SOP (Standard Operating Procedures) adalah panduan hasil kerja yang diinginkan
serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dan di dokumentasikan
secara tertulis yang memuat prosedur (alur proses) kerja secara rinci dan sistematis.
Alur kerja (prosedur) tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat di implementasikan
dengan baik dan konsisten oleh pelaku. Implementasi SOP yang baik akan
menunjukkan konsistensi hasil kerja, hasil produk dan proses pelayanan seluruhnya
dengan mengacu kepada kemudahan, pelayanan dan pengaturan yang seimbang.
Tujuan dan manfaat SOP
SOP yang baik haruslah mendasarkan pada tujuan dan manfaat sebagaimana poin-
poin berikut dibawah ini:
Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung jawab kepada pegawai
yang menjalankannya.
Memudahkan proses pemahaman (penguasaan tugas) staff secara sistematis dan
general.
Menghindari “error” dalam proses kerja.
Mempermudah dan mengetahui terjadinya kegagalan, inefisiensi proses dalam
prosedur kerja, serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
kewenangan oleh pegawai yang menjalankan.
Memudahkan dalam hal monitoring dan menjalankan fungsi kontrol dari setiap
proses kerja.
Menghemat waktu dalam program training, karena dalam SOP tersusun secara
sistematis.
Prinsip Pelaksanaan SOP
Konsisten.
Komitmen.
Perbaikan berkelanjutan.
Mengikat.
Seluruh unsur memiliki peran penting.
Terdokumentasi dengan balk.
Namun perlu diketahui bahwa setiap perusahaan memiliki SOP tersendiri untuk
setiap unit mesin yang dimiliki (kemungkinan setiap perusahaan memiliki
perbedaan). Tidak ada SOP khusus untuk pengoperasian penggerak mula (prime
mover), melainkan pengoperasian penggerak mula (prime mover) termasuk ke
dalam proses Start (pengaktifan) sebuah unit pembangkit.
Secara teoritis langkah-langkah dalam pengoperasian Penggerak Mula (Prime
mover):
1. PLTD
Dalam pusat listriik terdapat bagian dari alat-alat yang perlu digerakkan dengan gaya
yang besar (>5 kg) dalam jarak yang melebihi 2cm dan harus cepat (< 1 detik)
misalnya pembukaan katup udara untuk penggerak/ start mesin diesel atau untuk
menutup pompa injeksi bahan bakar mesin diesel ketika terjadi keadaan darurat.
Gerakan semacam ini umumnya dilakukan dengan udara bertekanan > 2kg/cm 2 yang
dilakukan secara pneumatik. Katup pembuka udara tekan ini bisa digerakkan oleh
elektromagnet yang menggunakan, sebaiknya, arus searah dari baterai sehingga
apabila terjadi gangguan pasokan listrik elektromagnet ini tetap bisa bekerja. Sistem
pneumatic (udara tekan) ini memerlukan kompresor dan reservoir udara bertekanan
tinggi (> 2kg/cm2) berupa botol-botol angina. Untuk menstart mesin diesel dibutuhkan
tekanan udara sekitar 30 kg/cm 2. Keuntungan menggunakan udara tekan ini adalah
bahwa saluran udara tekanan bisa mencapai jarak sampai beberapa puluh meter dari
tempat reservoir udara tekan (botol angin) berada.
Gambar 1. Reservoir minyak bertekanan untuk system control hidrolik beserta bak minyak
penerima minyak kembali
Katup-katup satu arah bisa dibuka oleh electromagnet yang mendapat arus searah
dari baterai. Jika suatu PLTD terdiri atas beberapa unit maka banyaknya katup start
dan katup emergency adalah sama dengan jumlah unit yang ada. Magnet yang
membuka katup emergency stop diperintah oleh relai-relai yang dikehendaki oleh
system proteksi misalnya oleh relai differensial, relai tekanan minyak pelumas rendah
dan relai suhu air pendingin tinggi. Sedangkan katup start dibuka oleh electromagnet
yang ada kaitannya dengan tombol start atau handle start dari mesin diesel. Dalam
praktek setiap botol angin atau reservoir udara tekan harus dilengkapi katup
pengaman (safety valve) dan katup pembuang kandungan uap air udara yang
mengembun di dalam botol angin atau reservoir udara tekan tersebut.
Gambar 2. Single Line Diagram PLTGU dimana turbin gas distart oleh generatornya yang
dijasikan motor start
Generator utama memberikan daya kepada rel 150 kV. Rel 6,6 kV adalah rel untuk
alat-alat bantu seperti motor penggerak pompa air pendingin dan motor pengisi air
ketel. Rel 400 volt adalah rel untuk memasok berbagai alat bantu seperti :
SEE : peralatan eksitasi statis yang diperlukan sewaktu start.
SFC : pengubah frekuensi statis yang diperlukan untuk menstart generator sebagai
motor start.
Pada waktu menstart turbin gas dengan cara menjadikan generator sebagai motor
start, generator tersebut harus dilengkapi dengan kumparan asinkron kemudian distart
sebagai motor asinkron. Pada proses start ini, generator diberi pasokan 400 volt
dengan frekuensi rendah yang diatur oleh SFC. Setelah generator ini mulai berputar,
sebagai motor asinkron, frekuensinya secara bertahap dinaikkan sehingga putaran
generator terus naik dan apabila sudah mendekati putarann sinkron kemudian diberi
penguatan oleh SEE sehingga generator ini mencapai tegangan untuk parallel dengan
sistem. Kemudian generator tersebut diparalel dengan system melalui proses
sinkronisasi. Setelah generator ini parallel dengan system, langkah selanjutnya adalah
menghidupkan turbin gas.