Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PROTEKSI DAN

RELE
PROTEKSI PENGGERAK MULA (TURBIN) DAN
GENERATOR

OLEH :
KELOMPOK 4

ALDY SAPTRA (5183230008)


RAHWAL DANDI (5182230003)
Proteksi Penggerak Mula (Turbin)

 Turbin uap merupakan salah satu komponen PLTU yang mahal,


karena itu turbin dilengkapi dengan peralatan proteksi (Turbin
Protective Device) yang berfungsi untuk mengamankan turbin
dari kemungkinan terjadinya kerusakan fatal.
 Peralatan pengaman turbin terdiri dari beberapa sistem dimana
katup uap akan menutup atau turbin akan trip bila salah satu
pengaman tersebut bekerja.
Ada Beberapa Proteksi Turbin Baik Dari Turbin Itu
Sendiri Maupun Proteksi Dari Sistim Lain

Seperti:
1. Putaran lebih (over speed)
2. Over speed protection control
3. Tekanan minyak pelumas (very-low)
4. Turbin thrust oil pressure high
5. Condenser vacuum low
6. Initial pressure regulator
7. Hydraulic pressure low
8. Vibrasi dan temperature bearing (very-high)
1. Pengaman turbin terhadap putaran lebih (overspeed)

Sistem pengaman ini akan mentripkan turbin bila putaran turbin


naik melebihi harga putaran yang telah ditetapkan. Salah satu
peralatan untuk keperluan ini adalah peralatan over speed
mekanik.
Bila terjadi gangguan, katakanlah pada alternatornya, maka
pemutus tenaga listrik utamanya (PMT) secara otomatis trip
( membuka) dan outputnya hilang. Sinyal trip juga
mengoperasikan katup solenoid pada sistem hidrolik turbin yang
kemudian menutup semua katup uap utama (MSV) turbin dan
mesin tersebut stop secara aman.
2. Overspeed Protection Control (OPC) atau
Anticipatory Gear

Prinsip kerja alat ini adalah membandingkan beban turbin dengan


beban generator. Beban turbin dipantau menggunakan saklar
tekanan uap yang dipasang pada titik tertentu, sedang beban
generator dideteksi dengan mengukur energi listrik yang dihasilkan
generator atau mendeteksi posisi PMT.
Bila perbandingan dari kedua sinyal menunjukkan bahwa turbin
beroperasi dengan aliran uap lebih besar daripada energi listrik yang
dihasilkan generator, maka suatu sinyal listrik akan dikirim ke
solenoid yang akan membuka saluran drain pada sistem minyak
kontrol. Pembukaan katup drain akan menurunkan tekanan minyak
kontrol sehingga akan menutup katup-katup uap lebih awal
dibanding sinyal dari governor.
3. Bearing Oil Pressure Low

Bila tekanan pelumas bantalan turbin turun hingga mencapai suatu


harga yang cukup rendah, maka dapat mengakibatkan kerusakkan
yang fatal akibat hilangnya kemampuan minyak pelumas memberi
lapisan film baik pada bantalan maupun poros turbin.
Untuk mencegah hal ini, maka turbin dilengkapi dengan proteksi
terhadap tekanan pelumas bantalan rendah. Sistem proteksi ini
akan bekerja dan mentrip turbin bila tekanan pelumas bantalan
turun hingga mencapai suatu harga tertentu yang telah ditetapkan.
4. Turbin Thrust Oil Pressure High

Posisi thrust bearing pada turbin merupakan titik referensi terhadap


gerakan relatif antara poros dengan casing. Bila terjadi pergeseran
posisi rotor turbin yang berlebihan dalam arah aksial, dapat
mengakibatkan pergesekan antara rotor dengan stator turbin. Untuk
mendeteksi pergerakan relatif poros terhadap casing dipergunakan
tekanan minyak yang disebut tekanan minyak thrust bearing.
Bila terjadi pergeseran relatif rotor terhadap stator, maka tekanan
minyak thrust bearing akan naik. Seandainya pergeseran ini cukup
besar, maka kenaikan tekanan minyak akan cukup tinggi dan pada
suatu harga tertentu yang telah ditetapkan, turbin akan trip.
5. Condensor Vacuum Low

Bila vakum kondensor rendah atau tekanan kondensor naik, maka


temperatur uap juga meningkat sedang aliran uap bekas menuju
kondensor turun. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
overheating pada sudu-sudu akhir turbin tekanan rendah dan casing.
Untuk mencegah terjadinya overheating tersebut, maka turbin
dilengkapi dengan peralatan proteksi terhadap vakum kondensor
rendah.
Dimana turbin dilengkapi dengan Low vacuum unloader gear yang
akan bekerja mengurangi aliran uap, bila vakum turun mencapai
harga tertentu. Beban akan turun sampai harga tertentu agar terjadi
perbaikan vakum.
6. Initial Pressure Regulator (IPR)

Bila pada beban penuh terjadi gangguan pada boiler yang


menyebabkan laju pembakaran tidak sesuai dengan permintaan
produksi uap, maka tekanan uap akan turun. Hal ini dapat
menyebabkan resiko turbin rusak.
Untuk mencegah itu, maka dipasang pengaman yang disebut
Initial Pressure Regulator (IPR). Proteksi IPR bekerja untuk
mengurangi aliran uap dengan menutup katup governor. Bila
penutupan ini belum mampu untuk menghentikan penurunan
tekanan uap, maka peralatan trip tekanan uap rendah akan
bekerja untuk mentrip turbin. Sedangkan bila tekanan uap
kembali normal, maka kontrol governor mengembalikan
governor valve keposisi normal.
7. Hydroulic Pressure Low

Pada tekanan minyak kontrol yang normal peralatan ini tidak


bekerja. Tetapi jika terjadi penurunan tekanan minyak secara drastis
akibat sinyal dari governor atau peralatan antisipasi lain (listrik),
alat ini akan membuka drain minyak kontrol lebih lanjut sehingga
katup-katup uap akan menutup lebih cepat. Alat ini hanya akan
beroperasi bila terjadi penurunan tekanan minyak kontrol, bila
tekanan sudah tetap alat ini akan reset.

Peralatan antisipasi hanya bekerja untuk jangka waktu


pendek,ketika kecepatan turbin sudah tidak naik lagi, maka
pengaturan kecepatan turbin diambil alih oleh governor sampai
mencapai putaran 4 % diatas putaran nominalnya.
Sistem Proteksi Pada Generator

1. Relay Proteksi Generator


Mengingat generator merupakan peralatan yang penting dan
nilainya juga cukup mahal, maka diusahakan pengaruh gangguan
dibatasi sampai sekecil mungkin. Gangguan pada generator antara
lain dapat disebabkan oleh:
 Beban lebih (overload).
 Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
 Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
 Kehilangan medan penguat (loss of field).
 Daya balik (motoring).
 Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator.
 Out of step.
Gambar Bagan Generator dengan Mesin Penggerak dan Medan
Penguat

Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara


melepaskan generator terhadap sistem melalui pemutus tenaga
utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan melepas
pemutus tenaga medan penguat.
Klasifikasi Gangguan Pada Generator:

A. Gangguan Listrik/Electrical Fault


Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada
bagian-bagian listrik dari generator. Gangguan-gangguan tersebut
antara lain :
1. Hubung singkat 3 phasa
2. Hubung singkat 2 phasa
3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah / stator ground fault
4. Rotor hubung tanah / field ground
5. Kehilangan medan penguat / Loss of excitation
6. Tegangan lebih / Over voltage
Klasifikasi Gangguan Pada Generator:

B. Gangguan Mekanis/Panas (Mechanical/Thermal Fault)


Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul atau terjadi akibat
adanya gangguan mekanik dan panas pada Generator, antara lain :
1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
2. Pemanasan lebih setempat
3. Kesalahan paralel
4. Gangguan pendingin stator
Klasifikasi Gangguan Pada Generator:

C. Gangguan Sistem (System Fault)


Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang
dating/terjadi pada sistem. Gangguan-gangguan sistem yang
terjadi umumnya adalah :
1. Frekuensi operasi yang tidak normal (Abnormal Frequency
Operation)
2. Lepas sinkron (Loss of Synhcron)
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (Unbalance
Armature Current)
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

Relay proteksi utama yang digunakan pada generator yang ada


dipembangkit, antara lain adalah:
 Differential Relay:

Differential Relay untuk melindungi generator dari gangguan akibat


hubung singkat (short circuit) antar fasa-fase atau fase ke tanah. Cara
kerja relay differensial adalah dengan cara membandingkan arus
pada sisi primer dan sisi sekunder, Dalam kondisi normal jumlah
arus yang mengalir melalui peralatan listrik yang diproteksi
bersirkulasi melalui loop pada kedua sisi di daerah kerja. Jika terjadi
gangguan didalam daerah kerja relay differensial, maka arus dari
kedua sisi akan saling menjumlah dan relay akan memberi perintah
kepada PMT/CB untuk memutuskan arus.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Stator Earth Fault Relay:


Stator Earth Fault Relay untuk mendeteksi gangguan pentanahan atau
grounding pada generator. Ground fault dideteksi dengan mem-biased
rangkaian medan dengan tegangan DC, yang menyebabkan akan ada
arus mengalir melalui relay jika terjadi gangguan tanah.
 Rele Tegangan Lebih (Over voltage Relay)
Arus hubung singkat yang terjadi di sekitar titik netral relatif kecil
sehinga sulit untuk dideteksi oleh rele differensial. Dengan dipasang
transformator tegangan, arus yang kecil tersebut akan mengalir dan
menginduksikan tegangan pada sisi sekunder transformator. Untuk
mengatasi hal tersebut digunakan rele pendeteksi tegangan lebih yang
dipasang pada sisi sekunder transformator tegangan.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Rele Gangguan Rotor Hubung Tanah (Rotor Earth Fault


Relay)
Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat antara
konduktor rotor dengan badan rotor dimana dapat menimbulkan
distorsi medan magnet yang dihasilkan rotor dan selanjutnya dapat
menimbulakn getaran (vibrasi) berlebihan dalam generator. Oleh
karena itu, hal ini harus dihentikan oleh rele rotor hubung tanah.
Karena sirkuit rotor adalah sirkuit arus searah, maka rele rotor
hubung tanah pada prinsipnya merupakan rele arus lebih untuk arus
searah.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Rele Kehilangan Medan Penguat Rotor (Lost of Rotor


Excitation Relay)
Hilangnya medan penguat pada rotor akan mengakibatkan generator
kehilangan sinkronisasi dan berputar di luar kecepatan sinkronnya
sehingga generator beroperasi sebagai generator asinkron dan
menimbulkan penurunan tegangan generator.
Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi dengan kumparan
yang dipasang paralel dengan main exciter dan kumparan rotor
generator. Pada kumparan ini akan mengalir arus yang apabila
nilainya kurang dari arus setting yang diinginkan, maka akan
membuat rele mengeluarkan sinyal alarm atau trip.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Rele Arus Lebih (Over current Relay)


Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir dalam
kumparan stator generator. Arus yang berlebihan dapat terjadi pada
kumparan stator generator atau di dalam kumparan rotor. Arus yang
berlebihan pada kumparan stator dapat terjadi karena pembebanan
berlebihan terhadap generator.
 Rele Kehilangan Sinkronisasi (Out of Synchronism Relay)

Peristiwa lepasnya sinkronisasi pada generator yang sedang beroperasi


disebabkan oleh generator yang beroperasi melampaui batas stabilnya.
Untuk mengamankan generator yang berkapasitas beban besar terhadap
peristiwa ayunan beban dari kondisi tak sinkron digunakan rele lepas
sinkron. Rele ini mendeteksi besar impedansi (arus dan tegangan
sistem). Apabila kondisi sistem akan memasuki impedansi generator
maka rele tersebut akan mengaktifkan rele untuk trip PMT generator.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Rele Daya Balik (Reverse Power Relay)


Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya balik aktif
yang masuk pada generator. Berubahnya aliran daya aktif pada arah
generator akan membuat generator menjadi motor, dikenal sebagai
peristiwa motoring.
Peristiwa motoring ini dapat juga menimbulkan kerusakan lebih
parah pada turbin ketika aliran uap berhenti. Untuk itu di dalam
turbin gas dan uap dilengkapi sensor aliran dan temperatur yang
dapat memberikan pesan pada rele untuk trip. Akan tetapi pada
generator juga dipasng rele daya balik yang berfungsi sebagai
cadangan bila pengaman di turbin gagal bekerja.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Rele Gangguan Frekuensi (Frequency Fault Relay)


Rele ini berfungsi untuk mendeteksi adanya perubahan frekuensi dalam
nilai yang besar secara tiba-tiba. Kisaran frekuensi yang diijinkan
adalah ±3% sampai ±7% dari nilai frekuensi nominal. Penurunan
frekuensi disebabkan oleh adanya kelebihan permintaan daya aktif di
jaringan atau kerusakan regulator frekuensi.
Frekuensi yang turun menyebabkan naiknya arus magnetisasi pada
generator yang akan menaikkan temperatur. Sedangkan kenaikan
frekuensi disebabkan oleh adanya penurunan permintaan daya aktif
pada jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang naik
akan menyebabkan turunnya nilai arus magnetisasi pada generator yang
akan menyebabkan generator kekurangan medan penguat.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

 Rele Arus Lebih (Over current Relay)


Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir dalam kumparan
stator generator. Arus yang berlebihan dapat terjadi pada kumparan stator
generator atau di dalam kumparan rotor. Arus yang berlebihan pada
kumparan stator dapat terjadi karena pembebanan berlebihan terhadap
generator.
 Rele Kehilangan Sinkronisasi (Out of Synchronism Relay)
Peristiwa lepasnya sinkronisasi pada generator yang sedang beroperasi
disebabkan oleh generator yang beroperasi melampaui batas stabilnya.
Untuk mengamankan generator yang berkapasitas beban besar terhadap
peristiwa ayunan beban dari kondisi tak sinkron digunakan rele lepas
sinkron. Rele ini mendeteksi besar impedansi (arus dan tegangan sistem).
Apabila kondisi sistem akan memasuki impedansi generator maka rele
tersebut akan mengaktifkan rele untuk trip PMT generator.
SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR

Negative Phase Sequence Relay:


Negative Phase Sequence Relay untuk melindungi generator dari arus
lebih urutan fasa negative yang disebabkan oleh beban yang tidak
seimbang.
 Out of Step Relay:

Out of Step Relay untuk melindungi generator dari Power Swing akibat
perubahan beban dari sistem transmisi yang dapat menyebabkan operasi
generator tidak sinkron.
 Over excitation V/H z Relay:

Over excitationV/H z Relay untuk melindungi generator dari kejenuhan


inti yang dapat menyebabkan kenaikan tegangan.
 Reverse Power Relay:

Reverse Power Relay untuk menditeksi adanya daya balik/aliran arus dari
sistem jaringan yang akan menyebabkan generator bekerja sebagai motor.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai