Anda di halaman 1dari 8

SOAL-SOAL KOMPETENSI BIDANG OPERASI PLTGU

LEVEL 3 (D3)
A.
1.

Soal Uraian / Esai.


Jelaskan pengertian Beban Resistif, Induktif dan Kapasitif
Jawab :
beban resistif: adalah beban yang berupa tahanan murni seperti bola lampu
pijar, sifat arus yang sejajar dengan tegangan (sefasa).
Beban Induktif : Beban ini ditimbulkan oleh belitan seperti terdapat pada
motor listrik Transformator dan sebagainya, Belitan akan menimbulkan arus
yang membentuk sudut 90 derajat terhadap tegangan (arus mengikuti
tegangan 900)
Beban Kapasitif : Beban ini ditimbulkan oleh kapasitor yaitu dua penghantar
yang saling sejajar dan berdekatan , disini tegangan akan mengikuti arus 90
derajat.

2.

Mengapa Gas Turbin setelah Shut Down harus On Cool Down, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kesiapan GTG bila terjadi kegagalan On Cool Down setelah
Shutdown? Jelaskan !
Jawab : fungsi on cool down agar proses pendinginan pada poros turbin setelah
beroperasi berlangsung secara merata, dan mencegah terjadinya defleksi pada poros
GT
Pengaruhnya on cooldown trouble terhadap kesiapan GTG :
1. Apabila GTG dalam kondisi putaran langsung 0 rpm kurang dari 20 menit,
GTG dapat langsung distart ulang tanpa memerlukan proses on cooldown
2. Apabila GTG setelah shut down tidak berputar sama sekali lebih 20 menit,
maka GTG harus di Off Cool down sampai 48 jam, GTG dapat langsung
distart ulang dengan melihat proses on cooldown telah normal.

3.

Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan serta proses-proses yang terjadi pada
saat melakukan proses start up Gas Turbine Generator?
Jawab
1. Buka Display Komputer (PC) Mark V Main Display

2. Check start auto execute Ready To Start


3. Lakukan Start Execute.
4. Mengaktifkan sinyal start berarti meng-energizes Master Control dan Protection
Circuit ( L4 Circuit ) dan mengoperasikan peralatan-peralatan auxiliary antara lain :

Water cooler pump akan running, 88 WC1 atau 88 WC2, Pompa bahan bakar
running, 88 FD1 atau 88 FD2, blower-blower radiator akan running 88 FC1
sampai dengan 88 FC4.

Blower di Load Coupling akan running, 88 VG

Motor Torque Converter 88 TM akan mengatur kopling, motor starting 88 CR

Motor starting running crank sampai dengan 22% putaran nominal.

L4 Circuit akan mengaktifkan proses pemberian tekanan (pressure) pada trip oil
system serta menyambungkan kopling motor starting. Pada saat turbine mulai
berputar, maka sinyal L14HR akan meng-deenergizes solenoid kopling starting
20CS dan menonaktifkan hydraulic ratchet.
5. Setelah putaran Turbine mencapai 22% yang diindikasikan oleh turbine speed relay
L14HM, motor Torque Converter (88 TM) akan melepas kopling Motor Starting.
Putaran ini bermaksud sebagai purging ruang pembakaran dari gas-gas yang
mungkin bisa menyebabkan ledakan (eksplosive).
6. Putaran turbine akan turun sampai 8,5% ( 280 rpm) putaran nominal kemudian
Torque Converter (88 TM) akan menyambungkan lagi kopling motor starting (88
CR) dan Turbine putaran akan beranjak naik.
7. Bersamaan dengan itu yang terjadi, Kopling Bahan bakar Utama tersambung
dengan Accessory Gear, Compressor Booster Atomizing Air Running (88 AB), Valve
utama bahan bakar membuka (Fuel Main Stop Valve). Pengatur bahan bakar
(Governor) atau (Fuel Control By Pass Valve) akan mengatur jumlah bahan bakar,
busimenyala selama 1 (satu) menit. ( L2F ).
8. Setelah busi menyala terjadilah pembakaran diruang pembakaran dan terdeteksi
oleh ke-4 Flame detecor-nya, bila selama 1 (satu) menit busi tidak menyala (tidak
terjadi pengapian di ruang pembakaran) akan terjadi Failure to Ignite, start diulang
lagi melalui cranking dan purging.
9. Setelah penyalaan berhasil, periksa :

Kebocoran-kebocoran Sistem Bahan Bakar, Control Bahan bakar (FSR)

Periksa kebocoran-kebocoran gas di ruang bakar, selanjutnya putaran turbine


beranjak naik (Warming Up)

10. Periksa dan pantau laju (Control) pemakaian bahan bakar (FSR) :

Periksa Temperature Exhaust (TTXM) dan TTXD1 no. 1 sampai dengan no. 24.

Periksa intensitas flame detector 28 FDA sampai dengan 28 FDD

Periksa laju kenaikan putaran

Periksa vibrasi bantalan-bantalan mesin, terutama pada saat putaran kritis


73%.

11. Pada putaran 70% kopling motor starter akan terlepas penuh dan Motor Starting
akan idle selama 15 menit, dan breakernya akan off automatik. Speed relay
L14HA mengindikasikan turbine dalam keadaan accelerating.
12. Pada putaran 78% sampai dengan 80% Field Flushing Generator terjadi, maka
tegangan Generator akan beranjak naik.
13. Pada putaran 95% motor-motor pompa Auxiliary Hydraulik Pump (88 HQ) dan
Auxiliary Compressor Booster Atomizer Air (88 AB) akan off.

Blower-blower ruang Turbine 88 TK 1 dan 88 TK2 dan 88 BT1 running

Compressor Bleed Valve (4 buah akan menutup)

Solenoid-solenoid purging Gas Fuel akan menutup.

14. Turbine putaran 100% putaran nominal. Pada tampilan display Computer Mark V
Main Display akan muncul Full Speed No Load (FSNL.
15. Masukan PMS (pemisah) atau Disconecting Switch line 150 kV untuk transformator
utama. Siapkan breaker 5A atau 5AB sebagai breaker synchroon. Bila keadaan
Unit siap di synchroon dan perintah Auto Synchroon Execute.
16. Frequency dan tegangan Generator akan lebih besar sedikit daripada Frequency
dan Tegangan jaringan. Jarum synchronoscope akan berputar searah jarum jam.
Dengan kecepatan 4,2 detik dalam 1 (satu) putaran.
17. Setelah synchronoscope meter posisi jam 12, maka akan ada sinyal breaker On
dan Generator akan paralel dengan jaringan (system 150 kV).
18. Pastikan beban minimum 25 MW dan VAR Minimum 2 MVAR dengan laju
pembebanan LK 90 PSR sebesar 0,1 MW/detik.
19. Yakinkan bahwa Unit bisa dinaikkan bebannya, setelah mengevaluasi beberapa
parameter yang ada, dimana vibrasi normal selama start up dan kritikal speed
terlampaui.

Normal < 10 mm/sec.

High > 12,5 mm/sec

Trip > 25 mm/sec

Tidak ada bocoran-bocoran bahan bakar, minyak pelumas dan gas-gas panas.

Temperature Exhaust (gas buang) yang merata

Pressure Flow divider bahan bakar, pada masing-masing nozzle bahan bakar

yang merata dan tidak melebihi pressure suplaynya, yaitu :

No. 1 s/d 14 pressure nozzle-nozzle

No. 15 pressure nozzle fuel return

No. 16 pressure nozzle supply sebelum ke fuel flow divider.

Pressure minyak pelumas normal, temperature minyak pelumas dan bearing

normal. Aliran minyak pelumas normal


Tekanan minyak hydraulik normal.

20. Unit bisa dinaikkan bebannya sesuai permintaan Dispatcher (Region III).

4.

Kapan

Diverter

Damper

boleh

dioperasikan

dan

bagaimanakah

prosedur

pengoperasiannya ?
Jawab : Diverter damper boleh dioperasikan (combine cycle mode) jika:

sistem air pengisian dan sirkulasi sudah beroperasi normal

sistem bypass uap READY

vacuum condensor normal

GTG beroperasi normal minimal temperature exhaust 400 oC

Prosedur pengoperasian diverter damper sebagai berikut :


a.

Pastikan power suplai HPU diverter damper ada

b.

Pastikan permissive diverter damper sudah terpenuhi

c.

Reset semua alarm HPU diverter damper di lokal maupun di DCS

d.

Start HPU pump, pastikan tekanannya normal

e.

Buka diverter damper pertama kali 20%, selanjutnya buka setiap


kenaikan 10% sampai dengan 100% dengan interval waktu sesuai dengan
kondisi mode start (cold : 6 menit , hot start : 2,5 s/d 3 menit).

5.

Jelaskan persiapan serta langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat rooling
Steam Turbine Generator, serta parameter-parameter yang harus diperhatikan ?
Jawab :
A.

HP Steam HRSG yang distart untuk Start Steam Turbine. Bila Pressure HP
Steam sudah > 40 bar dan Temperature > 480 OC dengan flow > 75.000 kg/jam
yang di by passkan ke condenser, maka lakukan persiapan-persiapan rolling
sebagai berikut :
1. Start Hydraulic Pump Unit (HPU) dan posisikan pompa yang stand by posisi
auto, check pressure minyak hydraulic > 95 bar.
2. Steam Turbine dalam keadaan On Turning Gear 3 rpm.

3. Periksa level minyak pelumas pada batas normal, pompa minyak pelumas AC
bearing running, yang stand by posisikan auto, DC (Emergency) lube oil pump
posisi auto, pressure minyak pelumas normal.
4. Yakinkan tidak ada gesekan di dalam Steam Turbine dengan tongkat dengar.
5. Yakinkan control proximitors, vibrasi, Differential Expantion, Eccentricity,
bekerja dengan normal.
6. Vacuum condenser < 100 mmHg, temperature air condenser < 50 OC.
7. Yakinkan Main Stop Valve dan Control Valve LP steam Turbine dalam posisi
menutup rapat.
8. Yakinkan Main Stop valve dan Control valve HP Steam Turbine sisi A dan sisi
B posisi menutup rapat (lakukan dengan menekan tombol Emergency Stop)
kemudian normalkan kembali tombol push buttonnya.
9. Buka drain-drain Before dan After Seat Drain (MSV) Main Stop Valve HP
Steam A dan B. dan juga before dan After Seat drain Valve Main Stop Valve
LP Steam, posisikan ke 6 valve tersebut auto.
10. Periksa pressure Hydrogen di casing generator > 28 psi dengan purity
Hydrogen > 90%
11. Yakinkan breaker eksitasi siap diopersikan (41 AC) dan breakjer DC untuk
Field Flushing Generator.
12. Periksa pressure udara untuk breaker Generator 52 Generator > 700 kPa 7
bar.
13. Yakinkan dan line up dari Generator Steam Turbine, Disconecting Switch
Breaker 5 dan 6 posisi aman operasi, yakinkan transformator utama siap
untuk operasi dan breaker 150 kV 5A dan 5 AB untuk transformator utama
sudah masuk.
14. Yakinkan system pendingin Lube Oil Cooler, Hydrogen Generator Cooler,
Hydraulic Oil Cooler bekerja normal.
15. Periksa Gland Steam Exhauster blower, Mist Separator, Vapoor Extractor fan
sudah beroperasi. Periksa control Miscellenous drain tank level dalam
keadaan normal.
16. Periksa DC system battery charger, inverter / converter operasi. Disconecting
Switch Emergency Lube Oil Pump (DC) on stand by dan breaker control di M
CC Essential On semua.
B.

Pemanasan Line HP.

1. Buka valve equalizing dengan maksud untuk memberikan tekanan uap di


sebalik valve HRSG HP Steam Header, dengan maksud untuk memperingan
ketika membuka valve (MBV) HRSG HP Stem Header.
2. Buka valve (MBV) HRSG HP Steam Header, posisikan auto kembali.
3. Yakinkan kedua valve HP Steam Header drain posisi open auto.
4. Buka valve MBV HP Auxiliary Steam, set pressure 4,5 bar s/d 5,5 bar auto,
set temperature 250 OC.
C.

Pressure di Header HP Steam akan beranjak naik dan temperature maupun flow
steam yang di by pass akan semakin besar. Hal ini HP Steam sudah siap dipakai
untuk rolling Steam Turbine (Start Up).

6.

Mengapa temperatur LP economizer pada sistem PLTGU berbahan bakar distillate


(HSD) harus dijaga pada tingkatan temperatur tertentu ?
Jawab :
Karena pada PLTGU yang berbahan bakar distillate (HSD) gas buang yang masuk ke
HRSG mengandung kadar sulfur (belerang) yang mana kandungan belerang tersebut
dapat mengkristal pada temperature 125 oC, sehingga temperature di LP economiser
dipertahankan pada temperature di atas 125 oC yaitu pada suhu 135 oC

7.

Bagaimana anda menganalisa apabila terjadi Vacuum drop pada steam turbine dan
apa tindakan anda untuk mengatasinya ?
Jawab :
a.

Unjuk kerja vacuum pump kurang bagus diatasi dengan cara


memperbaiki kinerja vacuum pump seperti menormalkan seal water , ABV, level air
di separator tank dan heat exchanger vacuum pump

b.

Tekanan steam seal kurang diatasi dengan menormalkan tekanan


steam seal

c.

Kondenser kotor diatasi dengan pembersihan kondensor dan


mengoperasikan ball cleaning system

d.

Kondisi air laut jelek (kotor, banyak sampah) di atasi dengan


mengoperasikan debris filter

e.

Debit air laut pendingin kurang diatasi dengan mengoptimalkan


CWP dan membersihkan debris filter.

8.

Mengapa kualitas air pada sistem PLTGU harus dijaga ?


Jawab :

Kualitas air pada sistem PLTGU harus dijaga adalah untuk menghindari:
-

terjadinya Korosi dengan menjaga Conductivity

terjadinya Kerak dengan mempertahankan PH

terjadinya HP atau LP Drum berbuih/ bergolak, yang bisa menyebabkan Carry


Over dengan memberikan zat kimia

9.

Bagaimanakah cara anda menganalisa bila terjadinya kebocoran pada sistem


kondensor dan tindakan apa yang anda lakukan ?
Jawab :
1. Conductivity pada Disharge Condensate Pump akan naik
2. PH Drum akan cenderung turun, tidak disebabkan blowdown
3. Conductivity pada air pengisi akan naik, tidak disebabkan injeksi trisodium
fosfat
4. kadar chlorida cenderung naik di atas normal
Cara mengatasi
1.

kordinasi dengan petugas terkait

2.segera injeksi caustic soda


3.blowdown pada kecepatan maksimal (CBD)
4.setiap selang waktu 10-30 menit petugas labor kimia mengontrol air kondensat
5.segera meminta pengurangan beban agar dapat melokalisir kebocoran pada
kondensor dan segera diperbaiki secepat mungkin
6.sejauh mungkin membatasi pemberian air desuperheater
7.kualitas air pengisi harus dijaga pada tingkat aman
8.

jika kurang dari 6 jam telah baik kondisinya, operasi


dapat berjalan terus dan jika tidak, unit harus di shutdown dan air pengisi di
drain.

10.

Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi performance dari suatu pembangkit


(PLTGU) menurun, dan tindakan apa yang dapat anda lakukan untuk memperbaikinya
dalam batasan kewenangan anda sebagai operator !
Jawab :
a. Sisi GTG :
-

adanya pengotoran pada bagian kompressor diatasi dengan water wash

Filter air inlet kotor sehingga flow udara masuk kompressor berkurang diatasi
dengan penggantian filter yang kotor dengan filter bersih/baru.

Temperature udara luar tinggi sehingga density-nya menurun

b. Sisi HRSG :

sistem perpindahan kalor dari gas exhaust GTG dengan air pengisi terganggu
yang diakibatkan oleh pengotoran pada pipa-pipa ecomizer, evaporator dan
superheater diatasi dengan .

Adanya kebocoran uap di sistem HRSG

c. Sisi STG :
-

Vacuum kondenser jelek

Anda mungkin juga menyukai