ELEKTRONIKA DASAR 2
RANGKAIAN BALIKAN
KELOMPOK 7
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menyelidiki hubungan antara tegangan balikan dengan tegangan keluaran dan
menentukan besar faktor balikan
2. Menyelidiki hubungan antara tegangan keluaran dengan tegangan masukan
3. Menentukan besar penguatan tegangan lingkar tertutup dan lingkar terbuka
4. Menyelidiki pengaruh pembebanan terhadap kuat arus dan tegangan keluaran
5. Menentukan impedansi keluaran dengan lingkar tertutup dan lingkar terbuka
Berdasarkan gambar 1, kuat arus DC pada kolektor dan emitor dari transistor kedua dapat
ditentukan dari Hukum Kirchoff tentang tegangan pada Loop tertutup:
𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐶𝐸2
𝐼𝐶2 = 𝐼𝐸2 =
𝑅6 + 𝑅7
Tegangan antara kolektor dengan ground DC dan tegangan antara emitor dengan ground DC
pada transistor kedua masing-masing diberikan:
𝑉𝐶2 = 𝐼𝐶2 𝑅7
𝑉𝐸2 = 𝑉𝐶2 + 𝑉𝐶𝐸2
Tegangan DC pada tahanan R6, tegangan pada tahanan R3 dan tegangan antara kolektor
transistor pertama dengan ground DC masing-masing dapat dituliskan dalam bentuk:
𝑉𝑅6 = 𝐼𝐶2 𝑅6
𝑉𝑅3 = 𝐼𝐶2 𝑅6 + 𝑉𝐵𝐸2
𝑉𝐶1 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝑅3
Kuat arus DC pada kolektor dan emitor dari transistor pertama adalah:
𝑉𝐶𝐶 − 𝑉𝐶1
𝐼𝐶1 = 𝐼𝐸1 =
𝑅3
Dengan adanya pemasangan kapasitor C2 antara tahanan R4 dengan ground menyebabkan
arus DC tidak mengalir melalui tahanan R4 sehingga semua arus dari emitor transistor
pertama mengalir pada tahanan R5. Tegangan antara emitor dengan ground tegangan antara
base dengan ground pada transistor pertama masing-masing dapat dinyatakan seperti:
𝑉𝐸1 = 𝐼𝐸1 𝑅5 + 𝑉𝐶2
𝑉𝐵1 = 𝑉𝐸1 + 𝑉𝐵𝐸1
Disisi lain, tegangan antara base dengan ground dari transistor pertama dapat pula ditentukan
dari rangkaian pembagi tegangan yaitu:
𝑅2
𝑉𝐵1 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2 𝐶𝐶
Disini tahanan R1 dan R2 tersusun secara paralel dengan tahanan pengganti 𝑅𝐵 = 𝑅1 //𝑅2 .
Pada rangkaian tegangan keluaran dikembalikan sebagian ke masukan melalui tahanan R4
dan R5. Besarnya tegangan balikan dapat ditentukan dari persamaan:
𝑅4
𝑉𝑓 = 𝑉
𝑅4 + 𝑅5 𝑂
Faktor balikan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan balikan dengan
tegangan keluaran sehingga:
𝑅2
𝛽𝑉 =
𝑅1 + 𝑅2
Berdasarkan jalannya sinyal dari sumber pada rangkaian, dapat dilukiskan rangkaian
setara dari rangkaian balikan tersebut. Melalui rangkaian setara dapat ditentukan parameter-
parameter AC dari penguat meliputi impedansi masukan, penguatan dari penguat dan
impedansi keluaran. Tahanan antara base dengan ground dengan lingkar terbuka pada
transistor pertama diberikan dalam bentuk:
𝑅𝑖𝑡.𝐼𝑏 = ℎ𝑖𝑒1 + (1 + 𝛽1 )(𝑅4 //𝑅5 )
Tahanan antara base dengan ground dengan lingkar tertutup adalah:
𝑅𝑖𝑡.𝐼𝑡 = 𝑅𝑖𝑡.1𝑏 (1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏 )
Tahanan pengganti antara R1 dengan R2 tersusun secara paralel dengan tahanan antara base
dengan ground dengan lingkar tertutup sehingga impedansi masukan dari penguat didapatkan
dari:
𝑅𝑖 = 𝑅𝐵 //𝑅𝑖𝑡.𝐼𝑡
Penguatan tegangan dengan lingkar terbuka dan lingkar tertutup dinyatakan seperti:
𝛽1 𝛽2 (𝑅3 //ℎ𝑖𝑒2 )(𝑅5 //𝑅7 )
𝐾𝑣.𝐼𝑏 =
𝑅𝑖𝑡𝐼 ℎ𝑖𝑒2
𝐾𝑣.𝐼𝑏
𝐾𝑣.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏
Impedansi keluaran dengan lingkar terbuka dan lingkar tertutup masing-masing diekspresikan
seperti:
𝑅𝑂.𝐼𝑏 = 𝑅5 //𝑅7
𝑅𝑂.𝐼𝑏
𝑅𝑂.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏
Aplikasi rangkaian umpan balik terletak dalam kenyataan bahwa sebenarnya dalam
penguat manapun baik berupa penguat arus, tegangan kondiktans, dan penguat transresistans
dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan rangkaian umpan balik negative dengan tepat.
Misalnya tahanan masukan, dalam praktiknya rangkaian umpan balik banyak digunakan
dalam beberapa perangkat elektronik, seperti bentuk rangkaian umpan balik negative yang
terdiri dari sebuah fotoresistor, lampu pijar,tyristor dan resistor linear akan digunakan untuk
sebuah sensor cahaya dimana sensor ini akan diaktifkan oleh rangkaian umpan balik negative.
(international journal of bifurcation and Chaos world Scientific Publishing Company, hh 1-10
Dengan cara ini dapat ditunjukkan bahwa fungsi alih kompleks pada daerah frekuensi
rendah adalah:
𝑖𝑤
𝐺𝑂.𝐼𝑡(𝑤) =
𝑗𝑤 + 𝑤1.𝑖𝑡
𝐾𝑣.𝐼𝑏
𝐾𝑣.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏
𝑊1.𝐼𝑏
𝑊1.𝐼𝑡 =
1 + 𝛽𝑣 𝐾𝑣.𝐼𝑏