Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran yang
penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki karena sangat
mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar. Dan juga karena letaknya di
hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagi generator,
walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan
Untuk menjaga keandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator dengan
peralatan-peralatan proteksi. Peralatan proteksi generator harus betul-betul mencegah
kerusakan generator, karena kerusakan generator selain akan menelan biaya perbaikan
yang mahal juga sangat mengganggu operasi sistem. Proteksi generator juga harus
mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin penggeraknya, karena generator digerakkan
oleh mesin penggerak mula.
GANGGUAN GENERATOR
Gangguan Generator relatif jarang terjadi karena:
a. Instalasi Listrik tidak terbuka terhadap lingkungan, terlindung terhadap petir dan
tanaman.
b. Ada Transformator Blok dengan hubungan Wye-Delta, sehingga mencegah arus
(gangguan) urutan nol dari Saluran Transmisi masuk ke Generator.
c. Instalasi Listrik dari Generator ke Rel umumnya memakai Cable Duct yang
kemungkinannya mengalami gangguan kecil.
d. Tripnya PMT Generator sebagian besar (lebih dari 50%) disebabkan oleh gangguan mesin
penggerak generator.
Namun ada juga gangguan-gangguan yang sering terjadi pada generator, meliputi gangguan
pada :
• Stator
• Rotor (Sistem Penguat)
• Mesin Penggerak
• Back up instalasi di luar Generator
Untuk Exciter berupa generator arus bolak balik yang memakai diode berputar,
deteksi gangguan rotor hanya bisa lewat :
a. Arus medan Pilot Exciter yang melewati sikat, bisa ditap untuk diamati. Arus ini
akan membesar kalau ada gangguan kumparan rotor.
b. Gangguan Kumparan rotor menimbulkan vibrasi yang bisa dideteksi oleh detektor
vibrasi.
Suhu Tinggi
• Suhu tinggi bisa terjadi pada bantalan generator atau pada kumparan stator.
• Hal ini masing-masing di deteksi oleh relay suhu yang mula-mula membunyikan
alarm kemudian mentripkan PMT generator dan memberhentikan mesin penggerak
apabila yang bekerja adalah relay suhu bantalan.
Penyebab Suhu Tinggi
• Tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah bisa merusak bantalan, oleh
karenanya jika hal ini terjadi Mesin Penggerak perlu segera dihentikan melalui
proses alarm terlebih dahulu apabila tekanan ini turun secara bertahap
• Berhentinya Mesin Penggerak harus bersamaan dengan tripnya PMT Generator
Daya Balik
Daya balik dimana generator menjadi motor dapat menimbulkan kerusakan
karena pemanasan berlebihan pada sudu-sudu tekanan rendah Turbin uap. Pada
Turbin air dapat meningkatkan kavitasi. Oleh karenanya diperlukan relay daya
balik pada generator yang digerakkan oleh turbin uap atau turbin air dengan
melalui Alarm terlebih dahulu. Untuk Turbin Gas masalahnya sama dengan untuk
Turbin Uap.
Putaran Lebih
• Apabila PMT generator trip, maka akan terjadi putaran lebih yang
membahayakan generator dan mesin penggeraknya.
• Untuk ini diperlukan relay putaran lebih yang memberhentikan mesin
penggerak.
Tegangan Lebih
• Apabila PMT generator trip, maka bisa terjadi tegangan lebih.
• Untuk ini diperlukan relay tegangan lebih.
3. Suhu Tinggi
Kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih pada generator yang
terlalu lama, ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak kotoran yang
menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat pelepasan lilitan
stator.
Aliran minyak pelumas yang kurang baik juga bisa menyebabkan suhu yang
tinggi.
Untuk mengamankan generator terhadap masalah suhu yang tinggi, dipakai relay
suhu yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya
mentrip PMT generator.
4. Penguatan Hilang
Bila terjadi gangguan pada rangkaian arus penguat, sehingga medan penguat
generator menjadi lemah atau hilang, maka generator mengalami kondisi “out of
step” atau lepas dari sinkronisasinya dengan sistem khususnya.
Oleh karenanya pada generator yang mempunyai daya relatif besar disediakan
loss of field relay untuk mencegah terjadinya situasi out of step tersebut di atas
dengan jalan mentrip PMT generator bila arus penguat hilang atau menjadi terlalu
lemah oleh karena ada gangguan pada sirkit arus penguat.
1. Kecil (sebagai contoh: 1000 KVA maksimum hingga 600V; 500 KVA
maksimum diatas 600V)
2. Medium (sebagai contoh: dari kapasitas generator kecil hingga 12 500 KVA
tanpa memperhatikan tegangan)
3. Besar (sebagai contoh: dari kapasitas generator medium hingga kurang
lebih 50 000 KVA)
Rele diferensial dapat mendeteksi gangguan fase ke fase pada stator. Selain itu
juga dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan satu fase ke tanah, tergantung
dari seberapa jauh titik gangguan dari terminal netral. Arus diferensial ke tanah
dibutuhkan untuk mendeteksi gangguan satu fase ke tanah yang terjadi di dekat
terminal netral (5% – 10% dari ujung kumparan netral). Rele diferensial tidak bisa
mendeteksi gangguan antarbelitan di fase yang sama. Pengaturan sebesar 0,3 A
dan kemiringan 10% akan memberikan proteksi yang sensitif dan dapat
mencegah terjadinya salah operasi saat ada gangguan luar karena kesalahan rasio
CT. Pengaturan kemiringan mungkin bisa lebih tinggi (misal 20%) jika rele tidak
otomatis meningkatkan kemiringannya pada arus yang lebih tinggi untuk
mencegah terjadinya salah operasi karena saturasi CT. Rele ini biasanya tidak
menggunakan tunda waktu. Namun, jika saturasi CT dapat terjadi ketika gangguan
eksternal, tunda waktu diperlukan agar tidak terjadi salah operasi selama keadaan
transien. IEEE 242 merekomendasikan agar zona proteksi rele diferensial juga
mencakupi breaker generator.
Gambar skema proteksi generator dengan ground differential relay
Perangkat ini dapat mendeteksi ketika sistem eksitasi generator hilang. Proteksi
ini penting ketika generator sedang beroperasi secara paralel, meskipun tidak
dibutuhkan unit isolasi single. Sumber dari eksitasi untuk generator bisa secara
penuh ataupun sebagian (parsial) melalui peristiwa seperti trip tanpa disengaja
dari breaker, rangkaian medan terbuka, atau hilangnya suplai menuju sistem
eksitasi. Apapun penyebabnya hilangnya sistem eksitasi dapat menyebabkan
masalah baik bagi generator maupun sistem. Ketika generator
kehilangan eksitasinya, generator tersebut akan overspeed dan beroperasi sebagai
sebuah generator induksi. Secara kontinyu menyuplai beberapa daya ke sistem
dan menerima eksitasi dari sistem dalam bentuk VAR. Pada umumnya, kondisi
terberat bagi generator dan sistem adalah ketika generator kehilangan eksitasi
ketika beroperasi pada beban penuh. Untuk kondisi ini, arus pada stator dapat
mencapai lebih dari 2 per unit. Karena generator kehilangan sinkronisasi, level
slip yang tinggi dapat terinduksi di rotor. Level arus yang tinggi ini menyebabkan
pemanasan lebih yang berbahaya bagi kumparan stator dan rotor dalam waktu
yang singkat. Terdapat setidaknya 3 tipe peralatan proteksi yang dapat
memberikan proteksi terhadap masalah hilangnya eksitasi pada generator.
Masing-msaing tipe memiliki perbedaan biaya relatif, pengaplikasian yang
kompleks, dan tingkat perlindungan yang ditawarkan. Pemilihan tipe yang
digunakan haruslah berdasakan pada aplikasi, faktor pertimbangan seperti biaya
generator, biaya rele, dan seberapa penting keluaran generator.
c) DC undercurent relays
Rele dengan tipe MCSU ini adalah rele yang dapat digunakan untuk mendeteksi
arus gangguan tanah hingga 0.5% dari arus rated-nya. Dengan adanya tunda
waktu memungkinkan bagi rele untuk tetap stabil selama proses switching
maupun transien dan menyediakan cukup grading dengan sistem proteksi lainnya
pada level arus gangguan yang tinggi. Rele akan reset pada saat arus berada di
bawah level pickup yang diatur di atas arus residual maksimum.
Rele dihubungkan dengan sekunder CT yang bagian primernya dicatu dari PT di
rangkaian pentanahan generator. Setelah mendeteksi gangguan tanah, rele ini
akan menghidupkan alarm dan mengaktifkan
Sumber:
1. IEEE Power & Energy Society. “IEEE recommended practice for protection
and coordination of industrial and commercial power systems.” IEEE std.
242-2001 (Revision of IEEE std. 242-1986) [IEEE Buff Book], 2001
2. Prabowo, Hartanto dan Rayyan, Laporan Kerja Praktik Studi Proteksi
Generator Sinkron MGT 9 PT. Chevron Pacific Indonesia Distrik Minas,
Universitas Gadjah Mada, 2013
3. Stalony, Veby Enandes, Laporan Kerja Praktik Analisis Stator Ground Fault
Generator Sinkron GENP 20 MW Pabrik-4 PT Pupuk Kalimantan
Timur,Universitas Gadjah Mada,2014