Anda di halaman 1dari 21

2.

KINERJA PLTD

PT PLN (Persero) PUSDIKLAT – 2012


Pendahuluan
 Untuk pengukuran kinerja memerlukan data. Data
tersebut diproleh dengan mengumpulkan secara
komulatif hasil pencatatan pengusahaan yang
dilakukan oleh para operator / petugas yang
berkompoten, maupun yang terekam oleh peralatan
ukur.
Pendahuluan
 Maksud dan tujuan pengukuran kinerja :
 Sebagai alat manajemen untuk mengetahui realisasi unjuk kerja
dalam upaya pencapaian target yang telah ditetapkan.
 Memberi gambaran hasil unjuk kerja pengelolaan unit tersebut di
dalam pencapaian targetnya, sehingga dapat diambil langkah-
langkah perbaikan baik teknis/operasional, bila hasil yang
dicapai belum memuaskan.
 Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan yang
lebih baik dimasa mendatang.
 Sebagai dasar acuan manejemen untuk menilai tingkat
keberhasilan unit organisasi maupun personil yang
menanganinya.
Data-data pengusahaan PLTD
 Adapun data-data pengusahaan yang diperlukan
dalam hal kinerja ialah :
 Spesifikasi unit PLTD meliputi merk,type no.seri dan
daya terpasang
 Jumlah produksi energi listrik bruto
 Jumlah pemakaian sendiri energi listrik
 Jumlah pemakaian bahan bakar perperiode
 Jumlah pemakaian minyak pelumas perperiode
 Jumlah / daya mampu unit pembangkit
 Beban puncak perperiode
Data-data pengusahaan PLTD-Lanjutan

 Jumlah gangguan perperiode


 Jumlah jam keluar secara operasi
 Jam yang tersedia untuk operasi
 Jumlah jam operasi pembangkit
 Jumlah biaya pemeliharaan perperiode
 Jumlah jam keluar untuk pemeliharaan secara rutin
(preventif)
 Daftar rencana pemeliharaan
Data-data pengusahaan PLTD-Lanjutan

 Dari data-data operasi tersebut dapat diketahui / dihitung


mengenai
 Efisiensi
Hasil perbandingan antara capaian dengan sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan capaian tersebut,secara singkat
efesiensi adalah perbandingan antara output dengan input.
Sasaran efesiensi salah satunya adalah penghematan.
 Keandalan
Suatu indikator tingkat kemampuan, kelancaran, ketahanan
maupun keamanan suatu SPD dalam operasinya untuk
memproduksi tenaga listrik (KWH) sesuai keperluan / target yang
telah direncanakan.
Indikator Kinerja Efisiensi
 Indikator kinerja efesiensi terdiri dari :
 Faktor kapasitas (capacity factor)
 Faktor produktivitas (out put factor)
 Faktor beban (load factor)
 Konsumsi bahan bakar spesifik (specific fuel oil consumption)
 Faktor konsumsi minyak pelumas (specific lub oil consumption)
 Efisiensi thermal (thermal efficiency)
 Biaya pemeliharaan spesifik
 Faktor waktu pemeliharaan
 Setiap indikator kinerja tersebut dalam periode tertentu ditentukan
besarnya target yang akan dicapai agar dapat ditentukan bahwa suatu
PLTD / SPD akan di operasikan atau tidak dengan nilai efisiensi yang
ada.
Indikator Kinerja Efisiensi -
Lanjutan
 Namun terkadang meskipun efesiensi dari pembangkit
kurang baik tetap juga dioperasikan . Hal ini dibuat
demikan karena ada pertimbangan lain misalnya :
 Untuk menghindari pemadaman karena daya cadangan tidak
ada, sedangkan unit lain ada yang sedang mengalami
pemeliharaan.
 Untuk mengembangkan suatu daerah seperti listrik pedesaan
yang unitnya terbatas
 Untuk menjaga keandalan sistem bila ada acara - acara penting
contoh seperti misalnya PLTD Senayan untuk mensuplai
energi listrik kantor DPR bila ada acara penting / sidang.
1. Faktor Kapasitas (Capacity Factor)

 Faktor kapasitas merupakan tolok ukur besarnya


pemanfaatan unit pembangkit untuk memproduksi
tenaga listrik secara keseluruhan dalam kurun
waktu tertentu berdasarkan daya yang tersedia
2. Faktor Produktivitas (Out put Factor)

 Merupakan kemampuan memproduksi tenaga


listrik dari suatu SPD dalam periode tertentu
dengan daya yang tersedia.
 Faktor produktivitas secara normal antara 65 - 85
% dalam waktu operasi 1 tahun.
3. Faktor Beban (Load Faktor)
 Faktor beban merupakan tolok ukur pemanfaatan
daya pada saat beban tertinggi / beban puncak
(peak load) dalam memproduksi tenaga listrik
(KWh) semaksimal mungkin
4. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (Specific Fuel
Oil Consumption)

 Konsumsi / pemakaian bahan bakar spesifik adalah


pemakaian bahan bakar yang digunakan untuk
membangkitkan / memproduksi setiap satu satuan tenaga
listrik (KWh).
 Pemakaian bahan bakar spesifik adalah untuk mengetahui
tingkat pemakaian bahan bakar pada suatu unit pembangkit
tenaga listrik/PLTD, apakah unit tersebut masih berada pada
tingkat yang wajar sehingga menguntungkan atau sebaliknya.
 Sebagai tolok ukur (pedoman) besamya nilai konsumsi bahan
bakar spesifik mengacu pada standard PLN (SPLN. 79 :
1987).
4. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
(Specific Fuel Oil Consumption)
-Lanjutan
 Pemakaian bahan bakar perlu mendapat perhatian
serius , mengingat biaya operasi yang terbesar ± 60
% adalah pemakaian bahan bakar, maka bila suatu
SPD angka pemakaian bahan bakar spesifik
tersebut terlalu besar melebihi standard SPD
tersebut perlu perbaikan / pemeliharaan khusus.
TABEL PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SPESIFIK
SATUAN PEMBANGKIT DIESEL (Sumber : SPLN 79 :
1987)
Pemakaian Bahan Bakar Spesifik ( SFC)
Unit
Kelas SPD Beban 100 Beban 75 % Beban 75 %
No.
% gr / kWh gr / kWh gr / kWh
             
PLTD
1 Bakal   230 - 260 230 - 280 240 - 300
100 kW      
Berat Jenis HSD = 0,84          
Berat Jenis MFO = 0,95
2 PLTD Kecil        
250 kW 230 - 250 230 - 250 240 - 290
500 kW 220 - 240 220 - 250 230 - 260
  1000 kW 210 - 230 210 - 240 220 - 240
200 - 220 200 - 220 210 - 240
 
3  PLTD Sedang
  2500 kW 195 - 215 195 - 210 200 - 220
  4000 kW 195 - 210 195 - 205 200 - 215
  6000 kW 190 - 205 190 - 900 195 - 210
  8000 kW 190 - 205 190 - 200 195 - 210
         
4 PLTD Besar       
12.00
  0 kW 185 - 200 180 - 200 190 - 210
           
5. Konsumsi Minyak Pelumas Spesifik
(Specific Lub Oil Consumption)
 Pemakaian minyak pelumas spesifik prinsipnya sama
dengan pemakaian bahan bakar spesifik yaitu
pemakaian minyak pelumas yang digunakan
sebenarnya selama memproduksi setiap satuan
tenaga listrik (KWh) yang dibangkitkan.
 Untuk mengetahui tingkat efisiensi maupun kondisi
pada bagian-bagian yang mendapatkan pelumasan
terutama dengan adanya gangguan kebocoran,
clearance (celah) pada bearing - bearing, keausan
ring piston dll.
 Untuk memantau pemakaian minyak pelumas
spesifik yang terlalu besar juga memperhatikan
warna asap / gas buang, temperatur minyak
pelumas, kebocoran pipa ­pipa penyaluran.
TABEL PEMAKAIAN MINYAK PELUMAS SATUAN
PEMBANGKIT DIESEL (Sumber : SPLN :79 1989)

  Pemakaian Minyak Pelumas


No Kelas SPD ( pada beban 100%)
  1tr/jam
       
 1 PLTD Bakal  
  Kelas 100 kW 0,1 - 0,2
     
 2 PLTD Kecil
  Kelas 250 kW 0,3 - 0,7
  501 kW 0,5 - 1,0
  751 kW 1 - 1,5
  1000 kW 1,5 - 2,5 
     
 3 PLTD Sedang
  2500 kW 2,5 - 4,5
  4000 kW 6 - 11
  6000 kW 6 - 12,5
  8000 kW 7 - 20
     
 4 PLTD Besar  
  12.000 kW 8 - 25
6. Efisiensi Thermal (Thermal Efficiency)

 Efisiensi thermal merupakan tolok ukur


pemanfaatan energi yang diberikan oleh bahan
bakar yang diproses pada mesin pembangkit
(PLTD) menjadi energi yang dapat dihasilkan oleh
generator dalam bentuk energi/tenaga listrik (KWh)
bruto.
6. Efisiensi Thermal (Thermal Efficiency) -
Lanjutan

 Besarnya efisiensi thermal menurut standar


PLN(SPLN)111 - 4 - 1995 antara 35 - 40 %. Pada
produksi mesin-mesin yang baru / modern maka faktor
efisiensi thermal selalu di tingkatkan di antaranya dengan
cara :
 Menggunakan turbo charger
 Meningkatkan kwalitas pendinginan udara pembakaran,
 Meningkatkan kwaltitas bahan/material ruang bakar dan
laluan gas hasil pembakaran
 Mengurangi hambatan-hambatan / mekanis (memperbaiki
sistem pelumasan)
6. Efisiensi Thermal (Thermal Efficiency) -
Lanjutan

 Adapun penyebab nilai efisiensi thermal rendah disebabkan


adanya loses-loses (kerugian-kerugian) panas akibat
pembuangan panas, proses dan gesekan. Kerugian - kerugian
panas tersebut diantaranya :
 Panas yang ikut terbuang bersama gas buang ± 29,5 %
 Panas yang diserap Charge air cooler ± 12,5 %
 Panas diserap lube oil cooler ± 5 %
 Panas yang diserap jacket cooler ± 9 %
 Kerugian panas pompa-pompa ± 1,8 %
 Kerugian panas radiasi yang di pancarkan melalui body mesin ± 2 %.
 Kerugian alternator 1,5 %
Diagram Balans Panas

Anda mungkin juga menyukai