Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIOLOGI

TUMBUHAN “PENYERAPAN
GARAM MINERAL”

Oleh:

Julianto Arruan 1913041001

Anak Agung Sri Kencana Dewi 1913041020


Ni Putu Irma Satya Pratiwi 1913041022

Ni Komang Ana Oktaviani 1913041027

Kelas:

IVB Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si.

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang
berjudul “PENYERAPAN GARAM MINERAL”.
Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang berbahagia ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah memberikan informasi terkait
dengan makalah ini.
2. Rekan-rekan kelas Fisiologi Tumbuhan program studi pendidikan biologi
yang telah memberikan dukungan, semangat dan informasi terkait
penyusunan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya. Harapan penulis,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Atas
perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Singaraja, 29 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Akar sebagai permukaan penyerapan................................................................3
2.2 Mikoriza.............................................................................................................3
2.3 Lalu-lintas ion ke dalam akar.............................................................................4
2.4 Sifat membran...................................................................................................6
2.5 Pengamatan awal perihal penyerapan linarut.....................................................6
2.6 Prinsip penyerapan linarut..................................................................................8
2.7 Pengangkutan pasif dan aktif:tinjauan energinya...............................................9
2.8 Cara pompa ATPase mengangkut proton dan kalsium.....................................11
2.9 Cara pembawa dan saluran mempercepat pengangkutan pasif.........................13
2.10Membran diuntungkan oleh adanya pompa proton dalam pengangkutan
ion.....................................................................................................................15
2.11Penyerapan molekul berukuran besar,bahkan protein,oleh organel.................17
2.12Hubungan antara fungsi akar dan fungsi tajuk dalam penyerapan mineral.....18
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.............................................................................................................20
3.2 Saran...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas sel –
sel untuk mengambil zat-zat makanan dari komponen sel itu sendiri sebagai sumber
energi. Garam mineral yang paling mudah tersedia bagi akar adalah yang larut
dalam larutan tanah, sekalipun konsentrasinya biasanya rendah. Garam mineral
dapat diserap dan diangkut ke atas dari daerah akar yang berambut dan juga dari
daerah yang lebih tua yang letaknya beberapa sentimenter dari ujung akarnya.
Garam mineral yang paling mudah tersedia bagi akar adalah yang larut dalam
larutan tanah, sekalipun konsentrasinya rendah. Unsur-unsur hara ini mencapai akar
melalui tiga cara : difusi melalui larutan tanah, dibawa air secara pasif menuju akar
dan akar yang tumbuh mendekati unsur tersebut. Walaupun lintasan untuk lalu
lintas ion menuju akar dapat beragam, ion harus selalu menerobos membran plasma
sel akar yang hidup bahkan juga saat diserap pertama kali oleh hifa cendawan.
Meskipun demikian membran plasma merupakan penghalang utama bagi
penyerapan ion.Ada faktor yang dapat mempengaruhi pengangkutan/penyerpan
mineral baik secara pasif maupun aktif pada tumbuhan.Peningkatan suhu akan
meniungkatkan kemampuan penyerapan sampai batas suhu tertentu,dan setelah itu
akan menurun. Peningkatan suhu juga dapat meningkatkan respirasi, yang secara
tidak langsung dapat meningkatkan produksi energy yang sangat diperlkukan
dalam angkutanm aktif. Dilain pihak, suhu tinggi dapat menimbulkan denaturasi
protein enzim, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi
penyerapan/angutan mineral.Perolehan lingkungan dari lingkungan tanaman
sanagat dipengaruhi oleh konsenbtrasi ion H+ ditempat mineral tersebut berada.
Secara umum tumbuhan lebih mudah menyerap mineral dari lingkungannya jika
berada pada pH normal yaitu antara 6,5-7.Pengaruh cahaya tidaklah secara
langsung.Cahaya penting untuk fotosintesis dan selama proses fotosintesis
dihasilkan energi (ATP) yang sangat dioperlukan dalam angkutan aktif. Cahaya
juga dapat mempengeruhi membukan dan menutupnya stomata yang berkaitan
dengan proses transpirasi, sehingtga transpirasi yang meningkat akan meningkatan
meningkatkan pengangkutan mineralo melalui aliran masa.Tanah dengan
pengudaraan yang baik akan merangsang terjadinya respirasi sel-sel akar sehingga
akan ada cukup energy untuk angkutan aktif.Apabila binding site untuk suatu ion
sangat spesifik, maka penyerapan ion tersebut tidak akan mengalami gangguan.
Sebaliknya jika hanya ada satu binding site, maka untuk beberapa macam ion akan
terjadi kompetisi
3
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah akar sebagai permukaan penyerapan?


2. Apa yang dimaksud dengan mikoriza?
3. Bagaimanakah lalu-lintas ion ke dalam akar?
4. Bagaimanakah sifat membran?
5. Bagaiamanakah pengamatan awal perihal penyerapan linarut?
6. Bagaimanakah prinsip penyerapan linarut?
7. Bagaimanakah pengangkutan pasif dan aktif:tinjauan energinya?
8. Bagaimanakah cara pompa ATPase mengangkut proton dan kalsium?
9. Bagaiamankah cara pembawa dan saluran mempercepat pengangkutan pasif?
10. Bagaimanakah membran diuntungkan oleh adanya pompa proton dalam
pengangkutan ion?
11. Bagaimanakah penyerapan molekul berukuran besar,bahkan protein,oleh
organel?
12. Bagaimanakah hubungan antara fungsi akar dan fungsi tajuk dalam penyerapan
mineral?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui bagaimanakah akar sebagai permukaan penyerapan?
2.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mikoriza?
3.Untuk mengetahui bagaimanakah lalu-lintas ion ke dalam akar?
4.Untuk mengetahui bagaimanakah sifat membran?
5.Untuk mengetahui bagaiamanakah pengamatan awal perihal penyerapan linarut?
6.Untuk mengetahui bagaimanakah prinsip penyerapan linarut?
7.Untuk mengetahui bagaimanakah pengangkutan pasif dan aktif:tinjauan
energinya?
8.Untuk mengetahui bagaimanakah cara pompa ATPase mengangkut proton dan
kalsium?
9.Untuk mengetahui bagaiamankah cara pembawa dan saluran mempercepat
pengangkutan pasif?
10.Untuk mengetahui bagaimanakah membran diuntungkan oleh adanya pompa
proton dalam pengangkutan ion?
11.Untuk mengetahui bagaimanakah penyerapan molekul berukuran besar,bahkan
protein,oleh organel?
12.Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara fungsi akar dan fungsi tajuk
dalam penyerapan mineral.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akar sebagai permukaan penyerapan


Akar menyerap air dan unsur hara yang ada di dalam tanah. Nutrisi-nutrisi yang ada
di tanah akan diserap oleh akar dan akan disalurkan ke tanaman. Akar mampu menyerap
nutrisi baik organik maupun anorganik. Air menjadi sumplemen tumbuhan yang utama,
oleh karena itu tumbuhan membutuhkan banyak air.akar tanaman hidup tumbuh
memanjang dan menerobos partikel-partikel tanah, sehingga terjadi kontak akar dengan
hara yang ada dilarutan tanah maupun hara dibagian tanah yang lain.
 Unsur haranya dalam kondisi statis, akar tanamannya aktif.
 Makin luas cakupan keberadaan akar didalam tanah, maka makin luas permukaan
bidang serapan akar terhadap unsur hara.
 Penyerapan unsur hara terjadi pada bulu-bulu akar (root hair).
 Intersepsi akar pada tanaman akan meningkat dengan adanya mikoriza, simbiosis
jamur dan akar tanaman. Efek positif mikoriza ini paling besar bila tanaman tumbuh
pada tanah-tanah yang kurang subur 
penyerapan unsur hara dari media tanam melalui akar terjadi dengan tiga cara yaitu
intersepsi akar, aliran massa, dan difusi.
(1) Intersepsi akar Mekanisme yang terjadi pada intersepsi akar adalah pergerakan akar
tanaman yang memperpendek jarak antara tanaman dengan keberadaan unsur hara.
Peristiwa ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga memperluas
jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadikan permukaan akar lebih
mendekati posisi keberadaan unsur hara, baik unsur hara yang ada dalam larutan tanah,
permukaan koloid liat, maupun permukaan koloid organik.
(2) Aliran massa Mekanisme aliran massa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah
menuju ke permukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air. Selama proses
transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses penyerapan air oleh akar tanaman.
Terserapnya air karena adanya perbedaan potensial air yang disebabkan oleh proses
transpirasi tersebut. Nilai potensial air di dalam tanah lebih rendah dibandingkan dengan
permukaan bulu akar sehingga air tanah masuk kedalam jaringan akar. Pergerakan massa
air ke akar tanaman akibat langsung dari serapan massa air oleh akar tanaman terikut
juga unsur hara yang terkandung dalam air tersebut.
(3) Difusi
Difusi terjadi karena konsentrasi unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi hara pada larutan tanah, pada permukaan koloid liat
serta pada permukaan koloid organik. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar unsur
hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi unsur hara pada
ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur hara
berkonsentrasi tinggi ke posisi permukaan akar tanaman.

2.2 Mikoriza
Mikoriza adalah fungi yang bersimbiosis dengan tumbuhan. Biasanya simbiosis ini
terletak di sistem perakaran tumbuhan. Ada juga fungi yang bersimbiosis dengan fungi
lainnya, tetapi sebutan mikoriza biasanya ditunjukan untuk fungi yang melakukan
simbiosis dengan tumbuhan. Bentuk simbiosis ini terutama adalah simbiosis
mutualisme, meskipun pada beberapa kasus dapat berupa simbiosis parasitisme
lemah.Mikoriza merupakan gejala umum pada perakaran tumbuhan. Sekitar 90% suku
tumbuhan (mencakup sekitar 80% spesies tumbuhan) memiliki asosiasi simbiotik ini.
Catatan fosil menunjukkan asosiasi ini telah ada sejak Zaman Karbon.
Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya,
beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya dengan mikoriza.
Beberapa jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa
kehadiran mikoriza di akarnya. Sebagai misalnya, semaian pinus biasanya gagal
tumbuh setelah pemindahan apabila tidak terbentuk jaringan mikoriza di sekitar
akarnya. Hanya sedikit kelompok tumbuhan yang tidak menjadi simbion, seperti dari
Brassicaceae, Commelinaceae, Juncaceae, Proteaceae, Capparaceae, Cyperaceae,
Polygonaceae, Resedaceae, Urticaceae, dan Caryophyllales.Mikoriza dapat diinokulasi
secara buatan. Namun, inokulasi mikoriza asing memerlukan bantuan mikoriza lokal,
misalnya dengan menambahkan tanah dari tempat asal tumbuhan.Dua kelompok
mikoriza terbesar adalah ektomikoriza (EcM) dan endomikoriza (EM). Endomikoriza
terutama didominasi oleh mikoriza arbuskular (arbuscular mycorrhizae, AM), ditambah
dengan sekelompok mikoriza erikoid dan mikoriza arbutoid yang menginfeksi
tumbuhan kelompok Ericoidae.Semua endomikoriza termasuk ke dalam filum
Glomeromycota, misalnya genus Gigaspora, Scultellospora, Acaulospora,
Entrophospora, Glomus, dan Sclerocystis. Terdapat sekitar 150 jenis (spesies) spora
cendawan AM yang telah dideskripsi. AM tergolong dalam kelompok khusus dari
populasi mikoriza yang sangat banyak mengkolonisasi rizosfer, yaitu di dalam akar,
permukaan akar, dan di daerah sekitar akar. Hifa eksternal yang berhubungan dengan
tanah dan struktur infeksi seperti arbuskula di dalam akar menjamin adanya perluasan
penyerapan unsur-unsur hara dari tanah dan peningkatan transfer hara (khususnya
fosfor) ke tumbuhan, sedangkan cendawan memperoleh karbon organik dari tumbuhan
inangnya.
Mikoriza dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan cara menginfeksinya, yaitu
ektomikoriza dan endomikoriza.
Ektomikoriza
Ektomikoriza menutuipi permukaan bagian tanaman yang tertutup tanah.Ektomikoriza
menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung akar. Akibat
serangannya, terlihat jalinan miselia berwarna putih pada bagian rambut-rambut akar,
dikenal sebagai jala Hartig. Serangan ini dapat menyebabkan perubahan morfologi
akar. Akar-akar memendek, membengkak, bercabang dikotom, dan dapat membentuk
pigmen. Infektivitas tergantung isolat dan kultivar tumbuhan inang. Tumbuhan
inangnya biasanya tumbuhan tahunan atau pohon. Beberapa di antaranya merupakan
komoditas kehutanan dan pertanian seperti sengon, jati, serta beberapa tanaman buah
seperti mangga, rambutan, dan jeruk. Selain itu pohon-pohon anggota Betulaceae,
Fagaceae, dan Pinaceae juga menjadi inangnya. Pada umumnya ektomikoriza termasuk
dalam filum Basidiomycota dan Ascomycota. Ada sedikit anggota Zygomycota yang
juga menjadi cendawan ektomikoriza.
Endomikoriza
Endomikoriza menginfeksi bagian dalam akar, di dalam dan di antara sel-sel ujung
akar (root tip). Hifa masuk ke dalam sel atau mengisi ruang-ruang antarsel. Jenis
mikoriza ini banyak ditemukan pada tumbuhan semusim yang merupakan komoditas
pertanian penting, seperti kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran dan
tanaman hias. Infeksi ini tidak menyebabkan perubahan morfologi akar, tetapi
mengubah penampilan sel dan jaringan akar. Berdasarkan tipe infeksinya, dikenal tiga
kelompok endomikoriza: ericaceous (Ericales dengan sejumlah Ascomycota),
orchidaceous (Orchidaceae dengan sekelompok Basidiomycota), dan vesikular
arbuskular (sejumlah tumbuhan berpembuluh dengan Endogonales, membentuk
struktur vesikula (gelembung) dan arbuskula dalam korteks akar) disingkat MVA.
2.3 Lalu-lintas ion ke dalam akar
Lintasan pergerakan air ke bagian muda, lintasan tersebut adalah apoplas dan
simplas. Lintasan apoplas terutama mengikut sertakan difusi dan aliran massa air dari
sel ke sel melalui ruang diantara polisakarida dinding sel. Garam mineral ikut bersama
air ini. Lintasan apoplas selalu berlanjut dari rambut akar ke endodermis. Pita
caspary endodermis yang kedap akan air memaksa semua bahan masuk ke sel
endodermis melintasi membrane plasma. Lintasan simplas dari sel rambut akar ke
endodermis itu ke sel xilem yang telah mati yang tidak memiliki membrane plasma.
Tiap pergerakan dari sel hidup satu ke sel hidup lain ini meliputi pengangkutan
langsung yang menembus kedua dinding primer, lamella tengah diantaranya, serta
kedua membrane plasma dari sel yang berdampingan. Atau ion dapat bergerak melalui
plasmodesmata.
Apapun lintasan yang ditempuh dari tanah melalui akar ke xilem, ion yang diangkut
ke bagian tajuk harus mencapai sel penyalur yang sudah mati pada xilem, yaitu unsur
pembuluh dan trakeid.
2.4 Sifat membran
Membrane sel adalah fitur universal yang dimiliki semua jenis sel berupa lapisan
antarmuka yang disebut sebagai membrane plasma yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel. Membrane juga dapat diartikan sebagai suatu lapisan yang
memisahkan dua larutan.

Gambar 2.3 Struktur membrane sel


(Sumber: https://saintif.com)

Membrane sel terdiri dari beberapa penyusun sebagai berikut:


1) Lapisan ganda fosfolipid
Dalam membran sel, terdapat bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosfolifer yang terdiri atas fosfat, gliserol, dan gugus tambahan seperti kolina,
serina dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk sebuah ikatan ester.
Sifat dan penamaan fosfolipid bersesuaian dengan jenis gugus tambahan yang
dimiliki. Diantaranya adalah sebagai berikut.
 fosfokolina (pc)

 fosfoetanolamina (pe)

 fosfoserina (ps)

 fosfoinositol (pi)
2) Membran integral protein
Terdapat domain membentang di bagian luar sel dan di sitoplasma. Intregral
protein dalam membran sel memiliki fungsi untuk memasukkan zat-zat dengan
ukuran yang lebih besar.
3) Transmembran protein
Protein ini terletak dan terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus dua lapisan
lipid (transmembran). Sifat yang dibawa oleh protein ini yaitu amfipatik, terdapat
sekuen helix protein , hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino
hidrofilik. Dari beberapa protein tersebut merupakan glikoprotein, yaitu gugus gula
pada daerah luar sel.
4) Membran Kerangka
Pada umumnya kerangka kerangka disebut juga sebagai kerangka situs. Membran
Kerangka memiliki tiga macam jenis yaitu:
- Mikrotubulus
- Mikrofilamen
- Perantara filamen
Sifat Membran Sel
Terdapat beberapa sifat yang dibawa oleh membrane sel, yaitu sebagai berikut:
 Ditinjau dari sisi sifat, membrane sel mempunyai sifat yang dinamis
dan asimetris.
a. Memiliki sifat dinamis karena terdapat struktur seperti air. Hal ini
memungkinkan molekul lipid dan protein untuk bergerak.
b. Mempunyai sifat asimetris karena komposisi protein dan lipid di bagian
luar tak sama dengan komposisi protein dan lipid di bagian dalam sel.
 Sedangkan berdasarkan kemampuan, sifat membran terbagi menjadi 3 jenis:
1. Impermeabel
Ini merupakan sifat membrane yang tidak mengizinkan zat jenis apapun di luar
sel untuk masuk ke dalam sel.
2. Permeabel
Ini merupakan sifat dimana semua zat bisa melewati membran sel untuk masuk
ke dalam sel. Biasanya sifat ini dimiliki membran sel yang rusak atau hampir mati
hingga sel tak dapat bertahan hidup.
3. Semipermeabel
Suatu keadaan dimana hanya zat - zat tertentu yang dibutuhkan sel yang bisat
masuk ke dalam sel. Biasanya membran sel normal yang mempunyai sifat
semipermeabel.
2.5 Pengamatan awal perihal penyerapan linarut
Jika sel tidak hidup dan tidak melakukan metabolisme, membrannya menjadi jauh
lebih permeable terhadap linarut. Jika sel terbunuh oleh suhu tinggi atau racun atau
metabolismenya oleh suhu rendah, suhu tinggi yang tak memtikan, atau penghambat
tertentu, maka linarut dalam sel banyak merembes keluar dan linarut di luar akan
berdifusi ke dalam. Ini merupakan salah satu pertanda kematian, dan yang berlaku
hanyalah pengangkutan pasif dengan cara difusi bebas menuruni gradient energi bebas
dari semua linarut yang terlibat. Molekul air dan gas terlarut seperti N 2, O2, dan CO2
berdifusi secara pasif melintasi semua membran dengan cepat. Air akan berdifusi
dengan cepat melintasi membran jauh lebih ceoat melintasi membran tiruan yang
terbuat hanya dari fosfolipid.

Linarut hidrofobik mengasuk dengan kecepatan sesuai dengan kelarutannya dalam


lipid . linarut yang lebih hidrofobik dan kurang hidrofilik melintasi membran lebih
cepat daripada linarut yang sifatnya berlawanan. Sebagai contoh, metil alkohol tidak
terlalu kecil dibandingkan dengan urea, tapi metil alkohol kira-kira 30 kali lebih larut
dalam lipid dan memasuki sel raksasa ganggang Chara ceratophylla sekitar 300 kali
lebih cepat daripada urea. Molekul dan ion hidrofilik yang memiliki kelarutan dalam
lipid yang hampir sama melintas dengan kecepatan berbanding terbalik dengan
ukurannya. Untuk ion, ukuran bagi laju pengasukan adalah ukuran setelah air hidrasi
menempel. Tiap ion menarik sejumlah molekul air yang terikat agak kuat, bergantung
pada kerapatan muatan neto di permukaannya.
2.6 Prinsip penyerapan linarut
Larutan ditimbun dalam sel. Sel dapat menyerap larutan essensial tertentu dengan
sangat cepat dan dalam jangka waktu lama sehingga konsentrasinya menjadi jauh lebih
tinggi di dalam sel dibandingkan dengan di larutan luar. Penyerapan larutan bersifat
khas dan selektif. Pemilihan dalam pengangkutan ion oleh akar juga berlaku untuk
senyawa organik seperti asam amino dan gula, dan ini terjadi di semua bagian
tumbuhan. Adanya proses pemilihan mendukung teori bahwa pembawa yang berupa
protein pada membran membantu memindahkan linarut ke dalam sel karena enzim
diketahui dapat mengenali secara selektif dan diaktifkan atau dinon- aktifkan oleh ion
atau molekul tertentu.

Larutan yang diserap sering perlahan-lahan bergerak ke luar. Pada saat suhu dan
aerasi normal, sering larutan bergerak keluar dengan cepat. Sebagian besar ion dapat
berpindah melintasi membran masuk ke dalam sel lebih cepat daripada saat keluar.
Laju penyerapan larutan menuruti konsentrasi larutan. Unsur hara yang digunakan
dalam jumlah banyak (nitrat, amonium, fosfat dan kalium), difusi menuju permukaan
akar merupakan faktor pembatas.

2.7 Pengangkutan pasif dan aktif:tinjauan energinya


Transport Pasif merupakan mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak
melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi, dan
Transpor aktif merupakan transpor partikel- partikel melalui membran semipermeabel
yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk
ATP. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel. Transpor pasif dapat
berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi antar membran larutan, transpor
pasif bersifat spontan dan tidak memerlukan energi metanolik dalam proses kerjanya.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.
Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Transport aktif terbagi atas transport
aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan
counter transport (exchange). Transport aktif primer memakai energi langsung dari
ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa
keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa
keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah (Nadjib 2009). Penyerapan ion-ion
adalah paling sulit, karena permeabilitas membran terhadap ion adalah paling rendah.
Walaupun molekul sukrosa jauh lebih besar, namun lebih mudah menembus
membran, sehingga lebih mudah diserap atau diangkut.

2.8 Cara pompa ATPase mengangkut proton dan kalsium


Sel menggunakan energi yang tersimpan dalam ATP untuk menyerap linarut secara
aktif. ATP menyerahkan energinya saat fosfat di ujung molekulnya lepas terhidrolisis
menghasilkan ADP dan fosfat anorganik yang lazim disingkat Pi. Reaksi ini dikatalis
oleh suatu enzim yang tampaknya terdapat di setiapmembrane sel hidup. Enzim ini
dinamakan ATP fosfohrolase dan lazim di singkatATPase. Reaksi ini secara kuat
melepaskan energy kearah kanan kira-kira sebesar32 kj (7,6 kkal) untuk setiap molekul
ATP yang terhidrolisis. Hampir semua energy dilepaskan sebagai bahang. Tetapi,
sebagian besar ATPase pada membrane menjamin penggunaan energinya untuk
mengangkut proton dari satu sisi membrane ke sisi yang lain, melawan gradient
elektrokimia.

Pengangkutan H+ ini memberikan energi yang kemudian digunakan untuk


mengangkut garam mineral esensial. Mekanisme pemompaan H+ dan Ca2+ oleh
ATPase dari satu sisimembrane ke sisi lainnya belum sepenuhnya dipahami,
meskipun beberapa bukti telah diketahui. Semua ATPase cukup besar sehingga dapat
menyelimuti seluruh membrane (sering lebih dari selapis),dan karena itu, ATPase
merupakan protein integral. Bagian dari setiap molekul ATPase membuat membran
menonjol ke sitosol yang bersifat cair, tempat bagian tersebut bereaksi dengan ATP san
air. Selanjutnya, hanya ketika ATP sedang terhidrolisis, ATPase dapat
bergabung dengan sebuah proton untuk mengangkut proton tersebut melintasi
membrane lewat lubang tadi.Ada tiga jenis utama ATPase pengangkut H+ yang
diketahui terdapat padamembrane pelbagai organism prokariot dan eukariot.

Semuanya itu hanya mengangkut H+. Mula-mula, bebrapa sifat ATPase


pengangkut H+ pada membran plasma tumbuhan dan cendawan dirangkumkan, karena
ATPase ini begitu kuat mengendalikan apa yang pertama-tama masuk ke dalam
sel dan berapa kecepatannya. ATPase ini menjadi berenergi dengan car mengkatalis
pemindahan fosfat-ujung yang berlangsung sekejap dari ATP ke suatu bagian dari ATP
yang meruak ke sitosol, tempat ATP tersedia. Hal yang penting mengenai ATPase
adalah bahwa ia membutuhkan K+ untuk aktifitasnya, walaupun barangkali tidak
langsung mengangkut K+ melintasi membrane

Hidrolisis ATP menyebabkan perubahan konformasi dari protein yang membawa


transpor kation melewati membran. ATPase plasma membran dari tanaman, fungi dan
bacteria distimulasi oleh Fusicocin, diterpene glukosida dihasilkan oleh Fungi
Fusicocum amygdali del (Marre, 1979). Diduga aktifitas Fuccocins ATPase diinduce
oleh perubahan konfirmasi enzim. Membran ATPase mempunyai pH optimum 6,0 dan
distimulasi oleh K. (Briskin dan Poole, 1984) dan dihambat oleh Vanadin (Gallagher
dan Leonard, 1982).

Secara umum sekarang telah diterima bahwa plasma membran sel tanaman
mengikat ATPase dan, khususnya ATPase plasmalema, keadaan ini yang menyebabkan
sel bernilai negatif. Nilai negatif ini gambaran umum untuk semua sel tanaman dan
dapat dibandingakan dengan ATP yang menjadi sumber utama energi disel. (Mitchell,
1978). Enzim merangsang gradient pH untuk melewati membran dengan memompa H
keluar dari sel. Dengan proses ini sel menjadi lebih negatif dan lebih alkalin
dibandingkan larutan diluar medium.

2.9 Cara pembawa dan saluran mempercepat pengangkutan pasif


Pembawa dan saluran dapat secara pasif mempercepat pergerakan linarut melintasi
membrane dengan cara memanfaatkan gradien elektropotensial yang timbul dari
pompa ATPase atau pirofosfatase. “Pembawa” diduga secara khas mengikat satu atau
sedikit sekali linarut yang berkerabat (mirip dengan enzim yang mengikat substat).
“Pembawa” juga diduga menjadi protein integral yang menyebar rata pada membran.
Istilah “pembawa” melakukan perubahan bentuk terbalikkan untuk memudahkan
pemindahan linarut.
Gambar: Model difusi dipermudah atau unipor yang disederhanakan.
Di sini dianggap bahwa protein integral pada membran, yaitu pembawa , terdiri dari dua
paruhan yang sama (dimer) yang berlubang di tengahnya, tempat linarut bergerak menuruni
gradien elektrokimia. Untuk mudahnya, dalam contoh ini selisih konsentrasi saja yang
dianggap penting agar gradien elektrokimia muncul.
Protein saluran jauh lebih dikenal daripada “pembawa” terutama pada sel hewan.
Penelitian tentang protein saluran pada tumbuhan baru dimulai sekitar 1984, sehingga
kita masih perlu mempelajarinya lebih banyak. Protein saluran merupakan protein
integral. Seperti halnya semua protein, protein saluran hanya mempunyai satu bentuk
dengan energi bebas terendah yang khas untuk lingkugan sel tertentu oada saat tertentu,
bentuknya berbeda bila lingkungan selnya berbeda. Beberapa bentuk tersebut memiliki
sebuah lubang pusat tempat lewatnya linarut dengan laju yang sangat tinggi. Salter dan
Moran (1988) menyatakan bahwa beberapa ion tertentu bergerak melalui saluran
terbuka dengan kecepatan 108 ion per detik, dan kecepatan itu tiga atau empat kali
kecepatan pergerakan melalui “pembawa”.
Keadaan salurang yang terbuka, tertutup, atau terbuka sebagian bergantung pada
lingkungan. Ada dua jenis utama saluran yang telah ditemukan salah satu memiliki
sistem gerbang yang tanggap terhadap gradien voltase melintasi membran dan yang
lain tanggap terhadap stimulus modulator luar seperti misalnya cahaya atau hormon.
2.10 Membran diuntungkan oleh adanya pompa proton dalam pengangkutan ion
Seperti yang mula-mula dinyatakan oleh Peter Mitchell pada tahun 1961, pompa
proton menyediakan bagi sel dua sumber energi yang dapat digunakan: gradien pH
dan gradien elektropotensial. Salah satu dari kedua sumber ini biasanya digunakan
untuk mengangkut anion, kation, atau molekul netral melintasi membran. Pertama-
tama, kita perhatikan membran plasma. Penyerapan kation dipacu oleh adanya
gradien elektropotensial (elektropotensial di dalam sitosol negative). Penyerapan K +,
NH4+, Mg2+, dan Ca2+ biasanya berlangsung dengan bantuan pembawa atau saluran.
Difusi melalui lapisan rangkap lipid jauh lebih lambat dan tak dapat dikatakan
menjadi penyebab penghambatan oleh ion sekerabat atau penyebab adanya kinetika
multifase ion-ion ini. Penyerapan kation hanya dapat diterangkan dengan adanya
peranan protein pengangkut. Para peneliti sudah sangat yakin akan adanya pompa
kalium pada tumbuhan, namun tak satu pun ditemukan. Pada umumnya, pemompaan
K+ langsung ke dalam oleh ATPase hanya terjadi pada hewan yang memiliki pompa
kalium-natrium. Penjelasan yang paling sederhana untuk menjelaskan penyerapan
kation ke dalam sel tumbuhan adalah proses yang disebut unipor atau difusi
dipermudah. Proses ini mencakup protein pengangkut khas yang sangat mempercepat
pergerakan setiap kation ke dalam sel, menurunkan seluruh gradien energi-bebasnya
(elektrokimia). Untuk K+ dan NH4+, nisbah konsentrasi terukur di dalam dan di luar
sel menunjukkan gradien konsentrasi dugaan melintasi membran plasma, sebab
kedua kation valensi satu itu tidak terikat secara erat pada anio apa pun. Pengkelatan
Mg2+ dan Ca2+ dengan klorofil, protein, ATP, atau ligand lainnya di sitoplasma
membuat konsentrasi tak terikatnya dalam sel makin sulit diukur. Walaupun
demikian, difusi dipermudah ke dalam sel melintasi membrane plasma dengan
bantuan “uniporter” mungkin secara mekanistik bisa bekerja.

Gambar: Model Hipotesis Saluran Ion


Protein integral yang merentang pada membran mempunyai lubang di tengah, tempat ion
seperti kalium bergerak menuruni gradien elektrokimia. Pada model ini, ion kalium bergerak
dari kiri ke kanan menuju sitosol, menuruni gradien elektrokimia (perhatikan kelebihan
muatan negatif di sebelah kanan saluran), tetapi menaiki gradien konsentrasi kalium. Protein
sensor yanfg menyatu di dekat atau pada protein integral memberi respon dari sisi luar sel dan
dari sitosol terhadap stimulus kimia yang berasal dari cahaya, hormone, atau bahkan ion
kalsium. Protein saluran mempunyai gerbang yang menempel (kanan tengah) yang menutup
atau membuka dengan cara yang belum diketahui, sebagai responnya terhadap gradien
tegangan melintasi membran atau terhadap senyawa kimia yang dihasilkan oleh stimulus
lingkungan.

Gambar: Kotranspor dan pengangkutan lawan arah dari linarut melintasi membran plasma
yang dipacu oleh energi di ATP. ATPase pemindah proton di sebelah kiri menggerakkan H +
keluar dari sitosol. Proton ini dapat kembali ke sitosol secara kotranspor melalui pembawa
yang sekaligus memasukkan anion seperti nitrat atau gula sukrosa. Pengangkutan lawan arah
(antipor) juga mencakup kembalinya proton ke sitosol, tapi satu atau beberapa proton bertukar
dengan kation yang bergerak keluar seperti Na +, Mg2+, atau Ca2+.

Gradien elektropotensial tidak akan menguntungkan penyerapan molekul netral


seperti gula dan akan menolak anion seperti bikarbonat, nitrat, klorida, fosfat, dan
sulfat. Untuk gula dan anion, sel memanfaatkangradien pH antara dinding sel dan
sitosol (katakanlah, nilai pHnya 5 dan 7, atau konsentrasi H+ nya berbeda 100 kali).
Gradien pH dan gradien elektropotensial ini memacu penyerapan balik H + secara
pasif, tapi ion H+ bergerak ke dalam dengan sangat lamban, kecuali bila bergabung
dengan “pembawa” atau bergerak melalui saluran. Penting diketahui bahwa
“pembawa” seperti itu akan mengizinkan H+ masuk hanya jika “pembawa itu secara
bersamaan bergabung dengan sebuah anion dan membantu menangkutnya masuk ke
dalam sel. Ini salah satu contoh dari kotranspor atau simpor. Diduga ada juga
“pembawa” lain untuk berbagai macam anion. Ini menjelaskan kekhasan penyerapan
anion. Pembawa lain juga memasukkan gula dan asam amino ke dalam sel dengan
cara kotranspor bersama H+. Pada semua contoh kotranspor, H+ bergerak ke dalam
menuruni gradien potensial elektrokimia, sambil anion atau molekul netral diangkat
secara aktif. Artinya, proses yang melepaskan energi menjalankan proses yang
membutuhkan energi.
Penyerapan H+ secara pasif dapat juga digunakan untuk sekaligus mengangkut kation
keluar dari sel. Di sini, sebuah “pembawa” diduga bergabung dengan H + di luar dan
Na+. Ini merupakan contoh pengangkutan lawan arah atau antipor. Pengangkutan
lawan arah untuk Na+ merupakan cara yang penting sehingga sel akar dapat mengusir
ion tersebut dari sitosolnya bila tumbuhan itu hidup di tanah bergaram.
2.11 Penyerapan molekul berukuran besar,bahkan protein,oleh organel
Kita lazim berpikir bahwa molekul yang besar tidak dapat masuk ke dalam
membran dengan begitu saja tetapi nyatanya bisa. Sejauh ini, seperti kita ketahui,
semua jenis protein yang ratusan atau ribuan di nukleus harus diserap oleh nukelus
setelah dibuat oleh ribosom di sitosol. Dan sebagian besar protein di kloroplas dan
mitokondria disintesis bukan di kedua organel tersebut melainkan juga di ribosom
dalam sitosol. Protein juga diangkut ke vakuola, dinding sel, retikulum endoplasma,
glikosisom, dan peroksisom. Berikut adalah rangkuman atau kesimpulan mengenai
penyerapan protein oleh organel sel.
1. ATP bisanya atau selalu dibutuhkan untuk menyediakan energi bagi
pengangkutan, tapi energi itu mungkin tidak digunakan khusus untuk
menimbulkan gradien pH atau gradien elektropotensial. Hipotesis yang terkenal
ialah bahwa ATP menyediakan energi yang dibutuhkan untuk menguraikan
struktur bulat protein.
2. Ada suatu kekhususan, dalam arti organel apa menyerap protein apa.
Kekhususan ini akibat adanya kecocokan sisi pengenal protein membran pada
permukaan organel dengan protein yang akan diserap. Tampaknya membran luar
kloroplas dan mitokondria tidak mempunyai glikoprotein, sehingga polisakarida
yang memberi sifat pengenal pada kebanyakan membran lain yang mungkin tidak
terlibat.
3. Kekhususan pada protein hanya dimiliki oleh sebagian kecil saja yakni
sekitar 20 sampai 50 asam amino yang berada di salah satu ujung molekul.
Potongan beberapa asam amino ini, pada kloroplas disebut potongan transit, pada
mitokondria disebut potongan pemimpin, dan pada retikulum endoplasma serta
nukleus sebagai potongan isyarat.
4. Sesudah protein diserap oleh organel yang tepat, potongan
pengenalnya terpenggal (terhidrolisis) dan protein fungsional yang matang
terlepas. Potongan pengenal mungkin justru terhidrolisis lebih lanjut sampai
memisahkan 20 sampai 50 asam amino. Protein matang akan berusaha
menemukan tempat di organel untuk kemudian berfungsi memelihara kehidupan.
2.12 Hubungan antara fungsi akar dan fungsi tajuk dalam penyerapan mineral
Kecuali beberapa spersies tumbuhan gurun tertentu memiliki sistem perakaran
yang luar biasa besar. Kebanyakan tumbuhan mencurahkan, biomassanya pada tajuk
sehingga cukup masuk akal bahwa penyerapan garam mineral sebagian dikendalikan
oleh aktivitas tajuk. Ada du acara melihat kendali ini. Dalam pengertian permintaan,
tajuk akan meningkatkan penyerapan garam mineral oleh akar dengan cepat
menggunakan garam mineral tersebut dalam produk pertumbuhan (misalnya: protein,
asam nukleat, dan klorofil). Dalam pengertian penawaran, tajuk memasok
karbohidrat melalui floem yang digunakan akar untuk berespirasi menghasilkan ATP
yang akan membantu dalam penyerapan garam mineral.
Ketergantungan antara fungsi akar dengan fungsi tajuk dapat kita lihat pada
contoh yang ada. Salah satunya adalah tentang hubungan erat antara laju
pertumbuhan tajuk dan laju pertumbuhan nitrogen, fosfor, dan kalium. Laju respirasi
akar menurut waktu kadang berkaitan erat dengan laju fotosintesis (yang maksimum
menjelang sore). Respirasi akar juga berhubungan dengan laju perpindahan gula ke
akar. Penyerapan maksimum ion nitrat dan ammonium berhubungan dengan laju
maksimum fotosintesis, kecuali saat penyerapan berselisih kira-kira 5 jam, yang
menunjukkan adanya kebutuhan akan perpindahan karbohidrat dan respirasi akar
selama selisih waktu tersebut. Pelbagai hubungan ini tidak membuktikan adanya
sebab dan akibat, tapi pada tumbuhan yang sedang tumbuh aktivitas yang saling
bergantung antara akar dan tajuk tampak jelas. Hubungan timbul balik beberapa
proses fisiologi di akar dan tajuk yang mempengaruhi penyerapan garam mineral dari
tanah dapat dilihat pada berikut ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasakan atas latar belakang, rumusan masalah dan pembahasan di atas penulis
dapat menarik beberapa simpulan sebagai berikut;
1. Akar tanaman hidup tumbuh memanjang dan menerobos partikel-partikel tanah,
sehingga terjadi kontak akar dengan hara yang ada dilarutan tanah maupun hara
dibagian tanah yang lain
2. Mikoriza adalah fungi yang bersimbiosis dengan tumbuhan. Biasanya simbiosis ini
terletak di sistem perakaran tumbuhan. Ada juga fungi yang bersimbiosis dengan
fungi lainnya, tetapi sebutan mikoriza biasanya ditunjukan untuk fungi yang
melakukan simbiosis dengan tumbuhan. Bentuk simbiosis ini terutama adalah
simbiosis mutualisme, meskipun pada beberapa kasus dapat berupa simbiosis
parasitisme lemah.
3. Membrane sel adalah fitur universal yang dimiliki semua jenis sel berupa lapisan
antarmuka yang disebut sebagai membrane plasma yang memisahkan sel dengan
lingkungan di luar sel. Membrane juga dapat diartikan sebagai suatu lapisan yang
memisahkan dua larutan.
4. Jika sel tidak hidup dan tidak melakukan metabolisme, membrannya menjadi jauh
lebih permeable terhadap linarut. Jika sel terbunuh oleh suhu tinggi atau racun atau
metabolismenya oleh suhu rendah, suhu tinggi yang tak memtikan, atau penghambat
tertentu, maka linarut dalam sel banyak merembes keluar dan linarut di luar akan
berdifusi ke dalam
5. Transport Pasif merupakan mekanisme perpindahan molekul atau zat yang tidak
melewati selaput membran semipermeable dan tidak membutuhkan energi, dan
Transpor aktif merupakan transpor partikel- partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi
dalam bentuk ATP.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai pemakalah mengharapkan agar
pembaca dapat memasukan saran dan kritik yang membangun dalam makalah ini. Semoga
dapat menjadi sumber inspirasi yang baik bagi pembaca.
Daftar Pustaka

Chambell, Neil A, dkk. 2008. BIOLOGI edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Frank B Salisbury & Cleon W Ross. 1995. FISIOLOGI TUMBUHAN Jilid Satu Sel: Air,
Larutan, dan Permukaan Edisi Keempat. Bandung: ITB

Tim Dosen Fisiologi Tumbuhan. (2018). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.


FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai