Anda di halaman 1dari 16

Proteksi Generator

Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran yang
penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki karena sangat
mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar. Dan juga karena letaknya di
hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagi generator,
walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan

Untuk menjaga keandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator dengan
peralatan-peralatan proteksi. Peralatan proteksi generator harus betul-betul mencegah
kerusakan generator, karena kerusakan generator selain akan menelan biaya perbaikan
yang mahal juga sangat mengganggu operasi sistem. Proteksi generator juga harus
mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin penggeraknya, karena generator digerakkan
oleh mesin penggerak mula.

GANGGUAN GENERATOR
Gangguan Generator relatif jarang terjadi karena:
a. Instalasi Listrik tidak terbuka terhadap lingkungan, terlindung terhadap petir dan
tanaman.
b. Ada Transformator Blok dengan hubungan Wye-Delta, sehingga mencegah arus
(gangguan) urutan nol dari Saluran Transmisi masuk ke Generator.
c. Instalasi Listrik dari Generator ke Rel umumnya memakai Cable Duct yang
kemungkinannya mengalami gangguan kecil.
d. Tripnya PMT Generator sebagian besar (lebih dari 50%) disebabkan oleh gangguan mesin
penggerak generator.

Namun ada juga gangguan-gangguan yang sering terjadi pada generator, meliputi gangguan
pada :
• Stator
• Rotor (Sistem Penguat)
• Mesin Penggerak
• Back up instalasi di luar Generator

Pengaman terhadap gangguan luar generator


Generator umumnya dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang
dihubungkan ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan. Karena
rel dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri,
maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih dengan time
delay yang relatif lama dan dengan voltage restrain.
Voltage Restrain
• Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
• Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan medan magnit kutub
(rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator turun.
• Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus hubung singkat
Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
• Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian, pada Generator besar
dipakai juga Relay Impedansi.

Pengaman Terhadap Gangguan Dalam Generator


a. Hubung singkat antar fasa
b. Hubung singkat fasa ke tanah
c. Suhu tinggi
d. Penguatan hilang
e. Arus urutan negative
f. Hubung singkat dalam sirkit rotor
g. Out of Step
h. Over flux

a. Hubung singkat antar fasa


• Untuk proteksi dipergunakan relay differensial.
• Kalau relay ini bekerja maka selain mentripkan PMT generator, PMT medan penguat
generator harus trip juga.
• Selain itu melalui relay bantu, mesin penggerak harus dihentikan.

b. Hubung Singkat Fasa – Tanah


1.Dipakai Relay Hubung Tanah terbatas.
2.Relay ini memerintahkan
- PMT Generator Trip
- PMT Medan Penguat Mesin Penggerak berhenti (melalui Relay Bantu)
3.Pada Generator yang memakai Trafo Blok Y- , sehingga arus urutan nol dari gangguan
hubung tanah di luar Generator tidak masuk, bisa dipakai pula :
- Relay Tegangan yang mengukur pergeseran tegangan titik Netral terhadap tanah.
- Relay Arus yang mengukur arus titik Netral ke tanah lewat tahanan atau kumparan.
c. Penguatan Hilang
• Penguatan hilang atau penguatan melemah (under exitation) bisa menimbulkan
pemanasan yang berlebihan pada kepala kumparan stator
• Penguatan hilang menyebabkan gaya mekanik pada kumparan arus searah rotor hilang,
terjadi out of step, menjadi Generator Asinkron, timbul arus pusar berlebihan di rotor,
selanjutnya rotor mengalami pemanasan berlebihan.
• Relay penguatan hilang akan mentripkan PMT Generator

d. Penggunaan Relay Mho


• Dalam keadaan eksitasi rendah / hilang, Generator akan mengambil daya Reaktif dari
sistem.
• Oleh karenanya dipakai Relay Mho yang bekerja pada kwadran 3 dan 4 dari Kurva
Kemampuan Generator.
• Perlu perhatian pada Beban Kapasitif, misalnya Saluran Kosong, Daya Reaktif akan
masuk ke Generator dan menyebabkan Relay ini bekerja.
e. Hubung Singkat dalam Sirkit Rotor
Hubung singkat dalam sirkit rotor bisa menyebabkan penguatan hilang.
• Karena hubung singkat dalam sirkit rotor ini, bisa timbul distorsi medan magnet dan
selanjutnya timbul getaran berlebihan.
• Cara mendeteksi gangguan sirkit rotor : Potentio Meter, AC Injection, DC Injection.

f. Relay Negatif Sequence


• Gangguan yang menimbulkan ketidak-simetrisan Tegangan maupun arus,
menimbulkan Negatif Sequence Current, tetapi tidak dapat dideteksi oleh Relay-relay
yang telah disebutkan sebelumnya, maka sebelum Negatif Sequence Current terjadi
diharapkan dapat dideteksi oleh Relay ini.
• Gangguan-gangguan tersebut di atas misalnya adalah :
– Hubung Singkat antar lilitan satu fasa.
– Hubung Tanah di dekat titik Netral.
– Ada sambungan salah satu fasa yang kendor.
• Negative Sequence Current bisa menimbulkan pemanasan berlebihan pada rotor.

Gangguan Internal Generator Yang Sulit Dideteksi


1. Hubung singkat antar lilitan satu fasa, tidak terdeteksi oleh relay diferensial.
2. Hubung tanah di dekat titik Netral, tidak terdeteksi oleh relay hubung tanah
terbatas.
3. Lilitan putus atau sambungan kendor, tidak terlihat oleh relay diferensial.
4. Diharapkan relay suhu dan relay Negatif Sequence bisa ikut mendeteksi dua
gangguan ini.

Untuk Exciter berupa generator arus bolak balik yang memakai diode berputar,
deteksi gangguan rotor hanya bisa lewat :

a. Arus medan Pilot Exciter yang melewati sikat, bisa ditap untuk diamati. Arus ini
akan membesar kalau ada gangguan kumparan rotor.
b. Gangguan Kumparan rotor menimbulkan vibrasi yang bisa dideteksi oleh detektor
vibrasi.

Gangguan dalam mesin penggerak

Gangguan-gangguan yang demikian adalah :


• Tekanan minyak pelumas terlalu rendah
• Suhu air pendingin atau suhu bantalan terlalu tinggi
• Daya balik,

Adakalanya gangguan dalam mesin penggerak generator memerlukan tripnya PMT


Generator.

Suhu Tinggi
• Suhu tinggi bisa terjadi pada bantalan generator atau pada kumparan stator.
• Hal ini masing-masing di deteksi oleh relay suhu yang mula-mula membunyikan
alarm kemudian mentripkan PMT generator dan memberhentikan mesin penggerak
apabila yang bekerja adalah relay suhu bantalan.
Penyebab Suhu Tinggi

A. Lilitan Stator, penyebabnya:


1. Beban Lebih
2. Beban tidak simetris, arus urutan negative
3. Hubung singkat yang tidak terdeteksi
4. Penguatan Hilang / Lemah
5. Ventilasi kurang baik, hidrogin bocor
6. Kotoran / debu melekat pada lilitan

B. Kumparan Rotor, penyebabnya:


1. Beban stator tidak seimbang, arus urutan negative
2. Hubung singkat yang tidak terdeteksi
3. Out of step
4. Ventilasi kurang baik, hidrogin bocor
5. Kotoran / debu melekat pada lilitan
C. Bantalan Generator, penyebabnya:
1. Pelumasan kurang lancar, tekanannya kurang tinggi
2. Kerusakan pada bagian yang bergeseran

Tekanan minyak terlalu rendah

• Tekanan minyak pelumas yang terlalu rendah bisa merusak bantalan, oleh
karenanya jika hal ini terjadi Mesin Penggerak perlu segera dihentikan melalui
proses alarm terlebih dahulu apabila tekanan ini turun secara bertahap
• Berhentinya Mesin Penggerak harus bersamaan dengan tripnya PMT Generator

Suhu Air Pendingin atau Suhu Bantalan terlalu tinggi


• Sama seperti tekanan terlalu rendah

Daya Balik
Daya balik dimana generator menjadi motor dapat menimbulkan kerusakan
karena pemanasan berlebihan pada sudu-sudu tekanan rendah Turbin uap. Pada
Turbin air dapat meningkatkan kavitasi. Oleh karenanya diperlukan relay daya
balik pada generator yang digerakkan oleh turbin uap atau turbin air dengan
melalui Alarm terlebih dahulu. Untuk Turbin Gas masalahnya sama dengan untuk
Turbin Uap.

Putaran Lebih

• Apabila PMT generator trip, maka akan terjadi putaran lebih yang
membahayakan generator dan mesin penggeraknya.
• Untuk ini diperlukan relay putaran lebih yang memberhentikan mesin
penggerak.

Tegangan Lebih
• Apabila PMT generator trip, maka bisa terjadi tegangan lebih.
• Untuk ini diperlukan relay tegangan lebih.

Tekanan dan Kebocoran Hidrogen


Untuk generator yang didinginkan dengan gas Hidrogen, harus ada relay yang
mendeteksi tekanan rendah dan kebocoran Hidrogen untuk memberhentikan
mesin penggerak generator dan memutus arus medan

Relay Over Fluks


Relay ini mengukur besaran volt per Hertz. Tegangan imbas volt dalam suatu
kumparan adalah sebanding dengan kerapatan fluks dan frekwensi. Over fluks
bisa terjadi pada Tegangan normal tetapi frekwensi rendah. Hal semacam ini
bisa terjadi pada saat menstart generator dimana frekwensi masih rendah, karena
putaran Generator masih rendah, tetapi sudah ada arus penguat dari exciter.
Kerapatan fluks yang tinggi ini akan menimbulkan arus pusar yang tinggi
sehingga timbul pemanasan berlebihan dalam inti generator dan dalam inti trafo
penaik tegangan. Begitu pula dengan rugi histerisis yang menjadi makin tinggi
apabila kerapatan fluks magnetik tinggi, hal ini ikut menambah pemanasan inti
stator.

Gangguan pada generator secara garis besar ada 5 macam :

1. Hubung Singkat (hs) Antar Phase


Gangguan ini terjadi bila isolasi antar phase rusak bisa terjadi dalam stator
generator maupun diluar stator generator.
Untuk melindungi generator dari gangguan ini dipakai relay differential yang
segera mentrip PMT generator, PMT arus medan penguat dan memberhentikan
mesin penggerak generator. Hal ini diperlukan untuk menghentikan sama sekali
GGL yang dibangkitkan dalam stator generator, sehingga hs antar phase dapat
segera berhenti.

Relay differential untuk mendeteksi gangguan hs antar phase dan


memberhentikan hs antar phase yang terjadi, guna menghindarkan kerusakan
generator yang lebih besar.

2. Hubung Singkat (hs) Phase ke Tanah


Gangguan ini tidak dapat dideteksi oleh relay differential bila titik netral
generator tidak ditanahkan. Oleh karenanya ada telau hubung tanah untuk
melindungi generator terhadap gangguan hubung tanah.

3. Suhu Tinggi
Kenaikan suhu disebabkan oleh karena pembebanan lebih pada generator yang
terlalu lama, ventilasi yang kurang sempurna atau karena banyak kotoran yang
menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat pelepasan lilitan
stator.
Aliran minyak pelumas yang kurang baik juga bisa menyebabkan suhu yang
tinggi.
Untuk mengamankan generator terhadap masalah suhu yang tinggi, dipakai relay
suhu yang pada tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya
mentrip PMT generator.

4. Penguatan Hilang
Bila terjadi gangguan pada rangkaian arus penguat, sehingga medan penguat
generator menjadi lemah atau hilang, maka generator mengalami kondisi “out of
step” atau lepas dari sinkronisasinya dengan sistem khususnya.
Oleh karenanya pada generator yang mempunyai daya relatif besar disediakan
loss of field relay untuk mencegah terjadinya situasi out of step tersebut di atas
dengan jalan mentrip PMT generator bila arus penguat hilang atau menjadi terlalu
lemah oleh karena ada gangguan pada sirkit arus penguat.

5. Hubung Singkat dalam Sirkit Rotor


Untuk melindungi gangguan ini, maka generator yang besar dipasang relay
pengaman terhadap rotor hubung singkat.

Sistem Proteksi Generator


Sinkron Berkapasitas Besar
Berdasarkan standar IEEE
Std 242-2001
Posted on April 9, 2014
IEEE Std 242-2001 membagi sistem proteksi generator sinkron menjadi 3
jenis dilihat dari kapasitas generatornya. Semakin besar kapasitas generator,
semakin banyak pula peralatan proteksi yang digunakan. Skema proteksi yang
direkomendasikan bagi generator berdasarkan kapasitasnya:

1. Kecil (sebagai contoh: 1000 KVA maksimum hingga 600V; 500 KVA
maksimum diatas 600V)
2. Medium (sebagai contoh: dari kapasitas generator kecil hingga 12 500 KVA
tanpa memperhatikan tegangan)
3. Besar (sebagai contoh: dari kapasitas generator medium hingga kurang
lebih 50 000 KVA)

Biasanya dalam suatu Industri besar menggunakan generator yang berkapasitas


besar. Untuk Generator Kapasitas Besar, Proteksi yang direkomendasikan berupa:
 51V, backup overcurrent relay (baik voltage restrained maupun voltage
controlled)
 51G, backup ground time-overcurrent relay
 87, differential relay (sebagai contoh high-speed variable-percentage)
 87G, ground differential relay (sebagai contoh directional product)
 40, impedance relay (sebagai contoh offset mho) untuk proteksi loss-of-field
(dua element untuk sensitivitas yang lebih baik)
 46, negative-phase-sequence overcurrent relay untuk proteksi melawan
kondisi tidak seimbang
 49, temperature relay untuk mengawasi temperatur kumparan stator
 64, generator field ground relay
 60, voltage-balance relay

Gambar Typical protective relay scheme untuk generator berkapasitas besar

 Time Overcurrent voltage-restrained relay (51V)

Rele ini berfungsi untuk memberikan proteksi back-up terhadap gangguan


eksternal

 Backup ground time-overcurrent relay (51G )


Rele ini bertanggung jawab untuk memberikan proteksi back-up terhadap
gangguan eksternal, yang berarti ketika rele 50G tidak melindungi generator dari
gangguan eksternal maka Rele Ground time-overcurrent (Device 51G) akan
memproteksi generator.

Gambar Proteksi generator dengan Ground Time Overcurrent Relay

Ketika gangguan terjadi di dekat terminal generator ,besar kemungkinan akan


terjadi kerusakan serius pada generator akibat dari arus gangguan yang besar dan
berkepanjangan, terutama ketika gangguan tanah terjadi di dekat terminal
generator. Kerusakan ini dapat dikurangi dengan menggunakan rele
instantaneous ground overcurrent (50G). Rele instantaneous akan mendeteksi
gangguan yang terjadi dekat netral generator. Hal ini juga dapat memberikan
proteksi back-up untuk gangguan pada feeder.

 Differential Relay (87)

Rele Differential (Device 87) akan memberikan kemampuan untuk mendeteksi


gangguan tanah yang paling dalam, tergantung pada besarnya arus gangguan
tanah. Jika maksimum arus gangguan tanah di bawah pick-up Rele Differential,
Rele Differential tidak akan memberikan perlindungan terhadap gangguan tanah
tersebut.

Gambar skema proteksi generator dengan differential relay

 Ground Differential Relay (87G)

Rele diferensial dapat mendeteksi gangguan fase ke fase pada stator. Selain itu
juga dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan satu fase ke tanah, tergantung
dari seberapa jauh titik gangguan dari terminal netral. Arus diferensial ke tanah
dibutuhkan untuk mendeteksi gangguan satu fase ke tanah yang terjadi di dekat
terminal netral (5% – 10% dari ujung kumparan netral). Rele diferensial tidak bisa
mendeteksi gangguan antarbelitan di fase yang sama. Pengaturan sebesar 0,3 A
dan kemiringan 10% akan memberikan proteksi yang sensitif dan dapat
mencegah terjadinya salah operasi saat ada gangguan luar karena kesalahan rasio
CT. Pengaturan kemiringan mungkin bisa lebih tinggi (misal 20%) jika rele tidak
otomatis meningkatkan kemiringannya pada arus yang lebih tinggi untuk
mencegah terjadinya salah operasi karena saturasi CT. Rele ini biasanya tidak
menggunakan tunda waktu. Namun, jika saturasi CT dapat terjadi ketika gangguan
eksternal, tunda waktu diperlukan agar tidak terjadi salah operasi selama keadaan
transien. IEEE 242 merekomendasikan agar zona proteksi rele diferensial juga
mencakupi breaker generator.
Gambar skema proteksi generator dengan ground differential relay

 Loss of field Relay (40)

Perangkat ini dapat mendeteksi ketika sistem eksitasi generator hilang. Proteksi
ini penting ketika generator sedang beroperasi secara paralel, meskipun tidak
dibutuhkan unit isolasi single. Sumber dari eksitasi untuk generator bisa secara
penuh ataupun sebagian (parsial) melalui peristiwa seperti trip tanpa disengaja
dari breaker, rangkaian medan terbuka, atau hilangnya suplai menuju sistem
eksitasi. Apapun penyebabnya hilangnya sistem eksitasi dapat menyebabkan
masalah baik bagi generator maupun sistem. Ketika generator
kehilangan eksitasinya, generator tersebut akan overspeed dan beroperasi sebagai
sebuah generator induksi. Secara kontinyu menyuplai beberapa daya ke sistem
dan menerima eksitasi dari sistem dalam bentuk VAR. Pada umumnya, kondisi
terberat bagi generator dan sistem adalah ketika generator kehilangan eksitasi
ketika beroperasi pada beban penuh. Untuk kondisi ini, arus pada stator dapat
mencapai lebih dari 2 per unit. Karena generator kehilangan sinkronisasi, level
slip yang tinggi dapat terinduksi di rotor. Level arus yang tinggi ini menyebabkan
pemanasan lebih yang berbahaya bagi kumparan stator dan rotor dalam waktu
yang singkat. Terdapat setidaknya 3 tipe peralatan proteksi yang dapat
memberikan proteksi terhadap masalah hilangnya eksitasi pada generator.
Masing-msaing tipe memiliki perbedaan biaya relatif, pengaplikasian yang
kompleks, dan tingkat perlindungan yang ditawarkan. Pemilihan tipe yang
digunakan haruslah berdasakan pada aplikasi, faktor pertimbangan seperti biaya
generator, biaya rele, dan seberapa penting keluaran generator.

a) Rele jarak (distance relay)


Rele jarak (distance relays) memerlukan masukan arus dan masukan tegangan,
yang diperoleh pada lokasi rele, yaitu pada pangkal atau pada ujung sumber
pengiriman daya. Kedua besaran tersebut dibandingkan untuk
mendeteksi adanya gangguan pada sistem, yang pada umumnya ditandai dengan
kenaikan nilai arus serta penurunan tegangan kalau terjadi hubung singkat.
Karena arus dan tegangan diukur hanya dari satu ujung (yaitu ujung pengirim),
maka tidak diperlukan kawat pilot (tidak seperti pada rele diferensial untuk
saluran), dan merupakan sistem non-unit, seperti arus lebih, jadi dapat
memberikan proteksi backup terhadap rele lain.
Rele jarak banyak dipakai untuk proteksi saluran subtransmisi dan
saluran transmisi karena kecepatannya yang tinggi, sebuah persyaratan untuk
dapat mempertahankan stabilitas sistem ketika terjadi hubung singkat. Kinerja
rele jarak ada bermacam-macam, sehingga dapat dipilih sebuah atau gabungan
beberapa kinerja yang paling tepat, baik sensitivitas maupun stabilitas kerja
relenya. Hasilnya adalah sebuah proteksi yang dapat memberikan proteksi utama
yang akurat dan cepat seperti pada rele diferensial tetapi tidak memerlukan kawat
pilot, dan dapat memberikan proteksi backup yang lebih baik dibandingkan rele
arus lebih. Rele jarak juga memungkinkan tutup-balik otomatis
(autoreclosing) diterapkan pada saluran yang membutuhkannya.Terdapat 2 rele
jarak yang umum digunakan untuk mendeteksi masalah berkaitan dengan
hilangnya eksitasi, adapun yang pertama adalah rele jarak offset mho.

Gambar Karakteristik rele impedans loss-of-field menggunakan rele jarak offset


mho
Kondisi saat generator beroperasi pada beban penuh direpresentasikan oleh titik
A. Ketika hilangnya eksitasi, mungkin disebabkan terjadi hubung singkat pada
kumparan, maka generator tersebut akan menyerap daya reaktif dari
saluran sebagai pengganti eksitasi yang hilang. Hal tersebut menyebabkan
generator bersifat leading, selain itu arus pada stator akan bertambah bahkan bisa
melebihi batas kemampuannya. Jika dilihat dari gambar diatas adanya reaktans
negatif akibat generator menyerap daya reaktif menjadikan titik A yang semula
pada kuadran pertama berpindah pada kuadran keempat dan memasuki batas
saat rele offset mho bekerja. rele mho tersebut memiliki 2 zona berupa lingkaran,
yang mana biasanya zona yang lebih besar merupakan zona ketika rele menyadari
adanya gangguan loss of field dan memberikan alarm untuk memberi tahu
operator untuk mengambil langkah tepat dalam mengatasi gangguan, sementara
zona yang kecil merupakan saat ketika rele mho menyadari gangguan dan
langsung men-trip-kan breaker. Adapun rele jarak kedua yang sering digunakan
adalah kombinasi dari rele impedans, rele direksional, dan rele undervoltage yang
diaplikasikan pada terminal generator dan diatur untuk memperhatikan mesin.
Rele impedans (Z2) dan rele direksional diatur untuk berkoordinasi dengan
membatasi eksitasi minimum generator dan batas steady state. Selama kondisi
eksitasi rendah, contohnya terjadi kegagalan membatasi eksitasi minimum, unit
ini beroperasi dan membunyikan alarm untuk memperingati operator melakukan
tindakan yang tepat untuk mengembalikan kondisi menjadi semula.

Gambar Proteksi loss-of-excitation menggunakan rele impedans, direksional,


dan undervoltage
Berbeda dengan rele offset mho yang hanya dapat mendeteksi gangguan loss of
field, gabungan rele ini dapat mendeteksi ketika generator mulai mengalami
undervoltage. Karena undervoltage yang merupakan salah satu indikasi
terjadinya loss of field dapat segera dideteksi oleh rele impedans.

b) Rele reaktif (VAR)

c) DC undercurent relays

 Negative Phase/Unbalance Overcurrent Relay (46)

Proteksi terhadap arus tak seimbang biasa menggunakan rele negativesequence


overcurrent. Kemampuan generator dalam menahan arus tidak seimbang
diperoleh dari produsen dan harus sesuai dengan IEEE Std C50.13.

 Stator Temperature Relay (49S)

Suhu pada stator yang terus meningkat melebihi batas kemampuan


generator dapat membahayakan sebab bisa merusak isolasi di dalamnya. Oleh
sebab itu diperlukan peralatan proteksi yang dapat menghidupkan alarm atau
mentrip breaker jika suhu di dalam stator telah melebihi batas yang
diperbolehkan. Alarm berguna sebagai peringatan bagi petugas untuk mengambil
tindakan lain seperti memutus beban yang tidak seimbang, sebelum benar-benar
men-trip
breaker.

Misal dalam suatu produsen generator memberikan pengaturan sebagai berikut.


Alarm : 150 derajat celcius
Trip : 160 derajat celcius
Ketika suhu stator mencapai suhu 150 derajat celcius, alarm akan berbunyi. Rele
baru akan trip jika suhunya sudah mencapai 160 derajat Celcius.

 Generator Earth Fault Relay (64)

Rele dengan tipe MCSU ini adalah rele yang dapat digunakan untuk mendeteksi
arus gangguan tanah hingga 0.5% dari arus rated-nya. Dengan adanya tunda
waktu memungkinkan bagi rele untuk tetap stabil selama proses switching
maupun transien dan menyediakan cukup grading dengan sistem proteksi lainnya
pada level arus gangguan yang tinggi. Rele akan reset pada saat arus berada di
bawah level pickup yang diatur di atas arus residual maksimum.
Rele dihubungkan dengan sekunder CT yang bagian primernya dicatu dari PT di
rangkaian pentanahan generator. Setelah mendeteksi gangguan tanah, rele ini
akan menghidupkan alarm dan mengaktifkan

generator/turbine lockout (86GT) bila diperlukan.

 Voltage Balance Relay (60V)

Rele ini digunakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah


operasi pada rele-rele lain yang juga membutuhkan masukan tegangan, seperti
rele jarak (21), reverse power (32), loss of field (40), negative-phase sequence
(46) ,(89) atau rele overcurrent baik voltage-restrained maupun voltage-
controlled (51V) karena adanya sekering VT yang putus. Sekering yang putus akan
mengakibatkan adanya perubahan yang signifikan pada tegangan yang terukur,
sehingga rele-rele tadi akan beroperasi di saat yang tidak diinginkan. Rele voltage-
balance terhubung dengan alarm, memutus regulator tegangan dari sistem, dan
memblok kemungkinan salah trip oleh rele proteksi yang kinerjanya dipengaruhi
oleh perubahan tegangan. Rele ini juga akan memastikan peralatan instrumentasi
tetap mendapatkan suplai meskipun ada sekering yang putus. Rele ini tidak
memerlukan perhitungan tertentu untuk pengaturannya, karena ia langsung
beroperasi saat ada sekering VT yang putus.

Gambar skema proteksi rele voltage-balance

Sumber:

1. IEEE Power & Energy Society. “IEEE recommended practice for protection
and coordination of industrial and commercial power systems.” IEEE std.
242-2001 (Revision of IEEE std. 242-1986) [IEEE Buff Book], 2001
2. Prabowo, Hartanto dan Rayyan, Laporan Kerja Praktik Studi Proteksi
Generator Sinkron MGT 9 PT. Chevron Pacific Indonesia Distrik Minas,
Universitas Gadjah Mada, 2013
3. Stalony, Veby Enandes, Laporan Kerja Praktik Analisis Stator Ground Fault
Generator Sinkron GENP 20 MW Pabrik-4 PT Pupuk Kalimantan
Timur,Universitas Gadjah Mada,2014

Anda mungkin juga menyukai