18019020
• Operasi kondisi normal: 3 Steam Turbine Generator (STG), 3 Boilers, 4 Heat Recovery Steam
Generator (HRSG)
• Steam turbine step load capability 12%, boiler ramp up capability xx ton/minute
• Generator configuration: N + 1
• Emergency system yang terdiri dari 4 EDG (Emergency Diesel Generator)
• Plant peak operating load
- With main load: Process Trains (2 Train), BOGs (2 BOG), Desalination Package (3 Desal.)
Kondisi operasi normal dari LNG Power Plant terjadi dengan menyalanya ketiga STG dan
beroperasi secara otomatis dengan mode Load Sharing ON. Setelah STG terhubung ke line, mode
sinkronisasi STG perlu dipilih. Pada mode otomatis, kecepatan, tegangan, dan sudut fasa akan secara
otomatis diatur pada rentang sinkronisasi, sehingga ketika sinkronisasi terjadi, circuit breaker akan
tertutup secara otomatis. Pada mode manual, kecepatan dan tegangan diatur secara manual.
Untuk mematikan STG, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi. Yang pertama, sebelum
unit dimatikan, beban harus dipindahkan ke dua STG lain yang beroperasi. Transfer beban harus terjadi
secara perlahan supaya tidak terjadi overload pada STG. Agar transfer beban terjadi secara perlahan,
terdapat ramp function untuk menurunkan beban dan di akhir periode ramp down breaker generator
akan terbuka secara otomatis. Apabila terjadi ketidakseimbangan beban atau trip pada STG/boiler, load
shedding akan mengkompensasi hal tersebut.
Terdapat beberapa tahapan kehilangan daya pada sistem pembangkitan:
1. Kehilangan prime generation secara total
2. Kegagalan total EDG untuk membangkitkan prime generator agar dapat kembali on line
3. Matinya sistem cadangan yang disuplai oleh baterai
Ketika prime generation mati, sistem cadangan akan aktif untuk mendukung kendali pembangkit.
Baterai UPS (Uninterruptible Power Supply) akan menyala dan menyediakan suplai DC selama
setengah jam kepada sistem kendali pembangkit agar dapat shutdown dengan aman apabila EDG gagal
menyala.
Dalam keadaan darurat ketika pembangkitan daya mati, EDG akan menyala secara otomatis
dengan mendeteksi undervoltage untuk menyuplai beban darurat pada pembangkit (pemakaian sendiri).
Terdapat empat EDG yang masing-masing memiliki kapasitas 2,3 MW dengan tegangan keluaran 6,9
kV yang dapat mendukung suplai beban. EDG pertama akan menyala dalam 15 detik kemudian diikuti
EDG kedua setelah 2 menit. Kedua EDG tersebut akan disinkronisasi pada bus darurat. Untuk
menyalakan kembali pembangkit, diperlukan tiga EDG.
Rafif Amirulhaq Santosa
18019020
Lampiran
Bukti kehadiran di webinar: