Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KALKULUS APLIKASI TURUNAN

RPL PAGI 3 A

Dosen Pengampu :

Nisma Panjaitan, ST, MT

Disusun Oleh:

Habsyah Riski Adelina Siregar 1614370340

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


PRODI SISTEM KOMPUTER
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aplikasi
Turunan”. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kalkulus. Dengan adanya
makalah ini, kami berharap agar pembaca dapat lebih mengenal dan memahami tentang
aplikasi turunan, dan agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan dan pengayakan yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Demikian makalah ini kami perbuat, semoga bermanfaat bagi pembaca dan kami
mohon maaf jika ada tulisan serta pembahasan yang kurang dipahami karena kami menyadari
pembuatan makalah ini belum sepenuhnya benar. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
berguna bagi kami untuk memperbaiki pembuatan makalah yang akan datang. Atas perhatian
pembaca kami ucapkan terimakasih.

Medan, 12 Desember 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Turunan adalah salah satu cabang ilmu matematika yang digunakan untuk menyatakan
hubungan kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau beberapa variabel bebas
lainnya. Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus dipikirkan pada saat yang
bersamaan oleh Newton dan Leibniz dari tahun 1665 sampai dengan tahun 1675 sebagai suatu
alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika. Sir Isaac Newton
(1642 - 1727) , ahli matematika dan fisika bangsa Inggris dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646
- 1716), ahli matematika bangsa Jerman dikenal sebagai ilmuwan yang menemukan kembali
kalkulus. Kalkulus memberikan bantuan tak ternilai pada perkembangan beberapa cabang ilmu
pengetahuan lain. Dewasa ini kalkulus digunakan sebagai suatu alat bantu yang utama dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.2. Rumusan Masalah

Apa saja apliksi turunan yang ada dalam ilmu matematika, cabang imu lain atau
dalam kehidupan sehari-hari?

1.3. Tujuan

Dapat menjelaskan beberapa Aplikasi turunan.


BAB II
PEMBAHASAN

1.Maksimum dan Minimum

Misalkan kita mengetahui fungsi f dan domain (daerah asal) S seperti pada Gambar A.
maka kita akan menentukan f memiliki nilai maksimum atau minimum pada S. Anggap saja
bahwa nilai-nilai tersebut ada dan ingin mengetahui lebih lanjut dimana dalam S nilai-nilai itu
berada. Pada akhirnya kita dapat menentukan nilai-nilai maksimum dan minimum.

Definisi :
Andaikan S, daerah asal f , memuat titik C, kita katakana bahwa:

f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c)≥f(x) untuk semua x di S


f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c)≤f(x) untuk semua x di S
f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau minimum

Misalkan f : D → R dan c є D. Nilai f(c) disebut nilai maksimum apabila f(c) ≥ f(x) untuk
setiap x є D.
Nilai f(c) disebut nilai minimum apabila f(c) ≤ f(x)
untuk setiap x є D. Nilai maksimum atau minimum disebut nilai ekstrim.

Contoh 1. Misalkan f(x) = x2, x є [-1,2]. Nilai maksimumnya adalah 4 [= f(2)], sedangkan
nilai minimumnya adalah 0
[= f(0)]. Perhatikan grafiknya.
Teorema Eksistensi dan Nilai Ekstrim

Jika f kontinu pada [a,b], maka f akan mencapai nilaimaksimum dan minimum pada
[a,b].Teorema ini mengatakan bahwa kekontinuan merupakan syarat cukup bagi eksistensi
nilai ekstrim.Fungsi pada Contoh 1, misalnya, merupakan fungsi yang kontinu pada [-1,2] dan
fungsi ini mempunyai nilai maksimum dan minimum pada [-1,2].
Fungsi yang tidak kontinu mungkin saja mempunyai nilai ekstrim. Sebagai contoh, fungsi yang
didefinisikan sebagai berikut :

f(x) = -1, jika x = 0,


= x, jika 0 < x < 1,
= 2, jika x = 1,

mempunyai nilai maksimum 2 [= f(1)] dan nilai minimum -1 [= f(0)].


Namun demikian, ketakkontinuan tidak menjamin eksistensi nilai ekstrim. Sebagai contoh,
fungsi
g(x) = ., jika x = 0 atau 1,
= x, jika 0 < x < 1,
tidak mempunyai nilai ekstrim, baik maksimum maupun minimum.

Terjadinya Nilai-Nilai Ekstrim (lokasi titk ekstrim) :

Biasanya fungsi yang ingin kita maksimumkan atau minimumkan akan mempunyai
suatu selang I sebagai daerah asalnya. Tetapi selang ini boleh berupa sebarang dan sembilan
tipe yang dibahas 1.3. beberapa dari selang ini memuat titk-titik ujung; beberapa tidak.
Misalnya I = [a,b] memuat titik-titik ujung dua-duanya; (a,b) hanya memuat titik ujung kiri;
(a,b) tidak memuat titk ujung satupun. Nilai-nilai ekstrim sebuah fungsi yan didefinisikan pada
selang tertutup sering kali terjadi pada titik-titik ujung.
Jika c sebuah titik pada mana f’(c) = 0 disebut c titik stasioner. Pada titik stasioner,
grafik f mendatar karena garis singgung mendatar. Nilai-nilai ekstrim terjadi pada titik-titik
stasioner.
Jika c adalah titik dalam dari I dimana f’ tidak ada, disebut c titik singular.
Grafik f mempunyai sudut tajam, garis singgung vertikal. Nilai-nilai ekstrim dapat terjadi pada
titik-titik singular. Walaupun dalam masalah-masalah praktis sangat langka.

Contoh 2.
Tentukan nilai maksimum dan minimum fungsi f(x) = -2x3 + 3x2 + 1 pada [-1,2].

Jawab:
Turunan f adalah f ’(x) = -6x2 + 6x = 6x(1 – x).
Jadi titik stasionernya adalah 0 dan 1, sedangkan titik singularnya tidak ada. Dengan demikian
terdapat 4 titik kritis,yakni -1, 0, 1, dan 2 (dua titik ujung selang dan dua titikstasioner).
Sekarang bandingkan nilai f di titik-titik kritis tersebut:
f(-1) = 6, f(0) = 1, f(1) = 2, f(2) = -3.
Menurut Teorema Lokasi Titik Ekstrim, f mesti mencapai nilaimaksimum 6 (di -1) dan
minimum -3 (di 2).
2.Kemonotonan dan Kecekungan
Fungsi f dikatakan naik pada I apabila untuk setiap x, y є I dengan x < y berlaku f(x) <
f(y).Fungsi f dikatakan turun pada I apabila untuk setiap x, y є I dengan x < y berlaku f(x) >
f(y).Fungsi f dikatakan monoton pada I apabila f naik atau turun pada I.

Catatan. I dapat berupa selang buka atau tutup.

Teorema 3.
Misalkan f kontinu dan mempunyai turunan pada I.
Jika f ’(x) > 0 untuk setiap x є I,maka f naik pada I. Jika f ’(x) < 0 untuk setiap xє I, maka f
turun pada I.

Contoh 3.
Diketahui f(x) = x3 – 12x. Kita hitung turunannya:
f ’(x) = 3x2 – 12 = 3(x – 2)(x + 2).
Periksa tanda f ’(x) pada garis bilangan real:

Menurut teorema di atas, f naik pada (-∞,-2) dan juga pada (2,∞); dan turun pada (-2,2).

Misalkan f mempunyai turunan pada I = (a,b).


Jika f ’ naik pada I,
maka grafik fungsi f cekung ke atas pada I;

jika f ’ turun pada I,


maka grafik fungsi f cekung ke bawah pada I.
Teorema 4.

Misalkan f mempunyai turunan kedua pada I. Jika f ’’(x) > 0 untuk setiap x є I, maka grafik
fungsi f cekung ke atas pada I. Jika f ’’(x) < 0 untuk setiap x є I, maka grafik fungsi f cekung
ke bawah pada I.

Contoh 4.
Diketahui f(x) = x3 – 12x. Maka, f ’(x) =3x2 – 12 dan f ’’(x) = 6x. Periksa tanda f ’’(x):

Menurut Teorema di atas, grafik fungsi f cekung ke atas pada (0,∞) dan cekung ke bawah
pada (-∞,0).

Grafik fungsi f(x) = x3 – 12x.


Titik (c,f(c)) disebut titik belok (di buku: titik balik) f apabila f cekung ke atas di kiri c dan
cekung ke bawah di kanan c,atau sebaliknya.

Pada contoh sebelumnya, (0,0) merupakan satu-satunya titik belok f(x) = x3 – 12x .

Turunan Pertama dan Kemonotonan


Ingat kembali bahwa turunan pertama f’(x) memberi kita kemiringan dari garis
singgung f dititik x, kemudian jika f’(x) > 0, garis singgung naik ke kanan, serupa, jika f’(x) <
0, garis singgung jatuh ke kanan.
Turunan Kedua dan Kecekungan
Sebuah fungsi mungkin naik dan tetap mempunyai grafik yang sangat bergoyang
(Gambar B), maka kita perlu mempelajari bagaimana garis singgung berliku saat kita
bergerak sepanjang grafik dari kiri ke kanan. Jika secara tetap berlawanan arah putaran jarum
jam, kita katakan bahwa grafik cekung ke atas, jika garis singgung berliku searah jarum jam,
grafik cekung ke bawah.

Titik Balik
Andaikan f kontinu di c, kita sebut (c,f(c)) suatu titik balik dari grafik f jika f cekung ke
atas pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c. grafik dalam Gambar C
menunjukkan sejumlah kemungkinan.
Gambar
soal :
Jika f(x) = x3 + 6x2 + 9x + 3 cari dimana f naik dan dimana turun?
Penyelesaian:
Mencari turunan f
f’(x) = 3x2 + 12x + 9
= 3 (x2 + 4x + 3)
= 3 (x+3)(X+1)
Kita perlu menentukan (x +3) (x +1) > 0 dan (x +3) (x + 1) < 0 terdapat titik pemisah -3 dan -
1, membagi sumbu x atas tiga selang ( -∞, -3), (-3, -1) dan (-1, ∞). Dengan memakai titik uji -
4, -2, 0 didapat f `(x) > 0 pada pertama dan akhir selang dan f `(x) < 0 pada selang tengah.
Jadi, f naik pada (-∞, -3] dan [-1, ∞) dan turun pada [-3, -1]
Grafik
f(-3) = 3
f(-1) = -1
f(0) = 3

3.Maksimum dan Minimum Lokal


Definisi :
Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. kita katakan bahwa :
i.f(c) nilai maksimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian
sehingga f(c) adalah nilai maksimum fpada (a,b) ∩ S
ii.f(c) nilai minimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian
sehingga f(c) adalah nilai minimum fpada (a,b) ∩ S
iii.f(c) nilai ekstrim lokal f jika ia berupa nilai maksimum lokal atau minimum
lokal
Teorema titik kritis pada dasarnya berlaku sebagaimana dinyatakan dengan nilai ekstrim
diganti oleh nilai ekstrim lokal, bukti pada dasarnya sama. Jika turunan adalah positif pada
salah satu pihak dari titik kritis dan negative pada pihak lainnya, maka kita mempunyai ekstrim
lokal.

Nilai f(c) disebut nilai maksimum [minimum] lokal f apabila f(c) ≥ f(x) [f(c) ≤ f(x)] di sekitar
c.Nilai maksimum/minimum lokal disebut nilai ekstrim lokal.

Uji Turunan Pertama.


Jika f ’(x) > 0 di sekitar kiri c dan f’(x) <0 di sekitar kanan c, maka f(c) merupakan nilai
maksimum lokal. Jika f ’(x) < 0 di sekitar kiri c dan f’(x) >0 di sekitar kanan c, maka f(c)
merupakan nilai minimum lokal.
Contoh 5.
Tentukan nilai maksimum dan minimum lokal f(x) = x3 – 12x.
Jawab:
f ’(x) = 3x2 – 12 = 3(x – 2)(x + 2) mempunyai tanda:

Menurut Uji Turunan Pertama, f(-2) merupakan nilai maksimum lokal dan f(2) merupakan
nilai
minimum lokal, sesuai dengan yang kita lihat pada grafiknya.

Uji Turunan Kedua.


Misalkan f ’(c) = 0 dan f mempunyai turunan kedua pada suatu selang yang memuat c. Jika f
’’(c) < 0, maka f (c) merupakan nilai maksimum lokal. Jika f ’’(c) > 0, maka f(c) merupakan
nilai minimum lokal.
Contoh 6.
Untuk f(x) = x3 – 12x, f ’(x) = 3x2 – 12 = 0 di x = -2 dan di x = 2.
Dengan Uji Turuan Kedua, kita hitung f ’’(x) = 6x < 0 di x = -2;jadi f(-2) merupakan nilai
maksimum lokal. Sementara itu f ’’(x)
> 0 di x = 2, dan karenanya f(2) merupakan nilai minimum lokal.

Catatan. Hasil di atas sesuai dengan hasil sebelumnya.

4.Masalah Maksimum dan Minimum

Contoh 7.
Tentukan titik pada lingkaran x2 + y2 = 1 yang terdekat ke titik P(1,2).
Jawab:
Misalkan s menyatakan jarak titik (x,y) pada lingkaran x2 + y2 = 1 ke titik P(1,2), yakni

Karena meminimumkan s sama dengan meminimumkan s2, kita tinjau D = s2,

Turunkan terhadap x, kita peroleh

Perhatikan bahwa dD/dx = 0 apabila

yaitu apabila x = 1/√5.

Dengan memeriksa tanda dD/dx di sekitar 1/√5,kita simpulkan bahwa D mencapai minimum
di x =1/√5.Jadi titik terdekat ke P(1,2) adalah (1/√5,2/√5).

5.Menggambar Grafik Fungsi

Kita telah melihat bagaimana informasi tentang kemonotonan dan kecekungan dapat dipakai
untuk menggambar grafik fungsi f(x) = x3 – 12x.
Berikut adalah sebuah contoh lainnya.

Gambarlah grafik fungsi f(x) = √x.(x – 5)2, dengan memperhatikan:


* daerah asal dan daerah hasilnya,
* titik-titik potong dengan sumbu koordinat,
* kemonotonan dan titik-titik ekstrim lokalnya,
* kecekungan dan titik-titik beloknya (bila ada).

Daerah asal f adalah [0,∞) dan daerah hasilnya juga [0,∞), sehingga grafiknya akan terletak di
kuadran pertama. Titik potong dengan sumbu x adalah 0 dan 5, sedangkan titik potong dengan
sumbu y adalah 0. Untuk x > 0, turunan pertama f adalah

Jadi, titik-titik stasionernya adalah 1 dan 5,dan tanda f ’(x) adalah


Jadi f naik pada [0,1), turun pada [1,5], dan naik pada (5,∞). Menurut Uji Turunan Pertama,
f(1) =16 merupakan nilai maksimum lokal dan f(5) = 0 merupakan nilai minimum lokal
(sekaligus global).Sekarang kita hitung turunan keduanya:

Menggunakan rumus akar persamaan kuadrat, kita dapatkan f ’’(x) = 0 ketika x = 1 + 2√6/3 ≈
2,6.
Di kiri 2,6, f ’’(x) < 0, shg grafiknya cekung ke bawah;sedangkan di kanan 2,6, f ’’(x) > 0,
sehingga grafiknyacekung ke atas. (2,6;f(2,6)) merupakan titik belok.

Dengan semua informasi ini, kita dapat menggambar grafik fungsi f(x) = √x.(x – 5)2 sebagai
berikut:

6.Teorema Nilai Rata-Rata


Teorema nilai rata-rata adalah bidang kalkulus – tidak begitu penting, tetapi sering kali
membantu melahirkan teorema-teorema lain yang cukup berarti. Dalam bahasa geometri,
teorema nilai rata-rata mudah dinyatakan dan dipahami. Teorema mengatakan bahwa jika
grafik sebuah fungsi kontinu mempunyai garis singgung tak vertikal pada setiap titik antara A
dan B, maka terdapat paling sedikit satu titik C pada grafik antara A dan B sehingga garis
singgung di titik C sejajat talibusur AB. Dalam Gambar 1, hanya terdapat satu titik C yang
demikian, dan dalam Gambar 2 terdapat beberapa.
GAMBAR 1 dan 2
Teorema A
(Teorema Nilai rata-rata untuk Turunan). Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b] dan
terdeferensial pada titik-titik dalam dari (a,b), maka terdapat paling sedikit satu bilangan c
dalam (a,b) dimana
f(b) – f(a) / b – a = f’(c)
atau secara setara, dimana
f(b) – f(a) = f’(c) (b-a)
Teorema B
Jika F’(x) = G’(x) untuk semua –x dalam (a,b), maka terdapat konstanta C sedemikian sehingga
F(x) = G(x) + C
Untuk semua x dalam (a,b)
Pak Dono mengatakan bahwa ia telah menempuh 112 km dalam 2 jam tanpa pernah melampaui
55 km/jam.Tentu saja ia berbohong. Tetapi bagaimana kita dapat
membuktikannya?

Teorema Nilai Rata-rata. Jika f kontinu pada [a,b]


dan mempunyai turunan pada (a,b), maka terdapat suatu c є (a,b) sedemikian sehingga

Catatan. [f(b) – f(a)]/(b – a) adalah nilai rata-rata f .

Contoh Soal :
Diketahui f(x) = x2, x є [0,1]. Hitung nilai rata-rata f dan tentukan c є (0,1) sedemikian
sehingga f ’(c) sama dengan nilai rata-rata f.

Jawab:
Nilai rata-rata f pada [0,1] adalah[f(1) – f(0)]/(1 – 0) = 1.
Sementara itu f ’(x) = 2x = 1 jika dan hanya jikax = 1/2
Jadi c = . adalah bilangan yang kita cari.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari pembahsan diatas dapat dijelaskan atau disimpulkan penggunaan turunan sebagai
berikut :
1. Maksimum dan Minimum
2. Kemonotonan dan Kecekungan
3. Maksimum dan Minimum Lokal
4. Masalah Maksimum dan Minimum
5. Menggambar Grafik Fungsi
6. Teorema Nilai Rata-Rata

Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah cabang
ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret takterhingga. Kalkulus
adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai bentuk dan
aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya.
Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta
dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang
saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang
menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus mempelajari fungsi dan
limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Purcell, Edwin J. 2003. Kalkulus jilid 1. Jakarta: Erlangga


Sari, Intan. 2009. Penggunaan turunan.

http://nengintanmsari.wordpress.com/2009/03/15/penggunaan-turunan/ (diakses
tanggal 22 April 2012)

Setiawan. 2004. PDF Pengantar kalkulus. http://Depdiknas.yogyakarta.com/

(diakses taggal 22 April 2012)

Sutrisno,agung. 2009. Matematika dasar.WWW.BELAJAR-MATEMATIKA.COM


(diakses tanggal 22 April 2012)

Anda mungkin juga menyukai