Anda di halaman 1dari 18

HAND OUT

SUHU DAN KALOR

NAMA : NOVIA AGUSTIN


NIM : 18033050
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN : Drs. H. ASRIZAL, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A PETUNJUK BELAJAR

1. Bacalah doa sebelum membaca bahan ajar ini.


2. Bacalah bahan ajar dibawah ini.
3. Pahami konsep yang ada.
4. Pelajari materi secara seksama, bila perlu garis bawahi hal-hal yang dirasa penting.
5. Kerjakanlah evaluasi secara cermat dan teliti.

B KOMPETENSI DASAR

KD 3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
KD 4.8 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang
tepat untuk penyelidikan ilmiah.

C MATERI PEMBELAJARAN

Materi Reguler
Fakta
 Pada siang hari, udara terasa panas dan pada malam hari, udara terasa dingin.
 Rel kereta api dipasang dengan memberikan celah antara 2 batang relnya.
 Kabel listrik dipasang agak kendur.
 Panci yang penuh diisi air dimasak sampai matang sehingga air menjadi tumpah.
 Balon udara yang berada di bawah terik matahri lama-kelamaan akan meletus.

Gambar 1. Kabel listrik di tepi jalan dibuat agak kendor


(Sumber: galaksibimasakti.blogdetik.com)

Konsep
 Suhu didefinisikan sebagai derajat panas (degree of hot-ness) suatu zat.
 Termometer didefinisikan sebagai alat ukur besaran suhu.
 Pemuaian didefinisikan sebagai pertambahan ukuran yang dialami oleh suatu zat.
 Koefisien muai panjang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan pertambahan panjang zat
apabila suhunya dinaikkan 10 C.
 Koefisien muai luas didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan pertambahan luas zat apabila
suhunya dinaikkan 10 C.
 Koefisien muai volume didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan pertambahan volume zat
apabila suhunya dinaikkan 10 C.
Prinsip
1. Tingkat panas suatu benda dinyatakan dengan satuan derajat.
2. Skala termometer dapat diperoleh dengan menetapkan titik tetap bawah dan titik tetap atas.
3. Semua benda memuai jika suhunya berubah.
4. Besar pemuaian dan penyusutan zat sebanding dengan besar perubahan suhu yang dialaminya,
ukuran awal, dan bergantung karakter zat.
5. Volume air paling kecil adalah saat air memiliki suhu 4 0C.
Prosedur
Suhu merupakan derajat panas (degree of hot-ness) suatu zat. Suhu dapat dirasakan oleh
tangan Anda melalui syaraf yang ada pada kulit dan diteruskan ke otak sehingga Anda menyatakan
panas atau dingin. Namun, tangan kita tidak dapat dijadikan sebagai alat ukur suhu suatu benda. Hal
ini karena pengukuran suhu menggunakan telapak tangan bersifat relatif dan subjektif yang berarti
tangan yang satu dengan yang lain kemungkinan memiliki sensitivitas yang berbeda sehingga
pengukuran tidak akurat. Alat yang dapat mengukur suhu suatu benda disebut termometer.
Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda akibat perubahan suhu
(sifat termometrik). Termometer berupa tabung kaca yang di dalamnya berisi zat cair, yaitu raksa
atau alkohol. Pada suhu yang lebih tinggi, raksa dalam tabung memuai sehingga menunjuk angka
yang lebih tinggi pada skala. Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah raksa dalam tabung menyusut
sehingga menunjuk angka yang lebih rendah pada skala.

Gambar 2. Termometer raksa


(Sumber: Nurachmandani, 2009)

Terdapat empat skala yang umum digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius,
Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. titik tetap bawah (titik beku) dan titik tetap atas (titik didih) skala
termometer tersebut sebagai berikut.
Gambar 3. Titik tetap bawah dan titik tetap atas beberapa termometer
(Sumber: mastugino.blogspot.com)
Jika bahan yang digunakan sama maka pemuaian yang terjadi juga sama, tetapi karena skala yang
digunakan berbeda akibatnya perlu penyesuaian. Dengan sifat pemuaian yang digunakan maka
kesetaraan skala termometer dapat dilakukan dengan cara membandingkan.

Gambar 4. Kesetaraan Termometer


(Sumber: Handayani & Damari, 2009)
Perhatikan Gambar 4! Pada termometer X dan Y berlaku perbandingan sebagai berikut.
X Y

X 0 Y0
X  X0 Y  Y0
 ...................................................................................................(1)
X 1  X 0 Y1  Y0
Keterangan:
X: nilai yang terukur termometer X
Y: nlai yang terukur termometer Y
X0: titik tetap bawah termometer X
Y0: titik tetap bawah termometer Y
X1: titik tetap atas termometer X
Y1: titik tetap atas termometer Y
Pemuaian zat pada dasarnya ke segala arah. Namun, disini Anda hanya akan mempelajari
pemuaian panjang, luas, dan volume. Besar pemuaian yang dialami suatu benda tergantung pada tiga
hal, yaitu ukuran awal benda, karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda.
Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut akan mengalami
pemuaian. Misalnya, sebuah benda yang memiliki panjang L0 mengalami pemuaian panjang sebesar
ΔL jika temperatur dinaikkan sebesar ΔT. Secara matematis, perumusan pemuaian panjang dapat
dituliskan sebagai berikut.
ΔL = α L0 ΔT............................................................................................................(2)
Keterangan:
ΔL : perubahan panjang (m atau cm)
L0 : panjang mula-mula benda (m atau cm)
ΔT: perubahan suhu (0C)
α : koefisien muai panjang (/°C)
Koefisien muai panjang suatu zat adalah angka yang menunjukkan pertambahan panjang zat
apabila suhunya dinaikkan 10 C. Makin besar koefisien muai panjang suatu zat apabila dipanaskan,
maka makin besar pertambahan panjangnya dan sebaliknya.
Perumusan pada pemuaian luas hampir sama seperti pada pemuaian panjang, yaitu sebagai
berikut.
ΔA = β A0 ΔT............................................................................................................(3)
Keterangan:
ΔA: perubahan luas (m2)
A0: luas mula-mula benda (m2)
ΔT: perubahan suhu (0C)
β: koefisien muai luas (/°C)
dimana β = 2 α..........................................................................................................(4)
Perumusan untuk pemuaian volume hampir sama bentuknya dengan perumusan panjang dan
luas, yaitu:
ΔV = γ V0 ΔT............................................................................................................(5)
Keterangan:
ΔV: perubahan volume (m3)
V0: volume mula-mula benda (m3)
ΔT: perubahan suhu (0C)
γ: koefisien muai volume (/°C)
dimana:
γ = 3 α......................................................................................................................(6)
dan
γ = 3/2 β...................................................................................................................(7)
Persamaan kuantitatif untuk pemuaian gas sesuai proses yang dialami gas sebagai berikut.
1. Proses isobarik
Proses isobarik merupakan proses pemuaian gas pada tekanan tetap dalam ruang tertutup.
Volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas (V ~ T). Persamaan keadaan gas 1 ke
keadaan gas 2 diformulasikan sebagai berikut.
V1 V2
 .......................................................................................................(8)
T1 T2
2. Proses isotermal
Proses isotermal merupakan proses pemuaian gas pada suhu tetap dalam ruang tertutup.
Volume gas berbanding terbalik dengan tekanan gas (V ~ 1/p). Persamaan keadaan gas 1 ke
keadaan gas 2 diformulasikan sebagai berikut.
p1 V1 = p2 V2 ..............................................................................................(9)
Apabila persamaan (8) dengan persamaan (9) dielaborasi, maka akan menghasilkan persamaan
keadaan gas pada ruang tertutup sebagai berikut.
p1V1 p 2V2
 .........................................................................................................(10)
T1 T2
Keterangan:
p1: tekanan gas keadaan 1 (Pascal atau atm)
V1: volume gas keadaan 1 (m3 atau liter)
T1: suhu mutlak gas keadaan 1 (K)
p2: tekanan gas keadaan 2 (Pascal atau atm)
V2: volume gas keadaan 2 (m3 atau liter)
T3: suhu mutlak gas keadaan 2 (K)
Pemuaian Zat pada Kehidupan Sehari-Hari
1. Pemasangan kaca jendela
Dalam pemasangan kaca jendela perlu diperhatikan ruang muai bagi kaca sebab koefisien muai
kaca lebih besar daripada koefisien muai tempat kaca tersebut dipasang sehingga harus diberi
ruang saat pemasangan kaca jendela agar saat suhu tinggi kaca tidak pecah.
2. Pemasangan sambungan rel kereta api
Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan batang
rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang rel akan memuai hingga akan bertambah panjang.
Dengan diberikannya ruang muai antarrel maka tidak akan terjadi desakan antar rel yang akan
mengakibatkan rel menjadi bengkok.
3. Balon udara meletus di bawah terik matahari
Balon udara yang terletak di bawah terik matahari akan mengalai kenaikan suhu akibat energi dari
cahaya matahari. Dengan bertambahnya suhu udara dalam balon, lama-kelamaan udara dalam
balon memuai dan diding-dinding balon tak mampu menahan pemuaian gas tersebut sehingga
dinding balon pecah atau meletus.
4. Pemasangan bingkai besi pada roda pedati
Pada keadaan normal bingkai roda pedati dibuat sedikit lebih kecil daripada tempatnya sehingga
tidak dimungkinkan untuk dipasang secara langsung pada tempatnya. Untuk memasang bingkai
tersebut terlebih dahulu besi harus dipanaskan hingga memuai dan ukurannya pun akan menjadi
lebih besar daripada tempatnya sehingga memudahkan untuk dilakukan pemasangan bingkai
tersebut. ketika suhu mendingin, ukuran bingkai kembali mengecil dan terpasang kuat pada
tempatnya.
5. Pemasangan kabel listrik
Pada pemasangan kabel jaringan listrik atau telepon maka kabel harus dipasang dengan kendur
dari tiang satu ke tiang lainnya sehingga saat udara dingin panjang kabel akan sedikit berkurang
dan mengencang. Jika kabel tidak dipasang kendur maka saat terjadi peyusutan kabel akan
terputus.
6. Keping bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki koefisien muai panjang berbeda
yang dikeling menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada suhu
normal panjang keping bimetal akan sama dan kedua keping dam posisi lurus. Jika suhu naik
kedia keping akan mengalami pemuaian dengan pertambahan panjang yang berbeda. Akibatnya
keping bimetal akan membengkok ke arah logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang
kecil. Keping bimetal dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan misalnya pada termometer
bimetal, termostat bimetal pada setrika listrik, saklar alarm bimetal, sekring listrik bimetal.

Materi Pengayaan
Sebagian besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu. Akan tetapi, air
tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu 0 0C dipanaskan, volumenya menurun
sampai mencapai suhu 4 0C. Kemudian, suhu di atas 4 0C air berperilaku normal dan volumenya
memuai terhadap bertambahnya suhu. Pada suhu di antara 0 0C dan 4 0C air menyusut dan di atas
suhu 4 0C air memuai jika dipanaskan. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air.
Dengan demikian, air memiliki massa jenis yang paling tinggi pada 4 0C. Perilaku air yang
menyimpang ini sangat penting untuk bertahannya kehidupan air selama musim dingin. Ketika suhu
air di danau atau sungai di atas 4 0C dan mulai mendingin karena kontak dengan udara yang dingin,
air di permukaan terbenam karena massa jenisnya yang lebih besar dan digantikan oleh air yang
lebih hangat dari bawah. Campuran ini berlanjut sampai suhu mencapai 4 0C. Sementara permukaan
air menjadi lebih dingin lagi, air tersebut tetap di permukaan karena massa jenisnya lebih kecil dari 4
0
C air di sebelah bawahnya. Air di permukaan kemudian membeku, dan es tetap di permukaan
karena es mempunyai massa jenis lebih kecil dari air.

Gambar 5. Grafik V-T air


(Sumber: Sumarsono, 2009)
Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa volume air terkecil terjadi saat air memiliki suhu 4
0
C dan pada suhu ini air memiliki massa jenis terbesar (volume berbanding terbalik dengan massa
jenis).
Perilaku yang tidak biasa dari air di bawah 4 0C menyebabkan jarang terjadi sebuah benda
yang besar membeku seluruhnya, dan hal ini dibantu oleh lapisan es di permukaan, yang berfungsi
sebagai isolator untuk memperkecil aliran panas ke luar dari air ke udara dingin di atasnya. Tanpa
adanya sifat yang aneh tapi istimewa dari air ini, kehidupan di planet kita mungkin tidak bisa
berlangsung. Air tidak hanya memuai pada waktu mendingin dari 4 0C sampai 0 0C, air juga memuai
lebih banyak lagi saat membeku menjadi es. Hal inilah yang menyebabkan es batu terapung di air
dan pipa pecah ketika air di dalamnya membeku.

Gambar 6. Fenomena gunung es karena anomali air


(Sumber: Sumarsono, 2009)

D LATIHAN

SUHU DAN PEMUAIAN


1. a. Jelaskan pengertian dari:
- Suhu…………..
- Pemuaian………...
b. Termometer digolongkan menjadi tiga jenis, sebutkan …………
c. Kalibrasi adalah kegiatan menetapkan skala pada sebuah termometer, hal-hal
yang perlu diperhatikan ketika mengkalibrasi sebuah termometer adalah:
2. Sebutkan 4 jenis termometer yang menggunakan konsep perubahan-perubahan
karena sifat pemanasan beserta titik didih dan titik lebur masing-masing termometer
tersebut.
3. a. Titik didih sebuah zat adalah pada suhu 68 0F. Jika dinyatakan dalan satuan 0C dan
K, titik didih zat tersebut adalah:
a. Makhluk dari luar angkasa mendarat di bumi. Dalam suhu mereka, titik lebur es
adalah 150X dan titik didih adalah 1650X . Termometer mereka menunjukkan suhu di
bumi adalah 420X. berapakah suhu itu pada skala Celcius?
4. a. Sebatang pipa tembaga memiliki panjang 2 m pada suhu 250C. Tentukan panjang
pipa pada suhu :
a. 1000C b. 00C
b. Sebatang baja yang panjangnya 4 m bertambah panjang 2 mm ketika dipanaskan
hingga mengalami kenaikan suhu 400C. Berapakah pertambahan panjang dari
sebatang baja kedua yang panjangnya 2 m ketika dipanaskan hingga mengalami
kenaikan suhu 200C!

5. Suatu gas berada dalam ruangan tertutup kaku pada suhu 420C dan tekanan 7 atm.
Jika gas dipanasi sampai suhu 870C dan volume gas selama proses dijaga konstan.
Berapakah tekanan gas sekarang?
KALOR

1. Definisikan pengertian dari :


a. Kalor …
b. Kalor jenis dan kapasitas kalor
c. Hukum
2. a. Berapa kalor yang harus ditambahkan pada 4,0 x 10-3 kg bola baja untuk
menaikkan suhunya dari 200C menjadi 700C.
b. Dengan Q pada soal nomor 2, berapa suhu bola akan bertambah jika bola dibuat
dari emas? Kalor jenis emas 129 J/kg K.

3. a. Sebanyak 60 kg air panas pada suhu 820C mengalir ke dalam bak mandi. Untuk
menurunkan suhunya, 300 kg air dingin pada 100C ditambahkan ke dalam bak
tersebut. Berapa suhu akhir campuran?
b. Sebuah kalorimeter tembaga yang massanya 280 gram g diisi dengan 500 gram
air pada suhu 150C. Sebatang balok kecil tembaga yang massanya 560 gram dan
suhunya 1000C dijatuhkan ke dalam kalorimeter hingga suhu kalorimeter naik
menjadi 22,50C. Jika tidak ada kalor yang keluar dari sistem, berapa kalor jenis
Sebuah batang tembaga bermassa 100 gram dipanasi sampai suhu 1000C dan
kemudian dipindahkan ke sebuah bejana tembaga bermassa 50 gram yang
mengandung 200 gram air pada suhu 100C. Abaikan kalor yang hiang ke lingkungan
disekitarnya. Hitung suhu kahir setelah diaduk secara merata. Kalor jenis tembaga
dan air masing-masing 4 x 102 J/Kg K dan 4,2 x 103 J/Kg K.

4. Total 0.8 kg air pada suhu 200C dimasukkan ke dalam katel listrik 1 kw. Berapa lama
waktu yang diperlukan untuk memanaskan air sampai suhu 1000C?

E EVALUASI

SUHU DAN PEMUAIAN


1. a. Pengertian dari:
- Suhu adalah Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajad
panas dinginya suatu benda. Satuan Suhu dalam SI adalah Kelvin.
- Pemuaian adalah Pemuaian adalah pertambahan ukuran zat akibat
pemanasan. Pemuaian terjadi pada zat padat,cair dan gas.
b. Termometer digolongkan menjadi tiga jenis yaitu termometer zat cair,
termometer zat padat dan termometer gas.
c. Kalibrasi adalah kegiatan menetapkan skala pada sebuah termometer, hal-hal
yang perlu diperhatikan ketika mengkalibrasi sebuah termometer adalah:
- Menentukan titik tetap bawah (titik lebur).
Masukkan ujung bawah termometer secara tegak lurus ke dalam bejana yang
berisi air murni. Tunggu beberapa saat sehingga permukaan air raksa atau
alkohol pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi.Tuliskan skala yang
ditunjukan pada termometer Celcius(termometer pembanding) dan berilah tanda
pada termometer yang belum berskala dengan spidol sebagai titik tetap bawah.
- Menetukan titik tetap atas(titik didih)
Masukkan ujung bawah termometer secara tegak lurus ke dalam bejana yang
berisi air panas. Tunggu beberapa saat sehingga permukaan air raksa atau
alkohol pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi.Tuliskan skala yang
ditunjukan pada termometer Celcius(termometer pembanding) dan berilah tanda
pada termometer yang belum berskala dengan spidol sebagai titik tetap atas.
- Setelah diberikan titik tetap atas dan titik tetap bawah, langkah selanjutnya
adalah menghitung jarak antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dengan
memperhatikan pada kertas millimeter yang telah ditempel pada termometer
tidak berskala.
- Selanjutnya menetapkan konversi skala millimeter ke dalam skala suhu
(misalnya 1 mm = 20C). Kemudian tetapkan titik tetap atas dan titik tetap
bawah, dimana selisih suhu antara titik tetap atas dan titik bawah merupakan
hasil konversi skala millimeter ke dalam skala suhu sebelumnya.
2. Sebutkan 4 jenis termometer yang menggunakan konsep perubahan-perubahan
karena sifat pemanasan beserta titik didih dan titik lebur masing-masing termometer
tersebut.
- Termometer Celcius (titik didih: 1000C;titik lebur 00C)
- Termometer Fahrenheit (titik didih: 2120F;titik lebur 320F)
- Termometer Reamur (titik didih: 800R;titik lebur 00R)
- Termometer Kelvin (titik didih: 2730K;titik lebur 3730K)
3. a. Titik didih sebuah zat adalah pada suhu 68 0F. Jika dinyatakan dalan satuan 0C dan
K, titik didih zat tersebut adalah:
Diketahui: TF = 68 0F
Ditanya : TC dan TK ?
Jawab:

- ( )= - Tk = tc+ 273

9 Tc = 5 (TF – 32) = 200C = 293 K


a. Makhluk dari angkasa luar mendarat di bumi. Dalam suhu mereka, titik lebur es
adalah 150X dan titik didih adalah 1650X . Termometer mereka menunjukkan suhu di
bumi adalah 420X. berapakah suhu itu pada skala Celcius?

Diketahui: (Ta)X = 165 0X; (Tb)X =150X


TX = 42 0X
Ditanya : TC=…. ?
Jawab:
()=( )

( )=( )
TC = 18 0C

4. a. Sebatang pipa tembaga memiliki panjang 2 m pada suhu 250C. Tentukan panjang
pipa pada suhu :
a. 1000C b. 00C
Diketahui: Lo = 2 m; To =250C
α tembaga = 17x10-6/0C
Ditanya : L pada 1000C dan L pada 00C
Jawab:
- L(1000C) = Lo + α Lo ∆T =2 + 17x10-6.2.(100-25) = 2,00255 m
- L(1000C) = Lo + α Lo ∆T =2 + 17x10-6.2.(0-25) = 1,99 m

b. Sebatang baja yang panjangnya 4 m bertambah panjang 2 mm ketika dipanaskan


hingga mengalami kenaikan suhu 400C. Berapakah pertambahan panjang dari
sebatang baja kedua yang panjangnya 2 m ketika dipanaskan hingga mengalami
kenaikan suhu 200C!
Diketahui: Lo1 = 4 m;∆L1 = 2 mm; ∆T1 = 400C.
Lo2 = 2 m
Ditanya : ∆L2 =……?
Jawab:
∆L1 = α L01 ∆T1
α =
=
∆L2= α L02 ∆T1
= 2 m.200C

= 1 mm
5. Suatu gas berada dalam ruangan tertutup kaku pada suhu 420C dan tekanan 7 atm.
Jika gas dipanasi sampai suhu 870C dan volume gas selama proses dijaga konstan.
Berapakah tekanan gas sekarang?

Diketahui : P1 = 7 atm
T1 = 420C
T2 = 870C
Ditanya: P2 = …..?
Jawab :
P2 = 14.5 atm

KALOR

1. Definisikan pengertian dari :


a. Kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu lebih
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah.
b. Kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat
sebesar 10C dan kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu suatu ben
c. Hukum kekekalan energi mendefiniskan sebagai kalor yang dilepaskan oleh air
panas (Q lepas) sama dengan kalor yang diterima oleh air dingin (Q terima).
2. a. Berapa kalor yang harus ditambahkan pada 4,0 x 10-3 kg bola baja untuk
menaikkan suhunya dari 200C menjadi 700C.
Diketahui: m baja = 4,0 x 10-3 kg; To = 200C dan T = 700C
c baja = 450 J/Kg 0C
Ditanya: Q = ….?
Jawab:
Q = m c ∆T
= 4,0 x 10-3 kg. 450 J/Kg 0C.( 700C- 200C)

= 90 Joule

b. Dengan Q pada soal nomor 2, berapa suhu bola akan bertambah jika bola dibuat
dari emas? Kalor jenis emas 129 J/kg K.
Diketahui: m bola emas = 4,0 x 10-3 kg; Q = 90 Joule
c bola emas = 129 J/Kg 0C
Ditanya: ∆T = ….?
Jawab:

∆T = = 174,41 0C
=

3. a. Sebanyak 60 kg air panas pada suhu 820C mengalir ke dalam bak mandi. Untuk
menurunkan suhunya, 300 kg air dingin pada 100C ditambahkan ke dalam bak
tersebut. Berapa suhu akhir campuran?
Diketahui: m air panas = 60 kg; m air dingin = 300 kg
T air panas = 820C; T air dingin = 10 0C
151

0
c air = 4200 J/Kg C
Ditanya: T campuran = ….?
Jawab:
Q lepas = Q terima

(m c ∆T)air panas = (m c ∆T)air dingin (c air panas = c air dingin = c)

(m ∆T)air panas = (m ∆T)air dingin


60 (82 –T) = 300 (T-10)
T = 22,120C

b. Sebuah kalorimeter tembaga yang massanya 280 gram g diisi dengan 500 gram
air pada suhu 150C. Sebatang balok kecil tembaga yang massanya 560 gram dan
suhunya 1000C dijatuhkan ke dalam kalorimeter hingga suhu kalorimeter naik
menjadi 22,50C. Jika tidak ada kalor yang keluar dari sistem, berapa kalor jenis
tembaga?

Diketahui: m kalorimeter tembaga = 280 g; m air = 500 g; m balok tembaga = 560 g

T air = 150C; T balok tembaga = 100 0C

T campuran = 22,50C

c air = 4200 J/Kg 0C

Ditanya: c tembaga = ….?

Jawab:

Q lepas = Q terima (c calorimeter tembaga = c balok tembaga) atau (c 1 = c2= c)

(m1 c1 ∆T)balok tembaga = (m c2 ∆T)kalorimeter tembaga + (m3 c3 ∆T)air

0,56.c.(100-22,5) = 0,28.c.(22,5-15)+ 0,5.4200.(22,5-15)

c = 381,36 J/Kg K

4. Sebuah batang tembaga bermassa 100 gram dipanasi sampai suhu 1000C dan
kemudian dipindahkan ke sebuah bejana tembaga bermassa 50 gram yang
mengandung 200 gram air pada suhu 100C. Abaikan kalor yang hiang ke lingkungan
152

disekitarnya. Hitung suhu kahir setelah diaduk secara merata. Kalor jenis
tembaga dan air masing-masing 4 x 102 J/Kg K dan 4,2 x 103 J/Kg K.

Diketahui: m batang tembaga = 100 g; m bejana tembaga = 50 g; m air


= 200 g T batang tembaga = 1000C; T air = 10 0C
c air = 4 x 102 J/Kg 0C; c tembaga = 4,2 x 103 J/Kg
0
C Ditanya: T campuran = ….?
Jawab:
Q lepas = Q terima

(m1 c1 ∆T)batang tembaga = (m c2 ∆T)bejana tembaga + (m3 c3


∆T)air 100-3. 4 x 103.(100-T) = 50x10-3. 4 x 103.(T-10)+ 0,5. 4 x
102.(T-10)
T = 140C
5. Total 0.8 kg air pada suhu 200C dimasukkan ke dalam katel listrik 1 kw. Berapa
lama waktu yang diperlukan untuk memanaskan air sampai suhu 1000C?
Diketahui: m air = 0.8 kg
P listrik 1 kw =
1000 watt To =
200C; T = 100 0C
c air = 4 x 102 J/Kg 0C
Jawab:

Q =
m c
∆T P
t = m
c ∆T

t =

t=
153

t = 268.8 sekon
154

F DAFTAR PUSTAKA

Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk SMA/MA Kelas X Program
IPA(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Saripudin, Aip. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan.

Anda mungkin juga menyukai