Anda di halaman 1dari 13

BAB IV SISTEM PENGENDALIAN EMERGENCY DIESEL ENGINE GENERATOR 760 kW SAAT HEAVY FAULT

4.1

FUNGSI UMUM Generator adalah sebuah alat yang merubah energi mekanik menjadi

energi listrik. Energi mekanik diperoleh dari mesin penggerak seperti mesin diesel, turbin dan lain-lain. Secara umum fungsi generator adalah untuk mensuplai arus pada sistem kelistrikan. Proses pembangkitan listrik pada generator menggunakan prinsip induksi yaitu apabila terjadi perpotongan medan magnet dengan penghantar, maka pada penghantar akan timbul gaya gerak listrik.

4.2

EMERGENCY DIESEL ENGINE GENERATOR 760 kW Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu : pusat

pembangkit lisrik, saluran transmisi, dan sistem distribusi. Di PT. Pupuk Iskandar Muda mempunyai dua unit pembangkit yaitu :
a. Gas Turbin Generator dengan kapasitas 20 MW sebagai pembangkit

utama yang melayani kebutuhan pabrik, kantor dan perusahaan.


b. Diesel Engine Generator dengan kapasitas 760 kW sebagai pembangkit

emergency

30

Apabila terjadi gangguan pada pembangkit utama ( Gas turbin Generator ) kebutuhan akan energi listrik tersebut diatas akan terhenti, sementara untuk menanggulangi hal tersebut maka pembangkit diesel engine generator emergency yang berkapasitas 760 kW akan start secara otomatis dengan delay waktu 10 detik untuk mensuplai daya ke beban-beban kritikal seperti UPS, Baterai charger, fire alarm, pompa-pompa, lampu-lampu emergency dan lain-lain.

Gambar 4.1 Diesel Engine Generator 760 kW Generator emergency 760 kW yang digerakkan oleh mesin diesel sebagai pembangkit tenaga listrik untuk mensuplai tenaga lisrik kepada peralatan yang kritikal, apabila pembangkit utama mati atau trip. Pembebanan juga dilakukan secara otomatis kepada Diesel Emergency Generator. Namun sebelumnya peralatan UPS dengan sumbernya dari baterai sudah mensuplai tenaga listrik ke peralatan seperti PLC.

31

4.2.1 Kehandalan Diesel Engine Generator 760 kW 1. Bahan bakarnya mudah diperoleh. 2. Dapat mensuplai daya tarik secara tepat ( 10 detik ) setelah disuplai daya tarik utama terputus (Tingkat Akselerasi sangat tinggi di bandingkan dengan penggerak lainnya). 3. Konstruksinya sederhana, serta mudah dalam pemeliharaan. 4. Mempunyai variasi tegangan dan jangkauan yang luas.

4.2.2 Prinsip Kerja Diesel Engine Generator 760 kW (Generator Emergency) Prinsip kerja generator sama saja dengan mesin diesel biasa, dimana solar yang telah dikabutkan dimasukkan kedalam ruang pembakaran dan diberi tekanan mula sehingga terjadi kenaikan temperature dan terjadinya pembakaran. Panas pembakaran diperoleh dari kompresi udara didalam silinder, akibat dari gerak piston mesin tersebut, udara di dalam piston dikompres sedemikian rupa, lalu bahan bakar di semprotkan. Adapun langkah-langkah Diesel Engine ini adalah sebagai berikut : 1. Langkah pengisapan (suction) Selama langkah ini, posisi katub pemasukan terbuka, sedangkan katub pembuangan tertutup. Piston penggerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB), dimana dalam hal ini terjadi pengisapan udara ke dalam silinder dan poros berotasi 180o 2. Langkah kompetensi (comperension Stoke) Selama proses ini udara yang masuk pada langkah pertama, dikompres dengan penggerak piston dari TMB ke TMA untuk menghasilkan udara bertekanan dan bertemperature tinggi agar mepunyai energi yang cukup

32

untuk melakukan proses pembakaran. Pada saat piston berada pada titik mati atas (TMA), bahan bakar yang disemprotkan ke ruang silinder dengan bantuan pompa injector, selama ini pula kedua katub tertutup rapat. Langkah 1 dan 2 mengasilkan satu kali putaran poros. 3. Langkah usaha (power stoke) Akibat proses pembakaran tadi, piston terdorong dari TMA ke TMB akan timbul tenaga, dimana kedua katub tertutup rapat. 4. Langkah pembuangan (Exaust stoke) Pada langkah ini, piston bergerak dari TMA ke TMB, yang mana selama langkah ini katub buang terbuka sehingga hasil pembakaran keluar dari silinder dan katub masuk tertutup. Proses ini belangsung secara terus menerus yang menghasilkan gerak putar pada poros mesin. Putaran poros mesin yang dihasilkan akan memutar poros generator yang berkopling langsung, sehingga bila rotor generator diberi medan penguat akan membangkitkan tegangan yang diinginkan. Penguatan jenis rotating field terpasang satu poros generator, maka generator akan menghasilkan tegangan sesuai dengan besarnya arus penguat.

4.2.3 Klasifikasi beban-beban emergency Beban-beban listrik di pabrik PT. PIM pada saat normal operasi seluruhnya di suplai dari Generator Utama dengan kapasitas 20 MW. Tetapi apabila terjadi Power Failure (generator utama mati), maka beban darurat dan beban kritis disuply oleh Diesel Engine Generator. Yang dimaksud beban darurat adalah beban-beban listrik seperti motor penggerak pompa pelumasan. Polish water dan lampu penerangan emergency serta pompa pemadam kebakaran.

33

Beban darurat didefinisikan sebagai beban yang selalu mendapat pelayanan daya listrik dengan toleransi pemutusan 0 detik. Pada saat daya listrik cadangan ( Emergency ). Sumber daya listrik cadangan yang dipakai untuk mensuplai beban darurat ini adalah Generator yang digerakkan oleh Diesel Engine.

4.3

Gangguan Yang Terjadi Pada Emergency Diesel Engine Generator 760 kW Sebagai bagian yang penting dari suatu sistem pembangkit, generator

harus dikenali segala bentuk gangguan yang mungkin terjadi antara lain

4.3.1

Heavy Fault Trouble Heavy Fault Trouble merupakan suatu gangguan yang serius yang

menyebabkan kerusakan pada diesel engine dan generator, dalam keadaan ini engine dan generator akan stop/trip dan akan memberikan indikasi dan alarm pada kontrol panel sebagai indicator.

Klasifikasi dari gangguan Heavy Foult Trouble adalah : 1. Over Speed 2. Oil Pressure 3. Water Level Radiator 4. Over Voltage 5. Under Voltage 6. Earth Leakage

34

4.3.2

Spesifikasi DEG 63-GH 7001 SPESIFIKASI DEG 63- GH 7001 Manufacture Generating Set No Type Built Output Volt Engine Oil Oil Sump Cont Weight : BOBININDUS BELGIUM : BOB 8444 : MW-LS 1010 E / BS : 04/2001 : 950 kVA : 3 x 480 Cos : 0.8 F : 50 Hz

Current: 1142.7 Amp

: Q8 T 500 15W/40 (API CF-4/SG) : 85 85 L : 6000 Kg

ALTERNATOR Manufacture Type Power Rpm Temp ab AVR Date Quantity Grase Merk DE Brg NDE Brg : LEROY SOMER PS 0030388 : LSA 501 S4-4P No. 167753-1 Ip. 23 : 760 kW : 1500 : 40 : R449 + R726 : 02 2001 : 50 grm : Shell Alvania G3 : 6226 C3 : 6226 C3 Cos : 0.8 Phs : 3

F : 50 Hz

35

4.4

Sistem Pengendalian Emergency Diesel Engine Generator 760 kW Saat Heavy Fault

Heavy Fault Troubles merupakan suatu gangguan yang serius yang menyebabkan kerusakan pada diesel engine dan generator, dalam keadaan ini kedua engine dan generator akan stop/trip dan akan memberikan indikasi dan alarm.

4.4.1

Heavy Fault Troubles Pengaturan sistem kendali diesel engine generator emergency pada saat

heavy fault

1. Over Speed

Putaran atau speed pada diesel engine generator emergency ini dideteksikan oleh E5 (Card Over Speed/Firing Speed). bila speed 120% dari rate normal speed, maka alat proteksi over speed ini akan bekerja. Maka dapat dihitung rate normal speed :

Maka batasan over speed pada diesel engine generator emergency dihitung sebagai berikut :

Over speed=120% rate normal speed = 120% x 1500 RPM = 1800 RPM. Dari perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa alat proteksi over speed ini bekerja pada speed 1800 RPM dengan memberikan komando untuk mentripkan engine, MCB ( Miniatur Circuit Breaker ), alarm dan lampu indikator akan menyala. Sistem kerja kendalinya sebagai berikut :

Ketika speed Engine Generator 120% dari speed normal (180%), E5 (Over Speed/firing Speed) bekerja dan memerintahkan untuk menarik plat penghubung aliran ke dioda. Terhubungnya plat tersebut membuat aliran

36

listrik mengalir melewati 2 dioda menuju lampu indikator OVER SPEED dan menyala. Serta membunyikan Alarm, Relay K21B bekerja dan membuat kontaknya menutup. Pada Waktu bersamaan E5 (Over Speed/Firing Speed) memerintahkan K44S (Over Speed Relay) bekerja dan menutup kontaknya. Dengan bekerjanya Relay K44S (Over Speed Relay) maka akan menutup kontaknya dan Relay K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay) Bekerja. Maka aliran listrik akan menuju MCB dan membuat generator trip/stop. Setting Stopping Timer Device Relay adalah 2 Detik untuk waktu kerjanya. bisa kita lihat pada lampiran Diagram.

2. Oil Pressure

Selama operasi tekanan lube oil bearing ini dideteksi oleh B31 (Engine Pressure Shutdown). Bila tekanan lube oil bearing turun dibawah 1,2 kg/cm2, maka engine shutdown akan menutup. Alat proteksi engine lube oil pressure switch akan memberi komando untuk mentripkan engine, MCB (Miniatur Circuit Breaker), alarm dan lampu indikator akan menyala Sistem kerja kendalinya sebagai berikut :

Kontak B31(Engine Pressure Shutdown) menutup disaat tekanan lube oil engine < 1,2 kg/cm2. Dengan menutupnya kontak B31 (Engine Pressure Shutdown) ini membuat aliran listrik mengalir K22S (Oil Pressure Relay). K22S (Oil Pressure Relay) bekerja sehingga aliran listrik menuju dioda membuat aliran listrik mengalir melewati 2 dioda menuju lampu indikasi OIL PRESSURE dan menyala. Serta membunyikan Alarm. Pada saat K22S (Oil Pressure Relay) bekerja maka K22S (Oil Pressure Relay) ini menarik plat penghubung ke K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay). K33P (Stopping Timer Device Relay) bekerja sehingga aliran listrik menuju ke MCB membuat Diesel Engine Generator trip/stop. Setting Stopping Timer Device Relay adalah 2 detik untuk waktu kerjanya. bisa kita lihat pada lampiran Diagram.

37

3. Water Level Radiator

Selama operasi temperature air pendingin mesin dideteksi oleh B421 (Water Level Radiator). Bila temperature air pendingin mesin naik di atas 90oC (Temperature air pendingin jacket pada silinder mesin). Alat proteksi B421 (Water Level Radiator) ini memberikan komando untuk mentripkan engine, MCB ( Miniatur Circuit Breaker), Alarm dan lampu indikator akan menyala. Sistem kerja kendalinya sebagai berikut :

Kontak B421 (Water level Radiator) menutup disaat temperatur air pendingin mesin diesel engine > 90oC. Dengan menutupnya kontak B421 (Level Switch Coolant) membuat aliran listrik mengalir ke K52S (Water Level Radiator Relay). Menarik plat penghubung ke dioda sehingga membuat aliran listrik mengalir melewati 2 dioda menuju lampu indikasi WATER LEVEL RADIATOR dan menyala. K52S (Water Level Radiator Relay) bekerja dan membuat kontaknya menutup. Sehingga membuat aliran listrik mengalir ke K33B, K33P(Stopping Timer Device Relay). K33P(Stopping Timer Device Relay) membuat kontaknya menutup. Dengan bekerjanya K33P (Stopping Timer Device Relay), maka aliran listrik menuju dan mentripkan MCB sehingga generator trip/stop. Setting Stopping Timer Device Relay adalah 2 detik untuk waktu kerjanya. Bisa dilihat pada lampiran diagram

4. Over Voltage

Perhitungan Generator Over Voltage Relay Pengaturan tegangan dalam per% Pengaturan tap Pengaturan waktu Kapasitas tegangan generator pada kondisi normal PT Ratio = 118% = 130 V = 0.1 detik = 480 V = 480/110 V

38

pengaturan tegangan lebih

x118%

= 566,4 V Kenaikan tegangan (bekerja) = 566,4 V-480 V (118%-110%=18%) = 86,4 V

x 18 % =86,4 V (Sisi sekunder) Pada sisi primer = x 118% = 129,8 V

Over Voltage Relay bekerja mengoperasikan MCB pada tegangan 129 V Jadi, pengaturan tap 130 V= x100%

Kenaikan tegangan 130 V-110 V =20 V (18%) Bila tegangan terminal Diesel Generator naik atau melebihi 118% dari tegangan rated 480 V=118% X 480 V=566,40 V maka alat proteksi Over Voltage akan bekerja untuk menutup (Closed). Alat proteksi Over Voltage ini memberikan komando untuk mentripkan engine, MCB, Alarm dan lampu indikator akan menyala. System kerja kendalinya sebagai berikut : Disaat tegangan keluaran Generator 118% dari tegangan normal atau 566,40 V di jaringan sedangkan pada alat proteksi Over Voltage Relay 130 V. K113 (Sensor Over Voltage Relay) akan bekerja dengan waktu kerjanya 0,1 detik. Kontak K113 (Sensor Over/Under Voltage Relay) menutup. Dengan menutupnya kontak K113 (Sensor Over/Under Voltage) membuat aliran listrik mengalir ke K42S (Over Voltage relay) dan aliran listrik melewati 2 dioda menuju lampu indikasi OVER VOLTAGE dan lampu indikator menyala, K42S (Over Voltage relay) bekerja membuat kontaknya menutup. Sehingga membuat aliran listrik mengalir ke K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay). K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay) membuat kontaknya menutup, Alarm berbunyi. Dengan bekerjanya K33P (Stopping Timer Device Relay), maka aliran listrik

39

menuju dan mentripkan MCB sehingga Generator trip/stop. Setting Stopping Timer Device Relay adalah 2 detik untuk waktu kerjanya. Bisa dilihat pada lampiran diagram

5. Under Voltage

Perhitungan Generator Under Voltage Relay Pengaturan tegangan dalam per% Pengaturan waktu Kapasitas tegangan generator pada kondisi normal PT Ratio = 74.5 % = 0.8 detik = 480 V = 480/110 V

Pengaturan tegangan lebih

x 74,5%

= 357.5 V Jadi, under Voltage Relay (27G) bekerja pada tegangan 357,5 V. atau (480 V-357,5 V = 122,5 V) kehilangan tegangan 122,5 V.

Tap Under Voltage Relay bekerja =

x 74,5% = 81,95 V= 82 V

x 100= 74,5 %

Turun tegangan = 110 V-82 V=28 V (

x100 %=25,5 %)

Bila tegangan terminal Diesel Generator turun dibawah 74,5 % dari tegangan rated 480 V =74,5% X 480 V= 361,92 V (Closed). Alat proteksi Under Voltage memberikan komando untuk mentripkan engine, MCB, Alarm dan lampu indikator akan menyala. System kerja kendalinya sebagai berikut :

40

Disaat tegangan keluaran generator turun 74,5% dari tegangan normal atau 357,5 V di jaringan sedangkan pada alat proteksi Under Voltage Relay 82 V. K113 (Sensor Under Voltage Relay) akan bekerja dengan waktu kerjanya 0,8 detik. Kontak K113 (Sensor Over/Under Voltage Relay) menutup. Dengan menutupnya kontak K113 (Sensor Over/Under Voltage ) membuat aliran listrik mengalir ke K42S (Over Voltage relay) dan aliran listrik melewati 2 dioda menuju lampu indikasi OVER VOLTAGE dan lampu indikator menyala, K42S (Over Voltage relay) bekerja membuat kontaknya menutup. Sehingga membuat aliran listrik mengalir ke K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay). K33B,

K33P(Stopping Timer Device Relay) membuat kontaknya menutup, Alarm berbunyi. Dengan bekerjanya K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay), maka aliran listrik menuju MCB dan trip sehingga Generator trip/stop. Setting Stopping Timer Device Relay adalah 2 detik untuk waktu kerjanya. Bisa dilihat pada lampiran diagram.

6. Eart Leakage

Perhitungan Over Current Ground Relay Pengaturan tap Pengaturan waktu CT Ratio Kapasitas arus Generator Arus netral = 0.5 A = 0,4 detik = 200/5 A = 40 A = 527 A = 40 A x 0,5 A = 20 A

x100%=3,7%)

Jadi, Over Current ground Relay pada arus 20 A Selama Generator dalam keadaan running (normal operasi), bila gulungan (Winding) pada Generator terjadi ground, maka alat proteksi Grounding

41

Over Current akan bekerja untuk menutup (closed). Alat Proteksi Over current ini akan memberikan komando untuk mentripkan engine. MCB, Alarm dan lampu indikator akan menyala. Sistem kerja kendalinya sebagai berikut : Disaat arus fasa ke tanah Generator 20 A atu 3,7 % arus normal Generator Dideteksi oleh K131(Diferensial Relais) akan bekerja dengan waktu kerjanya 0,4 detik. Kontak K131 (Diferensial Relais) menutup. K131 (Diferensial Relais) membuat aliran listrik mengalir ke K132S (Grounding Over Current Relay) dan aliran listrik melewati 2 dioda menuju lampu indikasi GROUND dan menyala. K132S (Grounding Over Current Relay) bekerja membuat kontaknya menutup. Sehingga membuat plat penghubung ke ke K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay) terhubung. K33B, K33P (Stopping Timer Device Relay) bekerja dan membuat kontaknya menutup, Alarm berbunyi. Dengan bekerjanya K33P (Stopping Timer Device Relay), maka aliran listrik menuju MCB dan trip sehingga generator trip/stop. Setting Stopping Timer Device Relay adalah 2 detik untuk waktu kerjanya. Bisa dilihat pada lampiran diagram.

42

Anda mungkin juga menyukai