Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau
berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pada sambungan rel kereta api ditemukan
bahwa sambungannya tidak pas melainkan agak renggang. Dibuat demikian bukan tanpa alasan
melainkan karena rel dapat memuai sehingga apabila dibuat tidak renggang akan menimbulkan
lengkungan pada sambungan dan itu sangat berbahaya jika ada kereta yang melintas.
Dalam hal ini ilmu pengetahuan sangat berperan penting terutama cabang ilmu fisika yang salah
satunya mempelajari tentang pemuaian zat yang akan di bahas dalam pembahasan ini.
B.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep pemuaian pada suatu zat.
a.
b.
c.
d.

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui definisi pemuaian
Untuk mengetahui jenis jenis pemuaian zat
Untuk mengetahui koefisien muai panjang beberapa zat
Untuk mengetahui manfaat dan kerugian pemuaian zat

C.
Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian kita dapat mengaplikasikan kosep pemuaian pada benda dalam
kehidupan sehari-hari dimulai dari hal-hal yang kecil di lingkungan sekitar.
D. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
Bab I Pendahuluan
A.
B.
C.
D.

Latar belakang
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Sistematika penelitian

Bab II Tinjauan teori


A.
B.
C.

Definisi
Jenis-jenis Pemuaian Zat
Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat

Bab III
A.
B.

Penutup

Kesimpulan
Saran

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau
berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda,
tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut. Pada
umumnya setiap zat mengalami pemuaian (penambahan panjang, luas, atau volume) ketika
suhunya naik dan mengalami penyusutan ketika suhunya turun, kecuali pada benda-benda
tertentu seperti air pada suhu 0 - 4 derajat celcius dan bismut pada suhu tertentu.
B. Jenis-jenis pemuaian zat
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda
padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta
yang telah disebutkan tadi.
Jenis-jenis Pemuaian Zat Padat
Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi
guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3:
a. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba
amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah
contoh dari muai pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai
panjang zat dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu,
dan tergantung dari jenis benda.

Rumus pemuaian panjang


x= Lo. . T
X =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
= konstanta pemuaian
T = selisih suhu
L = Lo + x
L = Lo (1 + .T)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula
tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat

No
1

Jenis zat

Alpha( /0C)

Aluminium
0,000024
2
Perunggu
0,000019
3
Baja
0,000011
4
Tembaga
0,000017
5
Kaca
0,000009
6
Pirek
0,000003
7
Berlian
0,000001
8
Grafit
0,000008
contoh soal pemuaian panjang
Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya
naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka
berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik?
Pembahasan
L = Lo (1 + .T)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = 0,2. (1+0,04)
L = 0,2.1,04 = 0,208 m
b. Pemuaian Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam.
Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu
benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan
dengan , Dengan nilai = 2. Rumus Pemuaian Luas
A = Ao..T
A = Ao + A
A = A0 (1+.T)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
A = penambahan luas
= koefisien muai luas
T = selisih suhu (kenaikan suhu)
contoh soal pemuaian luas
sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga
suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka
berapa pertambahan luas lempeng logam tersebut?
A = Ao..T
A = Ao.2.T
A = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi.
Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat
tergantung pada koefisien muai volumenya (gamma) dimana = 3
V = Vo..T

V= Vo + V
V= Vo(1+.T)
V = penambahan volume
Vo = volume awal
T = kenaikan suhu
= koefisien muai volume
Contoh Soal Pemuaian Volume
Sebuah kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC. Kubus tersebut diberi
kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan
volume akhir kubus tersebut?
Pembahasan
V = Vo..T
V = 1000.3.o,oo1.(80-50)
V = 150 cm2
V= Vo + V
V= 1000 + 50 = 1050 cm2
2.
Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan
luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan
bentuk wadah yang ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia
panaskan, beberapa saat kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah satu
contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa sobat
temukan.
rumus pemuaian zat cair
secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume pada pemuaian
zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya b .
V = Vo.b.T
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan atau koefisien
muai volume zat padat. V penambahan volume yang terjadi. T selisih suhu.
contoh soal pemuaian zat cair
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di
panaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan
tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Pembahasan
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi
V = Vo.b.T
V = 4 liter.0,004.80
V = 1,28 liter

3.
Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas
Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk
pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu
variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah melihat

balon yang kepanasan tiba-tiba meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.
Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat gas
a. Hukum Gay Lussac
PV = nRT
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu
gas mutlak tersebut sehingga
V/T = nR/T = tetap
karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan
sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi
Vo V1
- = - > pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1
T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin
b. Hukum Boyle
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa
hasil perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya
PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum
dan sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya
P1.V1 =P2.V2 > pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)
c. Hukum Boyle-Gay Lussac
Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi
suhu selalu tetap.
P1.V.1
P2.V2
= - = tetap
T1
T2
Contoh Soal Pemuaian Gas
Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127
berapakah volume gas tersebut.
Pembahasan
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle
Vo V1
- = T1
T2
200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3

Contoh Pemuaian
Jenis
Pemuaian Zat
1.

Rel Kereta Api yang bengkok karena panas

2.

Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika


siang hari

3.

Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada


setrika yang akan mati sendiri ketika sudah terlalu
panas.

Pemuaian
4.
Zat padat

Pemuaian pada kaca rumah.

5.

Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan


pada pembuatan container dan badan kapal besar.

6.

Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif


Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga
memuai kemudian dipasangkan pada poros
roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat
kuat.

1.

Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair


(raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.

Pemuaian
Zat Cair 2.

Pemuaian
(zat) Gas

Contoh
Pemuaian Zat

Air dalam panci akan meluap ketika


dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor
peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)

1.

Balon yang meletus terkena panas.

2.

Roda kendaraan yang meletus terkena panas

Sebenarnya masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita. Sobat bisa coba
mengamatinya sendiri.
Contoh Soal:
Panjang sebatang alumunium pada suhu 0 C adalah 100 cm. Berapa panjang pada suhu 100 C,
bila angka muai panjangnya 0,000026/ C?

Periyelesaian:
Diketahui 0 C, L0.= 100 cm
ti = 100, = 0,000026/C
Ditanya : L1
Jawab L1 = Lo (1 + c At)
= 100{1 0,000026(100-0)}
= 100{1 +0,000026x100}
= 100 {1,0026}= 100,26 cm
Jadi, panjang sebatang alumunium = 100,26 cm

Jika suhu mula-mula tidak sama dengan 0 C (t bukan sama dengan 0 C) maka berlaku rumus:

Keterangan:
L2 = panjang pada suhu t2, satuan cm atau m
L1 = panjang pada suhu t1, satuan cm atau m
a angka muai panjang, satuan / C
t2 = suhu sesUdah dipanaskan, satuan C
t1 = suhu sebelum dipanaskan, satuan C

Contoh Soal:
Sebatang besi pada suhu 30 C panjangnya 100 cm, dipanaskan hingga suhunya 90 C
Berapakah pertambahan panjang besi jika koefisien muai panjang besi 0,000012/ C?
Penyelesaian:
Diketahui
t1 = 30 C, L1 = 100 cm, t2 = 90 C
cx=0,0000121C
Ditanya
Jawab : L2 = L1 {1 + a.. At) AL = L2 - L1
= 100{1 +0,000012x(90-30)} = 100,072- 100
= 100 {1 + 0000012 x 60} 0,072 cm
= 1000{1 +0,00072}
= 100,072 cm

Jadi pertambahan panjangnya adalah 0,072 cm

C. Manfaat dan Kerugian Pemuaian Zat


Contoh pemanfaatan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
1.

Pemasangan poros roda pada kereta api dan pedati. Dalam hal ini diameter poros dibuat
lebih besar sedikit dibanding diameter lubang roda. Dengan memanaskan roda kereta, maka
lubang pada roda memuai. Pada saat itulah poros dimasukkan ke dalam roda kemudian roda
didinginkan

2.

Penggunaan bimetal untuk sakelar otomatis pada setrika listrik, lemari es, alarm
kebakaran, dan lainnya. Bimetal adalah dua keping logam berbeda yang disatukan dengan cara
dikeling atau dilas. Karena kedua logam berbeda koefisien muainya, maka ketika dipanaskan
atau didinginkan bimetal akan melengkung. Bimetal melengkung ke arah logam yang koefisien
muainya lebih kecil ketika dipanaskan dan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya
lebih besar ketika dipanaskan.

3.

Melepaskan tutup botol yang sukar dilepas. Karena tutup botol terbuat dari logam yang
koefisien muainya lebih besar dari kaca (gelas), maka ketika suhu turun tutup botol menyusut
lebih cepat dibanding mulut botol. Akibatnya tutup botol sulit dibuka. Dengan memanaskan
tutup botol, tutup botol akan lebih mudah dibuka karena tutup botol memuai lebih cepat
dibanding mulut botol.
Sedangkan, contoh kerugian yang ditimbulkan akibat pemuaian adalah sebagai berikut:

1.

Gelas atau mangkok dari kaca retak atau pecah ketika diisi dengan air panas secara tibatiba. Hal ini terjadi karena gelas tidak mudah menghantarkan panas sehingga ketika diisi air
panas, kalor tidak cepat menyebar. Akibatnya, bagian dalam gelas memuai lebih cepat dibanding
bagian luarnya.

2.

Rel kereta api melengkung pada siang hari karena rel mengalami pemuaian, sedangkan
rel terikat oleh baut-baut pengikat. Untuk mengatasi melengkungnya rel, pada tiap sambungan
rel diberi celah.

3.

Kaca pada jendela atau kaca pada pintu, retak atau pecah pada siang hari yang panas. Hal
ini karena pemuaian kaca lebih besar dibanding pemuaian kayu. Untuk mencegah agar kaca tidak
pecah, maka bingkai kaca dibuat luas (longgar) dibanding kacanya.

4.

Jembatan dapat melengkung atau patah ketika suhu udara naik Hal ini dapat diatasi
dengan cara membuat celah (rongga) pada tiang penyangga jembatan atau membuat celah pada
tiap sambungan balok jembatan.

5.

Bagian mesin mobil atau motor memuai ketika mesin sedang berjalan. Akibatnya, suara
mesin menjadi kasar dan bagian yang berputar menjadi mogok berputar. Hal ini dapat diatasi
dengan cara mendinginkan mesin dengan cara memasukkan cairan pendingin.

6.

Kabel listrik dipasang agak kendor. Jika dipasang pada posisi tegang, pada malam hari
suhunya lebih rendah, kabel listrik menyusut dan dapat putus.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemuaian pada suatu zat bisa terjadi apabila terkena kalor, dalam hal ini pemuaian memiliki
manfaat dan juga kerugian dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatankesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai