Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR 2

RANGKAIAN BALIKAN

KELOMPOK 7

NAMA : NOVIA AGUSTIN


NIM : 18033050
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA B
DOSEN : Drs. Hufri, M.Si

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
RANGKAIAN BALIKAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menyelidiki hubungan antara tegangan balikan dengan tegangan keluaran dan
menentukan besar faktor balikan
2. Menyelidiki hubungan antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan
3. Menentukan besar penguatan tegangan lingkar tertutup dan lingkar terbuka
4. Menyelidiki pengaruh pembebanan terhadap kuat arus dan tegangan keluaran
5. Menentukan impedansi keluaran dengan lingkar tertutup dan lingkar terbuka

B. ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1. Generator fungsi / audiogenerator
2. Power Supply
3. Osiloskop dua channel
4. Multimeter analog
5. Multimeter digital
BAHAN:
1. Resistor
2. Potensiometer
3. Kapasitor
4. Transistor
5. Batrai 9 V
6. Kabel penghubung
C. LANDASAN TEORI
Pada penguat seringkali ditemukan sebagian syarat keluaran dikembalikan kepada
masukan yang disebut dengan balikan (feed back). Balikan yang dipasang untuk
memperlemah isyarat masukan disebut balikan negatif sedangkan balikan yang dipasang
untuk memperkuat masukan disebut balikan positif. Balikan negatif akan membuat sistem
menjadi lebih mantap artinya tidak mudah berosilasi. Disisi lain balikan positif digunakan
untuk membuat suatu osilator yaitu suatu rangkaian elektronik yang menghasilkan isyarat
yang terkendali tanpa adanya isyarat masukan.
Ada empat cara dasar dari hubungan sinyal balikan. Kedua tegangan dan arus dapat
dibalikkan pada masukan dengan salah satu dari seri atau paralel. Balikan yang paralel dengan
keluaran disebut balikan tegangan dimana isyarat balikan sebanding dengan tegangan isyarat
keluaran. Balikan tegangan seri artinya balikan tegangan yang dipasang seri dengan masukan,
sedangkan balikan tegangan paralel artinya balikan tegangan yang dipasang paralel dengan
masukan. Disisi lain balikan yang seri dengan isyarat keluaran disebut balikan arus di mana
arus balikan sebanding dengan arus keluaran. Balikan arus paralel artinya balikan arus yang
dipasang paralel pada masukan, sedangkan balikan arus seri artinya balikan arus yang
dipasang secara seri dengan masukan. Salah satu model dari rangkaian balikan tegangan seri
diberikan pada gambar 1 berikut ini:

Berdasarkan gambar 1, kuat arus DC pada kolektor dan emitor dari transistor kedua dapat
ditentukan dari Hukum Kirchoff tentang tegangan pada Loop tertutup:
𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐶𝐸2
𝐼𝐶2 = 𝐼𝐸2 =
𝑅6 + 𝑅7
Tegangan antara kolektor dengan ground DC dan tegangan antara emitor dengan ground DC
pada transistor kedua masing-masing diberikan:
𝑉𝐶2 = 𝐼𝐶2 𝑅7
𝑉𝐸2 = 𝑉𝐶2 + 𝑉𝐶𝐸2
Tegangan DC pada tahanan R6, tegangan pada tahanan R3 dan tegangan antara kolektor
transistor pertama dengan ground DC masing-masing dapat dituliskan dalam bentuk:
𝑉𝑅6 = 𝐼𝐶2 𝑅6
𝑉𝑅3 = 𝐼𝐶2 𝑅6 + 𝑉𝐵𝐸2
𝑉𝐶1 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝑅3
Kuat arus DC pada kolektor dan emitor dari transistor pertama adalah:
𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐶1
𝐼𝐶1 = 𝐼𝐸1 =
𝑅3
Dengan adanya pemasangan kapasitor C2 antara tahanan R4 dengan ground menyebabkan
arus DC tidak mengalir melalui tahanan R4 sehingga semua arus dari emitor transistor
pertama mengalir pada tahanan R5. Tegangan antara emitor dengan ground tegangan antara
base dengan ground pada transistor pertama masing-masing dapat dinyatakan seperti:
𝑉𝐸1 = 𝐼𝐸1 𝑅5 + 𝑉𝐶2
𝑉𝐵1 = 𝑉𝐸1 + 𝑉𝐵𝐸1
Disisi lain, tegangan antara base dengan ground dari transistor pertama dapat pula ditentukan
dari rangkaian pembagi tegangan yaitu:
𝑅2
𝑉𝐵1 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2 𝐶𝐶
Disini tahanan R1 dan R2 tersusun secara paralel dengan tahanan pengganti 𝑅𝐵 = 𝑅1 //𝑅2 .
Pada rangkaian tegangan keluaran dikembalikan sebagian ke masukan melalui tahanan R4
dan R5. Besarnya tegangan balikan dapat ditentukan dari persamaan:
𝑅4
𝑉𝑓 = 𝑉
𝑅4 + 𝑅5 𝑂
Faktor balikan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan balikan dengan
tegangan keluaran sehingga:
𝑅2
𝛽𝑉 =
𝑅1 + 𝑅2
Berdasarkan jalannya sinyal dari sumber pada rangkaian, dapat dilukiskan rangkaian
setara dari rangkaian balikan tersebut. Melalui rangkaian setara dapat ditentukan parameter-
parameter AC dari penguat meliputi impedansi masukan, penguatan dari penguat dan
impedansi keluaran. Tahanan antara base dengan ground dengan lingkar terbuka pada
transistor pertama diberikan dalam bentuk:
𝑅𝑖𝑡.𝐼𝑏 = ℎ𝑖𝑒1 + (1 + 𝛽1 )(𝑅4 //𝑅5 )
Tahanan antara base dengan ground dengan lingkar tertutup adalah:
𝑅𝑖𝑡.𝐼𝑡 = 𝑅𝑖𝑡.1𝑏 (1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏 )
Tahanan pengganti antara R1 dengan R2 tersusun secara paralel dengan tahanan antara base
dengan ground dengan lingkar tertutup sehingga impedansi masukan dari penguat didapatkan
dari:
𝑅𝑖 = 𝑅𝐵 //𝑅𝑖𝑡.𝐼𝑡
Penguatan tegangan dengan lingkar terbuka dan lingkar tertutup dinyatakan seperti:
𝛽1 𝛽2 (𝑅3 //ℎ𝑖𝑒2 )(𝑅5 //𝑅7 )
𝐾𝑣.𝐼𝑏 =
𝑅𝑖𝑡𝐼 ℎ𝑖𝑒2
𝐾𝑣.𝐼𝑏
𝐾𝑣.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏
Impedansi keluaran dengan lingkar terbuka dan lingkar tertutup masing-masing diekspresikan
seperti:
𝑅𝑂.𝐼𝑏 = 𝑅5 //𝑅7
𝑅𝑂.𝐼𝑏
𝑅𝑂.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏

(Tim Pengajar Elektronika Dasar 2, 2020)

Aplikasi rangkaian umpan balik terletak dalam kenyataan bahwa sebenarnya dalam
penguat manapun baik berupa penguat arus, tegangan kondiktans, dan penguat transresistans
dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan rangkaian umpan balik negative dengan tepat.
Misalnya tahanan masukan, dalam praktiknya rangkaian umpan balik banyak digunakan
dalam beberapa perangkat elektronik, seperti bentuk rangkaian umpan balik negative yang
terdiri dari sebuah fotoresistor, lampu pijar,tyristor dan resistor linear akan digunakan untuk
sebuah sensor cahaya dimana sensor ini akan diaktifkan oleh rangkaian umpan balik negative.
(international journal of bifurcation and Chaos world Scientific Publishing Company, hh 1-10

Dengan cara ini dapat ditunjukkan bahwa fungsi alih kompleks pada daerah frekuensi
rendah adalah:
𝑖𝑤
𝐺𝑂.𝐼𝑡(𝑤) =
𝑗𝑤 + 𝑤1.𝑖𝑡

𝐾𝑣.𝐼𝑏
𝐾𝑣.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏

𝑊1.𝐼𝑏
𝑊1.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏

Persamaan ini menunjukkan bahwa dengan dipasangnya balikan frekuensi potong


bawah turun. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan dipasangnya balikan lebar pita
penguat menjadi lebih besar, tetapi penguat tegangan pada frekuensi tengah berkurang.
(Sutrisno. 1987).
D. TUGAS PENDAHULUAN
E. PROSEDUR KERJA
1. Untuk mendapatkan titik kerja dari penguat berada di tengah-tengah garis beban,
merancang nilai-nilai komponen yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum.
2. Menyiapkan semua komponen yang diperlukan dan peralatan pendukung praktikum
3. Merakit rangkaian balikan tegangan balikan seri pada Project board berdasarkan
skema rangkaian pada gambar 1.
4. Menset tegangan antara kolektor dengan emitor dari transistor kedua setengah
tegangan Vcc dengan mengatur-atur potensiometer R2
5. Menghubungkan bagian masukan dari penguat dengan suatu sumber tegangan bolak-
balik dengan tegangan puncak dalam orde mV.
6. Dengan memvariasikan tegangan sumber, melakukan pengukuran terhadap tegangan
masukan tegangan keluaran dan tegangan balikan
7. Memasukkan data hasil pengukuran tegangan minimal 10 variasi tegangan sumber
pada tabel 1
8. Menetapkan salah satu tegangan masukan dengan tegangan keluaran tertentu dan
memasang tahanan beban yang dapat divariasikan nilainya pada keluaran dari penguat
9. Dengan memvariasikan nilai tahanan beban, melakukan pengukuran terhadap arus dan
tegangan keluaran minimal 10 data.
10. Memasukkan data hasil pengukuran kuat arus dan tegangan keluaran dalam keadaan
terbeban pada tabel 2.
F. REFERENSI

Joiner,K.L.,F. Palmero,R.Carretero-Gonzalez,'Optoelectronic chaos in a Simple Light


Activater Feedback Circuit ,international journal of bifurcation and Chaos world
Scientific Publishing Company, hh 1-10.
Sutrisno. 1987.elektronika Teori dan Penerapannya. ITB. Bandung.
Tim Pengajar Elektronika Dasar 2. 2020. Modul Praktikum Elektronika Dasar 2. Padang:
FMIPA UNP.

Anda mungkin juga menyukai