Anda di halaman 1dari 13

MATEMATIKA DASAR

PENGGUNAAN TURUNAN (BAGIAN I)

Dosen Pengampu: Buk Mega Silfia Dewy, S.Pd., M.Pd.T

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

 ADITYA KESUMA WARDANA (5231151022)


 HENNY PUSPA HENDRANI NASUTION (5231151029)
 M. RAFLIE ALHADI (5233151029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Kata Pengantar
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga kita dapat terus berakivitas dan berkarya apa yang telah kita rencanakan dapat
berhasil sesuai dengan rencana.

Rasa bahagia kami yang tak terhingga karena penulis telah dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu mata kuliah MATEMATIKA DASAR.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu di harapkan demi kesempuranaan makalah ini. Sehingga
dikemudian hari makalh berikutnya akan menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Kami berharap makalah ini bermanfaaat bagi pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan terima kasih.
BAB I

KAJIAN TEORI

1. Garis Tangent (singgung) dan garis normal fungsi.

Arti geometri dari turunan fungsi di satu tititk adalah gradien garis singgung pada grafik fungsinya.
Jika suatu fungsi terdiferensialkan di satu titik dan turunan pertamanya kontinu di sekitar titik itu,
maka persamaan garis singgung di titik itu dapat ditentukan. Turunan pertamanya ditentukan dengan
aturan menentukan turunan, definisi turunan, turunan implisit, atau turunan parameter. Garis
singgung dan garis normal pada suatu fungsi didefinisikan sebagai berikut di bawah ini.

Definisi

Misalkan fungsi f terdiferensialkan pada selang terbuka I yang memuat c dan fungsi turunan pertama
f ’ kontinu pada I.

Garis singgung pada fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui titik (c, f(c)) dengan
gradien

mgs = f ' (c)

Garis normal pada grafik fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui (c, f(c)) dan tegak
lurus pada garis singgungnya.

Catatan Dari syarat dua garis saling tegak lurus, jika mgs = f ' (c), dan f ' (c) ≠ 0, maka gradien garis
normalnya adalah
'
mgn=−1/f (c )

Persamaan Garis Singgung

Jika titik P (x1, y1) terletak pada kurva y = f(x), maka persamaan garis singgung kurva yang memlaui
titik tersebut adalah :

y− y 1=m ( x−x 1 )

dimana m adalah gradien (kemiringan) garis, dengan m=f ' ( x )= y '

2. Masalah Maksimum dan Minimum


Tidak semua fungsi mempunyai nilai maksimum atau minimum. Fungsi yang tidak mempunyai nilai
maksimum atau minimum dapat mempunyai maksimum atau minimum dengan membatasi daerah
asalnya.

Teorema eksistensi ekstrim


Jika f kontinu pada interval tertutup [a, b] maka f mempunyai maksimum dan minimum.
Biasanya fungsi yang ingin kita maksimum dan minimumkan akan mempunyai suatu interval I
sebagai daerah asalnya. Beberapa dari interval ini mempunyai titik ujung. Jika sebuah titik dimana f
’(c) = 0, maka c disebut titik stasioner. Jika c adalah titik dalam dari I dimana f ’(c) tidak ada, maka c
disebut titik singular. Sebarang titik dalam daerah asal f yang termasuk salah satu dari ketiga titik
yang dikemukakan di atas disebut tittik kritis dari f.

Definisi titik kritis


Misalkan fungsi f kontinu pada interval terbuka I yang memuat c, titik (c, f (c)) dinamakan titik kritis
dari f jika f ’(c) = 0 atau f ’(c) tidak ada.
Catatan : titik kritis tidak selalu merupakan tittik ekstrim.

Teorema titik kritis terhadap nilai ekstrim


Misalkan f punya turunan pada interval I yang memuat titik c . Jika f (c) adalah nilai ekstrim maka c
haruslah suatu titik kritis yaitu c berupa salah satu dari :
1. Titik ujung dari I
2. Titik stasioner dari f atau titik c dimana f ’(c) = 0.
3. Titik singular dari f atau titik c dimana f ’(c) tidak ada.

3. Kemonotonan dan Kecekungan dalam menggambar fungsi lanjut dengan turunan

Jika kita mengamati grafik berikut , adalah suatu yang natural jika kita mengatakan f turun di
kiri c dan naik di kanan c

turun naik

Definisi persis tentang naik dan turunnya suatu fungsi diberikan sebagai berikut :

Definisi
Misal f didefinisikan pada interval I ( buka, tutup atau bukan keduanya ). Kita katakan bahwa
(i) f naik pada I jika untuk setiap pasangan bilangan x 1 dan x 2 dalam I
x 1 < x 2 ⇒ f ( x 1 )< f ( x 2 )
(i) f turun pada I jika untuk setiap pasangan bilangan x 1 dan x 2 dalam I
x 1 < x 2 ⇒ f ( x 1 )> f ( x 2 )
(ii) f monoton murni pada I jika f naik pada I atau turun pada I
Bagaimana kita memutuskan grafik suatu fungsi adalah naik ? Kita dapat saja menggambar
grafiknya. Tapi biasanya grafik digambarkan dengan memplot beberapa titik dan
menghubungkannya dengan suatu kurva mulus. Siapa yang bisa menjamin bahwa grafik tidak
bergoyang diantara titik-titik tersebut ? Kita membutuhkan cara yang lebih baik.

Turunan pertama f ' ( x ) memberikan informasi tentang kemiringan garis singgung terhadap kurva
y=f ( x ) pada titik x. Pada interval di mana f ' ( x )>0 , garis singgungnya bergerak naik dan jika
f ' ( x )<0 garis singgungnya bergerak turun.

Ini bukan bukti tetapi paling tidak membuat teorema berikut masuk akal :

Teorema
( Teorema Kemonotonan)

Misal f dapat didiferensialkan pada titik dalam selang I

(i) Jika f ' ( x )>0 untuk semua titik dalam x dari I maka f naik pada I
f ' ( x )<0 x I f I
(ii) Jika untuk semua titik dalam dari maka turun pada

Dengan teorema di atas kita dapat menentukan di mana suatu di mana suatu fungsi naik dan
dimana suatu fungsi turun. Selanjutnya misal kita mengetahui dua titik yang dilalui suatu
fungsi, dan kita tahu bahwa pada selang tersebut fungsinya naik. Bagaimana kita
menghubungkan kedua titik ? Perhatikan ilustrasi berikut :

Ilustrasi tersebut menyarankan kita untuk memperhatikan kecekungan grafik.


Perhatikan gambar berikut :
Pada grafik yang cekung ke atas garis singgung bergerak searah jarum jam ( kemiringan
bertambah ) dan pada grafik yang cekung ke bawah garis singgung bergerak berlawanan
jarum jam ( kemiringan berkurang ) . Intuisi kita tentunya dapat menerima definisi berikut :

Definisi :

Misal f dapat didiferensialkan pada selang selang buka I . Jika f ' naik pada I dikatakan f

cekung ke atas di I dan jika f ' turun pada I dikatakan f cekung ke bawah di I

Karena f } {¿adalah turunan dari f ' , maka dengan mengingat teorema kemonotonan, maka
masuk akal jika kemudian kita bisa menerima teorema berikut ( bukti yang lebih ketat
tidak akan kita bahas di sini )

Teorema :
( Teorema Kecekungan)
Misal f dapat didiferensialkan dua kali pada selang buka I
(i) Jika f \( x \) >0} {¿ untuk semua titik dalam x dari I maka f cekung ke atas pada I
f \( x \) <0} {¿ x I f I
(ii) Jika untuk semua titik dalam dari maka cekung ke bawah pada

Misal f kontinu pada c . Titik (c , f (c )) dikatakan titik belok dari grafik f jika f cekung ke
atas di satu sisi dari c dan f cekung ke bawah di sisi lainnya. Gambar berikut menunjukkan
beberapa kemungkinan :
Titik Titik
belok belok

Dengan mempertimbangkan teorema kecekungan dan ilustrasi di atas maka kita bisa

menduga bahwa titik-titik dimana f \( x \) =0} {¿ dan dimana f \( x \) } {¿ tidak adalah calon titik
dimana terjadi perubahan kecekungan. Apakah selalu berlaku demikian ?
4
Perhatikan untuk f ( x )=x kita punyai f \( 0 \) =0} {¿ tetapi titik (0 , 0 ) bukan titik belok. Ini
menyarankan kita dalam menentukan titik belok langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah :

menentukan semua titik dimana f \( x \) =0} {¿ atau f \( x \) } {¿ tidak ada kemudian pada titik yang

demikian, dilihat apakah dikiri kanan titik tersebut f \( x \) } {¿ berbeda tanda.


BAB II
CONTOH-CONTOH SOAL
1. Contoh Soal Garis Tangen (Singgung) dan Garis Normal Fungsi
Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x³ – 3x di titik (2, 2) dan gambarkan
grafiknya.

Penyelesaian :

f(x) = x³ – 3x

f ‘(x) = 3x² – 3

m = f ‘(2) = 12 – 3 = 9

Jadi, persamaan garis singgungnya adalah

y – y1 = m(x – x1)

y – 2 = 9 (x – 2)

y – 2 = 9x – 18

y = 9x – 16

20
15
10
5
0
-3 -2 -1 -5 0 1 2 3 4
-10
-15
-20
-25
-30
-35
-40
Kurva Persamaan Garis Singgung
2. Contoh Soal Masalah Maksimum Dan Minimum

Tentukan nilai maksimum dan minimum lokal f(x) = x3 – 12x.

Jawab: f ’(x) = 3x2 – 12 = 3(x – 2)(x + 2) mem- punyai tanda sbb:

+++ ––– +++

-2 2

Menurut Uji Turunan Pertama, f(-2) merupakan


nilai maksimum lokal dan f(2) merupakan nilai minimum lokal, sesuai dengan yang kita lihat
pada grafiknya.
Grafik fungsi f(x) = x3 – 12x.

20
16

12

4
-4 -3 -2 0 1 2 3 4

-1 -4 0

-8

-12
3. Contoh Soal Kemonotonan dan Kecekungan Dalam Mengggambar Fungsi Lanjut Dengan Turunan
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Penggunaan turunan dapat digunakan untuk menentukan nilai maksimum dan nilai minimum suatu fungsi,
serta menentukan nilai maksimum dan nilai minimum lokal.

2. Penggunaan turunan dapat digunakan untuk menentukan kemonotonan dan kecekungan fungsi grafik.

3. Penggunaan turunan juga dapat menentukan garis tangen (singgung) dan garis normal fungsi.

SARAN

Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan pengetahuan
tentang penggunaan turunan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan penyusun, mengingat masih banyak kekurangan dari
karya ini. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

LMS-SPADA INDONESIA. "Penggunaan Turunan: Maksimum & Minimum".


Diakses pada 24 Oktober 2023, dari
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=74244

Reza Ashadi. 2016. "Garis Singgung dan Garis Normal dan Diferensial dan Hampiran
Hamparan Taylor Terhadap Fungsi". Diakses pada 24 Oktober 2023, dari
https://www.academia.edu/37982179/Garis_Singgung_dan_Garis_Normal_dan_Difer
ensial_dan_Hampiran_dan_Hampiran_Taylor_Terhadap_Fungsi

Hendra Gunawan. 2019. "Kemonotonan dan Kecekungan". Diakses pada 24 Oktober


2023, dari https://bermatematikadotnet.files.wordpress.com/2019/09/ma1101-m6-
1_2019.pdf

Anda mungkin juga menyukai