Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATEMATIKA I

“APLIKASI TURUNAN”

Disusun Oleh :

BASTIAN ARFIANTO ( 18050623002)


YOGI EKA PRASTIYA ( 18050623013)
EGA WAHYU CAHYONO ( 18050623014)
DARDIRI NOVAR REVIANSYAH ( 18050623026)

Dosen Pembimbing :
DWI NUR YUNIANTI, S.Si, M.Sc

PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
0
Kata Pengantar
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat allah SWT yang
telahmemberikan kesempatan, kesehatan dan karunianya kepada kami yang tak
terhingga jumlahnya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat
pada waktunya.Makalah Matematika Dasar ini ynag membahas tentang Aplkasi Turunan
dalam Matematika, cabang ilmu lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
NURUL yang telah memberikan arahan kepada kami untuk membuat makalahini, ucapan
terimakasih juga kami ucapkan kepada orang tua dan kakak kandungkami yang telah
memberikan fasilitas kepada kami untuk menyelesaikan makalahini.
Pepatah mengatakan “ Tak ada gading yang tak retak” sama
h a l n y a dengan makalah yang kami buat ini untuk itu kami mohon maaf apabila
terdapatkesalahan, walaupun demikian kami berharap karya tuis ini dapat bermanfaat
baik bagi pembaca maupun bagi masyarakat umum.

Penyusun, 15 Desember 2018

1
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………... I

Daftar Isi……………………………………………………………………..... II

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………... 1
I.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………..…. 1
I.2 Rumusan Makalah…………………………………………………........... 1
I.3 Tujuan Makalah………………………………………………………….. 1

BAB II Pembahasan…………………………………………………………. 5
2.1 Alikasi turunan…………………………………………………………........5
2.2 contoh aplikasi turunan dalam berbagai bidang……………………………..22

BAB III. PENUTUP……………………………………………………….. 27


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..... 27

Daftar pustaka............................................................................................. 28

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Turunan adalah salah satu cabang ilmu matematika yang digunakan untuk menyatakan
hubungan kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau beberapa variabel bebas
lainnya. Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus dipikirkan pada saat yang
bersamaan oleh Newton dan Leibniz dari tahun 1665 sampai dengan tahun 1675 sebagai
suatu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika. Sir Isaac
Newton (1642 - 1727) , ahli matematika dan fisika bangsa Inggris dan Gottfried Wilhelm
Leibniz (1646 - 1716), ahli matematika bangsa Jerman dikenal sebagai ilmuwan yang
menemukan kembali kalkulus. Kalkulus memberikan bantuan tak ternilai pada perkembangan
beberapa cabang ilmu pengetahuan lain. Dewasa ini kalkulus digunakan sebagai suatu alat
bantu yang utama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

1.2. Rumusan Masalah

Apa saja apliksi turunan yang ada dalam ilu matematika, cabang imu lain atau dalam
kehidupan sehari-hari?

1.3. Tujuan

Dapat mengtahui dan menjelaskan beberapa Aplikasi turunan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aplikasi turunan

1. Maksimum dan Minimum


Misalkan kita mengetahui fungsi f dan domain (daerah asal) S seperti pada Gambar A.
maka kita akan menentukan f memiliki nilai maksimum atau minimum pada S. Anggap
saja bahwa nilai-nilai tersebut ada dan ingin mengetahui lebih lanjut dimana dalam S nilai-
nilai itu berada. Pada akhirnya kita dapat menentukan nilai-nilai maksimum dan minimum.
Definisi :
Andaikan S, daerah asal f , memuat titik C, kita katakana bahwa:
a) f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c)≥f(x) untuk semua x di S
b) f(c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c)≤f(x) untuk semua x di S
c) f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau minimum
Teorema A
(Teorema Eksistensi Maks-Min). Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b],
maka f mencapai nilai maksimum dan nilai minimum.
Terjadinya Nilai-Nilai Ekstrim :
Biasanya fungsi yang ingin kita maksimumkan atau minimumkan akan mempunyai suatu
selang I sebagai daerah asalnya. Tetapi selang ini boleh berupa sebarang dan sembilan tipe
yang dibahas 1.3. beberapa dari selang ini memuat titk-titik ujung; beberapa tidak.
Misalnya I = [a,b] memuat titik-titik ujung dua-duanya; (a,b) hanya memuat titik ujung kiri;
(a,b) tidak memuat titk ujung satupun. Nilai-nilai ekstrim sebuah fungsi yan didefinisikan
pada selang tertutup sering kali terjadi pada titik-titik ujung. (Lihat Gambar B)
Jika c sebuah titik pada mana f’(c) = 0 disebut c titik stasioner. Pada titik stasioner,
grafik f mendatar karena garis singgung mendatar. Nilai-nilai ekstrim terjadi pada titik-titik
stasioner. (Gambar C )
Jika c adalah titik dalam dari I dimana f’ tidak ada, disebut c titik singular.
Grafik f mempunyai sudut tajam, garis singgung vertikal. Nilai-nilai ekstrim dapat terjadi
pada titik-titik singular. (Gambar D) walaupun dalam masalah-masalah praktis sangat
langka.
Teorema B
(Teorema titik kritis). Andaikan f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c.
Jika f(c) adalah titik ekstrim, maka c haruslah suatu titik kritis, yakni c berupa salah satu :
i. titik ujung I
ii. titik stasioner dari f (f’(c) = 0)
iii. titik singular dari f (f’ (c) tidak ada)
Mengingat teorema A dan B, untuk menghitung nilai maksimum atau nilai minimum suatu
fungsi kontinu f pada selang tertutup I .
Langkah 1 : Carilah titik-titik kritis dari f pada I

4
Langkah 2 : hitunglah f pada setiap titik kritis, yang terbesar adalah nilai maksimum dan yang
terkecil adalah nilai minimum.
soal :
Carilah nilai- nilai maksimum dan minimum dari f(x) = x2 + 4x pada [-3, 1]
Penyelesaian:
Menurunkan fungsinya f’(x) = 2x + 4
Kemudian mencari titik kritis f’(x) = 0
2x + 4 = 0
X = -2
Berarti titik-titik kritis yang di dapat -3, -2, 1 maka :
f(-3) = -3
f(-2) = -4
f(1) = 5
Jadi nilai maksimum adalah 5 (dicapai pada 1) dan nilai minimum adalah -4 (dicapai pada -2)
2.Kemonotonan dan Kecekungan
Definisi :
Andaikan f terdefinisi pada selang I (terbuka, tertutup atau tak satupun). Kita katakan bahwa :
i.f adalah naik pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1dan x2 dalam I, x1 <
x2 → f(x1) < f(x2)
ii.f adalah turun pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1dan x2 dalam I, x1 >
x2 → f(x1) > f(x2)
iii.f monoton murni pada I jika ia naik pada I atau turun pada I
Teorema A
(Teorema Kemonotonan). Andaikan f kontinu pada selang I dan dapat dideferensialkan
pada setiap titik dalam dari I
i.Jika f’(x) > 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f naik pada I
ii.Jika f’(x) < 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f turun pada I
Turunan Pertama dan Kemonotonan
Ingat kembali bahwa turunan pertama f’(x) memberi kita kemiringan dari garis
singgung f dititik x, kemudian jika f’(x) > 0, garis singgung naik ke kanan, serupa, jika f’(x) <
0, garis singgung jatuh ke kanan. (Gambar A)

Turunan Kedua dan Kecekungan


Sebuah fungsi mungkin naik dan tetap mempunyai grafik yang sangat bergoyang (Gambar
B), maka kita perlu mempelajari bagaimana garis singgung berliku saat kita bergerak
sepanjang grafik dari kiri ke kanan. Jika secara tetap berlawanan arah putaran jarum jam, kita
katakan bahwa grafik cekung ke atas, jika garis singgung berliku searah jarum jam, grafik
cekung ke bawah
Definisi:
Andaikan f terdeferensial pada selang terbuka I = (a,b). jika f’ naik padaI, f (dan
grafiknya) cekung ke atas disana; jika f’ turun pada I, f cekung ke bawah pada I.
Teorema B
(Teorema kecekungan). Andaikan f terdeferensial dua kali pada selang terbuka (a,b).
i.Jika f’’(x) > 0 ntuk semua x dalam (a,b) maka f cekung ke atas pada (a,b)
ii.Jika f’’(x) < 0 ntuk semua x dalam (a,b) maka f cekung ke bawah pada (a,b)

5
Titik Balik
Andaikan f kontinu di c, kita sebut (c,f(c)) suatu titik balik dari grafik f jika f cekung
ke atas pada satu sisi dan cekung ke bawah pada sisi lainnya dari c. grafik dalam Gambar C
menunjukkan sejumlah kemungkinan.
Gambar
soal :
Jika f(x) = x3 + 6x2 + 9x + 3 cari dimana f naik dan dimana turun?
Penyelesaian:
Mencari turunan f
f’(x) = 3x2 + 12x + 9
= 3 (x2 + 4x + 3)
= 3 (x+3)(X+1)
Kita perlu menentukan (x +3) (x +1) > 0 dan (x +3) (x + 1) < 0 terdapat titik pemisah -3 dan -
1, membagi sumbu x atas tiga selang ( -∞, -3), (-3, -1) dan (-1, ∞). Dengan memakai titik uji -
4, -2, 0 didapat f `(x) > 0 pada pertama dan akhir selang dan f `(x) < 0 pada selang tengah.
Jadi, f naik pada (-∞, -3] dan [-1, ∞) dan turun pada [-3, -1]
Grafik
f(-3) = 3
f(-1) = -1
f(0) = 3
3.Maksimum dan Minimum Lokal
Definisi :
Andaikan S, daerah asal f, memuat titik c. kita katakan bahwa :
i.f(c) nilai maksimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian
sehingga f(c) adalah nilai maksimum fpada (a,b) ∩ S
ii.f(c) nilai minimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian
sehingga f(c) adalah nilai minimum fpada (a,b) ∩ S
iii.f(c) nilai ekstrim lokal f jika ia berupa nilai maksimum lokal atau minimum lokal
Teorema titik kritis pada dasarnya berlaku sebagaimana dinyatakan dengan nilai ekstrim
diganti oleh nilai ekstrim lokal, bukti pada dasarnya sama. Jika turunan adalah positif pada
salah satu pihak dari titik kritis dan negative pada pihak lainnya, maka kita mempunyai
ekstrim lokal.
GAMBAR MAKS.LOKAL DAN MINIM LOKAL
Teorema A
(Uji Turunan Pertama untuk Ekstrim Lokal). Andaikan f kontinu pada selang terbuka
(a,b) yang memuat titik kritis c.
i.Jika f’(x) > 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) < 0 untuk semua x dalam
(c,b), maka f(c) adalah nilai maksimum lokal f
ii.Jika f’(x) < 0 untuk semua x dalam (a,c) dan f’(x) < 0 untuk semua x dalam
(c,b), maka f(c) adalah nilai minimum lokal f
iii.Jika f’(x) bertanda sama pada kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim
lokal f.
Teorema B

6
(Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal). Andaikan f’ dan f’’ ada pada setiap titik dalam
selang terbuka (a,b) yang memuat c, dan andaikanf’(c) = 0
i. Jika f’’(c) < 0, f(c) adalah nilai maksimum lokal f
ii. Jika f’’(c) > 0, f(c) adalah nilai minimum lokal f
soal :
Cari nilai ekstrim lokal dari fungsi f(x) = x2 – 8x + 7 pada (-∞,∞)
penyelesaian:
fungsi polinom kontinu dimana-mana dan turunannya, f’(x) = 2x – 8, ada untuk semua x. jadi
satu-satunya titik kritis untuk f adalah penyelesaian tunggal dari f’(x) = 0 yakni x = 4 karena
f’(x) = 2(x-4) < 0 untuk x<0, f turun pada (-∞,4) dank arena 2(x – 4)>0 untuuk x>0, f naik
pada [4,∞) karena itu, f(4) = -9 adalah nilai minimum lokal f, karena 4 adalah satu-satunya
bilangan kritis, tidak terdapat nilai ekstrim lain. Ditunjukkan oleh grafik di bawah ini.
4.Lebih Banyak Masalah Maks-Min
Masalah yang dipelajari dalam pasal 4.1, biasanya menganggap bahwa himpunan
pada mana kita ingin memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi berupa selang
tertutup. Tetapi, selang-selang yang uncul dalam praktek tidak selalu tertutup; kadang-kadang
terbuka atau bahkan setengah terbuka., setengah tetutup. Kita masih tetap menangani masalah
ini jika ita menerapkan secara benar teori yang dikembangkan dalam pasal 4.3. Ingat dalam
hati bahwa maksimum (minimum) tanpa kata sifat tambahan berarti maksimum (minimum)
global.
Langkah-langkahnya:
1) Buat sebuah gambar untuk masalah dan berikan variabel-variabel yang sesui untuk
besaran-besaran kunci
2) Tuliskan rumus untuk besaran Q yang harus dimaksimumkan (diminimumkan) dalam
bentuk variabel-variabel tersebut
3) Gunakan kondisi-kondisi masalah untuk menghilangkan semua kecuali satu dari variabel-
variabel ini dan karenanya enyataka Q sebagai fungsi dari satu variabel, misalnya x
4) Tentukan himpunan nilai-nilai x yang mungkin, biasanya sebuah selang
5) Tentukan titik-titik kritis (titik ujung, titik stasioner, titik singular). Paling sering, titik-titik
kritis kunci berupa titik-titik stasioner dimana dQ/dx = 0
6) Gunakan teori bab ini untuk memutuskan titik kritis mana yang memberika maksimum
atau minimum
soal :
Cari (jika mungkin) nilai maksimum dan minimum dari f(x) = x3 – 3x2+4pada ( -∞, ∞).
Penyelesaian :
f`(x) = 3x2 – 6x = x(3x – 6)
x=0 dan x= 2
f(2) = 0
f(0) = 4
fungsi memiliki nilai maksimum 4 (pada 0) dan nilai minimum 0 (pada 2)
5.Penerapan Ekonomik

7
Dalam mempelajari banyak masalah ekonomi sebenarnya kita menggunakan konsep
kalkulus. Misalkan dalam suatu perusahaan, PT ABC. Jika ABC menjual x satuan barang
tahun ini, ABC akan mampu membebankan harga, p(x) untuk setiap satuan. Kita tunjukkan
bahwa p tergantung pada x. pendapatan total yang diharapkan ABC diberikan oleh R(x) = x
p(x), banyak satuan kali harga tiap satuan.
Untuk memproduksikan dan memasarkan x satuan, ABC akan mempunyai biaya total C(x).
Ini biasanya jumlah dari biaya tetap ditambah biaya variable. Konsep dasar untuk sebuah
perusahaan adalah total laba P(x), yakni slisih antara pendapatan dan biaya.
P(x) = R(x) – C(x) = x p(x) – C(x)
Umumnya, sebuah perusahaan berusaha memaksimumkan total labanya.
Pada dasarnya suatu produksi akan berupa satuan-satuan diskrit. Jadi R(x), C(x) dan P(x)
pada umumnya didefinisikan hanya untuk x= 0,1,2,3,…..dan sebagai akibatnya, grafiknya
akan terdiri dari titik-titik diskrit. Agar kita dapat mempergunakan kalkulus, titik-titik
tersebut kita hubungkan satu sama lainsehingga membentuk kurva. Dengan demikian, R,C,
dan P dapat dianggap ebagai fungsi yang dapat dideferensialkan.
Penggunaaan Kata Marjinal
Andaikan ABC mengetahui fungsi biayanya C(x) dan ntuk sementara direncanakan
memproduksi 2000 satuan tahun in. ABC ingin menetapan biaya tambahan tiap satuan. Jika
fungsi biaya adalah seperti pada gambar A, Direktur Utama ABC menanyakan nilai ∆C/∆X
pada saat ∆x = 1. tetapi kita mengharapkan bahwa ini akan sangat dekat terhadap nilai Lim
Pada saat x = 2000. ini disebut biaya marjinal. Kita mengenalnya sebagai dc/dx, turunn C
terhadap x. dengan demikian, kita definisikan harga marjinal sebagai dp/dx, pendapatan
marjinal dR/dx, dan keuntungan marjinal sebagai dP/dx.
soal :
andaikan C(x) = 6700 + 4,15x + 30x1/2 rupiah. Cari biaya rata-rata tiap satuan dan biaya
marjinal dan hitung mereka bilamana x = 4000
penyelesaian :
Biaya rata-rata : C(x)/x = (6700 + 4,15x + 30x 1/2) /x
Biaya marjinal : dC/dx = 4,15 + 30x -1/2
Pada X = 400 diperoleh
Biaya rata-rata = 22,4 x 400 = 8960
Biaya marjinal = 4,9 x 400 = 1960
Ini berarti bahwa rata-rata biaya tiap satuan adalah Rp. 8960 untuk memproduksi 400satuan
yang pertama, untuk memproduksi satu satuan tambahan diatas 400 hanya memerlukan biaya
Rp. 1960.
6.Limit di Ketakhinggaan, Limit Tak Terhingga
Definisi-definisi Cermat Limit bila x→ ± ∞
Dalam analogi dengan definisi, kita untuk limit-limit biasa, kita membuet definii berikut.

Definisi:

8
(Limit bila x → ∞). Andaikan f terdefinisi pada [c,∞) untuk suatu bilangan c. kita katakan
bahwa Lim f(x) = L jika untuk masing-masing ε >0, terdapat bilangan M yang
x→∞
berpadanan sedemikian sehingga
X > M → │f(x) - L│ < ε
Definisi:
(Limit bila x → -∞). Andaikan f terdefinisi pada ( -∞, c] untuk suatu bilangan c. kita katakan
bahwa Lim f(x) = L jika untuk masing-masing ε >0, terdapat bilangan M yang
x→ -∞
berpadanan sedemikian sehingga
X < M → │f(x) – L│ < ε
Definisi:
(Limit-limit tak- terhingga). Kita katakan bahwa Lim f(x) = ∞ jika untuk tiap bilangan
x→c+
positif M, berpadanan suatu δ>0 demikian sehingga
0 < x – c < δ→ f(x) > M
Hubungan Terhadap Asimtot
Garis x = c adalah asimtot vertical dari grafik y = f(x). misalkan garis x = 1 adalah asimtot
tegak. Sama halnya garis-garis x = 2 dan x = 3 adalah asimtot vertical. Dalam nafas yang
serupa, garis y = b adalah asimtot horizontal dari grafik y = f(x) jika
Lim f(x) = b atau Lim f(x) = b
x→∞ x→ -∞
Garis y = 0 adalah asimtot horizontal.
soal :
. lim 3x2 - 2x + 6 / 6x2 – 5x -9
x→ ~
lim 3x2/x2 – 2x/x2 + 6/x2 / 6x2/x3 – 5x/x2 + 9/x2 = 3/6 = 1/2
x→ ~
7.Penggambaran Grafik Canggih
Kalkulus menyediakan alat ampuh untuk menganalisis struktur grafik secara baik, khususnya
dalam mengenali titik-titik tempat terjadinya perubahan cirri-ciri grafik. Kita dapat
menempatka titik-titik maksimum lokal, titik-titik minimum lokal, dan titik-titik balik. Kita
dapat menentukan secara persis dimana grafik naik atau dimana cekung ke atas.
POLINOM. Polinom derajat 1 atau 2 jelas untuk di gambar grafiknya, yang berderajat 50
hampir mustahil. Jika derajatnya cukup ukurannya, misalka 3 sampai 6. kita dapat memakai
alat-alat dari kalkulus dengan manfaat besar.
FUNGSI RASIONAL. Fungsi rasional, merupakan hasil bagi dua fungsi polinom, lebih
rumit untuk digrafikkan disbanding polinom. Khususnya kita dapat mengharapkan perilaku
yang dramatis dimanapun penyebut nol.
RINGKASAN METODE. Dalam menggambarkan grafik fungsi, tidak terdapat pengganti
untuk akal sehat. Tetapi, dalam banyak hal prosedur berikut akan sangat membantu.
Langkah 1 :

9
Buat analisis pendahuluan sebagai berikut :
a. Periksa daerah asal dan daerah hasil fungsi untuk melihat apakah ada daerah di bidang
yang dikecualikan.
b. Uji kesemetrian terhadap sumbu y dan titik asal. (apakah fungsi genap atau ganjil?)
c. Cari perpotongan dengan sumbu-sumbu koordinat.
d. Gunakan turunan pertama untuk mencari titik-titk kritis dan untuk mengetahui tempat-
tempat grafik naik dan turun.
e. Uji titik-titik kritis untuk maksimum atau minimum lokal.
f. Gunakan turunan kedua untuk mengetahui tempat-tempat grafik cekung ke atas dan cekung
ke bawah dan untuk melokasikan titik-titik balik.
g. Cari asimtot-asimtot.
Langkah 2 :
Gambarkan beberapa titik (termasuk semua titik kritis dan titik balik)
Langkah 3 :
Sketsakan grafik.
soal :
Sketsakan grafik f(x) = (2x5 – 30x3)/108
penyelesaian :
karena f(-x) = -f(x), f adalah fungsi ganjil, oleh karena itu grafiknya simetri terhadap titik
asal. Dengan menetapkan f(x) = 0 berarti {2x5 – 30x3}/108 = 0 dan x3(2x2 – 30)/108 = 0
kita temukan perpotongan sumbu x adalah 0 dan  15  3,85 Kemudian kita deferensialkan
f’(x) = (10x4 – 90x2)/108 = {10x2 (x2-9)}/108
kita peroleh titik kritis -3, 0, 3
f(-3) = 3
f(0) = 0
f(3) = 12
kemudian kita deferensialkan kembali f”(x) = (40x3 -180x)/108 = {x(40x2-180)}/108
kita peroleh x = -2.1 x = 2.1 x = 0
f(-2.1) = 1.8
f(2.1) = -1.8
f(0) = 0
8.Teorema Nilai Rata-Rata
Teorema nilai rata-rata adalah bidang kalkulus – tidak begitu penting, tetapi sering kali
membantu melahirkan teorema-teorema lain yang cukup berarti. Dalam bahasa geometri,
teorema nilai rata-rata mudah dinyatakan dan dipahami. Teorema mengatakan bahwa jika
grafik sebuah fungsi kontinu mempunyai garis singgung tak vertikal pada setiap titik antara A
dan B, maka terdapat paling sedikit satu titik C pada grafik antara A dan B sehingga garis
singgung di titik C sejajat talibusur AB. Dalam Gambar 1, hanya terdapat satu titik C yang
demikian, dan dalam Gambar 2 terdapat beberapa.
GAMBAR 1 dan 2
Teorema A

10
(Teorema Nilai rata-rata untuk Turunan). Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b] dan
terdeferensial pada titik-titik dalam dari (a,b), maka terdapat paling sedikit satu bilangan c
dalam (a,b) dimana
f(b) – f(a) / b – a = f’(c)
atau secara setara, dimana
f(b) – f(a) = f’(c) (b-a)
Teorema B
Jika F’(x) = G’(x) untuk semua –x dalam (a,b), maka terdapat konstanta C sedemikian
sehingga F(x) = G(x) + C
Untuk semua x dalam (a,b)
soal:
Cari bilangan c yang dijamin oleh teorema Nilai rata-rata untuk f(x) = x2 – 3 pada [1,3]
penyelesaian :
f’(x) = 2x
dan {f(3) – f(1)}/ 3 – 1 = {6 – (-2)}/2 = 8/2 = 4
jadi kita harus menyelesaikan 2C = 4 maka C = 2
jawaban tunggal adalah C = 2

2.2 BEBERAPA CONTOH APLIKASI TURUNAN DALAM BERBAGAI BIDANG

1. Pada bidang Tekhnik


Pada bidang Tekhnik penggunaan turunan dapat membantu programer dalam pembuatan
aplikasi dari mesin – mesin yang handal.
Contohnya : Para Enginer dalam membuat / mendisain mesin – mesin pesawat terbang.
2. Pada bidang Matematika
Turunan digunakan untuk pencarian dalam limit, yang bentuk soal limitnya harus di
faktorkan atau di kalikan terlebih dahulu dengan akar sekawan. Selain itu , Aplikasi turunan
juga digunakan untuk menentukan persamaan garis singgung.
Contoh penggunaan Turunan untuk menentukan Garis singgung :
Tentukan persamaan garis singgung dari y = x3 - 2x2 - 5 pada titik (3,2).
Jawab :
Y=f(x)= x3-2x2-5
Y=f(x)=3x2-4x f ’(3) = 3(3)2 - 4(3) = 15 ; m = 15.
Rumus pers. Garis singgung :
y-yo = m (x-xo)
, maka garis singgung fungsi diatas adalah :
Y – 2 = 15 (x – 3) atau y = 15x – 43
3. Pada bidang Ekonomi
Penerapan penggunaan turunan parsial matematika pada kehidupan sehari-hari sangat
banyak. Hampir semua bidang ada. Namun pada saat ini saya akan menjelaskan penggunaan
turunan parsial dalam bidang ekonomi.
Pada bidang ekonomi fungsi turunan dipakai untuk mencari biaya marjinal, yaitu
dengan cara menurunkannya dari persamaan biaya total. Bisa ditulis biaya marjinal = biaya
11
total’. Para matematikawan mengenal biaya marjinal sebagai dc/dx, turunan C terhadap x.
dengan demikian dapat didefinisikan harga marjinal sebagai dp/dx, pendapatan marjinal
sebagai dR/dX, dan keuntungan marjinal sebagai dp/dx.
Berikut contoh soalnya
sebuah perusahaan mempunyai biaya 3200 + 3,25x – 0,0003x2 dengan jumlah
persatuan x=1000. tentukan biaya rata-rata dan biaya marjinal?
Penyelasaian
biaya rata-rata = C(x)/x
= 3200+3,25x-0,0003x2 / X
= 3200+3,25 (1000)-0,0003(1000)2 / 1000
= 6150 / 1000 = 6,15
Maka biaya rata-rata persatuan yaitu 6,15 x 1000 = Rp.6150
biaya marjinal = dc/dx
= 3,25-0,0006x
= 3,25-0.0006 (1000)
= 2,65
maka biaya marjinalnya, 2,65 x 1000 = Rp.2650 Pada x=1000
Dari hasil di atas, dapat dikatakan bahwa dibutuhkan Rp.6150 untuk memproduksi
1000 barang pertama dan membutuhkan Rp. 2,65 untuk membuat 1 barang setelah barang
yang ke 1000, hanya dibutuhkan Rp. 2650 untuk membuat 1000 barang yang sama.
Demikian postingan saya tentang turunan parsial. Mohon maaf bila ada kesalahan Semoga
postingan ini bermanfaat. Jika anda butuh postingan yang lain, anda bisa meninggalkan
comment dan saya akan berusaha memposting postingan yang anda butuhkan.
ELASTISITAS
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari
sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur
seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa
yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga
terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai
pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan
dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh,
anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa
menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini
jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang
kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat
menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen
harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu
keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar

12
konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen,
dan seterusnya.
DEFINISI MATEMATIS
Koefesien elastisitas diukur dari persentase perubahan kuantitas barang dibagi dengan
persentase perubahan harga. Secara sederhana kalimat tersebut dapat dirumuskan:
Atau secara umum, elastisitas “y terhadap x” adalah:
Elastisitas biasa disimbolkan sebagai ‘E’, ‘e’ atau epsilon kecil, ‘ε’. Selain elastisitas linier
tersebut ada juga elastisitas non linier
sumber
4. Aplikasi Turunan Parsial Dalam Bidang Fisika
Matematika merupakan ilmu dasar dari segala ilmu yang lain,sekarng ini
matematika digunakan sebagai alat penting di berbagai bidang ilmu pengetahuan,salah
satunya dalam bidang pengetahuan fisika dengan menghubungkan fungsi suatu turunan
parsial dalam bidang tersebut.
Sebelum diperjelas apa saja hubungan diatas kita harus tahu dulu definisi dari turunan
parsial itu sendiri. Turunan parsial itu adalah suatu proses melakukan differensial dari suatu
fungsi yang hanya melibatkan satu macam variabel dari keseluruhan variabel yang
berkontribusi terhadap perubahan fungsi tersebut.
Berikut ini adalah contoh turunan parsial yang menggunakan 3 variabel. Dalam
bidang fisika saya mengambil contoh rumus jarak yang ditempuh oleh benda yaitu: y =
½gx2+v0x+y0 dimana y0 menyatakan jarak awal dari titik 0. Apabila rumus ini diturunkan
menjadi turunan yang pertama y’ = dy/dx maka akan menjadi y= gx+v0, dimana
v0menyatakan kecepatan awal. Rumus ini masih bisa diturunkan menjadi turunan yang kedua
yaitu d2y/dx2, menjadiy=g(konstan), sehingga menjadi rumus percepatan, dimana jika suatu
benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu di atas permukaan bumi.
Sehingga kita dapat mengetahui bahwa dengan turunan parsial, kita dapat membuktikan
rumus-rumus dari turunan sebelumnya. Seperti rumus diatas dari rumus jarak,hingga dapat
rumus percepatan. Rumus-rumus itu didapat hanya dari satu rumus saja.
Dengan demikian turunan parsial dibilang sebagai hubungan yang mengaitkan suatu fungsi
dengan turunan-turunannya melalui variabel-variabel yang dimaksud.
5. Besaran Turunan dan Satuannya Dalam Ilmu Fisika - Fisika
Besaran Turunan adalah besaran yang terbentuk dari satu atau lebih besaran pokok
yang ada. Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan dapat dinyatakan dengan
angka.
Misalnya adalah luas yang merupakan hasil turunan satuan panjang dengan satuan
meter persegi atau m pangkat 2 (m^2). Luas didapat dari mengalikan panjang dengan
panjang.
Berikut ini adalah berbagai contoh besaran turunan sesuai dengan sistem internasional
/ SI yang diturunkan dari sistem MKS (meter - kilogram - sekon/second) :
- Besaran turunan energi satuannya joule dengan lambang J
- Besaran turunan gaya satuannya newton dengan lambang N

13
- Besaran turunan daya satuannya watt dengan lambang W
- Besaran turunan tekanan satuannya pascal dengan lambang Pa
- Besaran turunan frekuensi satuannya Hertz dengan lambang Hz
- Besaran turunan muatan listrik satuannya coulomb dengan lambang C
- Besaran turunan beda potensial satuannya volt dengan lambang V
- Besaran turunan hambatan listrik satuannya ohm dengan lambang ohm
- Besaran turunan kapasitas kapasitor satuannya farad dengan lambang F
- Besaran turunan fluks magnet satuannya tesla dengan lambang T
- Besaran turunan induktansi satuannya henry dengan lambang H
- Besaran turunan fluks cahaya satuannya lumen dengan lambang ln
- Besaran turunan kuat penerangan satuannya lux dengan lambang lx

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan aplikasi turunan:


1. Maksimum dan Minimum
2. Kemonotonan dan Kecekungan
3. Maksimum dan Minimum Lokal
4. Lebih Banyak Masalah Maks-Min
5. Penerapan Ekonomik
6. Limit di Ketakhinggaan, Limit Tak Terhingga
7. Teorema Nilai Rata-Rata
8. Penggambaran Grafik Canggih

Sedangkan apilkasi nya dalam berbagai bidang


1. Dalam bidang tehnik
2. Dalam bidang matematika
3. Dalam bidang ekonomi
4. Dalam bidang fisika

15
Daftar Pustaka

Purcell, Edwin J. 2003. Kalkulus jilid 1. Jakarta: Erlangga

Sari, Intan. 2009. Penggunaan turunan.

http://nengintanmsari.wordpress.com/2009/03/15/penggunaan-
turunan/ (diakses tanggal 22 April 2012)

Setiawan. 2004. PDF Pengantar kalkulus.http://Depdiknas.yogyakarta.com/


(diakses taggal 22 April 2012)

Sutrisno,agung. 2009. Matematika dasar.WWW.BELAJAR-


MATEMATIKA.COM (diakses tanggal 22 April 2012)

16

Anda mungkin juga menyukai