Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN


PERGERAKAN HARA KEAKAR TANAMAN

Dosen Pengampu: Ir. Gusmawartati, MP

Disusun oleh Kelompok 3:

Afrila Yobi 2106111483


Fazira Hafmasara 2106134457
Feby Pebriana Fikh Ryya 2106110593
Habil Arza 2106113197
Imam Nawawi 2106135601
Kevin Renaldi Listiawan 2106113013
M Munadhil Abiyyu 2106124331
Muhammad Reza Kurniawan 2106110553
Nella Novita Tanjung 2106111623
Nur Hidayatullah 2106124987
Resgia Meisy Dwi Putri 2106110307
Rini Ardianti 2106113179

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Riau

2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Pergerakan Hara Ke Akar Tanaman”. Makalah ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kesuburan Tanah dan
Pemupukan dengan dosen pengampu ibu Ir. Gusmawartati, MP. Dalam
penyusunan makalah ini, kami telah mempelajari berbagai sumber referensi yang
relevan dengan topik yang dibahas. Oleh karena itu, kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih baik bagi pembaca
mengenai topik yang dibahas.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, namun kami berharap agar kritik dan saran dari pembaca dapat
membantu kami untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.

Pekanbaru, 20 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1 Unsur Hara Untuk Tanaman ........................................................................... 4
2.2 Dinamika Unsur Hara ..................................................................................... 7
2.3 Harkat Hara Dalam Tanah .............................................................................. 9
2.4 Proses Penyerapan Hara Oleh Tanaman ......................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 14
3.1 Pergerakan Hara Keakar Tanaman.................................................................. 14
3.2 Difusi ............................................................................................................... 15
3.3 Intersepsi Akar ................................................................................................ 16
3.4 Aliran Massa ................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 19
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 19
4.2 Saran ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsentrasi hara .................................................................................. 6


Gambar 2. Dinamika Hara Dalam Tanah ............................................................. 9
Gambar 3. Skematis gerakan air dan unsur menuju xylem ................................... 14
Gambar 4. Skematis terjadinya difusi ................................................................... 15
Gambar 5. Intersepsi Akar..................................................................................... 17
Gambar 6. Skematis aliran massa ......................................................................... 18

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Unsur Hara ..................................................................................... 5


Tabel 2. Tingkat harkat unsur hara dalam tanah ................................................... 11

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanaman merupakan suatu organisme fotoautotrof yang mana tanaman ini
sendiri memiliki kemampuan memanfaatkan sumber energi cahaya untuk dapat
mengubah material anorganik menjadi biomasa melalui proses fotosintesis
(Apichatmeta et al., 2019). Material anorganik tersebut termasuk air karbon
dioksida dan unusur hara. Unsur hara yang diserap oleh tanaman yang digunakan
sebagai komponen dalam penyusunan jaringan tanaman, sebagai katalisator
proses metabolisme, sebagai pensistensis enzim dan protein. Unsur hara yang
biasanya diserap tanaman berupa kation dan anion. Selain unsur yang merupakan
komponen penyusun air dan CO, unsur hara dikelompokkan sebagai unsur makro
2 yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg serta hara mikro yaitu Fe, B, Mn, Zn, Cu, Mo, dan
Cl Seluruh unsur hara tersebut diperlukan tanaman dalam jumlah cukup untuk
mendukung pertumbuhan dan produksi yang optimal (Farrasati et al.,2021)
Tanaman dalam proses metabolisme membutuhkan makanan berupa unsur
hara. Unsur hara yang dibutuhkan secara alami dapat berasal dari tanah, akan
tetapi ketersediaannya yang terbatas maka penambahan unsur hara tanaman dapat
diberikan melalui kegiatan pemupukan (Atmaja, 2018)
Proses penyerapan unsur hara oleh tanaman berkaitan dengan transfer ion-
ion unsur hara menyebrangi permukaan akar tanaman masuk kedalam sel. Energi
untuk proses diperoleh melalui aktivitas metabolik tanaman dan ketidak adanya
serapan unsur hara yang melakukan. Unsur hara yang diserap mengikuti
fenomena pertukaran ion. Pertukaran akar seperti tanah mempunyai muatan
negatif dan melakukan pertukaran kation. Serapan yang paling efisien berada pada
jaringan akar lebih muda, masih tumbuh dan memanjang.
Akar merupakan bagian terpenting ketiga setelah daun dan batang. Jelas
disini apa yangdimaksud dengan akar yaitu sebuah organ utama pada tumbuhan
yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan juga air dari tanah, menegakkan
tumbuhan itu sendiri, dan juga bermetamorfosis menjadi sebuah alat yang

1
memiliki beranekaragam fungsi, salah satunya sebagai alat penempel ataupun alat
respirasi.
Beberapa unsur-unsur hara yang dipergunakan atau dibutuhkan tanaman
diserap dari larutan tanah melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap
dari udara oleh daun. Penyerap unsur hara secara umum oleh tanaman lebih
lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman. Unsur hara dapat
kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni; (1) Secara difusi dalam
larutan tanah. (2) secara pasif terbawa oleh aliran tanah. (3) akar tumbuh ke arah
posisi hara tersebut dalam mtrik tanah. Setelah berada permukaa akar (kontak
dengan akar), baru unsure hara tersebut dapat diserap tanaman. Lintasan yang
dilalui oleh air dan unsur hara yang terlarut di dalamnya pada jaringan akar
menuju ke pembuluh xylem.kebanyak ahli berpendapat bahwa lintasan apoplas
dan simplas sama pentingnya dalam pengangkutan ion ke pumbuluh xylem.
Kalsium dalam bentuk Ca2+ diangkut oleh pembuluh xylem mellalui dindin sel
(lintasan apaoplas). Agaknya sel tumbuhan mempunyai suatu mekanisme untuk
mempertahankan agar konsentrasi kalsium pada sitosolnya tetap rendah. Untuk
ion–ion yang diserap langsung oleh sel–sel efidermis, akan diangkut kepembuluh
xylem secara simplastik, melintasi beberapa lapisan korteks, sel endodermis, dan
sel – sel prisikel. Pengangkutan ini melintasi dinding sel, lamela tengah, dan
plasma membrane atau pengangkutan melalui plasmodesmata

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja unsur hara untuk tanaman
2. Untuk mengetahui dinamika unsur hara dalam tanah
3. Untuk mengetahui harkat hara dalam tanah dan tanaman
4. Untuk mengetahui proses penyerapan hara oleh tanaman
5. Untuk mengetahui apa itu difusi, intersepsi akar dan aliran masa

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja unsur hara yan dibutuhkan tanaman
2. Mahasiswa dapat mengetahui dinamika unusr hara yang ada di dalam
tanah

2
3. Mahasiswa dapat mengetahui harkat hara yang ada di dalam tanah dan di
dalam tanaman
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses penyerapan hara oleh
tanaman
5. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai difusi intersepsi akar dan aliran
massa

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Unsur Hara untuk Tanaman


Unsur hara atau nutrien adalah komponen yang sangat diperlukan oleh
tanaman pada tanah. Tanah yang baik adalah tanah yang menyediakan unsur-
unsur tersebut dengan lengkap untuk menunjang pertumbuhan bagi tanaman.
Tanaman yang tumbuh di tanah tanpa komponen tersebut akan mengalami
pertumbuhan yang tidak baik. Pertumbuhan yang tidak baik akan menghasilkan
kualitas tanaman yang tidak baik pula, oleh karena itu nutrien bagi tanaman
menjadi sangat penting. Banyak cara dilakukan para petani untuk memenuhi
kebutuhan tanaman akan unsur-unsur tersebut, mulai dari langkah alami hingga
penambahan bahan-bahan sintetik. Unsur-unsur ini dapat bersumber dari makhluk
hidup ataupun sumber tak hidup atau disebut juga organik dan anorganik. Pada
praktek di lapangan, umumnya pembahasan tentang unsur tersebut lebih berkaitan
dengan dunia tanaman. Sehingga untuk tanaman sendiri, pengertian nutrien adalah
unsur anorganik di dalam tanah yang sangat diperlukan untuk tumbuh kembang
tanaman (Arie, 2019).
Unsur hara esensial merupakan unsur kimia yang penting untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan kriteria yaitu: (1)
Tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya tanpa adanya unsur hara
tersebut; (2) Fungsi unsur hara tersebut tidak bisa digantikan oleh unsur hara jenis
lainnya; dan (3) Unsur hara tersebut terlibat langsung dalam metabolisme tanaman
(Marschner, 2020). Unsur hara esensial terdiri atas: (1) Nutrisi dasar (basic
nutrient) terdiri atas karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H); (2) Makronutrien
terdiri atas nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), belerang (S),
magnesium (Mg); dan (3) Mikronutrien terdiri atas besi (Fe), boron (B); klor (Cl);
mangan (Mn); seng (Zn); tembaga (Cu); dan molibdenum (Mo) (Mia, 2020).
Unsur hara esensial merupakan unsur kimia yang penting untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Tresno, 2020) dengan
kriteria yaitu: (1) Tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya tanpa
adanya unsur hara tersebut; (2) Fungsi unsur hara tersebut tidak bisa digantikan

4
oleh unsur hara jenis lainnya; dan (3) Unsur hara tersebut terlibat langsung dalam
metabolisme tanaman.
Unsur golongan mikro dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan unsur makro
oleh tanaman. Penggolongan yang kedua adalah berdasarkan ketergantiannya oleh
unsur lain. Golongan tersebut adalah unsur hara esensial dan non esensial. Unsur
yang termasuk golongan esensial adalah Belerang (S), Kalsium (Ca), fosfor (P),
besi (Fe), molibdenum (Mo), boron (B), mangan (Mn), seng (Zn), Oksigen (O),
karbon (C). Unsur esensial berarti unsur-unsur tersebut keberadaannya tidak dapat
digantikan oleh unsur lain. Absennya unsur esensial akan mengakibatkan tanaman
tumbuh dengan tidak normal. Kontras dengan unsur esensial, unsur non esensial
hanya berperan kecil terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga dapat digantikan
oleh unsur lain. Contoh unsur ini adalah natrium (Na), silikon (Si), brom (Br), dan
fluor (F) (Saptomo et al., 2019).

Tabel 3. Jenis Unsur Hara (Kusumawati, 2021)


Hubungan antara pertumbuhan yang dicerminkan dengan produksi berat
kering tanaman) dengan ketersediaan dan konsentrasi hara mineral dalam jaringan
tanaman. Pada prinsipnya hubungan tersebut dibedakan menjadi 4 zone yang
berbeda yaitu zone defisiensi, peralihan, kecukupan dan lewat cukup. Artinya
adalah status nutrisi tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil adalah
berbeda antara zone defisiensi, peralihan, kecukupan dan lewat cukup. Namun
status nutrisi seperti pada gambar tersebut tidak selalu dapat berlaku umum,
karena sangat tergantung dari jenis hara mineral dan tanamannya. Gambar 1.
menjelaskan bahwa pada zone defisiensi penambahan hara dalam tanah (melalui
pemupukan) hanya berakibat meningkatkan produksi berat kering, tetapi
konsentrasi hara dalam jaringan tanaman tetap, sedangkan pada zone peralihan

5
penambahan hara melalui pemupukan disamping berakibat meningkatkan
konsentrasi hara dalam jaringan tanaman, juga meningkatkan produksi berat
kering. Pada zone cukup penambahan hara melalui pemupukan berakibat
meningkatkan kandungan hara dalam jaringan tanaman, tetapi tidak meningkatkan
berat kering atau hasil panen. Kurva respon pada bagian ini disebut “luxury
consumption” (konsumsi berlebihan). Sedangkan pada zone lewat cukup
penambahan hara melalui pemupukan berakibat kandungan hara dalam jaringan
tanaman bertambah, tetapi hasil panen atau produksi tanaman menurun
(Wiraatmaja, 2019).

Gambar 2. Konsentrasi hara (Wiraatmaja, 2019).


Jika dilihat dari kondisi Unsur Hara didalam tanah, terdapat beberapa
konsep mengenai unsur hara (Ruatiana et al., 2021):
1. Hara total : Total hara merupakan unsur hara didalam tanah, baik tersedia
dan tidak tersedia, baik bersumber dari alaminya (mineral) maupun jika
tambahan dari luar seperti kegiatan pemupukan pupuk anorganik.
2. Hara tidak tersedia : kondisi unsur hara yang tidak tersedia untuk
tanaman, karena syarat ketersediaannya tidak terpenuhi. Hara tidak tersedia
ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
3. Hara tersedia : merupakan kondisi unsur hara yang tersedia untuk
tanaman karena syarat tersedianya terpenuhi, seperti :
a) Bentuk: masing-masing untuk hara memiliki bentuk yang berbeda
sebagai syarat dapat diserap oleh tanaman. Jika bentuk belum sesuai, maka

6
tanaman tidak dapat menyerap unsur hara tersebut dan nantinya akan
mempengaruhi proses yang terjadi didalam tubuh tanaman seperti
fotosintesis.
b) pH lingkungan
c) Kadar lengas
d) batuan induk
e) Lempung
f) Bahan organic

2.2 Dinamika Unsur Hara dalam Tanah


Menurut (Kartika,2021), Keberadaan unsur hara di dalam tanah sifatnya
dinamis. Dalam tanah,unsur hara terdapat pada tiga kondisi/bentuk :
1. Unsur hara di kompleks penyimpanan
Unsur hara sangat penting diperlukan bagi tanaman dalam pertumbuhan,
pembentukan jaringandan kegiatan hidup lainnya, biasanya unsur hara tersebut
diperoleh dari tanah (Saptomo et al., 2019)
Tanah merupakan tempat tumbuh dan penyedia unsur hara pada tanaman.
Tanah mampu menyediakan air dan berbagai unsur hara baik makro maupun
mikro. Kemampuan tanah menyediakan unsur hara, ditentukan oleh kandungan
bahan organik tanah (BOT) dan kelengasan tanah. Atas dasar kandungan bahan
organik, biasanya dikenal dua kelompok tanah yaitu tanah mineral dan tanah
organik/gambut (Mustafa, 2012).
Menurut (Widhiastuti et al., 2019) Unsur hara yang pada kondisi di
kompleks penyimpanan ada dalam bentuk senyawa. Kompleks penyimpanan ini
antara lain: mineral tanah, Bahan organik dan Senyawa yang mengendap. Sifat
unsur hara disini berada pada kondisi ketersediaan lambat s/d sangat lambat untuk
tanaman.
2. Unsur hara di kompleks pertukaran
Unsur hara yang pada kondisi di dalam kompleks pertukaran ini sudah
berupa ion yang terikat lemah sehingga dapat ditukar dengan ion lain. Sifat
ketersediaanya tersedia lambat s/d sedang.
3. Unsur hara dalam larutan tanah

7
Ion yang berada dalam larutan tanah bergerak mengikuti aliran air menuju
ke akar atau melalui proses difusi (pergerakan dari konsentrasi tinggi di konsentrat
hara ke konsentrasi rendah disekitar permukaan akar tanaman). Ion ini berada
dalam kondisi siap serap oleh tanaman. Keberadaan ion dalam larutan tanah
sangat dipengaruhi oleh kandungan air tanah. Pada saat kandungan air tanah
sedikit(tanah mengering), maka tanah cenderung menjerap ion dengan valensi
rendah dan melepas ion dengan valensi tinggi ke larutan tanah (menjerap ion K+
dan melepas ion Ca2+ ke larutan tanah). Sebaliknya, pada saat kandungan air
tanah banyak (tanah lembab), maka tanah cenderung menjerap ion dengan valensi
tinggi dan melepas ion dengan valensi rendah ke larutan tanah (menjerap ion
Ca2+ dan melepas ion K+ ke larutan tanah) (Pan dan Liu,2020).
Seperti halnya bahan organik, siklus unsur hara merupakan proses yang
sangat penting bagi dinamika dan keseimbangan hara yang terkait langsung
dengan pertumbuhan dan hasil tanaman yang dibudidayakan. Siklus ini menjadi
lebih penting lagi dalam pengelolaan usahatani pada lahan kering (iklim basah
maupun iklim kering) yang mendapat pengaruh curah hujan, kelembaban, dan
suhu yang tinggi. Proses ini merupakan indikator dari berjalannya fungsi ekologi
yang rumit dan kompleks (Ratsele, 2019).
Dinamika unsur hara dalam mineral tanah mengalami keseimbangan
antara pengikatan dan pelepasannya dengan partikel liat dan pelapukan bahan
induk tanah. Di daerah tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi memacu
pelapukan bahan induk tanah dan melepaskan unsur hara kedalam mineral dan
selanjutnya tersedia untuk tanaman atau diikat oleh pertikel liat kemudian melepas
secara pelan-pelan untuk tanaman. Selain pelapukan bahan induk tanah, unsur
hara didalam mineral juga diperkaya oleh proses hujan dan debu dari udara dan
masukkan pupuk kimia dari luar sistem tanah-tanaman. Namun demikian, unsur
hara didalam mineral bisa hilang melalui penguapan (volatilisasi), erosi, dan
pencucian. Di daerah tropika basah, ketiga proses ini berlangsung intensif
sehingga perlu masukkan unsur hara dari pupuk kima dalam jumlah banyak untuk
mengimbangi laju kehilangan melalui ketiga proses tersebut (Wigena, 2020).

8
Gambar 2. Dinamika Hara Dalam Tanah

2.3 Harkat Hara dalam Tanah dan Tanaman


Menurut (Soemartini, 2019), harkat hara dalam tanah adalah kemampuan
tanah untuk menyimpan dan menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman untuk tumbuh dan berproduksi dengan optimal. Soemartini juga
menjelaskan bahwa unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium
(K) merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tanaman,
sedangkan unsur hara mikro seperti besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng
(Zn), boron (B), klorin (Cl), molybdenum (Mo), dan nikel (Ni) dibutuhkan dalam
jumlah yang relatif kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi harkat hara dalam
tanah, seperti tekstur tanah, pH tanah, kandungan bahan organik dalam tanah, dan
aktivitas mikroorganisme dalam tanah.
Tingkatan harkat hara tanah dapat digolongkan berdasarkan pernyataan dari
berbagai ahli kesuburan tanah. Berdasarkan pernyataan dari Mansyur et al. (2021)
ketersediaan unsur hara tersebut sangat mempengaruhi serapan unsur hara oleh
tanaman sehingga pada tanaman yang memanfaatkan dan menyerap unsur hara
akan menunjukkan gejala unsur hara yang diserap dalam jumlah yang kurang,
cukup, atau berlebihan. Kategori atau harkat unsur hara tanaman menurut beliau
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Kekurangan (deficient), yaitu keadaan jika unsur hara essensial berada
pada konsentrasi yang rendah, dan menyebabkan penurunan hasil pada
tanaman (produksi rendah). Pada keadaan tersebut tanaman akan
menunjukkan tanda-tanda defisiensi unsur hara

9
2) Kecukupan (sufficient), yaitu keadaan jika konsentrasi unsur hara
essensial tersedia dalam tanah berada dalam jumlah yang cukup untuk
mendukung pertumbuhan tanaman
3) Berlebihan (excessive), yaitu keadaan jika unsur hara essensial berada
dalam jumlah yang cukup tinggi melebihi jumlah yang dibutuhkan
tanaman dan menyebabkan kekurangan unsur hara lainnya
4) Keracunan (toxic), yaitu keadaan jika konsentrasi unsur hara essensial
atau unsur hara lainnya berada dalam jumlah yang cukup tinggi dan
menyebabkan pertumbuhan tanaman sangat terhambat (keracunan berat)
dan mengakibatkan kematian tanaman
Menurut Kusumawati (2021) sendiri, tingkatan harkat hara dalam tanah
sendiri dikelompokkan sebagai:
1. Sangat Rendah : Pada keadaan ini tanaman menderita gejala
kekurangan hara. Produksi tanaman sangat rendah, apabila dipupuk
menunjukkan respon yang nyata dan produksi tanaman meningkat, gejala
kekurangan hara menghilang.
2. Rendah: sebagian tanaman menampakkan gejala kekurangan hara,
produksi tanaman rendah dan bila dipupuk dengan pupuk yang
mengandung hara ini, produksi naik, cukup memadai atau menunjukkan
tanggapan terhadap pemupukan.
3. Cukup, Sedang, Medium : Keadaan hara dalam tanah cukup, produksi
memadai, bila dipupuk dengan pupuk yang mengandung hara ini sedikit
menunjukkan produksi atau masih tanggap terhadap pemupukan.
4. Tinggi : tanaman umumnya menampakkan gejala pertumbuhan normal
dan pemupukan tidak nyata meningkatkan produksi atau tanaman kurang
tanggap terhadap pemupukan.

10
Tabel 4. Tingkat harkat unsur hara dalam tanah (Fauziyah, 2010)
Untuk bisa mencukupi kebutuhan hara tanaman, maka tanah sebaiknya
berada pada golongan atau tingkat tanah dengan harkat hara sedang. Sebab tanah
dengan harkat hara rendah terlalu bergantung pada pupuk dalam jumlah besar
untuk mensubsidi kebutuhan unsur haranya yang kurang.

2.4 Proses Penyerapan Hara oleh Tanaman


Unsur hara sangat penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman.
Unsur hara dibutuhkan tanaman ada yang dalam jumlah atau kuantitas yang tinggi
(unsur hara makro) dan ada yang dibutuhkan dalam jumlah atau kuantitas kecil
(unsur hara mikro). Pertumbuhan terjadi jika tanaman memperoleh hara yang
cukup dan kekurangan salah satu unsur dari nutrisi tanaman berpengaruh pada
proses pertumbuhan tanaman (Sagala et al., 2009). Jumlah dan kecepatan
penyerapan air, oksigen, dan unsur hara oleh tanaman tergantung pada
kemampuan akar menyerap larutan tanah serta kemampuan tanah untuk
mensuplai air, oksigen, dan hara ke akar tanaman (Almendro-Candel et al., 2018).
Kecukupan hara ini sangat tergantung pada proses penyerapan hara oleh tanaman,
sehingga mekanisme penyerapan hara ini sangat perlu menjadi perhatian.
Difusi merupakan proses penyerapan hara karena adanya perbedaan
konsentrasi, hara bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Jumlah
ion/hara yang terdifusikan ke akar dipengaruhi oleh : jumlah kandungan
air/lengas tanah , konsentrasi hara pada permukaan akar, konsentrasi hara dalam
keseimbangan larutan. Pada proses difusi ini, hara berpindah menuju apoplas, lalu
ke membran sel untuk selanjutnya didistribusikan ke jaringan lain untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan tanaman (Farrasati et al., 2021)

11
Intersepsi akar yaitu akar tanaman hidup tumbuh memanjang dan
menerobos partikel-partikel tanah, sehingga terjadi kontak akar dengan hara yang
ada dilarutan tanah maupun hara dibagian tanah yang lain.(1)Unsur haranya dalam
kondisi statis, akar tanamannya aktif.(2)Makin luas cakupan keberadaan akar
didalam tanah, maka makin luas permukaan bidang serapan akar terhadap unsur
hara,(3)Penyerapan unsur hara terjadi pada bulu-bulu akar (root hair).(4)
Intersepsi akar pada tanaman akan meningkat dengan adanya mikoriza, simbiosis
jamur dan akar tanaman. Efek positif mikoriza ini paling besar bila tanaman
tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur unsur hara yang dapat diserap
melalui model ini adalah Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) (Ningsih et al.,
2020).
Pertumbuhan akar dan terbentuknya bulu akar baru menyebabkan terjadi
persinggungan antara akar dengan ion hara tanaman. Pertumbuhan bulu akar akan
menembus pori agregat tanah dan bersinggungan dengan ion/hara yang ada. Bila
ion dalam bentuk tersedia, maka terjadi pertukaran ion dan kemudian ion masuk
ke dalam tubuh tanaman. Persinggungan akar ditentukan oleh :
 Hara yang tersedia pada volume tanah yang ditempati oleh akar
 Volume tanah yang ditempati oleh akar
 Pori-pori tanah
 Akar.
Aliran massa yaitu pergerakan hara didalam tanah ke permukaan akar
tanaman yang terangkut oleh aliran konvektif air akibat penyerapan air oleh
tanaman atau sebagai air transpirasi.(1)Jumlah hara yang bergerak dengan model
aliran masa, sebanding dengan jumlah air yang diserap tanaman dan konsentrasi
hara didalam air tersebut,(2)unsur haranya dalam kondisi aktif, akar tanamannya
pasif,(3)lokasi unsur hara agak jauh dari permukaan akar(4)Kekeringan akan
mengakibatkan penurunan jumlah hara yang bergerak dengan model aliran
massa.Unsur hara yang diserap melalui model ini adalah N (dalam bentuk NO3-),
Ca2+, Mg2+, H3BO3 dan sulfur. (Olioso et al.,2019)

12
Aliran masa merupakan proses perpindahan hara dengan air tanah sebagai
perantara, yang terutama disebabkan oleh daya serap akar. Gerakan air dalam
tanah memungkinkan terjadinya kontak air-akar sehingga hara dapat bergerak ke
dalam akar. Hara-hara yang relatif lebih banyak terdapat di larutan tanah seperti N
akan lebih banyak diserap melalui aliran massa. Pada tanah dengan kandungan
pasir tinggi, K ditransportasikan melalui proses aliran massa, dan menyebabkan
tingginya kehilangan K dari tanah permukaan tanah (Siswanto, 2019). Pada
kondisi adanya aplikasi mikoriza, proses penyerapan hara akan lebih banyak
dengan adanya bantuan hifa melalui proses aliran massa terutama untuk hara N, P
dan K (Basri, 2018)

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pergerakan Hara keakar tanaman


Rendahnya efisiensi penyerapan usur hara oleh tanaman menyebabkan
banyaknya unsur hara yang hilang begitu saja, untuk itu diperlukan pendekatan
baru dalam pemupukan untuk meningkatkan ketepatan penyerapan unsur hara dan
upaya menjaga kandungan unsur hara tetap utuh mendekati 100% agar dapat
diserap lebih efisien oleh akar tanaman. Maka dari itu perlu dikembangkan teknik
pemberian hara langsung ke akar tanaman (Priadi, 2020). Pemberian hara
langsung ke akar tanaman atau nutrient feeding method merupakan suatu inovasi
dalam teknik pemupukan, dengan cara menempatkan satu frond akar tanaman ke
dalam botol larutan yang berisi larutan hara, berbeda dengan metode pemupukan
secara konvensional dimana unsur hara ditabur atau dibenamkan ke dalam tanah.
Organ yang berfungsi menyerap unsur hara dari media tanaman adalah
akar yaitu bulu-bulu akar yang terletak beberapa millimeter di belakang ujung
akar (root tip).

Gambar 3. Skematis gerakan air dan unsur hara menuju xylem


Karena akar merupakan organ penyerap air dan unsur hara, maka kontak
air atau unsur hara dengan permukaan sel bulu-bulu akar merupakan bagian yang
sangat penting dari proses penyerapan (Wiraatmaja, 2019). Ada 3 cara atau
peristiwa gerakan air dan unsur hara ke permukaan sel bulu akar yaitu melalui
1. Aliran Massa (Mass Flow)
2. Peristiwa Intersepsi akar (Root Interception)
3. Peristiwa Difusi (Diffusion)

14
3.2 Difusi
Difusi dalam prosesnya melibatkan dua zat yang salah satunya berkonsentrasi
lebih tinggi dari zatlain. Kondisi ini menyebabkan perpindahan dan pembauran ke
seluruh partikel secara merata. Difusi juga dikatakan sebagai peristiwa
mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Berikut adalah faktor yang memengaruhi difusi:
 Suhu. Semakin tinggi suhu, maka difusi yang terjadi akan semakin cepat
pula.
 BM. Semakin besar BM maka akan membuat difusi terjadi menjadi
semakin lambat.
 Kelarutan dalam medium.
 Perbedaan Konsentrasi.
 Jarak tempat berlangsungnya difusi.
 Area Tempat berlangsungnya difusi.
Proses difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup
tumbuhan. Karbon mati (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari
udara melalui proses difusi. Pengambilan udara dan garam mineral oleh tumbuhan
dari dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah
ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih
tinggi dari pada di dalam sel.

Gambar 4. Skematis terjadinya difusi

15
3.3 Intersepsi Akar
Intersepsi akar yaitu akar tanaman hidup tumbuh memanjang dan menerobos
partikel-partikel tanah, sehingga terjadi kontak antara akar dengan hara yang ada
dilarutan tanah maupun hara dibagian tanah yang lain. Dapat dijelaskan juga
intersepsi akar terjadi pada saat akar tanaman tumbuh, maka akar memasuki
ruangan yang ditempati oleh unsur hara dan terjadi kontak yang sangat dekat
sehingga terjadi pertukaran ion pada permukaan akar dan permukaan kompleks
adsorbsi. Meskipun angkanya kecil, tetapi sumbangannya penting agar hara
mencapai akar. Hal ini nampak jelas terutama bagi hara dengan kadar tinggi dalam
tanah misalnya Ca dan Mg, atau hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi
tanaman seperti Zn dan Mn dan hara mikro lainnya.
Intersepsi dipengaruhi oleh semua yang mempengaruhi pertumbuhan akar:
tanah yang kering, tanah mampat, pH tanah yang rendah, keracunan Al dan Mn,
kekahatan hara, kegaraman, aerasi buruk, penyakit akar, serangga, nematoda,
temperatur sangat tinggi atau sangat rendah. Pertumbuhan tanaman berpengaruh
paling besar terhadap proses intersepsi, meskipun juga berpengaruh terhadap dua
mekanisme lainnya (Ningsih, 2020)
Hara yang masuk melalui intersepsi tergantung pada kadar hara didalam
tanah, volume tanah yang dijelajahi akar, akar menempati 1-2% volume tanah,
pada permukaan tanah akar lebih rapat.
Proses intersepsi atau pertukaran langsung, dapat digambarkan sebagai berikut:
 [rambut akar]H+ dengan K+ [ lempung/BO]
 Pertukaran
 [rambut akar]K+ dengan H+ [ lempung/BO]
Hal ini terjadi karena akar juga memiliki KPK yang berumber dari gugus
karboksil (seperti dalam bahan organik): COOH <–> COO– + H+. Besarnya kpk
akar pada monokotil 10 – 30 meq/100 g dengan sifat kation monovalen lebih
cepat diserap, sedangkan akar dikotil memiliki KPK 40 – 100 meq/100 g dengan
sifat kation divalen lebih cepat diserap. (Munawar,2019)
 Unsur hara nya dalam kondisi statis, akar tanaman nya aktif
 Makin luas cakupan keberadaan akar didalam tanah, maka makin luas
permukaan bidang serapan akar terhadap unsur hara

16
 Penyerapan unsur hara terjadi pada rambut-rambut akar (root hair)
 Intersepsi akar pada tanaman akan meningkat dengan adanya mikoriza,
simbiosis jamur dan akar tanaman. Efek positif mikoriza ini paling besar
bila tanaman tumbuh pada tanah-tanah yang kurang subur.
Unsur hara yang dapat diserap melalui model ini adalah Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg).

Gambar 5. Intersepsi Akar

Gambar 5. Intersepsi Akar

3.4 Aliran Massa (Mass Flow)


Aliran massa merupakan gerakan larutan hara (air dan hara mineral) ke
permukaan akar yang digerakkan oleh transpirasi tanaman. Hara bergerak karena
ada gradien potensial air. Aliran massa terjadi akibat adanya gaya tarik menarik
antara molekul-molekul air yang digerakkan oleh lepasnya molekul air melalui
penguapan (transpirasi). Setiap ada molekul air yang menguap posisinya akan
diisi oleh molekul air yang berada di bawahnya dan molekul air di bawahnya
menarik molekul yang di bawahnya lagi sampai pada molekul air yang berada di
luar sel epidermis bulu akar masuk ke dalam sel sambil menarik molekul air yang
kebetulan kontak dengannya (Wiraatmaja, 2019). Demikian tarik menarik ini
terjadi selama ada penguapan. Karena pergerakan ini terjadi tidak membutuhkan
energi, maka peristiwa ini disebut transportasi pasif unsur hara dari larutan media
tanam menuju sel epidermis bulu akar. Perhitungannya didasarkan pada
konsentrasi hara dalam larutan tanah dan jumlah air yang ditranspirasikan melalui
tanaman, dapat dinyatakan dalam koefisien transpirasi yaitu jumlah air yang
ditranspirasikan oleh berat kering tajuk, misalnya 300-600 liter air per kilogram
tajuk kering atau per hektar areal tanaman
Kuantitas unsur hara yang dapat mencapai permukaan akar (root surface)
melalui peristiwa aliran massa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

17
a. Sifat-sifat media tumbuh
b. Kondisi iklim
c. Kelarutan hara
d. Spesies tanaman

Gambar 6. Skematis aliran massa

18
BAB IV
PENUTUP

4.1Kesimpulan
Unsur hara sangat penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman.
Unsur hara dibutuhkan tanaman ada yang dalam jumlah atau kuantitas yang tinggi
dan ada yang dibutuhkan dalam jumlah atau kuantitas kecil . Pertumbuhan terjadi
jika tanaman memperoleh hara yang cukup dan kekurangan salah satu unsur dari
nutrisi tanaman berpengaruh pada proses pertumbuhan tanaman . Jumlah ion/hara
yang terdifusikan ke akar dipengaruhi oleh : jumlah kandungan air/lengas tanah
konsentrasi hara pada permukaan akar Pada proses difusi ini, hara berpindah
menuju apoplas, lalu ke membran sel untuk selanjutnya didistribusikan ke
jaringan lain untuk proses metabolisme dan pertumbuhan tanaman .Pertumbuhan
bulu akar akan menembus pori agregat tanah dan bersinggungan dengan ion/hara
yang ada. Bila ion dalam bentuk tersedia, maka terjadi pertukaran ion dan
kemudian ion masuk ke dalam tubuh tanaman.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan untuk dalam pembuatan
makalah diharapkan mendapat pengapresiasi dan masukan baik mengenai materi
dalam isi makalah maupun dalam berbagai sumber pembuatan makalah. Serta
lebih teliti dan cermat dalam penulisan maupun pengutipan baik dari buku
maupun sumber terpercaya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abu, R. L. A., Basri, Z. & Made, U. 2017. Respon pertumbuhan dan hasil
tanaman padi (Oryza sativa L.) terhadap kebutuhan nitrogen menggunakan
bagan warna daun. Jurnal Agrolandi, 24 (2) : 119 – 127.

Almendro-Candel, M. B., Lucas, I. G., NavarroPedreño, J., & Zorpas, A. A.


(2018). Physical Properties of Soils Affected by the Use of Agricultural
Waste. In Agricultural Waste and R e s i d u e s (pp. 9–27). IntechOpen.

Apichatmeta, K., Sudsiri, C.J., & Ritchie, R.J. (2019). Photosynthesis of Oil Palm
(Elaeis guineensis). Scientia Horticulturae. 214, 34–40.

Arie, J. S. 2019. Penggunaan algoritma fp-growth untuk mengetahui nutrisi yang


tepat pada tanaman padi. In SISITI: Seminar Ilmiah Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi. 8(2): 139-150.

Atmaja,I.S.W., 2018. pengaruh uji minus one test pada pertumbuhan vegetatif
tanaman mentimun. Jurnal logika. 212(1): 63-68

Comerford NB. 2005. Soil factors affecting nutrient bioavailability. p: 1-15. In H.


BassiriRad (Ed.). Nutrient Acquisition by Plants. An Ecological
Perspective. Ecological Studies, Co. 181. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg.

Farrasati, R., Pradiko, I., Rahutomo, S., & Ginting, E. N. (2021). Pemupukan
melalui tanah serta daun dan kemungkinan mekanismenya pada tanaman
kelapa sawit. WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 26(1): 7-19.

Fauziyah, S. 2010. Analisis kandungan hara tanah podzolik di Kecamatan Krueng


Sabee, Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Solum, 7(1), 1-6.

Kartika, Y., & Prastowo, B. 2021. Efektivitas pupuk organik dan mikoriza dalam
meningkatkan serapan hara dan produksi tanaman padi di lahan sawah.
Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 10(1), 11-17.

Kusumawati, Anna. 2021. Kesuburan Tanah Dan Pemupukan. Poltek LPP Press.
Yogyakarta.

20
Mansyur, M., Nurhayati, S., & Tavip, A. (2021). Ilmu Pupuk: Dari Dasar-dasar
Kimia dan Biologi Tanah hingga Aplikasi Pupuk di Lapangan. IPB Press.

Marschner, P. 2020. Mineral Nutrition of Higher Plants. London

Mia, M. A. B. 2020. Nutrition of Crop Plants. Nova Publishers. New York

Morrissey, J., Guerinot, M.L., 2009. Iron uptake and transport in plants: The good,
the bad, and the ionome. Chem. Rev. 109, 4553–4567.

Munawar, Ali. 2019. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor

Mustafa, M. 2012. Modul Pembelajaran Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas


Hasanuddin Makasar.

Ningsih, W. D., Wahyudi, A., & Sunarminto, B. H. 2020. Pengaruh Diameter Akar
Tanaman dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh terhadap Intersepsi Air
oleh Akar Jagung pada Lahan Kering. Jurnal Agroqua: Media Informasi
Agronomi dan Budidaya Perairan, 16(2), 105-110

Olioso, A., Satalino, G., Petropoulos, G. P., & Pergola, N. 2019. Remote sensing
of crop water and nutrient status: Review and implications for studying
environmental processes. Remote Sensing. 11(14), 1681.

Pan, W. L., & Liu, C. 2020. Nutrient management for sustainable crop production:
Challenges and strategies. Springer.

Priadi, D. P. 2020. Nutrient Feeding Method. Makalah Pertanian. Universitas


Sriwijaya. Palembang

Ratsele, R.C. 2019. Long-Term Effects of Rangeland Burning, Grazing and


Browsing on Vegetation and Organic Matter Dynamics. A Thesis Sumitted
for the Degree of Doctor of Philosophy in Pasture Science. Department of
Livestock and Pasture Science, Faculty of Science and Agriculture,
University of Fort Hare, South Africa.

Rustiana, R., Suwardji, S., & Suriadi, A. 2021. Pengelolaan unsur hara terpadu
dalam budidaya tanaman porang. Jurnal Agrotek Ummat, 8(2), 99-109.

21
Sagala, A. 2009. Respon pertumbuhan dan produksi tomat (Solanum
lycopersicum Mill.) dengan pemberian unsur hara makro-mikro dan
blotong. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Saptomo, S., Sunarminto, B. H., & Nugroho, W. H. 2019. Pengaruh perlakuan


biochar terhadap ketersediaan hara tanah dan produksi tanaman kedelai.
Jurnal Agrotek Tropika, 7(1), 43-50.

Soemartini, D. 2019. Dasar-dasar Ilmu Kesuburan Tanah. Raja Grafindo Persada.

Tresno, H. E., Purnomo, D., dan Kurniawan, A. 2020. Analisis ketersediaan hara
dan hasil tanaman cabai merah pada sistem agroforestry. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan, 22(1), 25-32.

Widhiastuti, I., Suriadikarta, D. A., dan Darmanti, S. 2019. Evaluasi Penyerapan


N dan P Tanaman Jagung pada Media Tanah Latosol dengan Aplikasi
Pupuk Fosfat Alami dan Organik. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian
Journal of Agronomy), 47(2), 115-123.

Wigena, I. 2020. Sistem Usahatani Berkelanjutan Berbasis Dinamika Unsur Hara


pada Lahan Kering Masam. Jurnal Ilmu Tanah. 4(3): 226.

Wiraatmaja,W. 2019. Pergerakan Hara Mineral Dalam Tanaman. Fakultas


Pertanian UNUD. Denpasar

22

Anda mungkin juga menyukai