LAPORAN PKL 1
PROGRAM STUDI
D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
LAPORAN PKL 1
Disetujui :
Dosen Pembimbing :
CI Rumah Sakit :
Koordinator PKL 1
2
KATA PENGANTAR
Puji Dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
"Aturan dan Tata Cara Kodefikasi Penyakit Dan Tindakan Pada Penyakit Jantung
Koroner Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2022”
Dalam proses penyelesaian laporan PKL 1 ini tidak lepas dari dorongan
berbagai pihak baik secara moril dan materi..oleh sebab itu pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu :
1. dr.H.R.I.Ritonga,M.Sc selaku Ketua Rektor Universitas Imelda Medan.
2. Dr dr Imelda L.Ritonga,S.Kep,NS.M.Kes selaku Rektor Universitas Imelda
Medan .
3.Sarida Surya Manurung S.Kep ,NS.M.Kes selaku wakil rektor I,Aureliya
Hutagaol S.Kep ,NS selaku wakil rektor II,Mira Indrayani SST,MKM selaku
wakil rektor III Universitas Imelda Medan
4. Terry noviar Panggabean, S,Kom.M,Kom selaku Ka.Prodi D IV Manajemen
Informasi Kesehatan Imelda
5. Puput Melati Hutauruk ,S.KM,M,KM selaku sekretaris Prodi D IV
Manajemen Informasi Kesehatan Imelda
6 . Yeyi Gusla Nengsih ,S.Kom.M,Kom selaku koordinasi PKL
7. Ali Sabela Hasibuan ,S.Kep ,Ns ,M.Kep selaku dosen pembingbing
8. Wahyudin Panjaitam ,Amd ,RMIK selaku CI PKL di RSU Universitas
Pekerja Imelda Medan .
9. Direktur dari seluruh staf RSU Universitas Pekerja Imelda Medan,terutama
kepala instalansi rekam medis dan seluruh staf pagawai di bagian rekam medis
10. Seluruh teman teman satu Kelompok yang telah mau berpartisipasi dan
memberikan pendapat.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan banyak terdapat
kesalahan dan kami menerima kritikan dan saran dari para pembaca.
Medan, Februari 2022
Penulis
Kelompok 6
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Laporan PKL 1......................................................................... 2
1.3 Manfaat Laporan PKL 1....................................................................... 2
4
4.1 Hasil...................................................................................................... 13
4.1.1 Identitas pasien............................................................................... 13
4.1.2 Riwayat klinis................................................................................. 13
4.1.2.1 Riwayat kesehatan Masa lalu...................................................... 20
4.1.2.2 Riwayat kesehatan saat ini............................................................. 21
4.2.Pembahasan....................................................................................... 21
4.2.1 Catatan perkembangan pasien........................................................ 22
4.2.3 Klasifikasi dan kodefikasi penyakit berdasarkan ICD 10 Dan ICD 9
CM..................................................................................................................24
4.2.3.1 Klasifikasi dan kodefikasi penyakit pada icd 10
4.2.3.2 Klasifikasi kode penyakit pada ICD 9 CM
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
BAB 1
PENDAHULUAN
8
Berdasarkan laporan WHO (2008) Penyakit jantung menjadi penyebab
utama kematian di negara – negara Asia pada tahun 2010. Untuk wilayah Asia
Tenggara ditemukan 3,5 juta kematian penyakit kardiovaskuler, 52% diantaranya
disebabkan oleh penyakit infark miokard (Indrawati, 2012). Di negara
berkembang seperti Indonesia tingkat kejadian terus meningkat setiap tahun.
Hasil survei dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) menunjukkan
prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dan gejala adalah sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340
orang. Angka penyakit jantung koroner di wilayah Sumatera Barat mendekati
prevalensi Nasional, yaitu mencapai 1,2%.
Diantara penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner merupakan
penyebab utama kematian, kecacatan, penderitaan dan kerugian materi, serta
menyebabkan keterbatasan fisik dan sosial yang memerlukan penataan
kehidupan pasen, komplikasi – komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit
jantung koroner tidak hanya masalah bagi pasien tapi juga pada keluarga. Jika
pasien bertahan dalam serangan pertama, masalah berikutnya kemungkinan
peningkatan serangan akan lebih besar lagi. Oleh karena itu perlu dilakukan
pencegahan agar tidak terjadi serangan berulang dan terjadi komplikasi, proses
penyembuhan bisa lebih cepat lagi dan meningkatkan kualitas hidup, pencegahan
dilakukan dalam bentuk pencegahan sekunder (Vandanjani, 2013).
Menurut WHO (2007) upaya pencegahan sekunder PJK terdiri dari
perubahan gaya hidup dan medikamentosa. Perubahan gaya hidup meliputi
penghentian merokok, perubahan pola makan, pengontrolan berat badan,
aktivitas fisik, dan kurangi konsumsi minuman beralkohol. Tindakan
medikamentosa terdiri dari pemberian obat antihipertensi, obat menurunkan
kadar kolesterol, antiplatelet / antikoagulan, beta bloker, obat menurunkan gula
darah. Untuk itu pencegahan sekunder sangat diperlukan walaupun pasien telah
mendapat penanganan medis terlebih dahulu.
Rekomendasi WHO (2007) mengenai tindakan pencegahan sekunder PJK
menjadi acuan dalam penanganan pasien PJK rawat jalan, khususnya yang
melakukan kontrol berkala. Mereka tidak saja mendapatkan terapi obat – obatan
yang harus teratur mereka konsumsi, tetapi juga dianjurkan untuk melakukan
9
tindakan pengaturan gaya hidup secara mandiri yang bertujuan untuk
meminimalisir faktor resiko yang ada pada pasien. Pasien yang perokok aktif
disarankan untuk berhenti, pasien yang obesitas dan kelebihan berat
10
1.2 Tujuan Laporan PKL 1
Dari uraian rumus masalah di atas ,adapun tujuan penulisan adalah “ Untuk
mengetahui aturan dan tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan pada penyakit
Jantung kroner di RSU Imelda Pekerja Indonesia
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
2.2 Anatomi Penyakit Jantung Koroner
13
2.3 Etiologi Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama
kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat,
perkapuran, pembekuan darah yang semuanya akan mempersempit atau
menyumbat pembuluh darah tersebut.Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di
daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan
berbagai akibat yang cukup serius dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai
Infark Jantung, yang dalam masyarakat dikenal dengan serangan jantung yang
dapat menyebabkan kematian mendadak.
Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian
darah. Setelah itu terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam
darah sehingga menghalangi aliran darah dan terjadi atherosklerosis. Manifestasi
klinik dari penyakit jantung koroner adalah: Tanpa gejala, Angina pectoris,
Infark miokard akut, Aritmia, Payah jantung, Kematian mendadak (Soeharto,
2014).
Etiologi PJK menurut Brunner & Sudarth (2001) adalah multifaktor, yaitu
sebagai berikut :
1. Kolesterol LDL yang bertumpuk dan menyumbat aliran darah.
2. Kebiasaan merokok atau kurangolahraga.
3. Kelainan metabolisme lipid.
4. Koagulasi darah dan keadaan biofisika dan biokimia dindingarteri.
5. Ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan
suplainya yang terjadi karena:
a. Penyempitan artericoroner.
b. Penurunan alirandarah.
c. Peningkatan kebutuhan oksigenmiokardium.
d. Spasme pada arterikoroner.
14
2.4 Patofisiologi
Etiologi
(Aterosklerosis pembuluh
Timbul endapan koroner)
lemak dalam
tunika Penimbunan lipid dan
jaringan fibrosa dalam
arteri koroner
Regresi sebagian
Lumen pembuluh
dan sebagian
darah menyempit
berkembang
menjadi plak fibrosa
Resistensi terhadap aliran
Ateroma darah meningkat
(kompleks
aterosklerosis)
Penurunan pembuluh
darah vaskuler untuk
melebar
Perdarahan
Kalsifikasi Resiko Penurunan
Trombosis Ketidak seimbangan antara Cardiac Output
suplai dan kebutuhan O2 ke Gangguan Pertukaran
miokardium Gas
Nyeri dada (angina)
Infark Miokardium
15
2.5 Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddarth (2002), ada tujuh manifestasi dari PJK yaitu
sebgai berikut :
1. Anginapectoris
Adalah nyeri dada yang hilang timbul, yang biasa terjadi saat aktifitas dan
saat mengalami stress namun tidak disertai kerusakan ireversibel sel-sel
jantung.
2. Perubahan pola EKG
3. Aneurismaventrikel
4. Disaritmia
5. Keringat dingin, denyut nadi cepat
6. Sesak nafas
7. Kematian mendadak
16
2.5.1 Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
2. Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan fisik jantung untuk menilai kinerja dan kondisi
jantung, serta mendeteksi kemungkinan dan kelainan pada jantung.Pemeriksaan
ini dilakukan dengan memeriksa detak jantung di permukaan dinding dada.Palpasi
17
juga dapat dilakukan untuk menilai apakah pembengkakan di tungkai diakibatkan
oleh penumpukan cairan atau bukan.
3. Perkusi
4. Auskultasi
Auskultasi juga dapat menilai perubahan suara napas di paru-paru, apabila terjadi
penimbunan cairan akibat gangguan jantung.Dari empat komponen pemeriksaan
tersebut, dokter dapat menentukan apakah Anda memiliki gejala penyakit jantung
atau tidak.
Elektrokardiogram (EKG)
18
Ekokardiogram
MRI atau CT Scan
Tesdarah
Rontgen
Angiografi coroner
Dokter akan menentukan jenis pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan sesuai
hasil pemeriksaan fisik jantung dan gangguan yang dicurigai. Jika dianggap perlu,
dokter mungkin akan merujuk Anda pada dokter spesialis jantung dan pembuluh
darah agar Anda bias mendapatkan penanganan yang tepat dan lebih spesifik.
Bagi Anda yang memiliki riwaya tata ufak torrisiko penyakit jantung sebaiknya
mulai menjalani gaya hidup sehat. Gaya hidup tersebut dapat dilakukan dengan
berhenti merokok, menerapkan pola makan sehat, menjaga berat badan yang
seimbang, berolahraga secara teratur, menjaga tekanan darah, dan mengelola
stress dengan baik.
19
2.5.2 Pencegahan Jantung Kroner
Dalam hal ini natrium sangat berperan dalam peningkatan tekanan darah tinggi
dan kelebihan kolesterol akan mengendap dalam pembuluh darah arteri yang
menyebabkan penyempitan dan pengerasan yaitu atherosclerosis (Soeharto,
2001).
2.Olahraga secara teratur
Aktifitas fisik yang baik ditambah lagi olahraga yang teratur memungkinkan
obesitas dapat terhindar sehingga akan mengurangi kelebihan energi dan
mengurangi peningkatan risiko penyakit jantung atau penderita gagal jantung
(Soeharto, 2001).
3.Menghindari obesitas
Seseorang dapat menghindari obesitas dengan selalu melakukan, baik itu di jalan
atau di tempat lain. Adanya kelebihan lemak dalam tubuh akan menjadi
penghalang bagi gerakan tubuh, karena itu penderita obesitas akan selalu terlihat
lamban melakukan gerakan. Akibat gerakan yang lamban itu, penderita obesitas
lebih cenderung mengalami kecelakaan, baik di rumah maupun di jalan atau di
tempat lain. Kelebihan berat badan ini akan memaksa jantung bekerja lebih
keras. Adanya beban ekstra bagi jantung tersebut, ditambah dengan adanya
kecenderungan terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri koroner, cenderung
mendorong terjadinya kegagalan jantung (Soeharto, 2001).
4.Mengurangi stress
Orang yang biasanya mengalami emosi negative yang kuat, khususnya merah,
memiliki kemungkinan jauh lebih tinggi mendapat serangan jantung daripada
mereka yang realiktik, optimistik dan bahagia. Oleh karena itu, praktik yang
membantu menenagkan kemarahan dan emosi yang kuat lainnya dapat
membantu mencegah serangan jantung. Teknik-teknik seperti meditasi, pelatihan
pengelolaan kemarahan, yoga, tai chi, dan olahraga bermanfaat dalam
20
pembelajaran untuk mencegah emosi yang negative (Chung,2010).
5.Tidak merokok atau berhenti merokok
Merokok satu pak perhari, orang akan memiliki resiko serangan jantung lebih
tinggi dua kali dari mereka yang tidak merokok. Selain itu, jika orang merokok
sekaligus menderita serangan jantung, maka orang tersebut kurang mungkin
bertahan hidup dibanding para non smoker. Jika orang terus menerus setelah
mendapat serangan jantung pertama, kesempatan orang untuk mendapat serangan
kedua akan meningkat tajam. Maka seseorang dengan faktor resiko koroner
dianjurkan berhenti merokok atau bahkan dianjurkan untuk tidak merokok. Lagi
pula, merokok itu meningkat risiko serangan jantung tiba-tiba dan juga
kesempatan penyumbatan kembali arteri koroner (Chung, 2010).
21
Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala, pasien akan disarankan
untuk menjalani operasi. Operasi juga dilakukan bila penyempitan pada pembuluh
darah disebabkan oleh penumpukan ateroma.
22
prosedur bukan bedah/operasi dibatasi pada bagian 87-99.
Struktur klasifikasi berdasarkan anatomi dengan kode berupa numeric
Langkah langkah koding menggunakan ICD 9
1. Identifikasi tipe pernyataan prosedur/tindakan yang akan dikode dan lihat
dibuku ICD 9 Alfabetical index
2. tentukan leater muntuk prosedur/tindakan
3. baca dan ikuti semua catatan atau petunjuk dibawah kata kunci
4. baca setiap catatan dalam tanda kurung setelah kunci (penjelasan ini tidak
memengaruhi kode ) dan penjelasan identasi dibawah lead term (penjelasan ini
mempengaruhi kode) sampai semua kata dalam diagnosis tercantum
5. ikuti setiap petunjuk rujukan silang (see dan see al so ) yang ditemukan
dalam index
6. cek ketetapan kode yang telah dipilih pada tabularis
7 .baca setiap inclusion atau exclusion dibawah kode yang dipilih atau dibawah
baba tau dibawah blok atau dibawah judul kategori .tentukan kode (permenkes
RI,2014:29)
23
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat Dan Waktu
3.1.1 Tempat PKL 1
Pelaksanaan PKL ini dilakukan di RSU Imelda Pekerja Indonesia,di Bilal
No.24 Pulo Brayan Darat I Medan,Provinsi Sumatera Utara.tempatnya ada di
beberapa tempat ,Yakni :
1.Ruang Penyimpanan
2.Ruang Assembling
3.Ruang Pendaftaran
a) Pendaftaran Rawat Jalan
b) Pendaftaran Rawat Inap dan menggunakan BPJS
c) Pendaftaran Pasien baru
4.Ruang BPJS
5.Ruang SIRS
6.Ruang Rekam Medis
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
4.1.1 Identitas Pasien
No .RM :xx.xx.98
Nama Pasien :Ny.R
Tgl.Lahir/Umur/J.Kelamin :31-121967/53Tahun/Perempuan
Pekerjaan : Ibu Ruma tangga
Status Perkawinan :Kawin
Alamat :jl.Bilal gg.sawo no 05
Telp .hp :08xxxxxxxxxx
Tanggal masuk :02-02-2022
Jam tiba di RS :20.40 Wib
Suku/Bahasa/Agama :Jawa/Indonesia/Islam
Nama Dokter Merawat :dr.xx
25
Terapi:
- furosemide 10mg/ml
- Nacl 0,9%
- Ntg 10mg
- Spinorolakton 1x25mg
- novaravid
TINDAKAN:
Pemeriksaan Laboratorium
Foto Thorax
26
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
02/02/2021 21:52:01
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
JENIS HASIL UNIT/SATUAN ANGKA METODE
PEMERIKSAAN NORMAL
HEMATOLOGI
DARAH
LENGKAP
HEMOGLOBIN 8.1 g/dl P:13-18 Canggih
W:12-16
LEUKOSIT 8.0 10*3/ul 4-11
JUMLAH 294.000 /mm3 140.000-
TROMBOSIT 450.000
HEMATOKRIT 25.0 % P:42-56
W:36-47
ERITROSIT 3.94 JUTA/mm3 P:4.50-
4.60
W:4.10-
5,10
MCV 63.4 Um3 81-99
MCH 20.5 Pgr 27,0-31,0
MCHC 32.3 g/dl 32.0-36.0
RDW 17.1 % 11,5-15.0
PDW 11.2 % 10,0-18,0
MPV 8,3 Um3 6,5-11,0
PCT 0.24 % 0,100-
0,500
Hitung jenis
leukosit
EOSINOFIL 1.9 % 1-3
BASOFIL 0 % 0-1
27
NETROFIL{abs 5.7 10*3/Ul 1,56-6,13
}
NEUTROFIL 71,0 % 50-70
LIMFOSIT 21.1 % 20-40
MONOSIT 6.0 % 2-8
LIMFOSIT(abs) 1.7 10*3/uL 1,8-3,74
TES GULA
DARAH
GLUKOSA Ad 365 Mg/dl <200
RANDOM
FAAL GINJAL
UREUM/UREA- 39 Mg/dl 13-50
N
CREATININ 0,50 Mg/dl P:0,7-1,4
W:0,6-1,1
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT
LENGKAP
NATRIUM 134 MmoL/L 135-150 ISE
KALIUM 3.0 Mmol/L 3.6-5,5
CHLORIDA 96 Mmol/L 96-108
BAGIAN RADIOLOGI
Bersama hasil pemeriksaan Radiologi tanggal 02/02/2021, a/n:
Reff.No :0524.01.21.Rad
Nama : Ny.R
No.Medical : 00197098
Tgl.Lahir : 31/12/1967
Data Klinis : Dyspnea + susp CHF
28
RADIOLOGI REPORT
THORAX (PA)
Keterangan : Cor : Ukuran Normal
Sinus dan diafragma normal
Trachea tampak Simetris
Paru: Tampak Pebercakan pada perihiler kanan
Tidak tampak effusi pleura
Corokan broncho vasculer bertambah
Kesimpulan : Pneumonia
Sumber : Berkas rekam medis Ny.R
2. Pasien Ny.R pada tanggal 3 februari 2021 pukul 10:00 di ruang anggrek
mengeluh sesak nafas,bengkak pada kedua tungkai mulai berkurang
- TD :140/90mmhg
- HR :80x/i
- RR :24x/i
- TEMP :36,5C
TERAPI:
1.Ramipril 1x10 mg
2.Furosemid 10mg/8 jam
3.Atorvastatin 1x40mg
4.Cpg 1x1
5.Concor 2,5mg
6.Levemir 10mg ( malam)
7.Novoravid 3x8 unit
8.Dulcolax sup extra
TINDAKAN:
Echocardiography
Pemeriksaan urine
29
ECHOCARDIOGRPHY REPORT
KESAN:
Fungsi sistolik Lift Ventrikel baik EF 60%
Fungsi Diastolik Lift Ventrikel Terganggu E/ACL
Dimensi: LVH Konsentrik
Katub MR baik
Ventrikel RV baik
KESIMPULAN :
CHF
PJK
HASIL PEMERIKSAAN URINE TANGGAL 3/2/2021
Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan Urine
ANALISA HASIL UNIT/ ANGKA METODE
URINE SATUAN NORMAL
URINE
RUTINE
WARNA KUNIN KUNING
G JERNIH
JERNIH
PH 6.0 5-7
BERAT 1.015 1,005-1,030
JENIS(Bj)
EDUKASI Negatif Negatif
NITRIT Negatif Negatif
PROTEIN Negatif Negatif
UROBILIN Negatif Negatif
OGEN
BIILIRUBI Negatif Negatif
N
DARAH Negatif Negatif
LEUKOSIT (++) Negatif
30
Positif
KETON Negatif Negatif
SEDIMEN:
LEUKOSIT 20-25 <6
ERITROSI 1-2 <3
T
EPHITEL 5-6
CRYSTAL -
31
EPHITEL 5-6
CRYSTAL -
32
5.OMZ /1jam
6.KSR 2x1
TINDAKAN:
Rencana dirujuk ke Rs Murni Teguh untuk tindakan kateterisasi
33
Gambar 4.1 sumber ICD 9
34
Kita pastikan lagi volume 1 abjad I apakah benar kode I25.1 Adalah
Cronic ischeamic heart disease ,unspecified
2. ANEMIA
Langkah langkah mencari ICD 10
a. Cari penyakit Anemia pada volume 3 ICD 10,Sesuaikan dengan huruf
pertama abjad A dan seterusnya
b. Setelah mengetahui kodenya selanjutnya dilanjutkan pada ICD10
volume 1
c. ICD volume 1 berguna untuk memastikan apakah kode yang digunakan
benar
d. untuk ICD10 Anemia adalah D64.9
35
3.DIABETES MELITUS TYPE II
Langkah langkah mencari ICD 10
a. Cari penyakit Anemia pada volume 3 ICD 10,Sesuaikan dengan huruf
pertama abjad D dan seterusnya
b. Setelah mengetahui kodenya selanjutnya dilanjutkan pada ICD10
volume 1
c. ICD volume 1 berguna untuk memastikan apakah kode yang digunakan
benar
d. untuk ICD10 Diabetes mellitus type II adalah
4.HYPOKALAEMIA
36
5.PNEUMONIA
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pasien Ny.R dengan diagnose
Chronic ischeamic heart dapat disimpulkan:
1. Ny.R berumur 53 tahun dirawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia
dengan diagnosis chronic ischeamic heart . Adapun keluhan pasien
adalah sesak nafas,nyeri ulu hati,sulit tidur akibat sesak. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan lab laboratorium
dan radiologi. Pemeriksaan meliputi Hematolog(hemoglobin,jumlah
trombosit,hematokrit,eritrosit,MCV,MCH,MCHC,RDW,PDW,MPV,PCT
) Pemeriksaan Tes Gula Darah(glukosa ad random),Pemeriksaan Faal
Ginjal (ureum/urea-n,creatinin),Pemeriksaan Elektrolit Lengkap
(natrium,kalium,chlorida)
2. Klasifikasi kodefikasi penyakit Chronic ischeamic heart ICD 10 volume
3 pada abjad I dengan kode I25.9. Sedangkan kode tindakan pada ICD 9
CM seperti echo kardiogram dengan kode 88.72
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa prodi DIV Manajemen Informasi
Kesehatan lebih aktif dan rajin lagi untuk meningkatkan pengetahuan dalam
menggunakan ICD10 (Volume 1 dan 3) Serta ICD 9 CM untuk mengkoding
berbagai penyakit serta tindakan dalam dunia medis
2.Bagi Petugas Rumah Sakit
Disarankan kepada petugas medis yang berhubungan dalam pengisian
status pasien agar mengisi status dengan tulisan yang jelas sehingga
mempermudah pekerjaan petugas rekam medis di unit rekam medis dan
informasi kesehatan sehingga informasi yang di dapat akurat.
38
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson, Phillip I., and Ward, Jeremy PT., 2010, At a Glance Sistem
Kardiovaskular 3th Penerbit Erlangga, Jakarta.
Alwi, Idrus., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat ,Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Anief, M., 1997,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Republik Indonesia, 2000, Informatorium
Bresler, Michael Jay, and Sternbach, George L., 2007, Manual Kedokteran
Darurat
Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Brown, C. T., 2006, Penyakit Aterosklerotik Koroner, dalam Price, S.A. dan
Wilson, L.M., Patofisiologi Konsep-konsep Proses Penyakit, Volume 2,
Edisi 6, 579-585, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
World Health Organization ,2016,ICD-10 Volume 3,Edisi Kedua.Geneva:WHO
World Health Organization ,2016,ICD-10 Volume 1,Edisi Kedua.Geneva:WHO
World Health Organization ,2016,ICD-10 Volume 2,Edisi Kedua.Geneva:WHO
World Health Organization ,2016,ICD-9 ,Edisi Kedua.Geneva:WHO