Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH VEKTOR

NAMA : DEDDY GONSAGA ASSWARA

NIM : 2006010039

TEKNIK SIPIL KELAS A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Vektor” dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada Mata
Kuliah Pancasila pada Fakultas Sains dan Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas
Nusa Cendana Kupang.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah yang akan
datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya

Kupang, 1 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 5
C. TUJUAN ............................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................. 6
A. KARAKTERISTIK VEKTOR ............................................................................ 6
B. RESULTAN VEKTOR ...................................................................................... 13
C. PENGARUH PERUBAHAN SUMBU TERHADAP VEKTOR ...................... 25
BAB III .......................................................................................................................... 29
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………..29
B. SARAN…………………………………………………………………………....30

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


sangatlah pesat.Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil
dibuatuntuk memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan
yang diraih manusia, tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari keberadaan
suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika
mampu menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat
diformulasikan secara tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan
menggunakan hubungan matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains
lainnya.Salah satu contohnya pada ilmu kimia.Fisika banyak mempelajari partikel
renik semacam elektron.Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan
dimanfaatkan pada ilmu kimia.Bahkan topik mekanika kuantum yang diterapkan
pada ilmu kimia telah melahirkan bidang baru yang dinamakan kimia kuantum
(quantum chemistry).
Selain itu, ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan
dalam melahirkan bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah biofisika
(fisika pada ilmu biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika medis (fisika
pada ilmu kedokteran), dan yang lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu
ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa
mungkin memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan
keteraturan lainnya di alam semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan
keteraturan yang telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Tanpa ada penemuan tentang keteraturan lensa, maka tidak mungkin di
temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-planet, tidak mungkin
ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak
mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih
terus berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan akan menjadi dasar untuk
menemukan keteraturan-keteraturan lainnya.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting.Hal
itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya
dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa dan jelaskan Karakteristik Vektor?


 Apa yang dimaksudkan dengan vektor?
 Komponen vektor dan vektor satuan?
2. Apa yang dimaksudkan dengan Resultan Vektor?
3. Apa Pengaruh perubahan sumbu koordinat terhadap vector?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian vektor dan penjelasannya.


2. Untuk mengetahui apa itu resultan vektor
3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan sumbu koordinat terhadap vektor.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK VEKTOR
Tidak semua besaran di fisika dapat disebut dengan besaran vektor ada beberapa
karakteristik dari besaran vektor tersebut yang dapat ditinjau dari: pengertian
vektor, menulis dan menggambar vektor, vektor satuan.

1. Pengertian vektor
Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah (berbeda
dengan besaran skalar yang hanya memiliki nilai saja). Cara menentukan suatu
besaran fisika termasuk besaran vektor atau bukan sebenarnya cukup sederhana
yakni dengan memberikan kalimat tanya “kemana atau dimana” pada besaran
tersebut jika besaran tersebut cocok (tidak asing terdengar) maka besaran
tersebut termasuk besaran vektor, contohnya “kemana ia akan pindah rumah?”,
kalimat tanya ini sebenarnya menanyakan arah dan posisi dari tujuan pindah dan
sering kita dengar, sehingga perpindahan termasuk besaran vektor. misalkan ada
pertanyaan “kemana jaraknya rumahmu ke sekolah?” kalimat tanya ini terdengar
asing, karena memang tidak cocok antara kalimat tanya kemana dengan besaran
jarak, besaran jarak lebih cocok menggunakan kalimat tanya berapa, sehingga
jarak termasuk besaran skalar.
Perpindahan dan jarak memang sering digunakan dalam fisika, tidak
sedikit siswa yang biasanya kesulitan membedakan antara perpindahan dan jarak
karena di beberapa kasus sering terjadi jarak = perpindahan. Untuk dapat
membedakan antara jarak dan perpindahan perhatikan gambar berikut.

Gambar 1. Sebuah partikel bergerak dari A ke B dengan lintasan yang


ditempuh sesuai dengan garis merah.

Berdasarkan gambar 1 di atas, jarak merupakan panjang lintasan yang


ditempuh (garis merah putus-putus) sedangkan perpindahan merupakan jarak
terpendek dari posisi awal (A) ke posisi akhir (B) yang ditunjukkan dengan garis
biru dengan arah 600 terhadap garis horizontal. Berdasarkan ilustrasi di atas
terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara jarak dan perpindahan.
Beberapa besaran lain yang sering ditemui di fisika yang memiliki kemiripan
antara besaran skalar dan vektor antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

6
Penting!
Arah dalam besaran vektor dapat dinyatakan dalam berbagai cara, antara lain
sudut, arah mata angin, atas, bawah, ke kiri, ke kanan, dll. Arah vektor juga
menentukan ketika dilakukan perhitungan matematis beberapa vektor, vektor
yang searah dijumlahkan, sedangkan vektor yang berlawanan arah akan
dikurangi.

2. Menulis dan menggambar vektor


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa besaran vektor adalah besaran
yang memiliki nilai (besar) dan arah sehingga memiliki cara tersendiri dalam
penulisan maupun penggambarannya. Cara penulisan besaran vektor sedikit
berbeda dengan penulisan besaran skalar. Misalkan kita akan menulis sebuah
vektor “A” pada beberapa buku terdapat beberapa cara dalam menuliskan
besaran vektor yakni

 Simbol vektor di cetak tebal


Sehingga penulisan vektor “A” adalah “A”
 Simbol vektor di cetak tebal dan miring
Sehingga penulisan vektor “A” adalah “A”
 Simbol vektor di cetak tebal, miring dan diberi tanda arah di atasnya
Sehingga penulisan vektor “A” adalah “\vec{\mathbit{A}}”
 Simbol vektor di beri tanda arah di atasnya
Sehingga penulisan vektor “A” adalah “\vec{A}”

Cara penulisan seperti pada point 1 sampai 3 biasanya digunakan pada


buku-buku pelajaran karena ada fasilitas untuk bold dan italic sedangkan jika
menulis di papan tulis atau buku tulis dapat menggunakan cara ke 4. Besarnya
(nilai) suatu besaran vektor dapat dituliskan dengan cara memberikan tanda
“mutlak” seperti ini “∣A∣” atau ditulis biasa seperti ini “A”.

Besaran vektor biasanya digambarkan dengan anak panah dengan


panjang anak panah menggambarkan besar vektor dan arah anak panah
menggambarkan arah vektor.perhatikan gambar berikut.

gambar 2. Beberapa gambar vektor

7
Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat bagian-bagian vektor dari sebuah
anak panah pada vektor A, perhatikan gambar vektor B dan vektor C memiliki
arah yang sama (ke kiri) tapi vektor C lebih besar dari pada
vektor B (ditunjukkan dengan panjangnya yang berbeda), sedangkan untuk
vektor B dan vektor D memiliki besar yang sama tetapi arahnya berlawanan
(ditunjukkan oleh arah anak panah).

3. Komponen vektor dan vektor satuan


Komponen vektor merupakan salah salah satu cara yang digunakan
untuk mengalisis sebuah vektor dalam sistem koordinat (dalam kesempatan kali
ini digunakan sistem koordinat kartesian (x,y,z)) sehingga sebuah vektor pada
dasarnya memiliki komponen dalam arah sumbu x, sumbu y maupun sumbu z.
Misalkan untuk sistem koordinat (x,y) dalam menentukan komponen suatu
vektor menggunakan aturan trigonometri sederhana (sinus, cosinus, tangen).
Perhatikan gambar berikut:

Gambar 3. Trigonometri untuk sinus, cosinus, tangen, pada segitiga siku-siku

Dengan menggunakan aturan trigonometri sederhana di atas, kita dapat


menentukan nilai sinus, cosinus, dan tangen untuk sudut α dan sudut β seperti
yang terlihat pada tabel berikut:

Berdasarkan tabel di atas, jika kita perhatikan lebih jauh maka akan
terlihat pada dasarnya nilai tangen merupakan hasil pembagian antara nilai sinus
dan cosinusnya.

Menganalisis suatu vektor dengan menggunakan komponen vektor


sangat penting untuk dipahami, karena komponen vektor merupakan salah satu
materi dasar yang nantinya akan terus digunakan pada materi-materi fisika
selanjutnya. Misalkan sebuah vektor A digambarkan dalam sistem koordinat
kartesian (x,y) seperti terlihat pada gambar berikut:

8
Gambar 4. Sebuah vektor A digambarkan dalam bidang x – y dengan
membentuk sudut α terhadap sumbu x
Vektor A yang digambarkan membentuk sudut α terhadap sumbu x,
vektor A tersebut, dapat di proyeksikan terhadap sumbu x dan sumbu y sehingga
memiliki komponen vektor Ax dan Ay yang dapat ditentukan dengan
trigonometri di atas seperti berikut:
Ax = A cos α
Ay = A sin α
Kedua komponen vektor di atas bernilai positif karena arahnya sesuai
dengan arah sumbu x positif dan arah sumbu y positif, selain itu komponen
vektor juga dapat bernilai negatif jika arahnya sesuai dengan arah
sumbu x negatif dan arah sumbu y negatif (perhatikan arah tanda panahnya,
untuk sumbu x ke kanan bernilai positif dan ke kiri bernilai negatif. Untuk
sumbu y ke atas bernilai positif dan ke bawah bernilai negatif). Hubungan antara
vektor dan komponen vektor seperti pada gambar di atas secara vektor dapat
ditulis :

A = Ax + Ay.

Berdasarkan komponen vektor kita dapat juga mengetahui besar dan


arah vektor utamanya, misalkan untuk vektor komponen Ax dan Ay di atas dapat
kita tentukan besar dan arah vektor A (arah ditunjukkan dengan besar sudutnya)
sebagai berikut:

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa komponen vektor ditinjau dari


sistem koordinat kartesian, masing-masing sumbu koordinat memiliki ciri khas
tersendiri yang disebut dengan vektor satuan, seperti yang terlihat pada tabel
berikut

Arah vektor satuan ini sesuai dengan arah sumbunya, perhatikan


gambar berikut

9
Gambar 5. (a) arah komponen vektor pada koordinat kartesian, (b)
proyeksi vektor A terhadap sumbu x dan sumbu y dengan vektor satuan

Vektor satuan juga menunjukkan bahwa suatu besaran adalah besaran


vektor dalam komponen sumbu tertentu, sehingga jika ada penulisan
menggunakan vektor satuan maka besaran tersebut merupakan besaran vektor
dan penulisan Ax dan Ay menyatakan besar (nilai dari besarannya), sehingga
dengan menggunakan vektor satuan vektor A pada gambar 6b dapat ditulis

Contoh soal

Soal UN 2008/2009 P4 No.2


Fitria melakukan perjalanan napak tilas dimulai dari titik A ke titik B : 600 m arah
utara; ke titik C 400 m arah barat; ke titik D 200 m arah selatan; dan kemudian
berakhir di titik E 700 m arah timur. Besar perpindahan yang dialami Fitria
adalah….

Pembahasan

Diket:
AF = AB – BF = AB – CD = 600 – 200 = 400 m EF = DE – DF = DE – BC = 700
– 400 = 300 m Gunakan rumus Pythagoras :

10
Soal UN 2009/2010 P70 No.1
Seorang anak berjalan lurus 10 meter ke barat, kemudian belok ke selatan sejauh 12
meter, dan belok lagi ke timur sejauh 15 meter. Perpindahan yang dilakukan anak
tersebut dari posisi awal….

1) Seorang pejalan kaki berjalan sejauh 5,0 km ke timur dan 12,0 km ke selatan.
Tentukan besar dan arah perpindahan pejalan kaki tersebut.

pembahasan soal:
Untuk mempermudah mengerjakan soal tersebut, kita ilustrasikan
Misalkan pejalan kaki berjalan dari titik P menuju titik P’ dengan menempuh
jarak 5,0 km ke timur kemudin 12,0 km ke selatan seperti ditunjukkan oleh
gambar berikut

Berdasarkan gambar di atas kita dapat menentukan komponen perpindahan


terhadap sumbu x (Sx) adalah 5,0 m dan komponen perpindahan terhadap
sumbu y (Sy) adalah 12,0 m, sehingga besarnya perpindahan dengan
menggunakan persamaan

11
Arah perpindahan pejalan kaki dapat ditentukan dengan mencari besar sudut
α melalui persamaan

Jadi pejalan kaki melakukan perpindahan sebesar 13 m dengan arah 67,4 0 ke


arah tenggara (dari timur ke selatan).

2) perhatikan gambar berikut

Sebuah bagian dari mesin dinaikkan melalui papan miring dan menempuh
jarak sejauh d = 12 m dengan papan membentuk sudut θ = 300 terhadap
lantai. Tentukan berapa jauh perpindahan yang dilakukan oleh bagian mesin
tersebut secara vertikal dan horizontal!

Perpindahan bagian mesin secara vertikal dan horizontal pada dasarnya


adalah komponen perpindahan benda tersebut terhadap sumbu x (Sx) dan
terhadap sumbu y (Sy).komponen perpindahannya dapat ditentukan dengan
cara:
Sx = S cos θ
Sx = 12 cos 300
Sx = 12 (½ √3)
Sx = 6√3 m
Sy = S sin θ
Sy = 12 sin 300
Sy = 12 (½)
Sy = 6 m

12
B. RESULTAN VEKTOR

Resultan vektor merupakan cara untuk menentukan total vektor dari


beberapa vektor. Beberapa buku mengatakan bahwa resultan vektor sama dengan
penjumlahan vektor, menggunakan istilah ini lebih riskan dan berpotensi terjadi
miskonsepsi dalam mengerjakan soal. Hal ini dikarenakan kata penjumlahan
merujuk pada “ditambah” jadi dianggap penjumlahan vektor adalah semua vektor
ditambah saja, padahal vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah jadi
ketika ingin mencari total vektor perlu dipertimbangkan arahnya, jika vektor-
vektornya searah maka akan dijumlah, tapi jika berlawanan arah akan dikurangi,
hal ini akan mempengaruhi hasil perhitungan pada akhirnya. Oleh karena itu saya
lebih suka menggunakan resultan vektor sebagai total vektor bukan penjumlahan
vektor karena perlu mempertimbangkan arahnya.
Resultan vektor dapat ditentukan dengan dua metode yakni dengan metode
melukis atau menggambarnya dan dengan metode analitis

1. Resultan vektor dengan metode melukis


menentukan resultan vektor dengan metode melukis ini terbagi menjadi dua
cara lagi yakni metode poligon dan metode jajargenjang.

Konsep :
Dalam menggunakan metode melukis persamaan matematis dari
resultan vektor akan mempengaruhi gambar dan hasilnya, misalkan dua
vektor A dan B akan ditentukan resultan vektor dengan persamaan
vektor C = A + B dan dengan persamaan C = A – B akan menghasilkan gambar
yang berbeda dan hasil yang berbeda, karena vektor B tidak sama dengan
vektor -B yang membedakan adalah arahnya tanda negatif (-) menunjukkan
arahnya berlawanan dengan arah vektor semula, sehingga dalam
menggambarnya arahnya perlu dibalik terlebih dahulu. Perhatikan gambar
berikut

Gambar 6. Perbedaan antara vektor B dengan vektor –B

Metode poligon

Prinsip resultan vektor dengan menggunakan metode poligon ini pada dasarnya
adalah “meneruskan” vektor-vektor yang akan ditentukan resultannya
kemudian mencari jarak terdekat dari posisi awal ke posisi akhirnya (ditarik
garis lurus). Meneruskan yang dimaksud disini adalah menghubungkan ujung
(arah panah) vektor pertama dengan pangkal vektor kedua, ujung vektor kedua
dengan pangkal vektor ketiga begitu seterusnya. Perhatikan gambar berikut:

13
Gambar 7. Menentukan resultan vektor dengan metodepolygon

Gambar 7 merupakan contoh cara menentukan resultan vektor dengan metode


poligon. Mula-mula ada 4 vektor masing-masing adalah A, B, C, dan D yang
memiliki besar dan arah seperti ditunjukkan oleh gambar 7a. gambar 7b
menunjukkan resultan vektor dengan persamaan R = A + B + C + D, tidak ada
vektor yang bernilai negatif (berbalik arah), gambar 7c menunjukkan resultan
vektor dengan persamaan R = A - B + C + D, vektor B bernilai negatif karena
arahnya berlawanan dengan arah mula-mula, gambar 7d menunjukkan resultan
vektor dengan persamaan R = A + B - C + D, vektor C bernilai negatif karena
arahnya berlawanan dengan arah mula-mula, gambar78e menunjukkan resultan
vektor dengan persamaan R = A - B - C – D, selain vektor A, semua vektor
bernilai negatif karena arahnya berlawanan dengan arah mula-mula.

Metode jajar genjang

Metode jajargenjang agak berbeda dengan metode poligon, jika pada metode
poligon meneruskan, maka pada metode jajarrgenjang vektor-vektor yang akan
dicari resultannya digambar dari titik awal yang sama, kemudian digandakan
sehingga membentuk bangun jajargenjang (sesuai dengan nama metodenya). Jarak
diagonal pada bangun jajargenjang yang terbentuk adalah resultan dari vektor-
vektor tersebut.metode jajargenjang ini lebih mudah digunakan apabila ada dua
vektor yang akan dicari resultannya. Berikut contoh penggunaan metode
jajargenjang

Gambar 8. Menentukan resultan vektor dengan metode jajargenjang


Gambar 8 Merupakan contoh menentukan resultan vektor dengan metode
jajargenjang, misalkan mula-mula untuk vektor A dan B yang terlihat seperti
gambar 8a. gambar89b merupakan resultan kedua vektor untuk
persamaan R = A + B, gambar 8c merupakan resultan kedua vektor untuk
persamaan R = A - B, gambar 8d merupakan resultan kedua vektor untuk
persamaan R = (-A) + B.

14
2. Resultan vektor dengan metode analitis
Menentukan resultan vektor dengan metode analitis adalah bagaimana cara
menentukan resultan vektor dengan menggunakan persamaan-persamaan
matematis. Operasional matematis tetap berlaku saat menentukan resultan
vektor, beberapa di antaranya antara lain

Penjumlahan vektor berlaku sifat komutatif

Misalkan ada dua vektor a dan b untuk menentukan resultannya dengan


jumlahkan maka untuk menjumlahkannya bisa dilakukan dengan dua cara
yakni a + b atau b + a hal ini tidak akan mempengaruhi hasil perhutingannya

sifat komutatif ini juga bisa ditunjukkan dengan metode melukis seperti pada
gambar berikut

Gambar 9. Dua vektor a dan b bisa dijumlahkan dengan dua cara (sifat
komutatif)

Penjumlahan vektor berlaku sifat asosiatif


Penjumlahan lebih dari dua vektor dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkannya terlebih dahulu. Misalkan ada 3 vektor a, b, dan c ingin
ditentukan resultan vektornya dengan cara mengelempokkan terlebih dahulu
maka cara mengelempokkannya dapat dilakukan dengan dua cara bisa (a+b)
+ c atau a+(b+c) hal ini tidak akan mempengaruhi hasil perhitungannya.

Sifat asosiatif ini bisa juga ditunjukkan dengan menggunakan metode melukis
seperti yang terlihat pada gambar berikut

Gambar 10. Tiga vektor a, b, dan c dapat dikelompokkan dengan cara yang
berbeda ketika ditambahkan (sifat asosiatif)

Pengurangan vektor

Pengurangan vektor yang dimaksud disini bukan seperti pengurangan vektor pada
soal matematika biasa seperti 5 – 4, akan tetapi pengurangan vektor disni terjadi
karena arah dari vektor-vektornya berlawanan, jangan lupa bahwa vektor
merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah, sehingga arah dari sebuah

15
vektor akan mempengaruhi persamaan matematis dari resultan vektor. perhatikan
gambar berikut

Gambar11. Vektor b dan -b memiliki besar yang sama tapi berlawanan arah
Vektor -b adalah sebuah vektor yang memiliki besar sama dengan vektor b akan
tetapi berlawanan arah dengan vektor b seperti yang terlihat pada gambar 12 di
atas, jika kedua vektor tersebut dijumlahkan maka kita dapat menulis b + (-b) = 0,
melukiskan resultan vektor dalam bentuk negatif dapat dilakukan dengan dua cara
seperti yang terlihat pada gambar berikut!
berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat mengetahui bahwa tanda negatif (-)
dalam vektor bukan sekedar untuk mengurangi tapi tanda negatif juga
menunjukkan arah vektor yang berlawanan.

Gambar 12. Cara melukis resultan vektor untuk vektor bernilai negatif (a) vektor -
B merupakan kebalikan dari vektor B yang memiliki besar sama tapi berlawanan arah,
terapkan konsep metode poligon sehingga kita kan mendapatkan persamaan C = A – B.
(b) cara kedua yakni dengan menggambar vektor B dari vektor A

Menentukan besar resultan dua vektor dengan aturan cos

Menentukan besar resultan dengan cara ini dapat digunakan apabila ada dua
vektor yang membentuk sudut apit tertentu. Perhatikan gambar berikut ini

Gambar 13. Menentukan resultan dua vektor A dan B

Apabila terdapat dua vektor A dan B, membentuk sudut apit diantara keduanya
sebesar α sehingga untuk menentukan resultan keduanya terlihat seperti gambar
13a (dengan menggunakan metode jajargenjang). Sekarang kita mencoba
menentukan besar resultan vektor tersebut dengan cara membuat salah satu vektor
sebagai sumbu x kemudian vektor lainnya diproyeksikan terhadap
sumbu x (gambar 13b), maka besar resultannya dapat ditentukan dengan cara,
Menentukan resultan masing-masing sumbu terlebih dahulu, beru kemudian
dilanjutkan dengan rumus phytagoras
gambar 13a

16
Pada beberapa buku, aturan cosinus ditulis seperti di atas, padahal tidak selalu
seperti di atas bentuk persamaannya. Hal ini bergantung pada arah vektor yang
digambarkan

untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut

Gambar 14. Menentukan resultan dua vektor B dan A

Perbedaan antara gambar 14a dengan gambar 13a terletak pada arah vektor B,
sehingga memberikan dampak pada proyeksinya terhadap vektor A yang terlihat
pada gambar 14b, maka resultan vektornya dapat ditentukan dengan cara yang
sama untuk gambar 13 yakni
gambar 14a

Perhatikan persamaan di atas, terlihat adanya perbedaan dengan persamaan


sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa ketika arah vektornya berubah, maka
persamaannya juga mengalami perubahan.

17
Resultan vektor komponen

Pada dasarnya untuk menentukan resultan vektor yang terdiri dari vektor
komponennya tidak jauh berbeda dengan menentukan resultan vektor seperti
biasa.Akan tetapi karena diketahui vektor komponennya (dalam sumbu x dan
sumbu y) maka operasional matematikanya harus sesuai, untuk operasional
penjumlahan (atau pengurangan) dikhususkan untuk vektor komponen yang satu
sumbu koordinat, sedangkan resultan vektor antara sumbu x dan sumbu y dapat
digunakan metode poligon, jajargenjang, atau aturan cosinus.
Misalkan dua buah vektor masing-masing A = Axi + Ayj dan B = Bxi + Byj, akan
ditentukan besar resultannya maka yang harus dilakukan adalah menjumlahkan
masing-masing komponen vektornya secara terpisah seperti berikut

R=A+B

R = (Ax + Bx)i + (Ay + By)j

R = Rxi + Ryj (Rx = Ax + Bx dan Ry = Ay + By)

Besarnya resultan vektor (R) dan arahnya (α) dapat ditentukan dengan cara

Hasil persamaan di atas sesuai dengan jika menentukan resultan vektor


menggunakan metode poligon seperti gambar berikut

Gambar 15. Menentukan vektor resultan dari vektor A dan B

Penjelasan di atas, juga berlaku jika vektor berada pada sumbu koordinat (x, y, z)
misalkan dua buah vektor masing-masing A = Axi + Ayj + Azk dan B = Bxi +
Byj + Bzk, akan ditentukan besar resultannya maka yang harus dilakukan adalah
menjumlahkan masing-masing komponen vektornya secara terpisah seperti
berikut
R=A+B
R = (Ax + Bx)i + (Ay + By)j + (Az + Bz)k
R = Rxi + Rxj + Rzk (Rx = Ax + Bx , Ry = Ay + By dan Rz = Az + Bz)

18
Contoh Soal :

Perhatikan cara menentukkan vektor resultan dengan metode segitiga berikut :


Dari gambar - gambar ini,yang menunjukkan besar vektor A = B - C adalah

Penyelesaian
Nah, disini untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal, maka persamaan A
= B - C kita ubah dulu ke bentuk penjumlahan yaitu sebagai berikut :

A=B-C
B=A+C
Nah,Maka dari penjumlahan tersebut maka yang menjadi vektor resultannya
adalah Vektor B. Dari gambar yang kita lihat diatas, Cari vektor B yang ujungnya
bertemu dengan ujung vektor lain dan pangkal vektor B bertemu dengan pangkal
vektor lain. Gambar yang sesuai adalah gambar nomor 1,4 dan 5.

A => C
Dari gambar 1,4 dan 5 maka gambar yang paling sesuaiadalah gambar 4.Sehingga
gambar yang menunjukkan besar vektor A= B - C adalah gambar 4.

2. Dengan cara metode jajargenjang

Untuk mencari besar dan arah resultan dua gaya yang tidak segaris kerja, yaitu
yang bekerja pada satu titik tangkap digunakan metode jajargenjang sebagai
berikut :

19
Contoh :

3.Dengan metode Poligon

Metode poligon adalah cara menggambarkan penjumlahan tiga buah vektor


atau lebih dengan saling menghubungkan pangkal vektor keujung vektor yang
lain sedemikian rupa hingga vektor terakhir. Setelah itu ditarik garis lurus dari
pangkal vektor pertama menuju ujung vektor terakhir sehingga terbentuklah
bangun segi banyak atau poligon.

Menentukkan vektor resultan dengan metode poligon sebagai berikut!

Contoh soal≠1

Gambar resultan dari R = a-c-d dengan menggunakan metode poligon yang benar
adalah

Penyelesaian
Untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal, persamaan R = a-b-c kita ubah
dahulu kebentuk penjumlahan yaitu sebagai berikut!
R = a- b - c
a = R + c +d
Dari bentuk penjumlahan tersebut, maka kita bisa mengatakan bahwa yang
menjadi vektor resultannya adalah a. Dari kelima gambar diata,cari vektor a yang
ujungnya bertemu dengan pangkal vektor lain.Gambar yang sesuai dengan
karakteristik tersebut adalah gambar 5 dan 3.

Contoh Soal
1) dua buah vektor disajikan dalam unit vektor sebagai berikut!
a = (4 m)i – (3 m)j + (1 m)k

20
b = (-1 m)i + (1 m)j + (4 m)k
tentukan resultan vektornya untuk (a) a + b, (b) a - b, dan (c) vektor c jika a -
b+c=0

pembahasan soal:
(a) a + b
R=a+b
R = (ax + bx)i + (ay + by)j + (az + bz)k
R = (4 – 1)i + ( –3 + 1)j + (1 + 4)k
R = 3i – 2j + 5k

(b) a – b
R=a–b
R = (ax – bx)i + (ay – by)j + (az – bz)k
R = (4 – (–1)i + ( –3 – 1)j + (1 – 4)k
R = 5i – 4j – 3k

(c) a – b + c = 0
a – b + c = 0 (nilai a – b sudah kita hitung dipertanyaan (b))
5i – 4j – 3k + c = 0
c = –5i + 4j + 3k
2) dua buah vektor masing-masing P = 3i – 2j dan Q = –i – 4j dengan metode
menggambar dan metode analitis tentukan besar dan arah dari (a) R = P + Q,
(b) R = P – Q.
pembahasan soal:
Metode menggambar
Pertama-tama kita gambar dahulu vektor P dan Q (gambar a), dengan metode
poligon kita dapat menentukan besar R = P + Q (gambar b) dan R = P –
Q (gambar c).

Besar dan arah vektor R untuk gambar b

21
Besar dan arah vektor R untuk gambar c

Metode analitis
Berdasarkan soal dapat kita ketahui bahwa
P = 3i – 2j
Q = –i – 4j

a) R = P + Q
R=P+Q
R = (Px + Qx)i + (Py + Qy)j
R = (3 + (–1))i + ((–2) + (–4))j
R = 2i – 6 j
Besar resultan

b) R = P - Q
R=P-Q
R = (Px - Qx)i + (Py - Qy)j
R = (3 - (–1))i + ((–2) - (–4))j
R = 4i + 2 j

3) sebuah pesawat komersial terbang dengan rute seperti ditunjukkan oleh gambar
di bawah ini

22
``
Jika pertama pesawat terbang mulai dari titik pusat koordinat (0,0) menuju kota A
yang berjarak 175 km dalam arah 300 ke timur laut, kemudian terbang lagi 1530
ke arah 200 barat laut menuju kota B dan terkahir terbang 195 km ke barat
menuju kota C. Tentukan lokasi kota C relatif terhadap titik
awal!

pembahasan soal:
Berdasarkan gambar di atas, untuk menentukan letak kota C dari pusat koordinat
kita buat tiga perpindahan dari pesawat tersebut yakni a, b, dan c. Vektor
komponen dari ketiga perpindahan tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah ini

Dalam vektor komponen, maka lokasi kota C terhadap titik pusat koordinat
adalah R = (-95,3i + 232j) km yang berarti pesawat dapat menuju ke kota C dari
titik awal keberangkatan dengan menempuh jarak 95,3 km ke barat kemudian 232
km ke utara.
4) seorang pemburu harta karun membawa peta, meteran panjang, sekop, dan
kompas untuk mencari sebuah harta karun yang hilang. Ia mengikuti instruksi dan
berjalan sejauh 72,4 m (320 ke arah timur laut) kemudian 57,3 m (360 ke arah
barat daya) dan 17,8 m ke arah selatan kemudian mulai menggali harta karun
tersebut. berdasarkan ilustrasi di atas, tentukan besar dan arah perpindahan yang
dilakukan oleh pemburu harta karun tersebut dari titik asal ke tempat harta karun
ditemukan!

pembahasan soal:
Perpindahan yang dialami oleh pemburu harta karun tersebut merupakan resultan
vektor dari setiap perjalanan yang dilaluinya, untuk itu pertama-tama kita
ilustrasikan gerakan dari pemburu harta karun tersebut dalam koordinat kartesius
seperti gambar berikut

23
Kemudian untuk mempermudah menentukan komponen masing-masing, kita
dapat memproyeksikannya ke dalam sumbu x dan sumbu y (perhatikan arahnya
untuk menentukan nilainya positif atau negatif). Maka komponen vektornya dapat
ditentukan sebagai berikut

Besar resultan vektor perpindahannya

Tanda negatif menunjukkan sudut yang terbentuk diukur dari barat ke resultan
vektornya, jika diukur dari timur maka arah perpindahannya adalah 180 0 – 510 =
1290 atau 390 jika diukur dari arah utara.

24
C. PENGARUH PERUBAHAN SUMBU TERHADAP VEKTOR

Penjelasan yang telah dilakukan selama ini vektor dengan sumbu koordinat
yang tetap yakni garis horizontal sebagai sumbu x dan garis vertikal sebagai
sumbu y. Bagaimana jika suhu koordinat tidak tepat terhadap garis vertikal dan garis
horizontal?Atau ketika sumbu koordinatnya berputar dengan sudut tertentu?
Sekarang mari kita analisis untuk sumbu koordinat yang tidak tepat di garis vertikal
dan garis horizontal.

Gambar 16. (a) vektor P diproyeksi terhadap sumbu (x,y), (b) vektor P diproyeksi
terhadap sumbu (x’, y’) yang memiliki sudut sebesar ϕ terhadap koordinat awal

Gambar 16a menunjukkan vektor P dan komponennya terhadap sumbu (x, y)


yakni Pxi dan Pyj yang tegak lurus vertikal dan horizontal.Jika kemudian sumbu
koordinatnya diputar dengan sudut ϕ terhadap sumbu x sehingga sumbu
koordinatnya menjadi x’ dan y’ maka vektor P memiliki komponen vektor yang baru
yakni P’xi dan P’yj. Kedua nilai komponen ini sama benarnya tergantung pada
sumbu koordinat yang dipakai, oleh karena itu dalam persamaan matematis dapat
ditulis sebagai berikut

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kita dapat


memilih sumbu koordinat secara bebas, karena hubungan antar vektor tidak
bergantung pada lokasi asal atau sumbu koordinat tertentu.

25
Contoh soal
#Soal 1
Diketahui vektor a seperti pada gambar berikut.

Gambarkan vektor-vektor berikut.


a. 2a
b. -a
c. -1,5a

Pembahasan
a. Vektor a mempunyai panjang 4 meter.
Vektor 2a mempunyai panjang anak panah sama dengan 2 × panjang anak
panah a sehingga panjang vektor 2a adalah 8 meter dan arahnya searah dengan
vektor a.

b. Vektor -a mempunyai panjang anak panah yang sama dengan vektor a tetapi
arahnya berlawanan.

c. Vektor -1,5a mempunyai panjang anak panah sama dengan 1,5 × panjang
anak panah a, yaitu 6 meter dan arahnya berlawanan dengan a.

#Soal 2
Uraikan vektor berikut ini atas komponen-komponen terhadap sumbu X dan
sumbu Y.
a. F1 = 60 satuan membentuk sudut 45o terhadap sumbu X.
b. F2 = 30 satuan membentuk sudut 135o terhadap sumbu X.
c. F3 = 80 satuan membentuk sudut 270o terhadap sumbu X.

Pembahasan
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita gambarkan dulu vektor-vektor
tersebut ke dalam bidang XY sebagai berikut.

26
#Soal 3
Vektor p mempunyai besar 5 satuan dan vektor q besarnya 3 satuan. Kedua
vektor tersebut saling membentuk sudut 60o. Tentukan besar resultan kedua
vektor tersebut.

Pembahasan
Diketahui:
p = 5 satuan
q = 3 satuan
α = 60o
Besar resultan (R) dari kedua vektor tersebut dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan

27
Perhatikan gambar berikut

Sebuah vektor a yang besarnya 18 m memiliki arah sebesar θ (θ=600) berlawanan


arah jarum jam dengan sumbu +x. (a) Tentukan vektor komponen ax dan ay (b)
jika sumbu koordinat diputar sebesar θ’ (θ’=150) maka tentukan vektor
komponen a’x dan a’y !
pembahasan soal:
a) sumbu koordinat (x-y)
ax = a cos θ
ax = 18 cos 600
ax = 18 (0,5)
ax = 9i
ay = a sin θ
ay = 18 sin 600
ay = 18 (0,5 √3)
ay = 9√3j

b) sumbu koordinat (x’-y’)


tentukan dulu sudut antara sumbu x’ dengan vektor a (misalkan sudut ϕ)
ϕ = θ – θ’
ϕ = 600 – 150
ϕ = 450
maka vektor komponennya
a’x = a cos θ
a’x = 18 cos (450)
a’x = 18 (0,5 √2)
a’x = 9√2i

a’y = a sin θ
a’y = 18 sin (450)
a’y = 18 (0,5 √2)
a’y = 9√2i

28
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah.Untuk menyatakan


suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius
XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu
ujungnya.Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah
mewakili arah vektor.Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf
yang digaris bawahi.

Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
dinamakan suatu fungsi u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi
ditulis A(u) = A1(u)i + A2(u)j + A3(u)k . Contoh fungsi vektor, misalnya
persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam
suatu ruang (R3) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut disebut
medan vektor. Contoh medan vektor, misalnya aliran fluida (gas, panas, air dan
sebagainya) dalam suatu ruangan.

Fungsi vektor dalam dalam duniawi, berkaitan dengan masalah transportasi,


navigasi, komputerisasi, dsb.Sedangkan dalam urusan keagamaan, vektor berperan
untuk menunjukkan kemuliaan Allah SWT.serta menjadikan kita manusia yang
lebih baik lagi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni:

1. Pembagian besaran meliputi besaran pokok dan besaran turunan.


Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu dan tidak dapat diturunkan dari besaran lain, sedangkan
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satu
atau lebih besaran pokok.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan
merupakan vektor yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian,
sedangkan vektor komponen adalah vektor uraian atau proyeksi tegak
lurus suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 metode, yakni metode grafis
dan metode analitis. Metode grafis di bagi tiga yaitu metode jajar
genjang, segitiga, dan poligon. Metode analitis dibagi lagi yaitu
metode sinus, cosinus, dan vektor komponen.
4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor
penyusunnya dapat menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik
dua buah vektor jika hasil kali titikdari dua buah vektor menghasilkan
bilangan skalar, dan Perkalian silang dari dua buah vektor yang
akan menghasilkan sebuah vektor baru.
5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan
sehari hari,seperti : Bermain layang - layang, bermain jungkat-jungkit,
panahan, terjun payung, perahu menyebrangi sungai berarus

29
B. SARAN

Pembahasan tentang fungsi vektor ini bukan pembahasan singkat yang akan
selesai dalam sekali duduk. Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan disini.
Untuk itu, diharapkan kita mau mencari sumber-sumber lain diluar sana untuk
menambah pengetahuan kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya yang
belum terjelaskan dalam karya ilmiah ini.

30

Anda mungkin juga menyukai