Efesiensinya rendah.
Spare part mahal.
Umur (lifer time)nya pendek.
Biaya operasi Rp/ kWH nya relative lebih tinggi dibanding pembangkit
lain.
c. Analisa Operasi.
Hasil operasi dianalisa misalnya parameter2 operasi pressure,
temperature, level, arus, tegangan, frequency, dan beban dianalisa untuk
memberikan umpan balik bagi Perencanaan Operasi maupun bagi
Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi. Analisa operasi juga diperlukan
untuk memberikan saran-saran bagi pengembangan system serta
penyempurnaan pada pemeliharaan instalasi.
I.3.4.Rencana Operasi Pembangkit.
Di System Kelistrikan Jawa dan Bali Pengoperasian Pembangkit telah
direncanakan untuk 1 tahun yang akan datang. Kemudian di Up Date setiap,
3 bulanan, 1 bulanan, 1 Mingguan hingga harian. Rencana Pengoperasian
akan dikoordinir oleh Pusat Pengatur Beban. Pengopersian Turbine gas diatur
atau berdasarkan perintah dari Piket Pengatur Pembangkitan (Dispatcher).
Seluruh pembangkit di Jawa dan Bali setiap hari akan dilaporkan kondisi dari
pada Unit pembangkit masing2 sesuai jenis pembangkitnya. Untuk PLTG
yang biasa dilaporakan ke Piket antara lain :
Setiap 1 Jam.
Daya Active Yang Dibangkitkan.
Daya Reactive.
Frequency.
Tegangan.
Cos Q.
Setiap 24 jam.
Level Bahan Bakar (Bunker, Daily Tank) jika menggunakan BBM.
Stand Flow Meter, Pemakaian Bahan Bakar baik BBM maupun Gas untuk 24
Jam.
Stand KWH Meter Akhir.
Produksi KWH Selama 24 Jam.
Spesifik Fuel Consumption (SFC) BBM (l/ KWH), atau Gas. (SSCF/ KWH).
Selain hal2 tersebut diatas dilaporkan juga, atau kadang2 tidak, tergantung
dari situasi dan kondisi di System tersebut. Untuk saat ini tentunya sangatlah
mudah karena semua sudah bisa dilihat dari jauh (menggunakan SCADA).
Namun untuk yang belum ada facilitas2 tersebut tentunya masih
menggunakan cara lama mengguanakan tilpun, PLC atau Radio dan
dilaporkan tiap jam.
7
Selain pelaporan Unit2 yang siap beroperasi unit yang stand by, over haul,
dan gangguanpun baik Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi akan
disampaikan ke Pusat Pengatur Beban.
a.Rencana Operasi Tahunan.
Masalah masalah yang penyelesaiannya memerlukan waktu kira2 satu
tahun dicakup didalam rencana tahunan ini, misalnya rencana
pemeliharaan unit unit pembangkit yang memerlukan persiapan satu
tahun sebelumnya karena pengadaan suku cadangnya memerlukan waktu
1 tahun. Dilain pihak pemeliharaan unit unit pembangkitpun perlu
dikoordinir agar unit pembangkit yang tidak mengalami pemeliharaan dan
siap beropersi dapat cukup menyediakan daya bagi beban yang ada.
Rencana Operasi tahunan juga meliputi perencanaan alokasi energy yang
akan diproduksi dalam 1 tahun dalam setiap Pusat Listrik dalam kaitannya
dengan rencana pemeliharaan unit pembangkit, perkiraan beban tahunan,
beroperasinya unit unit baru, perkiraan hujan atau perkiraan produksi
KWH PLTA dalam tahun yang bersangkutan. Alokasi energy yang
diporoduksi oleh pembangkit2 thermal berarti pula alokasi biaya bahan
bakar yang merupakan biaya terbesar di PT PLN (Persero). Rencana
Opearsi Tahunan merupakan bahan utama bagi penyusunan Rencana
Anggaran Biaya Tahunan suatu Perusahaan Listrik.
b.Rencana Operasi Triwulanan.
Rencana Operasi Triwulanan merupakan peninjauan kembali dari Rencana
Operasi Tahunan dengan horizon waktu tiga bulan ke depan. Hal hal yang
direncanakan dalam Rencana Operasi Tahunan tetapi ternyata setelah
waktu berjalan tidak sesuai dengan kenyataan perlu dikoreksi didalam
Rencana Operasi Triwulanan. Sebagai contoh missal ada Unit pembangkit
yang baru dapat beroperasi dalam triwulanan ke 2 diperkirakan belum
dapat beroperasi dalam triwulan2 maka perlu dilakukan koreksi terhadap
Rencana Operasi Tahunan pada Rencana Triwulan Operasi 2.
c. Rencana Operasi Bulanan.
Rencana Bulanan merupakan koreksi terhadap Rencana Triwulanan untuk
horizon waktu 1 bulan kedepan. Rencana Operasi Bulanan mulai
mengandung rencana yang menyangkut langkah langkah operasional
dalam system, sedangkan Rencana Operasi Tahunan dan Rencana Operasi
Triwulana lebih banyak mengandung hal hal yang bersifat manajerial. Hal
Procedure Pengujian Keandalan Pada Unit PLTG tergantung dari Manual atau
Instruction Manual Book dari pabrik pembuatnya. Dari tahun ke Tahun cara
pengujian berdasar kepada kemajuan technologi dan pengetahuan para
enginer sendiri maka untuk beberapa tahun yang lalu dengan yang sekarang
tentualah akan berbeda. Untuk yang sekarang mungkin lebih banyak factor
koreksi yang diikutkan dalam perhitungan performance. Berikut diberikan
contoh pada Unit yang lama sekitar tahun 1975. Unit Alsthom dengan
kapasitas 21 MW.
2.1.Siklus Ideal.
Siklus ideal dari turbine gas jenis ini adalah siklus Brayton dan termasuk
system
ga
sederhana
dengan
siklus
terbuka.
Siklus
tersebut
dapat
T=
11
T = m. rb. (
= entalphi.
= o K,
12
=1-
= 0.437 l/ Kwh.
= 0.8105 lb.
= 0.8051 X 0.7475 lb/ Hp Jam (1 HP = 0.7475
kW).
= 0.6058 lb/ HP.Jam.
Rumus T Nyata
= 0.2217
= 22.17%.
13
laik
operasi
harus
terlebih
dahulu
mengadakan
sertifikat
atau
ECC
(Erection
Clearance
Certificate).
Didalam
dan
diparaf
atau
ditanda-tangani.
Didalamnya
ada
items
atau
Lingkup Pengujian.
Uji sinkronisasi.
Pengaturan Tegangan.
Pengaturan Frekuensi.
adalah
daya,
arus,
tegangan,
faktor
daya,
frekuensi,
dan
temperature bantalan.
- Pengujian kerja parallel, terdiri dari pengujian pembagian beban (Load
Share Test) dan pengujian pemindahan beban (Load Shift Test).
g. Pengujian sistem kontrol untuk memeriksa fungsinya (Fungsion Check),
misalnya kemampuan fungsi interlock antara CB(Circuit Breaker) dengan
PMS.
h. Pemeriksaan bantalan utama.
2.5.4.
tekanan, dan
Tanki air
17
Pemeriksaan dan function test System Control dan Instrument Turbine, misal :
starting system, operating system (speed control, temperature control), shut
down system, annunsiator (alarm, reset),
pengaman Turbine (Hand Trip, Mecanic Over speed, Electrik Trip System, Loss
Of Flame, Hydraulic Trip Sircuit), dlsb.
Pemeriksaan secara visual sistem udara masuk misal : air inlet duct, filter
udara, sistem control tekanan, dlsb.
Pemeriksaan Sistem Excitasi (diode, sikat arang, motor rheostat, dll), Voltage
Regulator, sistem Pendingin Generator, dlsb.
Pemeriksaan secara visual Trafo Utama, switch gear, TAX, tap exchanger, alat
ukur level, tekanan, temperatur, silicagel, tanki minyak, bushing, bocoran2
pada piping, sistem pendingin, fan radiator, sistem pengaman Bucholz relay,
sight glas, grounding system, hasil pemeriksaan lab M. Trafo, dlsb.
Periksa Ratcheting System, Jacking Oil, Turning Gear, atau Rotor Baring
(tergantung sistem mana yang dipakai).
INITIAL RUN.
18
Operation selector dipindah ke Auto (Catat operating time atau waktu startupnya).
Operasikan Unit sampai FSNL (Full Speed No Load), periksa kelainan2 bunyi
yang mencurigakan, apakah Diesel atau Motor starter terlepas sesuai dengan
waktunya, dan cooling down dengan baik, periksa seluruh sistem temperture
bantalan, tekanan M. Pelumas, vibrasi disetiap bantalan, atau badan
compresor, apakah sesuai dengan batasan.
Shut Down Unit, catat waktunya, periksa dari bunyi gesekan2 yang
mencurigakan, selanjutnya periksa apakah Ratcheting System berjalan
dengan baik.
Unit dijalankan auto sampai FSNL selama 24 jam untuk meyakinkan bahwa
semua sistem berjalan dengan baik.
RUN TEST.
Unit dijalankan sampai FSNL, dibebani/ Load Test (Uji Sinkron).
Lama Pengujian :
a. 1 jam pada beban 50% tanpa berhenti diteruskan,
b. 2 jam pada beban 75% tanpa berhenti diteruskan,
c. 1 jam pada beban 100% tanpa berhenti diteruskan,
d.
1 jam pada beban 110% tanpa berhenti (untuk mesin baru) diteruskan,
19
Evaluasi Data
Kesimpulan Kemampuan
Dan Effesiensi
Kemampuan Rendah
Kemampuan Design.
Performance Test Pertama.
Performance Test
Sebelumnya.
Kemampuan Normal
20
Setuju/ dpt disetujui
Periksa Alat2
Instrument
Tidak Normal
Kalibrasi Kembali
Normal
Evaluasi
Kemampuan
Compressor
Evaluasi Data
Penghitungan
Kemampuan
Kembali
Dst.
Penjelasan.
Jalankan Unit pada beban Base/ Peak (Temp. Control grafik exh temp vs
compressor pressure ratio).
Ambil data-data Utama :
21
2.6.2.
Evaluasi Kemampuan :
2.6.3.
baik.
- Flow Devider.
- Flow Meter.
2. Hitung pemakaian b. bakar dalam panas (kcal/ kg).
3. Hitung Heat Rate :
2
3.4.3.2
Evaluasi effesiensi.
860
Kcal / Kwh
H rs
860
Kcal / Kwh
3.4.3.3
3. Bandingkan 1 dan 2 .
Cos Q = 0.987
C (82.67 o F).
23
Compressor Ratio :
8.40 1.005
9.35
1.005
2.7.1.
0.017 Pa
100
= 1 0.00498 = 0.99
fb = 1 tidak diperhitungkan karena sudah termasuk dalam spec.
fc = 0.90 (Lihat pada grafik no 418 HA996 u/ ambient temperature
82.67 oF).
Ps / Pi =
1005
0.99
1013
24
3. Perbandingan 1 dan 2.
20. 892 Kw diharapkan.
20.916 Kw terukur.
2.7.2. Perhitungan Heat Rate (Untuk beban puncak).
Daily tank
FCS
K WS (terukur )
68.485
kcal / kwh .
20.916
25
100
ff = 1 +
0.007.29.3
100
=1+
= 1.002
fg = 1
Hrs = 3, 152. 1.02.1.002.1
Hrs = 3,221 kcal/ kwh.
5. Bandingkan :
Heat Rate = 3, 221 kcal/ kwh diharapkan.
Heat Rate = 3, 274 kcal/ kwh terukur.
2.7.3. Effesiensi Total :
Untuk membangkitkan 1 kwh dibutuhkan 860 kcal.
S
860
H rs
1. S diharapkan :
860
= 3,221 26.6%
2. S terukur :
26
860
= 3,274 26.2%
3. Bandingkan 1 dan 2.
3. PRINSIP PENGOPERASIAN PLTG.
3.1. Bagian-bagian Utama PLTG.
Untuk memahami pengoperasian PLTG tentunya perlu mengetahui terlebih
dahulu bagian2 dari Peralatan Utama dan Peralatan Bantunya serta fungsi
dari peralatan2 tersebut.
Bagian2 Utama pada turbine gas secara umum yang sederhanan adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Kompresor.
Ruang Bakar.
Turbine.
Reduction Gear.
Generator.
27
1.
2.
3.
4.
Sisi masuk.
Bagian depan.
Bagian belakang.
Sisi keluar/ tekan.
Dibagian sisi masuk terdapat sudu pengarah yang dapat diatur, bantalan No.
1, dan perapat udara tekanan rendah. Sudu pengarah sisi masuk yang dapat
diatur tersebut pada saat start atau pada saat unit tidak beroperasi berada
pada posisi 44o, dan berada pada 80o setelah kecepatan turbine diatas 95%.
Pada bagian depan terdapat susdu stator tingkat 0 s.d 3, pada bagian
belakang terdapat sudu stator tingkat 4 s.d 9, dan pada sisi keluar
kompresor terdapat sudu stator tingkat 10 s.d. 16 dan fan pengarah keluar
tingkat 1 dan tingkat 2.
Ruang Bakar.
Ruang bakar terdiri dari Nozle bahan bakar, pendeteksi nyala api, busi, liner
dan transition piece.
Udara yang digunakan untuk pembakaran digunakan untuk pembakaran
berasal dari sisi keluar kompesor, sedangkan bahan bakar masuk keruang
bakar melalui nozzle yang dipasang pada tutup liner ruang bakar. Bilamana
terjadi pengumpulan bahan bakar akibat terjadinya kegagalan start, bahan
bakar tersebut akan berkumpul pada ruang bakar No. 5 yaitu ruang bakar
yang berada di bagian yang paling rendah. Dengan demikian, pada ruang
bakar No. 5 ini dilengkapi dengan saluran pembuangan bahan bakar. Pada
saluran pembuangan bahan bakar tersebut terdapat sebuah katup yang
bekerja menutup apabila mendapat tekanan udara dari kompresor dan tetap
terbuka bila tidak ada tekanan atau gagal start. Untuk penyalaan digunakan
busi elektroda yang dipasang pada dua buah ruang bakar yaitu pada ruang
bakar No.2 dan No. 3, sedangkan penyalaan pada ruang bakar yang lain
disebabkan oleh adanya pipa saluran penghubung antar ruang bakar (cross
fire tube) yang memberikan penyalaan antar ruang bakar yang satu dengan
yang lain. Sebelum udara keluar kompresor mengalir kedalam ruang bakar,
pertama-tama harus melewati sekeliling transition piece. Hal ini akan
menimbulkan perpindahan panas dari Transition piece ke udara pembakaran
dan sekaligus merupakan pemanas awal bagi udara bakar.
Udara yang mengalir ke dalam ruang bakar (combustion chamber)
mempunyai 3 fungsi antara lain :
1. Memberikan zat pembakar kepada bahan bakar.
2. Mendinginkan bagian-bagian metal (logam) yang dilalui gas panas.
28
sesuai
dengan
Disamping itu, untuk mengetahui adanya nyala api atau tidak didalam ruang
bakar, maka dipasang pendeteksi nyala api pada ruang bakar No. 7 dan No.
8.
Turbine.
Di dalam turbine ini, gas hasil pembakaran yang bertemperature dan
bertekanan tinggi diubah menjadi tenaga pada poros untuk memutar
generator dan kompresornya sendiri. Di PLTG Unit IV PLTG Tambak Lorok
Semarang mempunyai 2 tingkat sudu turbine. Sudu tingkat pertama
merupakan sudu yang menerima tekanan tinggi, sedang sudu tingkat 2
merupakan sudu yang menerima tekanan rendah.
29
C. Motor Bensin.
D. Generatornya sendiri atau SFC (Starting Frquency Converter).
Untuk starting device yang menggunakan motor bensin hanya digunakan pada gas turbine
dengan kapasitas kecil missal 250 kVA. Di PLTG Tambak Lorok digunakan sebuah motor diesel
Detroit dengan daya 500 HP. Diesel tersebut mempunyai bagian-bagian dan perlengkapan
sebagai berikut :
1. Mesin Diesel.
a. Sistem suplai udara.
b. Sistem exhaust.
c. Sistem bahan bakar.
d. Sistem air pendingin.
e. Sistem pengaturan (throttle system).
2. Torque Conventer.
a. Sistem minyak pelumas converter.
3. Starter Diesel 88 DS.
4. Tachometer (pengukur putaran).
5. Solenoid 20 DT, 20 DV, dan 20 DA.
6. Pressure Switch 63 DM dan 63 QD.
7. Relief Valve VR 13.
Selain itu, diesel ini merupakan mesin dua siklus (2 tak) dengan 12 buah
silinder yang pemasangannya berbentuk V, dengan putaran maksimum 2300
rpm. Air pendingin diesel ini diambil dari system pendingin unit. Selain oleh
beratnya sendiri, air pendingin ini pada diesel dipompa, mengalir melalui
pendingin minyak pelumas dan water jacket menuju rumah thermostat.
Dengan adanya thermostat, sebelum mesin mencapai temperature normal
operasi, air bersirkulasi kembali kesisi masuk pompa. Akan tetapi, bila mesin
telah berada pada temperature normal, thermostat akan membuka dan
kemudian mengembalikan air kembali ke sistem air pendingin Unit.
Temperature normal operasi tersebut berkisar antara 160 o 185oF. Mesin
diesel inipun dilengkapi dengan sebuah governor pembatas putaran mekanik
dan sebuah pengoperasi throttle dua posisi yang dikontrol oleh solenoid
valve 20 DA. Bila solenoid valve 20 DA tidak bekerja maka mesin beroperasi
pada putaran idle. Sebaliknya, bila solenoid valve tersebut bekerja, maka
silinder throttle membuka penuh dan membuat mesin dalam full power
(tenaga yang tinggi). Silinder throttle mendapat suplai minyak dari sebuah
pompa kecil yang digerakkan oleh cam. Apabila throttle berada pada posisi
membuka penuh dan berada pada akhir langkah silinder maka aliran minyak
kembali ke oil carter melalui relief valave VR-13. Bilamana mesin start up, 33
CS (limit switch untuk starting cluth), solenoid 20 DV dan 20 DT harus
bekerja agar diesel starter 88 DS dapat bekerja. Ketika start, pressure switch
31
Setelah melalui katup penutup, bahan bakar dipompa oleh pompa utama
dan terus mengalir melalui filter bahan bakar tekanan tinggi, menuju ke Flow
Devider yang digerakkan oleh motor 88 FM, yang bekerja selama busi
menyala, (pergerakkan flow devider selanjutnya diakibatkan oleh gerakkan
bahan bakar sendiri) kemudian masuk ke dalam combustion chamber,
seteleh terlebih dahulu melalui check valve. Untuk pengaturan jumlah bahan
bakar yang sesuai dengan kondisi operasi dari turbine gas, maka digunakan
katup by pass bahan bakar yang akan menutup atau membuka untuk
mengembalikan bahan bakar kebagian sisi isap pompa. Menutup atau
membukanya katup tersebut diatur oleh katup servo 65 FP. Katup servo 65
FP ini dalam bekerjanya ditentukan oleh system control speedtronik sehingga
jumlah aliran yang mengalir ke ruang bakar turbine sesuai dengan kondisi
operasinya. Untuk mengamankan pompa bahan bakar dari kemungkinan
terjadinya kerusakan akibat tekanan lebih maka dipasang katup pengaman
VR-4 yang akan mengembalikan bahan bakar ke sisi isap pompa, sehingga
tekanan turun pada batas yang diperbolehkan.
32
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
hanya
menghilangkan
suplai
tekanan
minyak
pelumas
yang
35
dan
untuk
mencegah
kerusakan
turbine
gas.
System
kompresor
dinaikkan
tekanannya
beberapa
kali
lipat.
Udara
Batasan2 Temperature.
Berdasarkan pada Control Specifications untuk actual exhaust temperature
control setting, adalah penting untuk membatasi pengoperasian pada
baseline value dari exhaust temperature spreads dibandingkan dengan
data yang beikutnya. Data base line ini terutama pada saat steady state
operation setelah unit initial start-up, sebelum dan sesudah keluar
berencana, sebelum dan sesudah pemeliharaan.
Suatu point yang penting, menjaga dan mengevaluasi exhaust temperature
spreads tidak perlu ketinggian spreadnya tetapi perubahan spreadsnya
didalam periode waktu. Pembacaan yang akurat dari exhaust temperature
setiap hari dapat mengindikasikan sebuah persoalan yang berkembang.
Pelajari dan bandingkan dengan Specipication-Setting Drawing untuk
maksimum spreads temperature yang diijinkan dan batasan2 operasi
temperature wheelspace.
Thermocouple wheelspace diidentifikasi bersama dengan nomenclaturnya
pada Device Summary. Sebuah thermocouple yang jelek akan menyebabkan
sebuah High Wheelspace Differential Temperature alarm. Thermocouple
yang jelek tersebut harus segera diganti dengan yang baru secepatnya pada
saat yang tepat.
Bila temperature didalam salah satu wheelspace yang manapun lebih tinggi
seperempat kali dari setting batasan temperature, ini adalah sebuah indikasi
adanya suatu kerusakan. Tingginya wheelspace temperature bisa
disebabkan oleh hal2 berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
38
contract maka hal itu bukanlah menjadi tanggung jawab General Electric
Company.
Kenyataan bahwa generator beroperasi pada temperature dibawah 185 oF
(85oC) untuk rotor dan 140 oF (60oC) untuk stator yang diijinkan oleh AIEE
standars. Hal ini tidak berarti bahwa turbine dapat dioperasikan penuh diatas
rating pada name plate. Standard2 ini utamanya adalah untuk memproteksi
ketahanan isolasi dari thermal deterioration pada turbine yang kecil.
Temperature detector yang mengelilingi stator register mencatat
temperturte yang rendah daripada copper karena temperature drop yang
melalui isolasi dari tembaga sampai bagian luar isolasi dimana temperature
detector diletakkan. Disitu juga ada kondisi2 conductor expantions,
insulations stress, dlsb yang significant terhadap batasan2. Factor2 ini harus
sudah diantisipasi didalam Vee curves dan reactive capability curve dari
bagian2 instruksi pengoperasian generator dan mempertimbangkannya
untuk tidak melebihi nilai2 batas yang diberikan.
Mungkin juga pada salah satu Turbine Gas Generator memerlukan
reduction gear diantara Turbine dan Generator untuk memperkecil putaran
generator. Jika turbine diopersikan pada beban melebihi beban maksimum,
reduction gear tersebut pun akan dibebani melebihi kemampuannya
sehingga menurunkan life timenya.
Gas turbine secara mechanical didesign didalam batasan2 yang telah
diterangkan sebelumnya, faedah yang dapat dipakai dengan menaikkan
kapabilitas diatas name plate rating, yang bisa dilakukan pada saat
temperature ambient rendah (karena kenaikkan berat jenis udara), tanpa
melebihi temperature maksimum turbine inlet yang diijinkan.
Batasan beban dari gas turbine generator tidak boleh melebihi walaupun
ambient temperature lebih rendah daripada pada saat load limit gas turbine
tercapai. Pada kondisi ini gas turbine akan beropersi pada batasan beban
dengan sebuah inlet temperature turbine yang lebih rendah dan stresses
design pada load coupling dan poros turbine tidak akan terlampaui.
Jika turbine overload sehingga schedule temperature exhaust turbine tidak
diikuti untuk alasan malfunction atau ketidak tepatan setting dari exhaust
temperature control system, temperature inlet turbine maksimum yang
diijinkan atau exhaust temperature maksimum yang diijinkan atau
kedua2nya akan melebihi dan akan menghasilkan sesuatu yang
berhubungan dengan kenaikkan biaya pemeliharaan dan kasus2 extrim
boleh juga menghasilkan gangguan, kegagalan, atau kerusakan2 dari parts2
turbine. System temperature control akan merasakan temperature exhaust
dan memunculkan bias tertentu untuk membatasi aliran bahan bakar
41
sehingga tidak ada air inlet turbine atau turbine exhaust temperature yang
melebihi.
42
43
44
1. Lube oil heater agar minyak pelumas dapat bersirculasi dan viscositas
minyak pelumas tepat sesuai yang ditentukan.
2. Pemanasan/ pendinginan panel control sesuai kondisi cuaca.
3. Pemanasan generator.
4. Menjalankan Auxiliary Lube Oil Pump yang berjalan secara periodic
untuk mencegah pembentukan karat pada lube oil system.
5. Fuel oil heater jika terpasang untuk mempertahankan viscositas bahan
bakar sesuai yang dikehendaki.
6. Pemanasan/ pendinginan kompartement.
7. Batery charger jika digunakan.
8. Pemanasan air pendingin diesel untuk menjamin kemampuan start
cepat.
Jika diinginkan Black Start, direkomendasikan bahwa turbine distart dan
dibebani didalam 1 jam tanpa supply AC.
Pemeriksaan Menjelang Pengoperasian.
Pemeriksaan2 berikut perlu dilakukan untuk turbine yang baru beropersi
atau turbine sehabis overhaul. Jika diasumsikan bahwa turbine telah
terpasang dengan tepat mengenai alignement, calibrasi speedtronic control
system sudah sesuai spesifikasi. Standby Inspection perlu dilakukan pada
saat pompa minyak pelumas jalan :
1. Periksa seluruh sambungan2 pemipaan, kencangkan baut2 yang
kendor, buka blinds jika digunakan.
2. Inlet dan exhaust plenum dan duct sambungan harus bersih dari
benda2 asing. Seluruh acces pintu terikat.
3. Bila filter bahan bakar, udara atau minyak pelumas baru saja diganti
periksa bahwa senua cover terletak tepat dan terikat kencang.
4. Verifikasi bahwa level minyak pelumas pada tanki berada didalam level
operasi. Jika tanki sudah didrain dan didiisi kembali dengan qualitas
dan jumlah sesuai dengan yang direkomendasikan. Jika lube oil
flushing sudah tersambung diperifikasi bahwa filter sudah diganti dan
blinds jika digunakan sudah dilepas.
5. Periksa pengoperasian dari auxiliary dan emergency equipment seperti
Lube Oil Pumps, water pumps, fuel pumps, dlsb. Periksa terhadap
45
Dibawah ini adalah daftar pemeriksaan yang penting untuk unit yang
baru atau baru dioverhaul pada turbine yang mempunyai OPERATION
46
segera
AUTO.
3. Pilih START dan EXECUTE.
a. Peralatan auxiliary yang terdiri dari sebuah pompa minyak pelumas
yang digerakkan oleh motor akan menghasilkan tekanan. Dengan
adanya tekanan tersebut akan muncul SEQUENCE IN
PROGRESS.
b. Jika dilengkapi dengan starting clutch dan starting clutch tersebut
tidak bergerak, ratchet akan menggerakkan clutch. Dengan
bergeraknya clutch, tekanan minyak pelumas dan permisive2 yang
lain sudah ok pada CRT akan merubah display menjadi :
STARTUP STATUS.
STARTING.
AUTO.
START.
Jika digunakan sebuah diesel untuk start, diesel tsb akan start dan
running idle selama dua menit untuk pemanasan. Setelah periode
warm-up diesel selesai ratchet akan bekerja secara kontinyu dan diesel
menuju percepatan.
Poros turbine akan mulai berputar dan melakukan percepatan. Pada
saat mendekati 10 rpm, hydraulic ratchet akan berhenti. Primary
operator interface display akan berubah ke START-UP STATUS/
CRANKING. Zero speed signal 14HR akan muncul.
Pada saat unit mendekati 16% nominal speed, minimum speed signal
14HM akan muncul. Untuk turbine yang dipasang dengan cooling
water fan yang dayanya langsung dari terminal generator melalui UAT
(Unit Auxiliary Transformer), field flashing akan mulai mengeluarkan
tegangan untuk memberi supply daya pada fan, bisa juga field flashing
untuk menghasilkan tegangan pada generator terjadi pada operating
speed.
Jika konfigurasi unit menghendaki purging lebih dahulu pada laluan
gas, starting device akan crank gas turbine pada speed purging untuk
selama periode yang ditentukan oleh etting dari purge timer.
FSR (Fuel Stroke Reference) akan diset ke nilai firing. FSR adalah signal
electric yang menentukan jumlah bahan bakar yang dimasukkan ke
50
51
52
53
54
Normal Shutdown.
Normal Shutdown dilakukan dengan pemilihan STOP pada primary operator
interface Main Display. Proecedure shutdown akan mengikuti
secra
automatic langsung, unloading generator, penurunan speed turbine, fuel
shut off pada bagian speed dan mulai berlangsung urutan cooldown jika unit
mau berhenti.
Emergency Shutdown.
Emergency shutdown dilakukan dengan menekan tombol push bottom
EMERGENCY STOP. Sebuah emergency stop shutdown dapat dilakukan
dengan secara electric maupun mechanic. Secara mekanik dapat menekan
tombol manual emergency trip pada overspeed trip mechanism yang
terpasang disamping accessory gear. Cooldown setelah emergency
shutdown juga secara automatic memberikan permissive untuk operasi stop
yang sesuai.
Cooldown.
Segera berikutnya setelah shutdown, setelah turbine berada didalam fire
mode, rotor diputar untuk memberikan pendinginan yang merata.
Pendinginan pada turbine yang merata untuk mencegah pembengkokan
rotor, gesekan yang tidak seimbang, dan kerusakan2 yang diakibatkan oleh
start tanpa cold down. Turbine dapat distart dan dibebani kapan sa selama
siklus cooldown.
Siklus cooldown mungkin dipercepat dengan menggunakan starting device.
dalam kasus ini akan dioperasikan pada posisi cranking speed. Pada unit
yang mempunyai motor listrik sebagai peralatan startnya, operator harus
mengetahui instructions dari panjangnya waktu kemampuan motor
dioperasikan tanpa overheating.
Peralatan akhir untuk putaran cooldown adalah hydraulic ratchet yang
terpasang pada bagian torque converter. Siklus ratchet sekali setiap 3 menit
untuk berputar sekitar 47o. Penjelasan mengenai ratchet operation dan
maintenance dapat dijumpai pada Starting Sytem. Waktu minimum untuk
cooldown tergantung terutama pada ambient temperature turbine. Factor2
lain seperti arah dan kecepatan angin didalam instalasi outdoor dan udara
yang
menghembus
didalam
instalasi
outdoor.
Waktu
cooldown
direkomendasikan didalam paragraph2 berikut adalah hasil dari pengalaman
operasi General Electric Comppany didalam factory dan field testing dari Gas
Turbine GE. Dipasaran mungkin ditemukan bahwa waktu tersebut dapat
diubah sesuai dengan pengalaman dan diperpanjang dibawah kondisi2 yang
khusus.
55
sebagaimana
yang
Factor2 keandalan diatas bisa dihitung pertahun atau per hari atau keduaduanya tergantung dari kesepakatannya.
Untuk performance Unit PLTG yang baru dapat ditinjau dari :
-
diberikan
factor2
koreksi
(ketinggian,
relative
humidity,
Heat Rate hasil perhitungan harus > dengan Heat Rate yang
diharapkan (Baik pada Base Load maupun pada Peak Load).
Diuji selama > 3 X 24 Jam pada beban maksimum tanpa sela harus
dapat beroperasi tanpa gangguan dari Unit itu sendiri.
Untuk performance atau keandalan pada Unit yang lama dapat ditinjau dari :
-
SFC.
Efeciency.
Heat Rate.
58
Diuji selama > 1 X 24 Jam pada beban maksimum tanpa sela harus
dapat beroperasi tanpa gangguan dari Unit itu sendiri.
Untuk keperluan kontrak antara penjual dan pembeli listrik tergantung dari
kesepakatan ada pula yang mengharuskan Unit beroperasi lebih dari 30 X 24
jam tanpa gangguan dari Unitnya itu sendiri yang tentunya berdasar kepada
kondisi system dan pembangkitnya itu sendiri agar Unit tidak mengganggu
pembangkit yang lainnya pada system jaringan listrik (biasanya untuk
menentukan COD atau Comercial Operation Date/ atau Declaration).
==US==
59