Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JURNAL REVIEW

MK : INTERAKSI MAKHLUK
HIDUP

PRODI S1 PENDIDIKAN IPA

Skor Nilai:

1. Analisis Keanekaragaman dan Kelimpahan Relatif Algae Mikroskopis di Berbagai


Ekosistem Pada Kawasan IntertidalPulau Menjangan Bali Barat
2. Meningkatkan Pemahaman dan Hail Belajar Siswa kelas VII C SMP Negeri 2
Jombang PadaMateri Ekosistem Melalui Pendekatan Lingkungan Sekolah

NAMA MAHASISWA : FENY MAYLANI

NIM : ( 4191151020)

DOSEN PENGAMPU : Dr. WIDYA ARNITA, S.Pd.,M.Pd.

MATA KULIAH : INTERAKSI MAKHLUK HIDUP

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
saya rahmat kesehatan dan kesempatan sehingga saya bisa menyusun atau menyelesaikan
tugas CJR ( Critical Jurnal Review). Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana
sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas CJR pada mata kuliah “ Interaksi Makhluk HIdup”.

Dalam penyusunan tugas ini banyak kesahalahan dan kekurangan, oleh karena itu
kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Dan dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan secara khusus saya berterimakasih kepada Ibu dosen pengampu “ Dr. Widya
Arnita S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Interaksi Makhluk hidup karena
telah memberikan bimbingannya kepada saya untuk menyelesaikan tugas CJR ini hingga
selesai.

Medan, Oktober 2020

Feny Maylani
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang................................................................................ 1

B.Tujuan............................................................................................ 1

C.Manfaat…………………………………………………………… 1

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL

A. Identitas Jurnal ………………............................................................... 2


B. Ringkasan isi Jurnal………………………………………................... 3

BAB III KEUNGGULAN JURNAL

A.Kegayutan antar elemen.............................................................................7

B.Originalitas temuan………………………………………………………...7

C.Kemuthakiran Masalah………………………………………………….…7

D.Kohesi dan Koherensi isi penelitian………………………………………7

BAB IV KELEMAHAN ISI BUKU

A.Kegayutan antar elemen............................................................................8

B.Originalitas temuan………………………………………………………....8

C.Kemuthakiran Masalah…………………………………………………...…8

D.Kohesi dan Koherensi isi penelitian………………………………………..8

BAB V IMPLIKASI

A.Teori.........................................................................................................9

B.Program pembangunan di Indonesia.......................................................... ..9

C.Pembahasan dan Analisis.........................................................................9

BAB VI PENUTUP

A.Kesimpulan............................................................................................. 13

B.Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya (Resosoedarmo dkk, 1985:1). Berasal dari kata
Yunani oikos "habitat" dan logos " ilmu ". Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Hutagalung RA,
2010). Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
     Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang
meliputi
      individu, populasi, komunitas dan biosfer.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa jenis-jenis ekosistem?
3. Apa saja satuan makhluk hidup penyusun ekosistem
C. TUJUAN
1. Mengetahui penjelasan dari Ekosistem.
2. Memahami jenis jenis ekosistem
3. Mengetahui apa saja satuan makhluk hidup penyusun ekosistem
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal
 Jurnal 1 (Jurnal Utama)

Judul Analisis Keanekaragaman dan Kelimpahan Relatif


Algae Mikrokopis di Berbagai Ekosistem Pada
Kawasan Intertidal Pulau Menjangan Bali Barat
Nama Jurnal Jurnal Sains dan teknologi
Pengarang Gade Ari Yudasmara
Kota terbit Bali
Tahun terbit 2015
ISBN 2303-3142

 Jurnal 2 (Jurnal Pembanding )

Judul Meningkatan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa


Kelas VII CSMP Negeri 2 Jombang Pada Materi
Ekosistem Melalui Pendekatan Lingkungan Sekolah
Nama Jurnal Jurnal Pembelajaran Fisika
Pengarang Suskaromah
Tahun Terbit 2017
Kota terbit Jombang
ISBN -
B.Ringkasan Isi Jurnal

Jurnal 1
Zona intertidal merupakan zona yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan
luas area yang sempit antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah. Pada zona ini
terdapat variasi factor lingkungan yang cukup besar seperti fluktuasi suhu, salinitas,
kecerahandan lain – lain. Variasi ini dapat terjadi pada daerah yang hanya berjarak sangat
dekat saja misalnya beberapa cm. Zona ini dihuni oleh organisme yang keseluruhannya
merupakan organisme bahari, salah satunya adalah algae mikroskopis atau lebih dikenal
dengan sebutan Fitoplankton.Fitoplankton memiliki peranan yang paling penting karena
berperan sebagaiorganismeautotrofyaitu organisme yang mampu menghasilkan makanan
sendiri. Kemampuan ini disebabkan oleh kandungan klorofil pada fitoplankton, sehingga
dengan bantuan cahaya matahari fitoplankton mampu melakukan proses fotosintesis di dalam
tubuhnya. Dengan kata lain fitoplankton berperan sebagai produsen bagi konsumen yang
hidup di lautan dan sangat erat kaitannya dengan rantai makanan. Secara garis besar
fitoplankton dapat dibagi ke dalam empat golongan yaitu Diatom, Dinoflagelata,
Trichodesmium dan Kokolitoforid. Diatom merupakan golongan terpenting yang
mendominasi fitoplankton dan paling banyak ditemukan di laut terutama pada lokasi yang
melimpah akan nutrisi.
Diatom digolongkan ke dalam kelas Bacillariophyceae, dapat hidup sebagai sel
tunggal ataupun berkoloni dengan kemampuan bereproduksi secara seksual maupun
aseksual.Golongan satu ini memiliki banyak sekali julukan karena merupakan produsen
primer yang sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup biota laut lainnya, salah
satunya adalah “jewel of the sea”.Julukan ini diberikan berdasarkan struktur morfologi dari
diatom yakni mengandung silika (struktur utama yang menyusun kaca), dengan berbagai
variasi bentuk yang indah.Struktur khas inilah yang membedakan diatom dengan golongan
fitoplankton lainnya.Dinoflagelata digolongkan ke dalam kelas Dinophyceae, merupakan
golongan fitoplankton yang umum ditemukan di laut setelah golongan diatom. Dinoflagelata
bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan sel. Dinding selnya tersusun atas selulosa
yang tebal dan kuat sebagai perlindungan sel terhadap lingkungan ISSN: 2303-3142 Vol. 4,
No. 1, April 2015 Jurnal Sains dan Teknologi|505 luar. Terdapat ciri khusus pada golongan
ini karena memiliki alat gerak berupa bulu cambuk atau flagella dan kandungan pigmen
dalam selnya yang sangat spesifik.Selain mengandung klorofil-a dan klorofil-c, juga terdapat
pigmen β carotene dan xanthophylls sehingga memberikan warna coklat
kekuningan.Golongan ketiga yang banyak dijumpai di lautan adalah Trichodesmium. Nama
Trichodesmium berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘tricho’ = rambut dan “desmus” = jalinan.
Golongan ini termasuk ke dalam Divisi Cyanobacteria (memiliki kekerabatan dekat dengan
bakteri). Sel-selnya tidak memiliki inti sel yang jelas, dan biasanya hidup dengan cara
membentuk rantai berupa filament yang mengelompok dalam agregat koloni berbentuk
seperti jalinan rambut. Golongan keempat dari fitoplankton yang umumnya dijumpai adalah
Kokolitoforid, yang tergolong dalamkelas Prymnesiophyceae atau Haptophyceae.Warna
tubuhnya coklat keemasan dan hidup secara uniselular. Golongan ini memiliki kemampuan
untukberfotosintesis dan warna coklat keemasan pada tubuhnya disebabkan oleh kandungan
pigmen βcarotene,fucoxanthin, diadinoxanthin dan diatoxanthine. Ciri khusus yang dimiliki
oleh kokolitoforid adalah cocolith pada sel tubuhnya yang bentuknya menyerupai perisai atau
sisik sebagai alat proteksi terhadap lingkungan luar.Jika cocolith merupakan pelindungnya,
maka sel yang memiliki cocolith disebut dengan kokolitofor. Fitoplankton banyak dijumpai
pada kawasan pesisir yang didominasi atas tiga corak ekosistem yakni ekosistem padang
lamun, terumbu karang dan mangrove.
Ekosistem padang lamun merupakan suatu ekosistem yang berada diantara
kawasan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Sama seperti ekosistem lain, dalam
ekosistem lamun juga terbentuk rantai makanan (food chain) dimana yang berperan sebagai
produsen adalah lamun, alga makrobentos, dan fitoplankton. Sebagai tempat mencari makan
bagi beberapa biota laut, padang lamun mengandung material hayati dan non hayati baik
yang bersumber dari lamun itu sendiri maupun dari biota-biota laut yang berasosiasi. Sebagai
bagian dari ekosistem laut, ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang
memilikisejumlah kekhasan dan nilai yang penting ditinjau dari sudut ekologi maupun
ekonomi. Kekhasan yang dimaksud adalah: 1) ekosistem terumbu karang hanya dijumpai di
lautan tropis dan tidak dijumpai di lautan dingin; 2) ekosistem terumbu karang biasanya
terdapat pada kedalaman laut yang relatif dangkal yaitu 0-70 meter; 3) ekosistem terumbu
karang merupakan ekosistem dengan tingkat keragaman dan produktivitas yang tinggi; dan 4)
ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penuh dengan biota yang berwarna-
warni serta bentuk pertumbuhan yang indah (Nybakken, 1988 dan Nontji, 1986 dalam
Swasta, 2010). Mangrove merupakan kawasan hutan yang tersusun atas komunitas tumbuhan
halofit (tanaman yang mampu bertahan hidup di daerah dengan kadar garam tinggi). Hutan
mangrove merupakan ekosistem yang umumnya ditemukan di wilayah tropis serta terdiri atas
berbagai jenis biota yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik yang ada disekitarnya,
antara lain: susunan zat kimia air, aliran dan pergerakan arus serta proses-proses alam yang
terjadi di laut.
Dilihat dari posisinya, hutan mangrove pada umumnya tumbuh di zone pasang
surut pada pantai yang berteluk dengan topografi yang landai (Boaden dan Seed, 1985 dalam
Swasta, 2010). Dalam setiap ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi satu sama lain, begitu pula pada ekosistem pesisir. Komponen biotik merupakan
bagian dari ekosistem yang terdiri dari seluruh tingkatan makhluk yang ada di wilayah
ekosistem tersebut seperti tumbuhan, hewan, jamur dan bakteri. Komponen biotik ini akan
membentuk suatu hubungan memakan dan dimakan yang disebut dengan rantai makanan.
Sedangkan komponen abiotik adalah bagian dari ekosistem yang terdiri atas unsur fisika dan
kimia (non-hidup). Unsur fisika dan kimia akan membentuk lingkungan. Lingkungan
memegang peranan penting bagi keberlangsungan hidup komponen biotik dalam suatu
ekosistem. Faktorfaktor lingkungan yang banyak mempengaruhi kehidupan dalam ekosistem
pesisir antara lain: gerakan air, salinitas, suhu, dan cahaya matahari. Pulau Menjangan
merupakan pulau kecil yang terletak di area Taman Nasional Bali Barat yang secara
administratif terletak di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng.Area Pulau
Menjangan merupakan kawasan pelestarian yang terdiri dari wilayah daratan dan perairan.
Perairan pantainya memiliki tiga corak ekosistem yang saling berkaitan yaitu ekosistem
padang lamun, terumbu karang dan hutan bakau (mangrove), yang mana diketiga ekosistem
ini terdapat komunitas plankton yang perlu diteliti termasuk komunitas fitoplanktonnya.
Permasalahannya adalah hingga saat ini belum ada penelitian yang membandingkan
keanekaragaman dan kemelimpahan fitoplankton antara ekosistem padang lamun, terumbu
karang dan mangrove di kawasan Pulau Menjangan Bali Barat. Dengan melakukan
pendekatan statistik ekologi akan diketahui struktur komunitas fitoplankton yang hidup di
kawasan tersebut.

JURNAL II
Setiap guru mempunyai keinginan dalam proses belajar mengajar siswa
mempunyai konsep pemahaman dan hasil belajar yang baik, akan tetapi fenomena seperti itu
pada kenyataannya sangat sulit diperoleh. kenyataan seperti itu kemungkinan besar
disebabkan kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan metode dalam proses belajar
mengajar. Menurut Hendi Hermawan (2006) dalam upaya meningkatakan mutu pendidikan,
seorang guru merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan di dalam system
pembelajaran di sekolah.Peran serta guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk menemukan suatu strategi
yang cocok dalam proses belajar mengajar agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya pelajaran IPA. Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan
ragam persoalan Ilmu Pengetahuan Alam dan memberikan relevansi antara teoritis dan
aplikasi. Serta akan melibatkan kemampuan kognitif dan psikomotoris siswa, sehingga
pemahaman konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat) dibandingkan dengan
penjelasan melalui ceramah (Sandhi, 2007). Lingkungan sekolah merupakan salah satu
sumber yang sangat tepat untuk pembelajaran siswa terutama pembelajaran IPA, dengan
melihat dan menemukan, siswa akan lebih mudah untuk memahaminya. Penggunaan
pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam proses belajar mengajar.
Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar.Untuk memahami materi yang erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan seperti pada materi
saling ketergantungan dalam ekosistem. Menurut Carin dan Sund (dalam Nuryani, 2005)
pendekatan penemuan sama dengan pemdekatan inkuiri, tetapi menurut dettrick (2001) kedua
pendekatan tersebut berbeda. Konsep dibelakang pendekatan penemuan adalah bahwa
motivasi siswa akan meningkat apabila ia mempunyai pengalaman seperti yang dialami para
peneliti ketika menemukan suatu temuan ilmiah, agar siswa dapat menemukan sendiri ia
harus melakukan mental seperti mengamati, klasifikasi, mengukur, meramalkan dan
menyimpulkan. Dalam uraian tersebut diatas penulis mencoba menggunakan salah satu
model pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung (Contextual teaching and learning) pada
materi ekosistem dengan menggunakan pendekatan lingkungan sekolah, penulis memilih
model pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari dan
mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dalam hal ini adalah
materi ekosistem. Dimana ekosistem merupakan tempat terjadinya proses saling interaksi dan
ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik dengan lingkungan
Suskaromah, Meningkatkan Pemahaman Dan Hasil ...359 hidupnya yang merupakan
komponen abiotik. Didalam ekosistem terjadi pola-pola interaksi yang melibatkan kedua
komponen tersebut melalui rantai makanan yang didalamnya terdapat pemindahan dan
perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk energi yang lain, dan daur biogeokimia yang
berlangsung baik pada tingkat individu, populasi, maupun komunitas tingkat pemahaman dan
hasil belajar siswa dalam materi ekosistem rendah maka dengan pendekatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar diharapkan pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat.

BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN
a. Kegayutan antar elemen

Pada kegayutan antar element dalam jurnal pertama dan kedua penulis mampu secara
berturut dan sistematis.Pada jurnal pertama penulis menguraikan materi dari Analisis
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Relative Algae Miskroskopis Di Berbagai Ekosistem Pada
Kawasan Intertidal Pulau Menjangan Bali Barat.Pada jurnal yang kedua dibahas materi tentang
Meningkatkan Pemahaman Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Smp 2 Jombang Pada Materi
Ekosistem Melalui Pendekatan Lingkungan Sekolah.

Dari pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki keterkaitan hirarki yang terkait antara
komponen satu dengan lainnya, keterkaitan ini terlihat dari segi penjelasannya yang
menyeluruh yang didalamnya terkandung tentang Pemenuhan kebutuhan belajar materi
ekosistem lingkungan melalui program pendekatan lingkungan sekolah ,dan lingkungan daerah
sekitar .Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana para siswa/i atau mahasiswa/i
dalam memenuhi pengetahuan ragam eskosistem yang ada .

b. Originalitas temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca,pada jurnal pertama dan kedua penulis melampirkan
data-data yang akurat sehingga keorginalitas penelitian dikatakan baik dan mencakupi standar
untuk melakukan penelitian .

c.Kemukhtahiran masalah
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal sudah cukup
mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat jelas yaitu membahas ekosistem lingkungan
melalui program pendekatan lingkungan sekolah ,dan lingkungan daerah sekitar.

d. Kohesi dan koherensi isi penelitian

Dari kedua jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup
singkat. Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book.Jadi penulis memaparkan isi
dengan singkat disetiap judulnya, dan mengembangkan point-point kecil yang penting untuk
dikaji.Materi yang dibahas dalam kedua jurnal mudah dipahami karena penulis langsung
menuliskan isi dari permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).

BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN
a. Kegayutan antar elemen

Pada kegayutan antar element dalam jurnal pertama dan kedua penyusun tidak dapat
menemukan kelemahannya .penulis sudah menjabarkan dengan baik,tetapi pada jurnal yang
kedua pada bagian abstrak tidak terdapat bahasa indonesiannya,sehingga menurut penyusun
hal tersebut membuat para pembaca kurang memahami maksud dari abstark jurnal tersebut
serta pembaca tidak dapat menemukan tujuan dari jurnal kedua tersebut.

b. Originalitas Temuan

Pada kedua jurnal tersebut data-data yang terlampirkan tidak secara mendetail pada objek
sehingga pembaca kurang memahami makusd dari data-data tersebut.
Kemukhtahiran masalah

c. Kemutahiran masalah

Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal tidak unsur
muktahir ,hal ini dapat dilihat dari data-data yang tidak dilengkapi dengan objek ekosistem
lingkungan melalui program pendekatan lingkungan sekolah ,dan lingkungan daerah sekitar.

d. Kohesi dan Koheresi

Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang ada pada
kedua jurnal tersebut hampir tidak ada kekurangannya karena pada segi kohesi dan koherensi
membuat poin lebih besar kepada keunggulan dalam kedua jurnal, maka dari itu penulis
hanya menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang ditemukan pada segi koherensi
dan kohesinya.

BAB V
IMPLIKASI TERHADAP

A. Teori
Jurnal Pertama

Algae mikroskopis memiliki peranan yang penting karena merupakan organisme autotrof
yaitu organisme yang mampu menghasilkan makanan sendiri, sehingga berperan sebagai
produsen bagi konsumen yang hidup di lautan dan sangat erat kaitannya dengan rantai
makanan.Zona intertidal merupakan zona yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan
luas area yang sempit antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah. Pada zona ini
terdapat variasi factor lingkungan yang cukup besar seperti fluktuasi suhu, salinitas,
kecerahandan lain – lain.

Zona ini dihuni oleh organisme yang keseluruhannya merupakan organisme bahari, salah
satunya adalah algae mikroskopis atau lebih dikenal dengan sebutan
Fitoplankton.Fitoplankton memiliki peranan yang paling penting karena berperan
sebagaiorganismeautotrofyaitu organisme yang mampu menghasilkan makanan sendiri.
Kemampuan ini disebabkan oleh kandungan klorofil pada fitoplankton, sehingga dengan
bantuan cahaya matahari fitoplankton mampu melakukan proses fotosintesis di dalam
tubuhnya. Dengan kata lain fitoplankton berperan sebagai produsen bagi konsumen yang
hidup di lautan dan sangat erat kaitannya dengan rantai makanan.

Diatom merupakan golongan terpenting yang mendominasi fitoplankton dan paling


banyak ditemukan di laut terutama pada lokasi yang melimpah akan nutrisi. Diatom
digolongkan ke dalam kelas Bacillariophyceae, dapat hidup sebagai sel tunggal ataupun
berkoloni dengan kemampuan bereproduksi secara seksual maupun aseksual.Dinoflagelata
digolongkan ke dalam kelas Dinophyceae, merupakan golongan fitoplankton yang umum
ditemukan di laut setelah golongan diatom.Dinoflagelata bereproduksi secara aseksual
melalui pembelahan sel.

Dalam setiap ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi
satu sama lain, begitu pula pada ekosistem pesisir. Komponen biotik merupakan bagian dari
ekosistem yang terdiri dari seluruh tingkatan makhluk yang ada di wilayah ekosistem tersebut
seperti tumbuhan, hewan, jamur dan bakteri. Komponen biotik ini akan membentuk suatu
hubungan memakan dan dimakan yang disebut dengan rantai makanan. Sedangkan
komponen abiotik adalah bagian dari ekosistem yang terdiri atas unsur fisika dan kimia (non-
hidup). Unsur fisika dan kimia akan membentuk lingkungan. Lingkungan memegang peranan
penting bagi keberlangsungan hidup komponen biotik dalam suatu ekosistem. Faktorfaktor
lingkungan yang banyak mempengaruhi kehidupan dalam ekosistem pesisir antara lain:
gerakan air, salinitas, suhu, dan cahaya matahari.

Jurnal Kedua
Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan ragam persoalan Ilmu
Pengetahuan Alam dan memberikan relevansi antara teoritis dan aplikasi. Serta akan
melibatkan kemampuan kognitif dan psikomotoris siswa, sehingga pemahaman konsep yang
didapatkan akan lebih mengena (melekat). Lingkungan digunakan sebagai sumber
belajar.Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering
digunakan pendekatan lingkungan seperti pada materi saling ketergantungan dalam
ekosistem.

Dimana ekosistem merupakan tempat terjadinya proses saling interaksi dan


ketergantungan antara makhluk hidup sebagai komponen biotik dengan lingkungan. hidupnya
yang merupakan komponen abiotik. Didalam ekosistem terjadi pola-pola interaksi yang
melibatkan kedua komponen tersebut melalui rantai makanan yang didalamnya terdapat
pemindahan dan perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk energi yang lain, dan daur
biogeokimia yang berlangsung baik pada tingkat individu, populasi, maupun komunitas.

B. Program Pembangunan di Indonesia


1. Individu, Istilah individu berasal dari bahasa latin, yaitu in yang berarti tidak dan
dividus yang berarti dapat di bagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang
berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai
hubungan dengan sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal
2. Populasi, Populasi berasal dari bahasa latin, yaitu populus yang berarti semua
orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat. Dalam ekosistem, populasi
berarti kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama [sejenis] dan
menempati daerah tertentu
3. Komunitas, Komunitas adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di
suatu daerah yang sama, misalnya halaman sekolah
4. Ekosistem, Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungan hidupnya yang
saling berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik
5. Bioma, Ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan
astronomis.
6. Biosfer, Biosfer adalah keseluruhan ekossistem yang membentuk rangkaian
kehidupan di muka bumi.

C. Pembahasan Dan Analisis


Ekosistem yang terdapat dalam suatu ekosistem.Komponen biotik dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer.

1. Produsen Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut


organisme autotrof. Mereka mampu membentuk zat-zat organik dari zat anorganik
sederhana. Pembentukan makanan karbohidrat ini dapat melalui proses fotosintesis
dengan bantuan energi cahaya dan klorofil atau zat hijau daun. Pembentukan makanan
juga dapat dilakukan dengan proses kemosintesis. Kemosintesis adalah pembentukan
bahan organik karbohidrat dengan bantuan energi dari reaksi kimia. Makhluk hidup
yang berperan sebagai produsen yaitu tumbuhan hijau. Sebagai produsen, tumbuhan
hijau menghasilkan makanan karbohidrat dan o 2melalui proses fotosintesis. Makanan
ini dimanfaatkan oleh tumbuhan sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Jadi, produsen
merupakan sumber energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen. Sementara itu,
produsen menggunakan sumber energi matahari dalam proses fotosintesis. Dengan
demikian, matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan sistem biologi.

2. Konsumen Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya
sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat organik yang telah dibentuk oleh
produsen atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanyaBerdasarkan jenis makan-
annya, konsumen dikelompokkan sebagai berikut.
a. Pemakan tumbuhan herbivora, misalnya kambing, kerbau, kelinci, dan sapi.
b. Pemakan daging karnivora, misalnya harimau, burung elang, dan serigala.
Dalam ekosistem, karnivora disebut predator atau pemangsa.
c. Pemakan tumbuhan dan daging omnivora, misal- nya ayam, itik, kera, dan orang
utan.

3. Pengurai Dekomposer Dekomposer berperan sebagai pengurai yang menguraikan zat-


zat organik dari organisme yang telah mati menjadi zat-zat anorganik penyusunnya. Zat-
zat inilah yang sangat diperlukan oleh tumbuhan. Dengan demikian, aktivitas pengurai
sangat penting dalam menjaga ketersediaan zat hara bagi produsen. Makhluk hidup yang
termasuk pengurai yaitu jamur dan bakteri.
BAB VI

PENUTUP
Kesimpulan

      Ekosistem adalah Hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan


lingkungannya membentuk suatu sistem disebut Ekosistem.Di dalam sebuah ekosistem juga
terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi individu, populasi, komunitas dan
biosfer. Individuistilah individu berasal dari bahasa latin yaitu in yang berati tidak, dan
dividus yangberarti dapat di bagi. Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri
secarafisiologis. populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus yaitu semua orang yang
bertempat  tinggal pada suatu tempat. Jadi populasi berarti kelompok makhluk hidup
yangmemiliki species yang sama dan menempati daerah tertentu.Komunitas adalah berbagai
jenis makhluk hidup yang terdapat di suatu daerah sama.  Biosfer adalaha semua ekosistem
yang berada di permukaan bumi.

Saran

Sebaiknya kita lebih menjaga dan melestarikan ekosistem terlebih ekosistem buatan yang di
darat untuk memajukan pembangunan di Indonesia.Jurnal yang digunakan sebagai CJR sudah
bagus, tetapi alangkah baiknya diperhatikan kekurangan yang ada agar pembaca lebih
nyaman menggunakan buku ini sebagai sumber refrensi pembelajarannya.dan semoga CJR
ini berguna bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Edwar dkk,2015. Komposisi dan Struktur Permudaan Pohon Pionir Berdasarkan Jenis
Tanah di Kabupaten Siak.Jurnal Ilmu Lingkungan.Vol5(2):149-167

Suskaromah,2017. Meningkatkan Pemahaman dan Hail Belajar Siswa kelas VII C SMP
Negeri 2
Jombang Pada Materi Ekosistem Melalui Pendekatan Lingkungan
Sekolah.Jurnal
Pembelajaran Fisika.Vol 5(1):358-362

Anda mungkin juga menyukai