Anda di halaman 1dari 18

1

MAKALAH MATRIKS
PERKALIAN MATRIKS BILANGAN REAL (SKALAR)
DAN PERKALIAN DUA MATRIKS

Disusun Oleh
Kelompok 1

1. ARIQ DIANSYAH FA
2. JESSY NURHALIZA
3. NOPRIADI RAMADHAN
4. PUTRI MAYANG SARI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 7 KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018/2019
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuataala, sholawat serta salam

kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad sallallahualaihiwasallam,

karena atas rahmat dan hidayah-Nya peper ini dapat diselesaiakan. Peper ini

penulis samapikan kepada Pembina matakuliah Pembelajaran Matematika SMA

sebagai tugas pendalaman pembelajaran matematika.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada bapak maupun ibu matematika

yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat dengan

baik dan lancar dalam menulis paper ini.

Selanjutnya kami mohon kepada bapak bapak doseb khususnya dan para

pembaca pada umumnya bila ada kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik

dari segi bahasa maupun kontennya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis

yang akan dating.

Bengkulu, 18 September 2018

Penulis

ii
3

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Masalah............................................................................... 2

C. Tujuan................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Matriks.............................................................. 3

B. Jenis-Jenis Matriks............................................................. 4

1. Perkalian Matriks Bilangan Real (SKALAR)................ 4

2. Perkalian Dua Matriks................................................... 9

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang

berarti “belajar atau hal yang dipelajari”. Sedangkan matematika di dalam bahasa

belanda dikenal dengan sebutan wiskundeyang memiliki arti “ilmu pasti”. Jadi

secara umum dapat diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu pasti

yang berkenaan dengan penalaran.

Minimnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika menimbulkan

kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika tidak hanya disebabkan oleh

siswa itu sendiri, tetapi didukung juga oleh ketidak mampuan guru menciptakan

situasi yang dapat membuat siswa tertarik pada pelajaran matematika.

Dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA), matriks

merupakan materi yang harus dipelajari karena materi ini selalu muncul dalam

soal Ujian Nasional (UN), khusus untuk materi matriks ditemukan banyak

kendala dalam mempelajarinya.

Impilikasi dirasakan oleh tenaga pengajar (guru) berupa kendala dan

hambatan dalam mengajarkan konsep Matriks. apabila guru menerapkan materi

yang telah direncanakan, maka sebagian siswa tidak dapat mengikuti dan

memahami dengan baik materi tersebut, sehingga pada saat diberikan soal-soal

untuk diselesaikan, banyak diantara mereka yang kurang mampu atau mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.

1
2

Disini penulis akan memberikan materi yang berkaitan dengan

pembahasan Matrik untuk memenuhi tugas Pembelajaran Matematika SMA.

B. Masalah

1. Apa pengertian Matriks ?

2. Apa jenis-jenis perkalian matrik?

3. Bagaiman menghitung oprasi perkalian matriks?

C. Tujuan masalah

1. Mengtiatahui pengertian matriks

2. Mengetahui jenis-jenis perkalian matriks

3. Dapat menghitung oprasi perkalian pada matriks

4. Dapat menyelesaikan soal-soal menhitung matriks.


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN NOTASI MATRIKS

1. PENGERTIAN

Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur


berdasarkan baris dan kolom yang ditulis diantara tanda kurung ( ) atau [ ]
atau || ||
Susunan horizontal disebut dengan baris sedangkan susunan vertikal disebut
dengan kolom
Bentuk Umum Matriks :

 a11 a12 ... a1n  baris 1


a a 22 ... a 2 n 
 21 baris 2
 . 
 
a m1 am2 ... a mn  baris m
Kolom n
Kolom 1

Kolom
2

a mn adalah elemen atau unsur matriks yang terletak pada baris ke-

m dankolom ke-n
Nama matriks ditulis dengan menggunakan huruf besar A,B, P, Q, dsb .
Sedangkan Unsur/elemen-elemen suatu matriks dengan huruf kecil sesuai
nama matriks dengan indeks sesuai letak elemennya, seperti a11, a12, ...
4

1. PERKALIAN MATRIKS
3
1.1 PERKALIAN MATRIKS DENGAN BILANGAN REAL (SKALAR)

Hasil perkalian skalar k dengan sebuah matriks A yang berordo m x n adalah

sebuah matriks yang berordo m x n dengan elemen-elemennya adalah hasil

kali skalar k dengan setiap elemen matriks A.

Skalar adalah sebuah bilangan yang dikalikan dengan sebuah matriks.

Selanjutnya, skalar tersebut akan kita kalikan dengan setiap elemen di dalam

matriks.

Contoh 1

(a) Menghitung 3A

Dalam contoh ini, 3 adalah skalar. Skalar ini, kemudian akan dikalikan dengan

setiap elemen di dalam matriks A, sehingga diperoleh :

(b)Menghitung ½ A.

Dalam contoh ini, ½ adalah skalar. Skalar ini, kemudian akan dikalikan dengan

setiap elemen di dalam matriks A, sehingga di peroleh :


5

Perhatikan bahwa dimensi (ukuran) matriks tidak berubah ketika kita

mengalikannya dengan suatu skalar.

Sifat-sifat perkalian skalar

Misalkan A dan B adalah matriks berukuran m x n dan misalkan c dan d adalah

skalar.Sifat-sifat berikut ini berlaku dalam perkalian skalar :

1. Sifat tertutup : cA merupakan matriks berukuran m x n

2. Sifat asosiatif: (cd)A = c(dA)

3. Sifat distributif : c(A + B) = cA + cB dan (c + d)A = cA + dA

4. Sifat komutatif : gA = Ag

5. Sifat identitas perkalian : 1 • A = A

6. Sifat perkalian dengan nol : 0 • A = O dan cO = O, dimana O adalah matriks

nol

Contoh 2

Perhatikan bahwa dalam contoh di atas, terdapat 2 buah skalar : -2 dan 3.

Karena perkalian skalar bersifat asosiatif, maka kita dapat mengelompokkan

ketiga bagian tersebut menjadi sebarang kelompok. Selanjutnya, karena perkalian

skalar bersifat komutatif, maka kita dapat menyusun urutan dari ketiga bagian
6

tersebut secara acak. Dalam hal ini, kita akan mengalikan kedua skalar terlebih

dahulu, kemudian kita akan mengalikan hasilnya dengan matriks di atas.

Contoh 3

Toko Pizza milik Luka menawarkan pilihan menu sebagai berikut :

Kecil Besar

Cheese Pizza $4.25 $7.25

Mushroom Pizza $5.00 $8.25

Pepperoni Pizza $5.45 $8.95

Karena biaya persediaan meningkat, Luka memutuskan untuk menaikkan harga

sebesar 20%. Berapakah harga pizza yang baru?

Untuk menambahkan kenaikan harga sebesar 20% kedalam harga asli, kita dapat

mengalikan harga asli dengan 1,2. Dengan demikian, diperoleh model perkalian

skalar sebagai berikut :

Harga pizza yang baru adalah :


7

Kecil Besar

Cheese Pizza $5.10 $8.70

Mushroom Pizza $6.00 $9.90

Pepperoni Pizza $6.54 $10.74

Contoh 4

Contoh 5

Matriks juga dapat digunakan untuk merepresentasikan bentuk dalam bidang

koordinat. Sebagai contoh, jika diberikan sebuah segitiga dengan ketiga titik

berada pada koordinat (0, -1), (2, 3), dan (-1, 5), maka matriks yang terbentuk

adalah sebagai berikut :


8

Perkalian dengan suatu skalar akan dapat memperbesar maupun memperkecil

ukuran dari bentuk geometri. Proses ini disebut dengan dilatasi. Jika dilakukan

perkalian dengan suatu bilangan yang lebih besar dari 1, maka ukuran akan

membesar dan jika dilakukan perkalian dengan bilangan pecahan atau bilangan

desimal di antara 0 dan 1, maka ukuran akan mengecil.

Selanjutnya, untuk memperbesar ukuran segitiga menjadi dua kali, kita dapat

mengalikan matriks yang terbentuk dengan skalar 2.

Dengan demikian, diperoleh :

Jadi, koordinat segitiga yang baru adalah : (0, -2), (4, 6), and (-2, 10).

Untuk mengecek hasil yang telah kita peroleh, kita dapat menggambar kedua

segitiga : segitiga asli dan segitiga yang baru dalam bidang koordinat. Jika hasil

yang diperoleh benar, maka kedua segitiga itu akan nampak proporsional, hanya

saja ukurannya berbeda.


9

1.2 Perkalian Dua Matriks

Misalkan ada dua matriks M dan matriks N, matriks M dapat dikalikan dengan

matriks N jika banyaknya kolom pada matriks M sama dengan banyaknya baris

pada matriks N.

Perhatikanlah contoh-contoh berikut :

A= B= C= D=

ordo matriks A (2×3), ordo matriks B (3×2), ordo matriks C (2×2), dan ordo

matriks E (2×1).

matriks A dapat dikalikan dengan matriks B yaitu AxB, dan dapat dikalikan BxA,

matriks B dapat dikalikan dengan matriks C yaitu BxC, tetapi tidak dapat

dikalikan CxB,

matriks B dapat dikalikan dengan matriks D yaitu BxD, tetapi tidak dapat

dikalikan DxB, dan

matriks C dapat dikalikan dengan matriks D yaitu CxD, tetapi tidak dapat

dikalikan DxC.

proses mendapatkan hasil perkalian dua matriks adalah sebagai berikut, akan

diperlihatkan AxB dan BxA :


10

1. AxB= =

karena ordo matriks A(2×3) dan ordo matriks B(3×2), maka matriks hasil harus

beordo (2×2).

2. BxA= =

karena ordo matriks B(3×2) dan ordo matriks A(2×3), maka matriks hasil harus

beordo (3×3).

Perkalian matriks A x B dan perkalian matriks B x A apabila dinyatakan kedalam

elemen-elemen yang lebih umum adalah sebagai berikut :


11

1. A x B = =

2. B x A = =

Contoh Soal Perkalian Matriks

1. Matriks A dan B masing-masing seperti di bawah ini. Tentukan A.B dan

B.A

Pembahasan :A2X2 dikali dengan B2X2 akan menghasilkan matriks 2x2.

B2X2 dikali dengan A2X2 akan menghasilkan matriks 2x2.


12

Dari hasil yang diperoleh dapat kita lihat bahwa AB ≠ BA

2. Matriks P dan Q adalah sebagai berikut :

Pembahasan :

P2X3 dikali dengan Q3X3 akan menghasilkan matriks 2x3.

3. Tentukan hasil kali K.M jika K dan M seperti di bawah ini.


13

Pembahasan :

K3X1 dikalikan dengan M1X3 akan menghasilkan matriiks 3x3


14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Matriks adalah susunan kumpulan bilangan yang di atur dalam baris dan

kolom berbentuk persegi panjang. Matrik di cirikan dengan elemen-elemen

penyusun yang diapit oleh tanda kurung siku [ ] atau tanda kurung biasa ( ).

Ukuran sebuah matrik dinyatakan dalam satuan ordo, yaitu banyaknya baris dan

kolom dalam matriks tersebut.

Hasil perkalian skalar k dengan sebuah matriks A yang berordo m x n

adalah sebuah matriks yang berordo m x n dengan elemen-elemennya adalah

hasil kali skalar k dengan setiap elemen matriks A. ada dua matriks M dan

matriks N, matriks M dapat dikalikan dengan matriks N jika banyaknya kolom

pada matriks M sama dengan banyaknya baris pada matriks N.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Mauludin, Ujang. 2005.Matematika Program Ilmu Alam untuk SMA atau MA


XII.Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa
Opan.definisi dan jenis matriks (http://uhyan.com/definisi-dan-jenis-
matriks.php) .Diakses tanggal 01 April 2016
http://wikimatematika.blogspot.com/2016/06/makalah-matriks.html

Anda mungkin juga menyukai