Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ALJABAR LINEAR ELEMENTER

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

AMAR SINAGA 4183230021

ARMANDO SIMANJUNTAK 4183530012

FERRY CHRISTIAN HUTASOIT 4181230011

KURNIADI 4181230015

LOWIS SITORUS 4182230006

SYUKUR IMAN J. TELAUMBANUA 4182230004

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN


ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
I. KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Aljabar Linear
Elementer dengan judul “ Matriks “.
Susunan makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan secara material dan spiritual.baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, sehingga kritik dan
saran serta masukan kami harapkan.Apabila ada salah kata dari makalah ini kami mohon
maaf sebesar-besarnya.

Penyusun

Kelompok I
II. DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………...
1.1  Latar Belakang…………………………………………………...
1.2  Rumusan Masalah……………………………………………....
1.3  Tujuan………………………………………………………..........

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………….................
2.1 Definisi Matriks .......................................................................
2.2 Jenis-jenis Matriks ..................................................................
2.3 Operasi Pada Matriks .............................................................
2.4 Determinan Matriks ................................................................
2.5 Eliminasi Gauss .....................................................................
2.6 Transformasi Matriks ..............................................................

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………..................
3.1 Kesimpulan………………………………………...………….......
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan
yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan
mengubahnya kedalam bahasa atau persamaan matematika maka persoalan
tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali
memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa variabel, sehingga kita mengalami
kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-variabelnya. Bahkan dinegara
maju sering ditemukan model ekonomi yang harus memecahkan suatu sistem
persamaan dengan puluhan atau ratusan variabel yang nilainya harus ditentukan.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang cukup
ampuh untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan menggunakan matriks
memudahkan kita untuk membuat analisa-analisa yang mencakup hubungan
variabel-variabel dari suatu persoalan. Pada awalnya matrik ditemukan dalam
sebuah studi yang dilakukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang
bernama Arthur Cayley (1821-1895) yang mana studi yang dilakukan untuk meneliti
persamaan linier dan transformasi linear, awal dari semua ini matrik dianggap
sebagai sebuah permainan karena matrik dapat diaplikasikan, sedangkan pada
tahun 1925 matrik digunakan sebagai kuantum dan pada perkembangannya matrik
digunakan dalam berbagai bidang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Matriks, determinan, eliminasi gauss, dan transformasi matriks?
2. Apakah operasi-operasi pada Matriks ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi matriks, determinan, transformasi matriks, dan eliminasi
gauss.
2. Mengetahui operasi-operasi pada Matriks.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI MATRIKS


Matriks adalah susunan kumpulan bilangan yang di atur dalam baris dan kolom
berbentuk persegi panjang. Matrik di cirikan dengan elemen-elemen penyusun yang
diapit oleh tanda kurung siku [ ] atau tanda kurung biasa ( ).
Ukuran sebuah matrik dinyatakan dalam satuan ordo, yaitu banyaknya baris dan
kolom dalam matriks tersebut. Ordo merupakan karakteristik suatu matriks yang menjadi
patokan dalam oprasi-oprasi antar matriks. Matriks pada umumnya di simbolkan seperti
berikut ini :

Keterangan :
A             = nama matrik
m             = banyak baris
n              = banyak kolom
m x n       = ordo matriks
Amxn      =artinya elemen matrik baris ke-m kolom ke-n.

2.2 JENIS JENIS MATRIKS

1) Jenis-jenis Matriks berdasarkan pola elemennya


a) Matriks identitas adalah matriks persegi yang elemen-elemen diagonal
utamanya adalah 1, sedangkan yang lainnya nol.

b) Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya nol.

c) Matriks skalar adalah matriks yang elemen-elemen diagonal utamanya sama,


sedangkan elemen lainnya nol.
d) Matriks diagonal adalah matriks yang elemen-elemen di luar diagonal utamanya
nol.

e) Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen-elemen di bawah


diagonal utamanya nol.

f) Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas


diagonal utamanya nol.

g) Matriks simetri adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas diagonal


utamanya sama dengan elemen-elemen di bawah diagonal utamanya.

2) Jenis-jenis Matriks berdasarkan jumlah baris dan kolom


a) Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri atas satu baris.

b) Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri atas satu kolom.

c) Matriks mendatar adalah matriks yang jumlah kolom lebih banyak dari jumlah
baris.

d) Matriks tegak adalah matriks yang memiliki jumlah baris lebih banyak dari
jumlah kolom.
2.3 OPERASI PADA MATRIKS

1). Operasi Penjumlahan


Operasi hitung matriks pada penjumlahan memiliki syarat yang harus dipenuhi agar
dua buah matriks dapay dijumlahkan. Syarat dari dua buah matriks atau lebih dapat
dijumlahkan jika memiliki nilai ordo yang sama. Artinya, semua matriks yang dijumlahkan
harus memiliki jumlah baris dan kolom yang sama.Matriks dengan jumlah baris 3 dan
kolom 4 hanya bisa dijumlahkan dengan matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4.
Matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4 tidak bisa dijumlahkan dengan matriks
dengan jumlah baris 4 dan kolom 3. Kesimpulannya, jumlah baris dan kolom antar dua
matriks yang akan dijumlahkan harus sama.Operasi hitung penjumlahan matriks
memenuhi sifat komutatif, asosiatif, memiliki matriks identitas matriks nol, dan memiliki
lawan matriks. Lawan matriks A adalah matriks -A, di mana elemen-elemen matriks
merupakan lawan dari elemen-elemen matriks A. Secara ringkas, sifat operasi
penjumlahan matriks dapat dilihat pada gambar di bawah.

Contoh cara melakukan operasi penjumlahan pada matriks:


2). Operasi Pengurangan
Seperti halnya operasi hitung penjumlahan matriks, syarat agar dapat
mengurangkan elemen-elemen antar matriks adalah matriks harus memiliki nilai ordo
yang sama. Cara melakukan operasi pengurangan pada matriks dapat dilihat seperti cara
di bawah.

Contoh cara melakukan operasi pengurangan pada matriks:

3). Operasi Perkalian


Pembahasan operasi hitung matriks selanjutnya yang akan dibahas adalah perkalian
matriks. Perkalian matriks yang akan dibahas di bawah adalah perkalian matriks dengan
skalar dan perkalian matriks dengan matriks. Selengkapnya simak operasi hitung
perkalian matriks di bawah.
a) Perkalian Matriks dengan Skalar
Cara melakukan operasi skalar pada matriks adalah dengan mengalikan
semua elemen-elemen matriks dengan skalarnya. Jika k adalah suatu konstanta
dan A adalah matriks, maka cara melakukan operasi perkalian skalar dapat
dilihat melalui cara di bawah.

Contoh cara melakukan operasi perkalian skalar pada matriks:


Diketahui konstanta k = 2 dan sebuah matriks A dengan persamaan seperti di
bawah.
Maka hasil perkalian konstanta k dengan matriks A adalah sebagai berikut.

b) Perkalian Dua Matriks


Seperti yang telah disinggung sebelumnya, syarat dua buah matriks
dapat dikalikan jika memiliki jumlah kolom matriks pertama yang sama dengan
jumlah baris matriks ke dua. Ordo matriks hasil perkalian dua matriks adalah
jumlah baris pertama dikali jumlah kolom ke dua.Matriks A memiliki jumlah kolom
sebanyak m dan jumlah baris r, matriks B memiliki jumlah kolom sebanyak r dan
jumlah baris m, hasil perkalian matriks A dan B adalah matriks C dengan jumlah
kolom m dan jumlah baris n.

Sifat-sifat operasi perkalian matriks dapat dilihat pada gambar di bawah.

Proses cara melakukan operasi perkalian matriksdengan ukuran 2 x 2 dan


matriks dengan ukuran 2 x 1 dapat disimak pada pembahasan di bawah.
Diketahui:

Perkalian dua matriks A x B dapat diperoleh dengan cara di bawah.


Selanjutnya adalah perkalian dua matriks. Kedua matriks yang akan dioperasikan
sama-sama berukuran 2 x 2. Selengkapnya, simak pembahasan di bawah.

Maka perkalian dua matriks P x Q dapat diperoleh dengan cara di bawah.

Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan dari contoh soal operasi perkalian dua
matriks seperti yang ditunjukkan di bawah.
Diketahui:

Maka :
2.4 DETERMINAN MATRIKS
Determinan matriks dapat diartikan sebagai nilai yang mewakili sebuah matriks
bujur sangkar. Simbol nilai determinan matriks A biasanya dinyatakan sebagai det(A)
atau |A|.Cara menghitung determinan matriks tergantung ukuran matriks bujur sangkar
tersebut. Cara menghitung nilai determinan dengan ordo 3 akan berbeda dengan cara
menghitung matriks bujur sangkar dengan ordo 2.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan cara menghitung determinan di bawah.


 Determinan matriks ordo 2x2

Nilai determinan A disimbolkan dengan |A|, cara menghitung nilai determinan A


dapat dilihat seperti pada cara di bawah.

Pembahasan :

 Determinan matriks ordo 3x3

Cara menghitung determinan pada matriks dengan ordo tiga biasa disebut
dengan Aturan Sarrus. Untuk lebih jelasnya, lihat penjelasan pada gambar di
bawah.

Contoh perhitungan determinan pada matriks ordo 3:

Maka :
2.5 ELIMINASI GAUSS DAN GAUSS JORDAN

1). Eliminasi Gauss


Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai di dalam
matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan melakukan operasi
baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang baris. Ini dapat digunakan sebagai
salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks.
Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks
teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks baris, lakukan substitusi
balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.

Ciri ciri Metode Gauss adalah 


1. Jika suatu baris tidak semua nol, maka bilangan pertama yang tidak nol adalah 1
(1 utama)
2. Baris nol terletak paling bawah 
3. 1 utama baris berikutnya berada dikanan 1 utama baris diatasnya
4. Dibawah 1 utama harus nol

2). Eliminasi Gauss Jordan


Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang
hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari
eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga dapat
digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan
menggunakan matriks.
Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks.
Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah
1.Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi.
2.Lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi (A|b) untuk mengubah
matriks A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi.

Contoh Soal Untuk Gauss dan Gauss jordan

Cari Nilai X1,X2,X3 pada persamaan dibawah ini menggunakan eliminasi gauss dan
eliminasi gauss jordan
2X1 + X2 + 4X3 = 8
3X1 + 2X2 + X3 = 10
X1 + 3X2 + 3X3 = 8
Berikut adalah penyelesaiannya :
Eliminasi Gauss

Langkah terakhir adalah substitusikan balik dari bawah jadi 


X3 = 0.538
X2 - 0.25(X3) = 1.25
X2 = 1.25 + 0.25(0.538)
X2 = 1.384
X1 - 2X2 + X3 = 0
X1 = 2X2 - X3
X1 = 2(1.384) - 0.538 
X1 = 2.23
Jadi X1 = 2.23, X2 = 1.384, X3 = 0.538
Penyelesaian dengan Eliminasi Gauss Jordan : 
Sebenarnya hanya tinggal melanjutkan dari langkah eliminasi gauss seperti di tambahkan
langkah 8 sampai langkah 10, tapi saya mengulanginya kembali dari awal.
Jadi Isinya sama seperti pada Eliminasi Gauss X1 = 2.23, X2 = 1.384, X3 = 0.538.

2.6 TRANSFORMASI MATRIKS


Penggunaan matriks sangatlah membantu dalam menyelesaikan beberapa
masalah geometri transformasi.
Cara mengubah penulisan transformasi dengan cara biasa ke dalam bentuk
matriks :
Misalkan T adalah transformasi yang memetakan titik (x, y) ke titik (2x-y,x+3y)
Maka dengan cara biasa penulisannya : (x,y) Transformasi T⇒ (2x-y, x+3y) 

Dengan menggunakan matriks : (x'y')=(2x-yx+3y)


(x'y')=(2-113)(xy)
Contoh : Rotasi sebesar α dengan pusat titik asal adalah Rα
(x, y)       Rα →(xcos α-ysinα, xsinα+ycos α)

Penulisan dengan matriksnya adalah (x'y')=(cosα-sinα sinαcosα)(xy)


matriks transformasinya (cosα-sinα sinαcosα)
Contoh : Mencari bayangan titik A(2, 3) , B(-1, 6) , dan C(3, 4) oleh [(1, 9), -3]

Dengan cara biasa (tidak dengan matriks) prosesnya agak lama.


(x, y)  [(a, b), k] →(k(x-a)+a, k(y-b)+b)
Dengan matriks (x'-ay'-b)=(k00k)(x-ay-b)
Untuk soal di atas
(x'-1y'-9)=(-300-3)(2-13-9⏟A-1-16-9⏟B3-14-9⏟C)
=(-300-3)(1-6-2-32-5)
=(-36-618915)
(x'y')=(-36-618915)+(111999)
=(-27-5271824)
Jadi bayangannya adalah A'(-2, 27) , B'(7, 18) dan C'(-5, 24)
BEBERAPA MATRIKS TRANSFORMASI
Jenis transformasi Penulisan dengan menggunakan matriks Matriks transformasi

Mx (x'y')=(100-1)(xy) (100-1)
My (x'y')=(-1001)(xy) (-1001)
Mx=y (x'y')=(0110)(xy) (0110)
Mx=-y (x'y')=(0-1-10)(xy) (0-1-10)
Mx=a (x'y')=(-1001)(xy)+(2a0) (-1001)
My=b (x'y')=(100-1)(xy)+(02b) (100-1)
My=mx+c tanα=m (x'y')=(cos2αsin2αsin2α-cos2α)(xy)+cm(cos2α-1sin2α) (cos2αsin2αsin2α-cos2α)
Rα (x'y')=(cosα-sinαsinαcosα)(xy) (cosα-sinαsinαcosα)
R90° (x'y')=(0-110)(xy) (0-110)
R180° (x'y')=(-100-1)(xy) (-100-1)
R270° (x'y')=(01-10)(xy) (01-10)
R(a, b), α (x'-ay'-b)=(cosα-sinαsinαcosα)(x-ay-b) (cosα-sinαsinαcosα)
[(0, 0), k] (x'y')=(k00k)(xy) (k00k)
[(a, b), k] (x'-ay'-b)=(k00k)(x-ay-b) (k00k)

Di samping ini ada matriks transformasi yang mempunyai nama khusus yaitu:
a. Regangan
Matriks transformasi:
regangan searah sumbu X dengan factor skala k adalah (k001)
regangan searah sumbu Y dengan factor skala k adalah (100k)
b. Gusuran
Matriks transformasi :
gusuran searah sumbu X dengan factor skala k adalah (1k01)
gusuran searah sumbu Y dengan factor skala k adalah (10k1)

Luas bayangan dari sebuah kurva adalah hasil kali determinan matriks transformasi
dikalikan dengan luas kurva.
Jadi : Lbayangan=|abcd|×luas kurva

Contoh :
Diketahui ∆ABC dengan A(2, 3) , B(4, 0) , dan C(5, 5) . Tentukan luas segitiga ABC dan
luas bayangan segitiga ABC oleh transformasi matriks (1-121) !
Jawab :
Secara aljabar :

Secara geometri :
Luas ∆ABC=luas total-luas kuning
=15-(3+3+52)
=132
Luas bayangan = determinan matriks transformasi dikalikan luas kurva awal
L∆A'B'C'=|1-121|×L∆ABC      |1-121|=(1×1)-(-1×2)
=3×L∆ABC
=3(132)
=392
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya dalam
kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila kita telusuri
ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata lain kita selalu bersentuhan
dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan matematika entah itu kita sadari
ataupun tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah kedalam bahasa
atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa
variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-
variabelnya.
Adapun matriks sendiri merupakan susunan elemen-elemen yang berbentuk
persegi panjang yang di atur dalam baris dan kolom dan di batasi sebuah tanda kurung di
sebut matriks.

3.2 SARAN
Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami materi matriks
ini terutama pengaplikasiannya di bidang sosial ekonomi pertanian. Jika ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini penulis mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca.

Anda mungkin juga menyukai