Makalah Kesuburan Tanah Dan Pemupukan Kel 3
Makalah Kesuburan Tanah Dan Pemupukan Kel 3
Jurusan Agroteknologi
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Pergerakan Hara Ke Akar Tanaman”. Makalah ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kesuburan Tanah dan
Pemupukan dengan dosen pengampu ibu Ir. Gusmawartati, MP. Dalam
penyusunan makalah ini, kami telah mempelajari berbagai sumber referensi yang
relevan dengan topik yang dibahas. Oleh karena itu, kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih baik bagi pembaca
mengenai topik yang dibahas.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, namun kami berharap agar kritik dan saran dari pembaca dapat
membantu kami untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
memiliki beranekaragam fungsi, salah satunya sebagai alat penempel ataupun alat
respirasi.
Beberapa unsur-unsur hara yang dipergunakan atau dibutuhkan tanaman
diserap dari larutan tanah melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap
dari udara oleh daun. Penyerap unsur hara secara umum oleh tanaman lebih
lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman. Unsur hara dapat
kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni; (1) Secara difusi dalam
larutan tanah. (2) secara pasif terbawa oleh aliran tanah. (3) akar tumbuh ke arah
posisi hara tersebut dalam mtrik tanah. Setelah berada permukaa akar (kontak
dengan akar), baru unsure hara tersebut dapat diserap tanaman. Lintasan yang
dilalui oleh air dan unsur hara yang terlarut di dalamnya pada jaringan akar
menuju ke pembuluh xylem.kebanyak ahli berpendapat bahwa lintasan apoplas
dan simplas sama pentingnya dalam pengangkutan ion ke pumbuluh xylem.
Kalsium dalam bentuk Ca2+ diangkut oleh pembuluh xylem mellalui dindin sel
(lintasan apaoplas). Agaknya sel tumbuhan mempunyai suatu mekanisme untuk
mempertahankan agar konsentrasi kalsium pada sitosolnya tetap rendah. Untuk
ion–ion yang diserap langsung oleh sel–sel efidermis, akan diangkut kepembuluh
xylem secara simplastik, melintasi beberapa lapisan korteks, sel endodermis, dan
sel – sel prisikel. Pengangkutan ini melintasi dinding sel, lamela tengah, dan
plasma membrane atau pengangkutan melalui plasmodesmata
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja unsur hara untuk tanaman
2. Untuk mengetahui dinamika unsur hara dalam tanah
3. Untuk mengetahui harkat hara dalam tanah dan tanaman
4. Untuk mengetahui proses penyerapan hara oleh tanaman
5. Untuk mengetahui apa itu difusi, intersepsi akar dan aliran masa
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja unsur hara yan dibutuhkan tanaman
2. Mahasiswa dapat mengetahui dinamika unusr hara yang ada di dalam
tanah
2
3. Mahasiswa dapat mengetahui harkat hara yang ada di dalam tanah dan di
dalam tanaman
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses penyerapan hara oleh
tanaman
5. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai difusi intersepsi akar dan aliran
massa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
oleh unsur hara jenis lainnya; dan (3) Unsur hara tersebut terlibat langsung dalam
metabolisme tanaman.
Unsur golongan mikro dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan unsur makro
oleh tanaman. Penggolongan yang kedua adalah berdasarkan ketergantiannya oleh
unsur lain. Golongan tersebut adalah unsur hara esensial dan non esensial. Unsur
yang termasuk golongan esensial adalah Belerang (S), Kalsium (Ca), fosfor (P),
besi (Fe), molibdenum (Mo), boron (B), mangan (Mn), seng (Zn), Oksigen (O),
karbon (C). Unsur esensial berarti unsur-unsur tersebut keberadaannya tidak dapat
digantikan oleh unsur lain. Absennya unsur esensial akan mengakibatkan tanaman
tumbuh dengan tidak normal. Kontras dengan unsur esensial, unsur non esensial
hanya berperan kecil terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga dapat digantikan
oleh unsur lain. Contoh unsur ini adalah natrium (Na), silikon (Si), brom (Br), dan
fluor (F) (Saptomo et al., 2019).
5
penambahan hara melalui pemupukan disamping berakibat meningkatkan
konsentrasi hara dalam jaringan tanaman, juga meningkatkan produksi berat
kering. Pada zone cukup penambahan hara melalui pemupukan berakibat
meningkatkan kandungan hara dalam jaringan tanaman, tetapi tidak meningkatkan
berat kering atau hasil panen. Kurva respon pada bagian ini disebut “luxury
consumption” (konsumsi berlebihan). Sedangkan pada zone lewat cukup
penambahan hara melalui pemupukan berakibat kandungan hara dalam jaringan
tanaman bertambah, tetapi hasil panen atau produksi tanaman menurun
(Wiraatmaja, 2019).
6
tanaman tidak dapat menyerap unsur hara tersebut dan nantinya akan
mempengaruhi proses yang terjadi didalam tubuh tanaman seperti
fotosintesis.
b) pH lingkungan
c) Kadar lengas
d) batuan induk
e) Lempung
f) Bahan organic
7
Ion yang berada dalam larutan tanah bergerak mengikuti aliran air menuju
ke akar atau melalui proses difusi (pergerakan dari konsentrasi tinggi di konsentrat
hara ke konsentrasi rendah disekitar permukaan akar tanaman). Ion ini berada
dalam kondisi siap serap oleh tanaman. Keberadaan ion dalam larutan tanah
sangat dipengaruhi oleh kandungan air tanah. Pada saat kandungan air tanah
sedikit(tanah mengering), maka tanah cenderung menjerap ion dengan valensi
rendah dan melepas ion dengan valensi tinggi ke larutan tanah (menjerap ion K+
dan melepas ion Ca2+ ke larutan tanah). Sebaliknya, pada saat kandungan air
tanah banyak (tanah lembab), maka tanah cenderung menjerap ion dengan valensi
tinggi dan melepas ion dengan valensi rendah ke larutan tanah (menjerap ion
Ca2+ dan melepas ion K+ ke larutan tanah) (Pan dan Liu,2020).
Seperti halnya bahan organik, siklus unsur hara merupakan proses yang
sangat penting bagi dinamika dan keseimbangan hara yang terkait langsung
dengan pertumbuhan dan hasil tanaman yang dibudidayakan. Siklus ini menjadi
lebih penting lagi dalam pengelolaan usahatani pada lahan kering (iklim basah
maupun iklim kering) yang mendapat pengaruh curah hujan, kelembaban, dan
suhu yang tinggi. Proses ini merupakan indikator dari berjalannya fungsi ekologi
yang rumit dan kompleks (Ratsele, 2019).
Dinamika unsur hara dalam mineral tanah mengalami keseimbangan
antara pengikatan dan pelepasannya dengan partikel liat dan pelapukan bahan
induk tanah. Di daerah tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi memacu
pelapukan bahan induk tanah dan melepaskan unsur hara kedalam mineral dan
selanjutnya tersedia untuk tanaman atau diikat oleh pertikel liat kemudian melepas
secara pelan-pelan untuk tanaman. Selain pelapukan bahan induk tanah, unsur
hara didalam mineral juga diperkaya oleh proses hujan dan debu dari udara dan
masukkan pupuk kimia dari luar sistem tanah-tanaman. Namun demikian, unsur
hara didalam mineral bisa hilang melalui penguapan (volatilisasi), erosi, dan
pencucian. Di daerah tropika basah, ketiga proses ini berlangsung intensif
sehingga perlu masukkan unsur hara dari pupuk kima dalam jumlah banyak untuk
mengimbangi laju kehilangan melalui ketiga proses tersebut (Wigena, 2020).
8
Gambar 2. Dinamika Hara Dalam Tanah
9
2) Kecukupan (sufficient), yaitu keadaan jika konsentrasi unsur hara
essensial tersedia dalam tanah berada dalam jumlah yang cukup untuk
mendukung pertumbuhan tanaman
3) Berlebihan (excessive), yaitu keadaan jika unsur hara essensial berada
dalam jumlah yang cukup tinggi melebihi jumlah yang dibutuhkan
tanaman dan menyebabkan kekurangan unsur hara lainnya
4) Keracunan (toxic), yaitu keadaan jika konsentrasi unsur hara essensial
atau unsur hara lainnya berada dalam jumlah yang cukup tinggi dan
menyebabkan pertumbuhan tanaman sangat terhambat (keracunan berat)
dan mengakibatkan kematian tanaman
Menurut Kusumawati (2021) sendiri, tingkatan harkat hara dalam tanah
sendiri dikelompokkan sebagai:
1. Sangat Rendah : Pada keadaan ini tanaman menderita gejala
kekurangan hara. Produksi tanaman sangat rendah, apabila dipupuk
menunjukkan respon yang nyata dan produksi tanaman meningkat, gejala
kekurangan hara menghilang.
2. Rendah: sebagian tanaman menampakkan gejala kekurangan hara,
produksi tanaman rendah dan bila dipupuk dengan pupuk yang
mengandung hara ini, produksi naik, cukup memadai atau menunjukkan
tanggapan terhadap pemupukan.
3. Cukup, Sedang, Medium : Keadaan hara dalam tanah cukup, produksi
memadai, bila dipupuk dengan pupuk yang mengandung hara ini sedikit
menunjukkan produksi atau masih tanggap terhadap pemupukan.
4. Tinggi : tanaman umumnya menampakkan gejala pertumbuhan normal
dan pemupukan tidak nyata meningkatkan produksi atau tanaman kurang
tanggap terhadap pemupukan.
10
Tabel 4. Tingkat harkat unsur hara dalam tanah (Fauziyah, 2010)
Untuk bisa mencukupi kebutuhan hara tanaman, maka tanah sebaiknya
berada pada golongan atau tingkat tanah dengan harkat hara sedang. Sebab tanah
dengan harkat hara rendah terlalu bergantung pada pupuk dalam jumlah besar
untuk mensubsidi kebutuhan unsur haranya yang kurang.
11
Intersepsi akar yaitu akar tanaman hidup tumbuh memanjang dan
menerobos partikel-partikel tanah, sehingga terjadi kontak akar dengan hara yang
ada dilarutan tanah maupun hara dibagian tanah yang lain.(1)Unsur haranya dalam
kondisi statis, akar tanamannya aktif.(2)Makin luas cakupan keberadaan akar
didalam tanah, maka makin luas permukaan bidang serapan akar terhadap unsur
hara,(3)Penyerapan unsur hara terjadi pada bulu-bulu akar (root hair).(4)
Intersepsi akar pada tanaman akan meningkat dengan adanya mikoriza, simbiosis
jamur dan akar tanaman. Efek positif mikoriza ini paling besar bila tanaman
tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur unsur hara yang dapat diserap
melalui model ini adalah Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) (Ningsih et al.,
2020).
Pertumbuhan akar dan terbentuknya bulu akar baru menyebabkan terjadi
persinggungan antara akar dengan ion hara tanaman. Pertumbuhan bulu akar akan
menembus pori agregat tanah dan bersinggungan dengan ion/hara yang ada. Bila
ion dalam bentuk tersedia, maka terjadi pertukaran ion dan kemudian ion masuk
ke dalam tubuh tanaman. Persinggungan akar ditentukan oleh :
Hara yang tersedia pada volume tanah yang ditempati oleh akar
Volume tanah yang ditempati oleh akar
Pori-pori tanah
Akar.
Aliran massa yaitu pergerakan hara didalam tanah ke permukaan akar
tanaman yang terangkut oleh aliran konvektif air akibat penyerapan air oleh
tanaman atau sebagai air transpirasi.(1)Jumlah hara yang bergerak dengan model
aliran masa, sebanding dengan jumlah air yang diserap tanaman dan konsentrasi
hara didalam air tersebut,(2)unsur haranya dalam kondisi aktif, akar tanamannya
pasif,(3)lokasi unsur hara agak jauh dari permukaan akar(4)Kekeringan akan
mengakibatkan penurunan jumlah hara yang bergerak dengan model aliran
massa.Unsur hara yang diserap melalui model ini adalah N (dalam bentuk NO3-),
Ca2+, Mg2+, H3BO3 dan sulfur. (Olioso et al.,2019)
12
Aliran masa merupakan proses perpindahan hara dengan air tanah sebagai
perantara, yang terutama disebabkan oleh daya serap akar. Gerakan air dalam
tanah memungkinkan terjadinya kontak air-akar sehingga hara dapat bergerak ke
dalam akar. Hara-hara yang relatif lebih banyak terdapat di larutan tanah seperti N
akan lebih banyak diserap melalui aliran massa. Pada tanah dengan kandungan
pasir tinggi, K ditransportasikan melalui proses aliran massa, dan menyebabkan
tingginya kehilangan K dari tanah permukaan tanah (Siswanto, 2019). Pada
kondisi adanya aplikasi mikoriza, proses penyerapan hara akan lebih banyak
dengan adanya bantuan hifa melalui proses aliran massa terutama untuk hara N, P
dan K (Basri, 2018)
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
3.2 Difusi
Difusi dalam prosesnya melibatkan dua zat yang salah satunya berkonsentrasi
lebih tinggi dari zatlain. Kondisi ini menyebabkan perpindahan dan pembauran ke
seluruh partikel secara merata. Difusi juga dikatakan sebagai peristiwa
mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Berikut adalah faktor yang memengaruhi difusi:
Suhu. Semakin tinggi suhu, maka difusi yang terjadi akan semakin cepat
pula.
BM. Semakin besar BM maka akan membuat difusi terjadi menjadi
semakin lambat.
Kelarutan dalam medium.
Perbedaan Konsentrasi.
Jarak tempat berlangsungnya difusi.
Area Tempat berlangsungnya difusi.
Proses difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup
tumbuhan. Karbon mati (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari
udara melalui proses difusi. Pengambilan udara dan garam mineral oleh tumbuhan
dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah
ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih
tinggi dari pada di dalam sel.
15
3.3 Intersepsi Akar
Intersepsi akar yaitu akar tanaman hidup tumbuh memanjang dan menerobos
partikel-partikel tanah, sehingga terjadi kontak antara akar dengan hara yang ada
dilarutan tanah maupun hara dibagian tanah yang lain. Dapat dijelaskan juga
intersepsi akar terjadi pada saat akar tanaman tumbuh, maka akar memasuki
ruangan yang ditempati oleh unsur hara dan terjadi kontak yang sangat dekat
sehingga terjadi pertukaran ion pada permukaan akar dan permukaan kompleks
adsorbsi. Meskipun angkanya kecil, tetapi sumbangannya penting agar hara
mencapai akar. Hal ini nampak jelas terutama bagi hara dengan kadar tinggi dalam
tanah misalnya Ca dan Mg, atau hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi
tanaman seperti Zn dan Mn dan hara mikro lainnya.
Intersepsi dipengaruhi oleh semua yang mempengaruhi pertumbuhan akar:
tanah yang kering, tanah mampat, pH tanah yang rendah, keracunan Al dan Mn,
kekahatan hara, kegaraman, aerasi buruk, penyakit akar, serangga, nematoda,
temperatur sangat tinggi atau sangat rendah. Pertumbuhan tanaman berpengaruh
paling besar terhadap proses intersepsi, meskipun juga berpengaruh terhadap dua
mekanisme lainnya (Ningsih, 2020)
Hara yang masuk melalui intersepsi tergantung pada kadar hara didalam
tanah, volume tanah yang dijelajahi akar, akar menempati 1-2% volume tanah,
pada permukaan tanah akar lebih rapat.
Proses intersepsi atau pertukaran langsung, dapat digambarkan sebagai berikut:
[rambut akar]H+ dengan K+ [ lempung/BO]
Pertukaran
[rambut akar]K+ dengan H+ [ lempung/BO]
Hal ini terjadi karena akar juga memiliki KPK yang berumber dari gugus
karboksil (seperti dalam bahan organik): COOH <–> COO– + H+. Besarnya kpk
akar pada monokotil 10 – 30 meq/100 g dengan sifat kation monovalen lebih
cepat diserap, sedangkan akar dikotil memiliki KPK 40 – 100 meq/100 g dengan
sifat kation divalen lebih cepat diserap. (Munawar,2019)
Unsur hara nya dalam kondisi statis, akar tanaman nya aktif
Makin luas cakupan keberadaan akar didalam tanah, maka makin luas
permukaan bidang serapan akar terhadap unsur hara
16
Penyerapan unsur hara terjadi pada rambut-rambut akar (root hair)
Intersepsi akar pada tanaman akan meningkat dengan adanya mikoriza,
simbiosis jamur dan akar tanaman. Efek positif mikoriza ini paling besar
bila tanaman tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur.
Unsur hara yang dapat diserap melalui model ini adalah Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg).
17
a. Sifat-sifat media tumbuh
b. Kondisi iklim
c. Kelarutan hara
d. Spesies tanaman
18
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Unsur hara sangat penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman.
Unsur hara dibutuhkan tanaman ada yang dalam jumlah atau kuantitas yang tinggi
dan ada yang dibutuhkan dalam jumlah atau kuantitas kecil . Pertumbuhan terjadi
jika tanaman memperoleh hara yang cukup dan kekurangan salah satu unsur dari
nutrisi tanaman berpengaruh pada proses pertumbuhan tanaman . Jumlah ion/hara
yang terdifusikan ke akar dipengaruhi oleh : jumlah kandungan air/lengas tanah
konsentrasi hara pada permukaan akar Pada proses difusi ini, hara berpindah
menuju apoplas, lalu ke membran sel untuk selanjutnya didistribusikan ke
jaringan lain untuk proses metabolisme dan pertumbuhan tanaman .Pertumbuhan
bulu akar akan menembus pori agregat tanah dan bersinggungan dengan ion/hara
yang ada. Bila ion dalam bentuk tersedia, maka terjadi pertukaran ion dan
kemudian ion masuk ke dalam tubuh tanaman.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan untuk dalam pembuatan
makalah diharapkan mendapat pengapresiasi dan masukan baik mengenai materi
dalam isi makalah maupun dalam berbagai sumber pembuatan makalah. Serta
lebih teliti dan cermat dalam penulisan maupun pengutipan baik dari buku
maupun sumber terpercaya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abu, R. L. A., Basri, Z. & Made, U. 2017. Respon pertumbuhan dan hasil
tanaman padi (Oryza sativa L.) terhadap kebutuhan nitrogen menggunakan
bagan warna daun. Jurnal Agrolandi, 24 (2) : 119 – 127.
Apichatmeta, K., Sudsiri, C.J., & Ritchie, R.J. (2019). Photosynthesis of Oil Palm
(Elaeis guineensis). Scientia Horticulturae. 214, 34–40.
Atmaja,I.S.W., 2018. pengaruh uji minus one test pada pertumbuhan vegetatif
tanaman mentimun. Jurnal logika. 212(1): 63-68
Farrasati, R., Pradiko, I., Rahutomo, S., & Ginting, E. N. (2021). Pemupukan
melalui tanah serta daun dan kemungkinan mekanismenya pada tanaman
kelapa sawit. WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 26(1): 7-19.
Kartika, Y., & Prastowo, B. 2021. Efektivitas pupuk organik dan mikoriza dalam
meningkatkan serapan hara dan produksi tanaman padi di lahan sawah.
Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 10(1), 11-17.
Kusumawati, Anna. 2021. Kesuburan Tanah Dan Pemupukan. Poltek LPP Press.
Yogyakarta.
20
Mansyur, M., Nurhayati, S., & Tavip, A. (2021). Ilmu Pupuk: Dari Dasar-dasar
Kimia dan Biologi Tanah hingga Aplikasi Pupuk di Lapangan. IPB Press.
Morrissey, J., Guerinot, M.L., 2009. Iron uptake and transport in plants: The good,
the bad, and the ionome. Chem. Rev. 109, 4553–4567.
Munawar, Ali. 2019. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor
Ningsih, W. D., Wahyudi, A., & Sunarminto, B. H. 2020. Pengaruh Diameter Akar
Tanaman dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh terhadap Intersepsi Air
oleh Akar Jagung pada Lahan Kering. Jurnal Agroqua: Media Informasi
Agronomi dan Budidaya Perairan, 16(2), 105-110
Olioso, A., Satalino, G., Petropoulos, G. P., & Pergola, N. 2019. Remote sensing
of crop water and nutrient status: Review and implications for studying
environmental processes. Remote Sensing. 11(14), 1681.
Pan, W. L., & Liu, C. 2020. Nutrient management for sustainable crop production:
Challenges and strategies. Springer.
Rustiana, R., Suwardji, S., & Suriadi, A. 2021. Pengelolaan unsur hara terpadu
dalam budidaya tanaman porang. Jurnal Agrotek Ummat, 8(2), 99-109.
21
Sagala, A. 2009. Respon pertumbuhan dan produksi tomat (Solanum
lycopersicum Mill.) dengan pemberian unsur hara makro-mikro dan
blotong. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Tresno, H. E., Purnomo, D., dan Kurniawan, A. 2020. Analisis ketersediaan hara
dan hasil tanaman cabai merah pada sistem agroforestry. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan, 22(1), 25-32.
22