ + 16ℎ2
= lim
h→0 ℎ
Jadi kecepatan sesaat pada saat waktu atau � = 3,8 detik adalah 32 3,8 = 121,6 meter/detik dan kecepatan
sesaat pada � = 5,4 detik adalah 32 5,4 = 172,8 meter/detik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi kekontinuan fungsi, missal kanfungsi f(z) terdefinisi di D pada bidang Z dan titik z0 terletak
pada interior D, fungsi f(z) dikatakan kontinu di z0 jika untuk z menuju z0,makalim f(z)=f(z0). Tiga
syarat yang harus dipenuhi agar fungsif(z) dikatakan kontinu di z = z0 jika•ada•f(z0) ada Fungsif(z)
dikatakan kontinu pada suatu daerah D, jika f(z) kontinu pada setiap titik pada daerah D tersebut.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://xn--https-ix3b//edscyclopedia.com/kekontinuan-
fungsi/%20%E2%80%A215/11/makalah-
limitwebcache.googleusercontent.com/search?q=cache:H0Ty9Hit
9