NIM : 2006010039
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Vektor” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada Mata
Kuliah Pancasila pada Fakultas Sains dan Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas
Nusa Cendana Kupang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah yang akan
datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK VEKTOR
Tidak semua besaran di fisika dapat disebut dengan besaran vektor ada beberapa
karakteristik dari besaran vektor tersebut yang dapat ditinjau dari: pengertian
vektor, menulis dan menggambar vektor, vektor satuan.
1. Pengertian vektor
Vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah (berbeda
dengan besaran skalar yang hanya memiliki nilai saja). Cara menentukan suatu
besaran fisika termasuk besaran vektor atau bukan sebenarnya cukup sederhana
yakni dengan memberikan kalimat tanya “kemana atau dimana” pada besaran
tersebut jika besaran tersebut cocok (tidak asing terdengar) maka besaran
tersebut termasuk besaran vektor, contohnya “kemana ia akan pindah rumah?”,
kalimat tanya ini sebenarnya menanyakan arah dan posisi dari tujuan pindah dan
sering kita dengar, sehingga perpindahan termasuk besaran vektor. misalkan ada
pertanyaan “kemana jaraknya rumahmu ke sekolah?” kalimat tanya ini terdengar
asing, karena memang tidak cocok antara kalimat tanya kemana dengan besaran
jarak, besaran jarak lebih cocok menggunakan kalimat tanya berapa, sehingga
jarak termasuk besaran skalar.
Perpindahan dan jarak memang sering digunakan dalam fisika, tidak
sedikit siswa yang biasanya kesulitan membedakan antara perpindahan dan jarak
karena di beberapa kasus sering terjadi jarak = perpindahan. Untuk dapat
membedakan antara jarak dan perpindahan perhatikan gambar berikut.
6
Penting!
Arah dalam besaran vektor dapat dinyatakan dalam berbagai cara, antara lain
sudut, arah mata angin, atas, bawah, ke kiri, ke kanan, dll. Arah vektor juga
menentukan ketika dilakukan perhitungan matematis beberapa vektor, vektor
yang searah dijumlahkan, sedangkan vektor yang berlawanan arah akan
dikurangi.
7
Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat bagian-bagian vektor dari sebuah
anak panah pada vektor A, perhatikan gambar vektor B dan vektor C memiliki
arah yang sama (ke kiri) tapi vektor C lebih besar dari pada
vektor B (ditunjukkan dengan panjangnya yang berbeda), sedangkan untuk
vektor B dan vektor D memiliki besar yang sama tetapi arahnya berlawanan
(ditunjukkan oleh arah anak panah).
Berdasarkan tabel di atas, jika kita perhatikan lebih jauh maka akan
terlihat pada dasarnya nilai tangen merupakan hasil pembagian antara nilai sinus
dan cosinusnya.
8
Gambar 4. Sebuah vektor A digambarkan dalam bidang x – y dengan
membentuk sudut α terhadap sumbu x
Vektor A yang digambarkan membentuk sudut α terhadap sumbu x,
vektor A tersebut, dapat di proyeksikan terhadap sumbu x dan sumbu y sehingga
memiliki komponen vektor Ax dan Ay yang dapat ditentukan dengan
trigonometri di atas seperti berikut:
Ax = A cos α
Ay = A sin α
Kedua komponen vektor di atas bernilai positif karena arahnya sesuai
dengan arah sumbu x positif dan arah sumbu y positif, selain itu komponen
vektor juga dapat bernilai negatif jika arahnya sesuai dengan arah
sumbu x negatif dan arah sumbu y negatif (perhatikan arah tanda panahnya,
untuk sumbu x ke kanan bernilai positif dan ke kiri bernilai negatif. Untuk
sumbu y ke atas bernilai positif dan ke bawah bernilai negatif). Hubungan antara
vektor dan komponen vektor seperti pada gambar di atas secara vektor dapat
ditulis :
A = Ax + Ay.
9
Gambar 5. (a) arah komponen vektor pada koordinat kartesian, (b)
proyeksi vektor A terhadap sumbu x dan sumbu y dengan vektor satuan
Contoh soal
Pembahasan
Diket:
AF = AB – BF = AB – CD = 600 – 200 = 400 m EF = DE – DF = DE – BC = 700
– 400 = 300 m Gunakan rumus Pythagoras :
10
Soal UN 2009/2010 P70 No.1
Seorang anak berjalan lurus 10 meter ke barat, kemudian belok ke selatan sejauh 12
meter, dan belok lagi ke timur sejauh 15 meter. Perpindahan yang dilakukan anak
tersebut dari posisi awal….
1) Seorang pejalan kaki berjalan sejauh 5,0 km ke timur dan 12,0 km ke selatan.
Tentukan besar dan arah perpindahan pejalan kaki tersebut.
pembahasan soal:
Untuk mempermudah mengerjakan soal tersebut, kita ilustrasikan
Misalkan pejalan kaki berjalan dari titik P menuju titik P’ dengan menempuh
jarak 5,0 km ke timur kemudin 12,0 km ke selatan seperti ditunjukkan oleh
gambar berikut
11
Arah perpindahan pejalan kaki dapat ditentukan dengan mencari besar sudut
α melalui persamaan
Sebuah bagian dari mesin dinaikkan melalui papan miring dan menempuh
jarak sejauh d = 12 m dengan papan membentuk sudut θ = 300 terhadap
lantai. Tentukan berapa jauh perpindahan yang dilakukan oleh bagian mesin
tersebut secara vertikal dan horizontal!
12
B. RESULTAN VEKTOR
Konsep :
Dalam menggunakan metode melukis persamaan matematis dari
resultan vektor akan mempengaruhi gambar dan hasilnya, misalkan dua
vektor A dan B akan ditentukan resultan vektor dengan persamaan
vektor C = A + B dan dengan persamaan C = A – B akan menghasilkan gambar
yang berbeda dan hasil yang berbeda, karena vektor B tidak sama dengan
vektor -B yang membedakan adalah arahnya tanda negatif (-) menunjukkan
arahnya berlawanan dengan arah vektor semula, sehingga dalam
menggambarnya arahnya perlu dibalik terlebih dahulu. Perhatikan gambar
berikut
Metode poligon
Prinsip resultan vektor dengan menggunakan metode poligon ini pada dasarnya
adalah “meneruskan” vektor-vektor yang akan ditentukan resultannya
kemudian mencari jarak terdekat dari posisi awal ke posisi akhirnya (ditarik
garis lurus). Meneruskan yang dimaksud disini adalah menghubungkan ujung
(arah panah) vektor pertama dengan pangkal vektor kedua, ujung vektor kedua
dengan pangkal vektor ketiga begitu seterusnya. Perhatikan gambar berikut:
13
Gambar 7. Menentukan resultan vektor dengan metodepolygon
Metode jajargenjang agak berbeda dengan metode poligon, jika pada metode
poligon meneruskan, maka pada metode jajarrgenjang vektor-vektor yang akan
dicari resultannya digambar dari titik awal yang sama, kemudian digandakan
sehingga membentuk bangun jajargenjang (sesuai dengan nama metodenya). Jarak
diagonal pada bangun jajargenjang yang terbentuk adalah resultan dari vektor-
vektor tersebut.metode jajargenjang ini lebih mudah digunakan apabila ada dua
vektor yang akan dicari resultannya. Berikut contoh penggunaan metode
jajargenjang
14
2. Resultan vektor dengan metode analitis
Menentukan resultan vektor dengan metode analitis adalah bagaimana cara
menentukan resultan vektor dengan menggunakan persamaan-persamaan
matematis. Operasional matematis tetap berlaku saat menentukan resultan
vektor, beberapa di antaranya antara lain
sifat komutatif ini juga bisa ditunjukkan dengan metode melukis seperti pada
gambar berikut
Gambar 9. Dua vektor a dan b bisa dijumlahkan dengan dua cara (sifat
komutatif)
Sifat asosiatif ini bisa juga ditunjukkan dengan menggunakan metode melukis
seperti yang terlihat pada gambar berikut
Gambar 10. Tiga vektor a, b, dan c dapat dikelompokkan dengan cara yang
berbeda ketika ditambahkan (sifat asosiatif)
Pengurangan vektor
Pengurangan vektor yang dimaksud disini bukan seperti pengurangan vektor pada
soal matematika biasa seperti 5 – 4, akan tetapi pengurangan vektor disni terjadi
karena arah dari vektor-vektornya berlawanan, jangan lupa bahwa vektor
merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah, sehingga arah dari sebuah
15
vektor akan mempengaruhi persamaan matematis dari resultan vektor. perhatikan
gambar berikut
Gambar11. Vektor b dan -b memiliki besar yang sama tapi berlawanan arah
Vektor -b adalah sebuah vektor yang memiliki besar sama dengan vektor b akan
tetapi berlawanan arah dengan vektor b seperti yang terlihat pada gambar 12 di
atas, jika kedua vektor tersebut dijumlahkan maka kita dapat menulis b + (-b) = 0,
melukiskan resultan vektor dalam bentuk negatif dapat dilakukan dengan dua cara
seperti yang terlihat pada gambar berikut!
berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat mengetahui bahwa tanda negatif (-)
dalam vektor bukan sekedar untuk mengurangi tapi tanda negatif juga
menunjukkan arah vektor yang berlawanan.
Gambar 12. Cara melukis resultan vektor untuk vektor bernilai negatif (a) vektor -
B merupakan kebalikan dari vektor B yang memiliki besar sama tapi berlawanan arah,
terapkan konsep metode poligon sehingga kita kan mendapatkan persamaan C = A – B.
(b) cara kedua yakni dengan menggambar vektor B dari vektor A
Menentukan besar resultan dengan cara ini dapat digunakan apabila ada dua
vektor yang membentuk sudut apit tertentu. Perhatikan gambar berikut ini
Apabila terdapat dua vektor A dan B, membentuk sudut apit diantara keduanya
sebesar α sehingga untuk menentukan resultan keduanya terlihat seperti gambar
13a (dengan menggunakan metode jajargenjang). Sekarang kita mencoba
menentukan besar resultan vektor tersebut dengan cara membuat salah satu vektor
sebagai sumbu x kemudian vektor lainnya diproyeksikan terhadap
sumbu x (gambar 13b), maka besar resultannya dapat ditentukan dengan cara,
Menentukan resultan masing-masing sumbu terlebih dahulu, beru kemudian
dilanjutkan dengan rumus phytagoras
gambar 13a
16
Pada beberapa buku, aturan cosinus ditulis seperti di atas, padahal tidak selalu
seperti di atas bentuk persamaannya. Hal ini bergantung pada arah vektor yang
digambarkan
Perbedaan antara gambar 14a dengan gambar 13a terletak pada arah vektor B,
sehingga memberikan dampak pada proyeksinya terhadap vektor A yang terlihat
pada gambar 14b, maka resultan vektornya dapat ditentukan dengan cara yang
sama untuk gambar 13 yakni
gambar 14a
17
Resultan vektor komponen
Pada dasarnya untuk menentukan resultan vektor yang terdiri dari vektor
komponennya tidak jauh berbeda dengan menentukan resultan vektor seperti
biasa.Akan tetapi karena diketahui vektor komponennya (dalam sumbu x dan
sumbu y) maka operasional matematikanya harus sesuai, untuk operasional
penjumlahan (atau pengurangan) dikhususkan untuk vektor komponen yang satu
sumbu koordinat, sedangkan resultan vektor antara sumbu x dan sumbu y dapat
digunakan metode poligon, jajargenjang, atau aturan cosinus.
Misalkan dua buah vektor masing-masing A = Axi + Ayj dan B = Bxi + Byj, akan
ditentukan besar resultannya maka yang harus dilakukan adalah menjumlahkan
masing-masing komponen vektornya secara terpisah seperti berikut
R=A+B
Besarnya resultan vektor (R) dan arahnya (α) dapat ditentukan dengan cara
Penjelasan di atas, juga berlaku jika vektor berada pada sumbu koordinat (x, y, z)
misalkan dua buah vektor masing-masing A = Axi + Ayj + Azk dan B = Bxi +
Byj + Bzk, akan ditentukan besar resultannya maka yang harus dilakukan adalah
menjumlahkan masing-masing komponen vektornya secara terpisah seperti
berikut
R=A+B
R = (Ax + Bx)i + (Ay + By)j + (Az + Bz)k
R = Rxi + Rxj + Rzk (Rx = Ax + Bx , Ry = Ay + By dan Rz = Az + Bz)
18
Contoh Soal :
Penyelesaian
Nah, disini untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal, maka persamaan A
= B - C kita ubah dulu ke bentuk penjumlahan yaitu sebagai berikut :
A=B-C
B=A+C
Nah,Maka dari penjumlahan tersebut maka yang menjadi vektor resultannya
adalah Vektor B. Dari gambar yang kita lihat diatas, Cari vektor B yang ujungnya
bertemu dengan ujung vektor lain dan pangkal vektor B bertemu dengan pangkal
vektor lain. Gambar yang sesuai adalah gambar nomor 1,4 dan 5.
A => C
Dari gambar 1,4 dan 5 maka gambar yang paling sesuaiadalah gambar 4.Sehingga
gambar yang menunjukkan besar vektor A= B - C adalah gambar 4.
Untuk mencari besar dan arah resultan dua gaya yang tidak segaris kerja, yaitu
yang bekerja pada satu titik tangkap digunakan metode jajargenjang sebagai
berikut :
19
Contoh :
Contoh soal≠1
Gambar resultan dari R = a-c-d dengan menggunakan metode poligon yang benar
adalah
Penyelesaian
Untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal, persamaan R = a-b-c kita ubah
dahulu kebentuk penjumlahan yaitu sebagai berikut!
R = a- b - c
a = R + c +d
Dari bentuk penjumlahan tersebut, maka kita bisa mengatakan bahwa yang
menjadi vektor resultannya adalah a. Dari kelima gambar diata,cari vektor a yang
ujungnya bertemu dengan pangkal vektor lain.Gambar yang sesuai dengan
karakteristik tersebut adalah gambar 5 dan 3.
Contoh Soal
1) dua buah vektor disajikan dalam unit vektor sebagai berikut!
a = (4 m)i – (3 m)j + (1 m)k
20
b = (-1 m)i + (1 m)j + (4 m)k
tentukan resultan vektornya untuk (a) a + b, (b) a - b, dan (c) vektor c jika a -
b+c=0
pembahasan soal:
(a) a + b
R=a+b
R = (ax + bx)i + (ay + by)j + (az + bz)k
R = (4 – 1)i + ( –3 + 1)j + (1 + 4)k
R = 3i – 2j + 5k
(b) a – b
R=a–b
R = (ax – bx)i + (ay – by)j + (az – bz)k
R = (4 – (–1)i + ( –3 – 1)j + (1 – 4)k
R = 5i – 4j – 3k
(c) a – b + c = 0
a – b + c = 0 (nilai a – b sudah kita hitung dipertanyaan (b))
5i – 4j – 3k + c = 0
c = –5i + 4j + 3k
2) dua buah vektor masing-masing P = 3i – 2j dan Q = –i – 4j dengan metode
menggambar dan metode analitis tentukan besar dan arah dari (a) R = P + Q,
(b) R = P – Q.
pembahasan soal:
Metode menggambar
Pertama-tama kita gambar dahulu vektor P dan Q (gambar a), dengan metode
poligon kita dapat menentukan besar R = P + Q (gambar b) dan R = P –
Q (gambar c).
21
Besar dan arah vektor R untuk gambar c
Metode analitis
Berdasarkan soal dapat kita ketahui bahwa
P = 3i – 2j
Q = –i – 4j
a) R = P + Q
R=P+Q
R = (Px + Qx)i + (Py + Qy)j
R = (3 + (–1))i + ((–2) + (–4))j
R = 2i – 6 j
Besar resultan
b) R = P - Q
R=P-Q
R = (Px - Qx)i + (Py - Qy)j
R = (3 - (–1))i + ((–2) - (–4))j
R = 4i + 2 j
3) sebuah pesawat komersial terbang dengan rute seperti ditunjukkan oleh gambar
di bawah ini
22
``
Jika pertama pesawat terbang mulai dari titik pusat koordinat (0,0) menuju kota A
yang berjarak 175 km dalam arah 300 ke timur laut, kemudian terbang lagi 1530
ke arah 200 barat laut menuju kota B dan terkahir terbang 195 km ke barat
menuju kota C. Tentukan lokasi kota C relatif terhadap titik
awal!
pembahasan soal:
Berdasarkan gambar di atas, untuk menentukan letak kota C dari pusat koordinat
kita buat tiga perpindahan dari pesawat tersebut yakni a, b, dan c. Vektor
komponen dari ketiga perpindahan tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah ini
Dalam vektor komponen, maka lokasi kota C terhadap titik pusat koordinat
adalah R = (-95,3i + 232j) km yang berarti pesawat dapat menuju ke kota C dari
titik awal keberangkatan dengan menempuh jarak 95,3 km ke barat kemudian 232
km ke utara.
4) seorang pemburu harta karun membawa peta, meteran panjang, sekop, dan
kompas untuk mencari sebuah harta karun yang hilang. Ia mengikuti instruksi dan
berjalan sejauh 72,4 m (320 ke arah timur laut) kemudian 57,3 m (360 ke arah
barat daya) dan 17,8 m ke arah selatan kemudian mulai menggali harta karun
tersebut. berdasarkan ilustrasi di atas, tentukan besar dan arah perpindahan yang
dilakukan oleh pemburu harta karun tersebut dari titik asal ke tempat harta karun
ditemukan!
pembahasan soal:
Perpindahan yang dialami oleh pemburu harta karun tersebut merupakan resultan
vektor dari setiap perjalanan yang dilaluinya, untuk itu pertama-tama kita
ilustrasikan gerakan dari pemburu harta karun tersebut dalam koordinat kartesius
seperti gambar berikut
23
Kemudian untuk mempermudah menentukan komponen masing-masing, kita
dapat memproyeksikannya ke dalam sumbu x dan sumbu y (perhatikan arahnya
untuk menentukan nilainya positif atau negatif). Maka komponen vektornya dapat
ditentukan sebagai berikut
Tanda negatif menunjukkan sudut yang terbentuk diukur dari barat ke resultan
vektornya, jika diukur dari timur maka arah perpindahannya adalah 180 0 – 510 =
1290 atau 390 jika diukur dari arah utara.
24
C. PENGARUH PERUBAHAN SUMBU TERHADAP VEKTOR
Penjelasan yang telah dilakukan selama ini vektor dengan sumbu koordinat
yang tetap yakni garis horizontal sebagai sumbu x dan garis vertikal sebagai
sumbu y. Bagaimana jika suhu koordinat tidak tepat terhadap garis vertikal dan garis
horizontal?Atau ketika sumbu koordinatnya berputar dengan sudut tertentu?
Sekarang mari kita analisis untuk sumbu koordinat yang tidak tepat di garis vertikal
dan garis horizontal.
Gambar 16. (a) vektor P diproyeksi terhadap sumbu (x,y), (b) vektor P diproyeksi
terhadap sumbu (x’, y’) yang memiliki sudut sebesar ϕ terhadap koordinat awal
25
Contoh soal
#Soal 1
Diketahui vektor a seperti pada gambar berikut.
Pembahasan
a. Vektor a mempunyai panjang 4 meter.
Vektor 2a mempunyai panjang anak panah sama dengan 2 × panjang anak
panah a sehingga panjang vektor 2a adalah 8 meter dan arahnya searah dengan
vektor a.
b. Vektor -a mempunyai panjang anak panah yang sama dengan vektor a tetapi
arahnya berlawanan.
c. Vektor -1,5a mempunyai panjang anak panah sama dengan 1,5 × panjang
anak panah a, yaitu 6 meter dan arahnya berlawanan dengan a.
#Soal 2
Uraikan vektor berikut ini atas komponen-komponen terhadap sumbu X dan
sumbu Y.
a. F1 = 60 satuan membentuk sudut 45o terhadap sumbu X.
b. F2 = 30 satuan membentuk sudut 135o terhadap sumbu X.
c. F3 = 80 satuan membentuk sudut 270o terhadap sumbu X.
Pembahasan
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita gambarkan dulu vektor-vektor
tersebut ke dalam bidang XY sebagai berikut.
26
#Soal 3
Vektor p mempunyai besar 5 satuan dan vektor q besarnya 3 satuan. Kedua
vektor tersebut saling membentuk sudut 60o. Tentukan besar resultan kedua
vektor tersebut.
Pembahasan
Diketahui:
p = 5 satuan
q = 3 satuan
α = 60o
Besar resultan (R) dari kedua vektor tersebut dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan
27
Perhatikan gambar berikut
a’y = a sin θ
a’y = 18 sin (450)
a’y = 18 (0,5 √2)
a’y = 9√2i
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
dinamakan suatu fungsi u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi
ditulis A(u) = A1(u)i + A2(u)j + A3(u)k . Contoh fungsi vektor, misalnya
persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam
suatu ruang (R3) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut disebut
medan vektor. Contoh medan vektor, misalnya aliran fluida (gas, panas, air dan
sebagainya) dalam suatu ruangan.
29
B. SARAN
Pembahasan tentang fungsi vektor ini bukan pembahasan singkat yang akan
selesai dalam sekali duduk. Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan disini.
Untuk itu, diharapkan kita mau mencari sumber-sumber lain diluar sana untuk
menambah pengetahuan kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya yang
belum terjelaskan dalam karya ilmiah ini.
30