MK. PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN
PRODI S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI
SKOR NILAI :
Disusun oleh :
Nim : 4213141018
JURUSAN BIOLOGI
APRIL, 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih karunia- Nya yang selalu menyertai sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Critical Journal Review dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas dari Kewirausahaan.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan Critical Journal Review ini tidak
terlepas dari berbagai kesulitan dalam proses penyelesaian. Namun, berkat
bantuan Tuhan Yang Maha Pengasih yang selalu menuntun langkah saya dan
atas seluruh pihak serta usaha maksimal dari saya akhirnya tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Semoga hasil laporan CJR ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Saya mohon maaf jika ada penulisan kata atau kalimat yang tidak
sesuai. Saya juga mengharapkan kritik dan saran atau masukan dari semua pihak.
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Identitas Jurnal Yang Direview
A. Jurnal Utama
1. Judul Artikel : Pentingnya Technopreunership Dalam Dunia Pendidikan
2. Nama Journal : Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi
3. Penerbit : Prospek
4. Edisi Terbit : Vol. 1, No.1, 30 April 2020
5. Pengarang/Editor : Betanika Nila Nirbita
6. Kota Terbit : Tasikmalaya
7. Nomor ISSN : 2772-1024
8. Alamat Situs : https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/prospek/article/view/1627
B. Jurnal Pembanding
1. Judul Artikel : Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
2. Nama Journal : Jurnal Pendidikan
3. Edisi Terbit : Vol. 4, No. 1, 2023
4. Penerbit : Asatiza
5. Pengarang/Editor : Padrie Payung Siregar, Regina Julmasita, Syahla Ananda,
Nurbaiti
6. Nomor ISSN : 2721-0723
7. Alamat Situs : https://ejournal.stai-tbh.ac.id/asatiza/article/view/805
2
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
2.1 Pendahuluan
Mata kuliah kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ada pada
perguruan tinggi saat ini. Mata kuliah ini diwajibkan oleh pemerintah sebagai salah satu
upaya untuk menarik lulusan untuk menciptakan pekerjaannya sendiri daripada menjadi
pencari kerja. Berdasarkan data BPS pada bulan Agustus 2019 menunjukkan bahwa
Indonesia saat ini menghadapi persoalan tertinggi dalam pengangguran terdidik dari rentang
lulusan S1-S3 yang mencapai 737.000 orang, jika dalam bentuk presentase maka jumlah
angka pengangguran ini 5,67% dan angka ini berada di atas angka pengangguran nasional
yaitu 5,28%. Hal inilah yang memicu pentingnya technopreneur dalam dunia pendidikan
tinggi.
Technopreneur merupakan salah satu bagian dari peningkatan kualifikasi perguruan
tinggi yang mengacu pada konsep HELTS (Higher Education Long Term Strategy) dengan
tiga segitiga tujuan srategis yang akan dicapai yaitu Otonomi dan Kesehatan Organisasi
untuk meningkatkan daya saing. Otonomi merupakan kemampuan Perguruan Tinggi untuk
mandiri dalam menyokong kegiatannya. Apabila Perguruan Tinggi dituntut mandiri, maka
seharusnya lulusannya sebagai output dari institusi yang mandiri juga harus mampu mandiri.
Pilihan yang tepat untuk otonom, baik bagi institusi maupun output lulusannya, adalah
dengan mengembangkan pendidikan technopreneur. Technopreneurship ini sangat tepat
dilakukan oleh perguruan tinggi dikarenakan technopreneur ini sangat berbeda dengan
entrepreneur yang dapat kita pelajari secara instan. Webster Technology Dictionary (2005)
membedakan definisi technopreneur dengan entrepreneur. Perbedaan yang mendasar antara
technopreneur dengan entrepreneur adalah dalam hal penggunaan teknologi tinggi. Bila
enterpreneur didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan, memanajemen, dan
mengambil resiko dari suatu bisnis atau suatu perusahaan, maka technopreneur didefinisikan
sebagai seorang entrepreneur yang dalam bisnisnya melibatkan teknologi tinggi.
Penggunaan teknologi tinggi yang berbasis riset inilah yang menjadi keunggulan Perguruan
Tinggi untuk mengembangkan technopreneurship. Perguruan Tinggi harus mampu
mendesain intelektual outputnya (IO) menjadi relevan dengan kebutuhan komersial.
Implikasi dari hal ini adalah bahwa Riset di Perguruan Tinggi yang biasanya berorientasi
pada pengembangan keilmuan haruslah mengarah pada riset terapan yang menarik bagi
3
kalangan industri. Untuk itulah jika technopreneur ini dilakukan maka dibutuhkan
keseimbangan dalam pengajaran, penelitian, maupun komersialisasinya. Dari sisi
pengajaran, technopreneur akan dikembangkan melalui kurikulum dan materi sedangkan
dari penelitian maka anggaran riset internal akan lebih banyak dialokasikan untuk
menambah anggaran riset eksternal dari pihak yang membutuhkan hasil riset terapan. Bila
kondisi tersebut dapat dicapai, maka diharapkan akan terjadi penciptaan kultur
technopreneurship.
Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi memiliki peran yang penting dalam
mengembangkan potensi dan minat wirausaha. Kajian ini bertujuan membahas pentingnya
pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi melalui beberapa aspek kunci. Desain kajian
kualitatif dengan pendekatan studi literatur dipilih sebagai model kajian, sedangkan metode
analisa menggunakan content analysis. Hasil analisa kajian menujukan bahwa pendidikan
kewirausahaan berguna untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk memulai dan mengelola bisnis; membantu menciptakan lapangan
kerja dengan mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha dan menciptakan peluang
kerja; merangsang inovasi dengan mengajarkan mahasiswa untuk berpikir kreatif;
mengidentifikasi peluang bisnis, dan mengembangkan ide-ide baru. Dalam rangka
mengoptimalkan manfaat pendidikan kewirausahaan, perguruan tinggi perlu mengatasi
tantangan seperti desain kurikulum yang relevan, keterbatasan sumber daya, kolaborasi
dengan dunia usaha, pengembangan keterampilan praktis, dan respons terhadap perubahan
tren bisnis.
2.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan penelitia kuaitatif
dengan mencari sumber teori dan referensi yang relevan dengan permasalahan yang
ditemukan. Sumber teori dan referensi yang relevan dapat dicari melalui berbagai sumber
tertulis baik itu berupa buku-buku, artikel, jurnal, atau dokumen-dokumen yang relevan
dengan permasalahan yang dikaji, sehingga dapat memperkuat argumentasi yang ada.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
inovatif, dinamis, berani berbeda serta mengambil jalur yang belum dieksplorasi dan sangat
bersemangat dengan pekerjaannya.
6
pendidikan kewirausahaan, individu dapat menjadi motor penggerak perekonomian melalui
inovasi, ekspansi bisnis, dan penciptaan nilai tambah.
Berdasarkan paparan sebelumnya, pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi
memiliki peran penting dalam membekali mahasiswa dengan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang dibutuhkan untuk menjadi wirausaha yang sukses. Namun, implementasi
mata kuliah pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi juga dihadapkan pada berbagai
tantangan. Dalam kajian ini, akan dibahas beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh
perguruan tinggi dalam menyelenggarakan mata kuliah pendidikan kewirausahaan.
Perguruan tinggi perlu memastikan bahwa kurikulum mencakup berbagai aspek penting
dalam kewirausahaan, seperti pemahaman dasar bisnis, analisis pasar, perencanaan strategis,
manajemen keuangan, pemasaran, inovasi, dan pengembangan bisnis.
Menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan tren dan tantangan di dunia nyata juga
menjadi kebutuhan yang penting. Keterbatasan sumber daya ini dapat mempengaruhi
kemampuan perguruan tinggi dalam menyediakan pengalaman belajar yang memadai bagi
mahasiswa. Perguruan tinggi perlu menjalin kemitraan dengan perusahaan, wirausahawan,
atau lembaga terkait lainnya untuk menyediakan kesempatan magang, proyek kolaboratif,
atau mentoring bagi mahasiswa. Namun, terkadang terdapat kesenjangan antara dunia
akademik dan dunia bisnis, sehingga diperlukan upaya aktif untuk membangun jembatan
kolaborasi yang saling menguntungkan. Tantangan bagi perguruan tinggi adalah tetap
relevan dan responsif terhadap perubahan tren bisnis yang terjadi.
7
Pada jurnal pembanding pembahasannya cukup kompleks. Dimana hasil analisis dan
sistematisasi publikasi pada jurnal pembanding tentang perilaku kompetitif usaha kecil
dalam ekonomi inovasi. Dan saran yang diberikan dalam artikel ini adalah dasar dari model
pengaruh penulis yang dibuat oleh solusi inovatif pada kinerja bisnis kecil yang
menggunakan imitasi dengan berbagai tingkat kreativitas.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kedua jurnal juga memberikan masukan atau kontrinuso terhadap mata kuliah
Kewirausahaan dimana jurnal ini banyak menjelaskan kiat kiat dalam meningkatkan daya
saing dalam berwirausaha. Misalnya bagaimana meningkatkan manajemen kualitas terhadap
suatu usaha disuatu daerah dan bagaimana menganalisis persaingan dalam bentuk inovasi
bagi suatu perusahaan.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat menjadi refrensi atau rujukan
bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil analisa atau review jurnal ini dapat menjadi penilaian
untuk menciptakan artikel yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk
memahaminya. Saran dan kritik juga kami harapkan dari para pembaca guna mencapai
kesempurnaan dalam makalah critical joural review ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10