LEVEL 3 (D3)
A.
1.
2.
Mengapa Gas Turbin setelah Shut Down harus On Cool Down, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kesiapan GTG bila terjadi kegagalan On Cool Down setelah
Shutdown? Jelaskan !
Jawab : fungsi on cool down agar proses pendinginan pada poros turbin setelah
beroperasi berlangsung secara merata, dan mencegah terjadinya defleksi pada poros
GT
Pengaruhnya on cooldown trouble terhadap kesiapan GTG :
1. Apabila GTG dalam kondisi putaran langsung 0 rpm kurang dari 20 menit,
GTG dapat langsung distart ulang tanpa memerlukan proses on cooldown
2. Apabila GTG setelah shut down tidak berputar sama sekali lebih 20 menit,
maka GTG harus di Off Cool down sampai 48 jam, GTG dapat langsung
distart ulang dengan melihat proses on cooldown telah normal.
3.
Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan serta proses-proses yang terjadi pada
saat melakukan proses start up Gas Turbine Generator?
Jawab
1. Buka Display Komputer (PC) Mark V Main Display
Water cooler pump akan running, 88 WC1 atau 88 WC2, Pompa bahan bakar
running, 88 FD1 atau 88 FD2, blower-blower radiator akan running 88 FC1
sampai dengan 88 FC4.
L4 Circuit akan mengaktifkan proses pemberian tekanan (pressure) pada trip oil
system serta menyambungkan kopling motor starting. Pada saat turbine mulai
berputar, maka sinyal L14HR akan meng-deenergizes solenoid kopling starting
20CS dan menonaktifkan hydraulic ratchet.
5. Setelah putaran Turbine mencapai 22% yang diindikasikan oleh turbine speed relay
L14HM, motor Torque Converter (88 TM) akan melepas kopling Motor Starting.
Putaran ini bermaksud sebagai purging ruang pembakaran dari gas-gas yang
mungkin bisa menyebabkan ledakan (eksplosive).
6. Putaran turbine akan turun sampai 8,5% ( 280 rpm) putaran nominal kemudian
Torque Converter (88 TM) akan menyambungkan lagi kopling motor starting (88
CR) dan Turbine putaran akan beranjak naik.
7. Bersamaan dengan itu yang terjadi, Kopling Bahan bakar Utama tersambung
dengan Accessory Gear, Compressor Booster Atomizing Air Running (88 AB), Valve
utama bahan bakar membuka (Fuel Main Stop Valve). Pengatur bahan bakar
(Governor) atau (Fuel Control By Pass Valve) akan mengatur jumlah bahan bakar,
busimenyala selama 1 (satu) menit. ( L2F ).
8. Setelah busi menyala terjadilah pembakaran diruang pembakaran dan terdeteksi
oleh ke-4 Flame detecor-nya, bila selama 1 (satu) menit busi tidak menyala (tidak
terjadi pengapian di ruang pembakaran) akan terjadi Failure to Ignite, start diulang
lagi melalui cranking dan purging.
9. Setelah penyalaan berhasil, periksa :
10. Periksa dan pantau laju (Control) pemakaian bahan bakar (FSR) :
Periksa Temperature Exhaust (TTXM) dan TTXD1 no. 1 sampai dengan no. 24.
11. Pada putaran 70% kopling motor starter akan terlepas penuh dan Motor Starting
akan idle selama 15 menit, dan breakernya akan off automatik. Speed relay
L14HA mengindikasikan turbine dalam keadaan accelerating.
12. Pada putaran 78% sampai dengan 80% Field Flushing Generator terjadi, maka
tegangan Generator akan beranjak naik.
13. Pada putaran 95% motor-motor pompa Auxiliary Hydraulik Pump (88 HQ) dan
Auxiliary Compressor Booster Atomizer Air (88 AB) akan off.
14. Turbine putaran 100% putaran nominal. Pada tampilan display Computer Mark V
Main Display akan muncul Full Speed No Load (FSNL.
15. Masukan PMS (pemisah) atau Disconecting Switch line 150 kV untuk transformator
utama. Siapkan breaker 5A atau 5AB sebagai breaker synchroon. Bila keadaan
Unit siap di synchroon dan perintah Auto Synchroon Execute.
16. Frequency dan tegangan Generator akan lebih besar sedikit daripada Frequency
dan Tegangan jaringan. Jarum synchronoscope akan berputar searah jarum jam.
Dengan kecepatan 4,2 detik dalam 1 (satu) putaran.
17. Setelah synchronoscope meter posisi jam 12, maka akan ada sinyal breaker On
dan Generator akan paralel dengan jaringan (system 150 kV).
18. Pastikan beban minimum 25 MW dan VAR Minimum 2 MVAR dengan laju
pembebanan LK 90 PSR sebesar 0,1 MW/detik.
19. Yakinkan bahwa Unit bisa dinaikkan bebannya, setelah mengevaluasi beberapa
parameter yang ada, dimana vibrasi normal selama start up dan kritikal speed
terlampaui.
Tidak ada bocoran-bocoran bahan bakar, minyak pelumas dan gas-gas panas.
Pressure Flow divider bahan bakar, pada masing-masing nozzle bahan bakar
20. Unit bisa dinaikkan bebannya sesuai permintaan Dispatcher (Region III).
4.
Kapan
Diverter
Damper
boleh
dioperasikan
dan
bagaimanakah
prosedur
pengoperasiannya ?
Jawab : Diverter damper boleh dioperasikan (combine cycle mode) jika:
b.
c.
d.
e.
5.
Jelaskan persiapan serta langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat rooling
Steam Turbine Generator, serta parameter-parameter yang harus diperhatikan ?
Jawab :
A.
HP Steam HRSG yang distart untuk Start Steam Turbine. Bila Pressure HP
Steam sudah > 40 bar dan Temperature > 480 OC dengan flow > 75.000 kg/jam
yang di by passkan ke condenser, maka lakukan persiapan-persiapan rolling
sebagai berikut :
1. Start Hydraulic Pump Unit (HPU) dan posisikan pompa yang stand by posisi
auto, check pressure minyak hydraulic > 95 bar.
2. Steam Turbine dalam keadaan On Turning Gear 3 rpm.
3. Periksa level minyak pelumas pada batas normal, pompa minyak pelumas AC
bearing running, yang stand by posisikan auto, DC (Emergency) lube oil pump
posisi auto, pressure minyak pelumas normal.
4. Yakinkan tidak ada gesekan di dalam Steam Turbine dengan tongkat dengar.
5. Yakinkan control proximitors, vibrasi, Differential Expantion, Eccentricity,
bekerja dengan normal.
6. Vacuum condenser < 100 mmHg, temperature air condenser < 50 OC.
7. Yakinkan Main Stop Valve dan Control Valve LP steam Turbine dalam posisi
menutup rapat.
8. Yakinkan Main Stop valve dan Control valve HP Steam Turbine sisi A dan sisi
B posisi menutup rapat (lakukan dengan menekan tombol Emergency Stop)
kemudian normalkan kembali tombol push buttonnya.
9. Buka drain-drain Before dan After Seat Drain (MSV) Main Stop Valve HP
Steam A dan B. dan juga before dan After Seat drain Valve Main Stop Valve
LP Steam, posisikan ke 6 valve tersebut auto.
10. Periksa pressure Hydrogen di casing generator > 28 psi dengan purity
Hydrogen > 90%
11. Yakinkan breaker eksitasi siap diopersikan (41 AC) dan breakjer DC untuk
Field Flushing Generator.
12. Periksa pressure udara untuk breaker Generator 52 Generator > 700 kPa 7
bar.
13. Yakinkan dan line up dari Generator Steam Turbine, Disconecting Switch
Breaker 5 dan 6 posisi aman operasi, yakinkan transformator utama siap
untuk operasi dan breaker 150 kV 5A dan 5 AB untuk transformator utama
sudah masuk.
14. Yakinkan system pendingin Lube Oil Cooler, Hydrogen Generator Cooler,
Hydraulic Oil Cooler bekerja normal.
15. Periksa Gland Steam Exhauster blower, Mist Separator, Vapoor Extractor fan
sudah beroperasi. Periksa control Miscellenous drain tank level dalam
keadaan normal.
16. Periksa DC system battery charger, inverter / converter operasi. Disconecting
Switch Emergency Lube Oil Pump (DC) on stand by dan breaker control di M
CC Essential On semua.
B.
Pressure di Header HP Steam akan beranjak naik dan temperature maupun flow
steam yang di by pass akan semakin besar. Hal ini HP Steam sudah siap dipakai
untuk rolling Steam Turbine (Start Up).
6.
7.
Bagaimana anda menganalisa apabila terjadi Vacuum drop pada steam turbine dan
apa tindakan anda untuk mengatasinya ?
Jawab :
a.
b.
c.
d.
e.
8.
Kualitas air pada sistem PLTGU harus dijaga adalah untuk menghindari:
-
9.
10.
Filter air inlet kotor sehingga flow udara masuk kompressor berkurang diatasi
dengan penggantian filter yang kotor dengan filter bersih/baru.
b. Sisi HRSG :
sistem perpindahan kalor dari gas exhaust GTG dengan air pengisi terganggu
yang diakibatkan oleh pengotoran pada pipa-pipa ecomizer, evaporator dan
superheater diatasi dengan .
c. Sisi STG :
-