Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DETERMINAN MATRIKS
Dosen : Drs. Lomo Mula Tua, MM.
Mata Kuliah : Aljabar Linier

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Fachran Sandi 1810511049
Ivan Adhitya Kuncoro Adji 1810511066
Sheila Gabriela Barus 1810511072
Bagas Aditya Wibisono 1810511075

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta


Fakultas Ilmu Komputer
Jurusan Informatika
2019

i
Kata Pengantar

Dengan puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya
dan kebaikanNya kepada kami, sehingga makalah yang berjudul Determinan Matriks ini dapat
kami selesaikan.

Makalah ini telah kami susun dan mendapat bantuan dari beberapa buku sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Namun terlepas dari itu semua, kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini dari segi kalimat atau susunan bahasa. Oleh
karena itu kami sangat menerima segala kritik dan saran dari pembaca untuk menympurnakan
makalah ini.

Kami berharap, semoga dengan adanya makalah yang berjudul Determinan Matriks ini
mampu memberi manfaat yang bagi semua orang yang membaca dan mempelajarinya.

Jakarta, 28 Februari 2019

( Ketua Kelompok )

ii
Daftar Isi

BAB I........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ....................................................................................................................... 1
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1
BAB II....................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Matriks dan Determinan ........................................................................................... 2
2.2 Review Matriks ............................................................................................................................. 3
2.3 Sifat - Sifat Determinan ................................................................................................................ 6
2.4. Minor ........................................................................................................................................... 7
2.5 Kofaktor ........................................................................................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................................... 14
PENUTUP .............................................................................................................................................. 14
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................................. 14
3.2 SARAN ......................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 15

iii
4
5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Aljabar Linier.
Tugas ini disusun dengan mempelajari materi tentang “Determinan Matriks”. Dalam materi
determinan matriks ini yang akan membahas antara lain : Review matriks, minor dan kofaktor
determinan, nilai determinan, sifat-sifat determinan, dimana materi ini akan menjadi
pembelajaran kepada kita di semester dua ini sebagai bab ke-5 pada mata kuliah Aljabar Linier.

1.2 Tujuan Penulisan


Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai pada mata kuliah Aljabar
Linier sebagai tugas makalah. Selain itu tugas ini juga bertujuan untuk kami pelajari sebagai
materi pada mata kuliah Aljabar Linier.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah kita dapat mempelajari dan menganalisis
materi atau soal-soal dari determinan matriks, dan makalah ini pun dapat dibaca dan dipelajari
oleh siapapun yang membutuhkannya.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan makalah pada makalah ini adalah :

1. Apa itu Determinan?


2. Apa saja sifat-sifat Determinan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Matriks dan Determinan


Matriks adalah susunan elemen-elemen (biasanya bilangan-bilangan) yang disusun
berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari beberapa baris dan beberapa kolom/lajur dan
diberi kurung biasa atau dikurung siku.

Bentuk umum suatu matriks Aₘₓₙ adalah suatu matriks yang terdiri dari ₘ baris dan ₙ
kolom/lajur sebagai berikut:

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑘


𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑘 ).
𝐴=( … … … … …
𝑎𝑗1 𝑎𝑗2 𝑎𝑗3 … 𝑎𝑗𝑘

Matriks ukuran 4 x 6, berarti terdiri dari 4 baris dan 6 kolom.

Determinan merupakan fungsi dari matriks bujur sangkar, n x n, ke bilangan real.


Untuk setiap matriks bujur sangkar A terdapat nilai karakteristi yang dikenal sebagai
determinan, biasa ditulis det (A) atau |𝑎𝑗𝑘 |. Determinan matriks A ditulis sebagai

𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑘


𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑘
det𝐴 = || 𝑎31 𝑎32 … 𝑎3𝑘 |.
… … … … |
𝑎 𝑗1 𝑎 𝑗2 … 𝑎 𝑗𝑘
Jika matriks A dengan det (A) = 0, A disebut matriks singular. Sebaliknya, jika det (A)
≠ 0, A disebut matriks taksingular.

2
2.2 Review Matriks
Sistem bilangan yang disusun dalam bentuk baris dan kolom ini dikenal dengan sebutan
matriks. Matriks 𝑚 × 𝑛 adalah suatu susunan bilangan berbentuk persegi yang terdiri atas m
baris dan n kolom. Sebuah matriks A biasanya dituliskan dalam bentuk

𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑘


𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑘 ).
𝐴=( … … … … …
𝑎𝑗1 𝑎𝑗2 𝑎𝑗3 … 𝑎𝑗𝑘

Setiap bilangan 𝑎𝑗𝑘 pada matriks disebut unsur atau elemen, dengan indeks i dan j berturut-
turut menunjukkan unsur yang terletak pada baris ke-j dan kolom ke-k matriks yang
bersangkutan.

Jika banyaknya baris m sama dengan banyaknya kolom n, dikenal matriks bujur sangkar
berukuran 𝑛 × 𝑛 atau berorde n. Sebuah matriks yang hanya terdiri satu baris dinamakan
matriks baris. Sebaliknya, sebuah matriks yang hanya terdiri dari satu kolom dinamakan
matriks kolom.

Aljabar Matriks

1. Kesamaan Matriks
Dua matriks 𝐴 = (𝑎𝑗𝑘 ) dan matriks 𝐵 = (𝑏𝑗𝑘 ) yang berukuran sama (memiliki jumlah
baris dan kolom yang sama), dikatakan sama jika dan hanya jika 𝑎𝑗𝑘 = 𝑏𝑗𝑘 . Sebagai
contoh,
𝑥 𝑟 𝑢 2 0 8
(𝑦 𝑠 𝑣 ) = ( ),
−1 4 3
jika dan hanya jika x = 2, y = 1, r = 0, s = 4, u = 8, dan v = 3.
2. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Dua buah matriks A dan B yang berukuran sama dapat dijumlahkan/dikurangkan untuk
menghasilkan matriks C yang unsur-unsurnya merupakan hasil
penjumlahan/pengurangan dari unsur matriks A dan B yang bersesuaian. Secara
matematis, jika A dan B adalah dua matriks yang berukuran sama, maka 𝐶 = 𝐴 ± 𝐵
dengan 𝑐𝑗𝑘 = 𝑎𝑗𝑘 ± 𝑏𝑗𝑘 .
3. Perkalian Matriks dengan Skalar
Perkalian matriks A dengan skalar k akan menghasilkan sebuah matriks baru B yang
unsur-unsurnya diperoleh dengan mengalikan unsur-unsur matriks A dengan k. Jadi, B
= kA.

3
4. Perkalian dua Matriks
Jika 𝐴 = (𝑎𝑗𝑘 ) sebuah matriks berukuran 𝑚 × 𝑛 dan 𝐵 = (𝑏𝑗𝑘 ) sebuah matriks
berukuran 𝑛 × 𝑝, maka perkalian matriks A dengan matriks B, yaitu C = AB,
didefinisikan sebagai
𝑐𝑗𝑘 = ∑𝑛𝑙=1 𝑎𝑗𝑙 𝑏𝑙𝑘 ,
dengan matriks C berukuran 𝑚 × 𝑝. Perkalian dua matriks dapat dilakukan jika dan
hanya jika banyaknya kolom A sama dengan banyaknya baris B.
4 2 1 5 3 8 34 4
Untuk 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ), diperoleh 𝐴𝐵 = ( ).
−3 1 2 7 −4 −1 −8 −13
Berbeda dengan aljabar bilangan biasa, perkalian matriks pada umumnya tidak
komutatif. Akan tetapi, hukum asosiatif dan distributif tetap berlaku:
A(BC)= (AB)C, A(B + C) = AB + AC, (A + B)C = AC + AC.
Sebuah matriks A dapat dikalikan dengan dirinya sendiri jika dan hanya jika A adalah
matriks bujur sangkar. Ungkapan AA biasanya ditulis 𝐴2 . Dengan cara yang sama,
𝐴3 = 𝐴2 𝐴, 𝐴4 = 𝐴3 𝐴, dan sebagainya.
5. Matriks Transpos
Untuk matriks A dapat dilakukan operasi transposisi, yaitu mengganti baris dengan
kolomnya sehingga diperoleh matriks baru. Matriks baru sebagai hasil transposisi ini
dinamakan transpose dari A dan dinyatakan dengan 𝐴𝑇 . Dengan demikian, jika
𝐴 = (𝑎𝑗𝑘 ) maka 𝐴𝑇 = (𝑎𝑘𝑗 ). Sebagai contoh, jika

2 5
2 1 −8 𝑇
𝐴=( ) maka 𝐴 = ( 1 2).
5 2 1
−8 1

Sifat-sifat matriks transpos: (𝐴 + 𝐵)𝑇 = 𝐴𝑇 + 𝐵 𝑇 , (𝐴𝐵)𝑇 = 𝐵 𝑇 𝐴𝑇 , dan (𝐴𝑇 )𝑇 = 𝐴.

Untuk matriks kompleks, yaitu matriks yang unsur-unsurnya bilangan kompleks, terdapat
operasi konjugat kompleks dan konjugat hermite.

Operasi konjugat kompleks pada matriks kompleks C yang dinyatakan dengan 𝐶̅ akan
menghasilkan matriks baru B yang elemen-elemennya adalah konjugat kompleks dari C. Jadi,
𝐵 = (𝑏𝑗𝑘 ) = 𝐶̅ = (𝑐̅𝑗𝑘 ). Matriks 𝐶̅ dikenal sebagai matriks konjugat kompleks dari C.

Operasi konjugat hermite pada matriks kompleks C merupakan kombinasi dari operasi
konjugat kompleks dan transposnya sehingga sehingga menghasilkan matriks baru B. Dengan

4
demikian, 𝐵 = (𝐶̅ )𝑇 atau 𝐵 = 𝐶 † . Elemen-elemen matriks B adalah (𝑏𝑗𝑘 ) = (𝑐̅𝑘𝑗 ). Matriks B
ini dikenal sebagai matriks konjugat hermite dari C.

Sebagai contoh, jika

2 + 3𝑖 4 − 5𝑖 2 − 3𝑖 4 + 5𝑖 𝑇 2 + 3𝑖 3
𝐴=( ) maka 𝐴† = (𝐴̅)𝑇 = ( ) =( ).
3 5𝑖 3 −5𝑖 4 + 5𝑖 −5𝑖

Matriks-matriks Khusus

Matriks bujur sangkar, matriks baris, dan matriks kolom biasanya dikelompokkan ke dalam
matriks khusus. Ada beberapa matriks khusus yang lain, yaitu:

1) Matriks diagonal, yaitu matriks yang semua unsurnya nol kecuali unsur-unsur yang
terletak pada diagonal utama. Contoh,
1 0 0
𝐴 = (0 3 0).
0 0 4

Jumlah semua unsur diagonal utama sebuah matriks bujur sangkar dinamakan trace
matriks yang bersangkutan.
2) Matriks segitiga, yaitu matriks bujur sangkar yang semua unsurnya terletak di bawah
atau di atas diagonal utama sama dengan nol. Jika unsur-unsur nol terletak di bawah
diagonal utama, biasanya disebut matriks segitiga atas. Sebaliknya, jika unsur-unsur
nol terletak di atas diagonal utama disebut matriks segitiga bawah.
3) Matriks satuan, yaitu matriks bujur sangkar yang semua unsurnya pada diagonal utama
sama dengan 1, sedangkan unsur-unsur yang lain sama dengan nol. Matriks satuan
biasanya diberi simbol I. Sebagai contoh,
1 0
𝐼=( ).
0 1
4) Matriks nol, yaitu matriks yang unsur-unsurnya sama dengan nol dan biasanya diberi
simbol O. Untuk matriks A yang ukurannya sama dengan O, berlaku 𝐴 + 𝑂 = 𝑂 + 𝐴 =
𝐴 dan 𝐴𝑂 = 𝑂𝐴 = 𝑂.
5) Matriks simetri, yaitu matriks bujur sangkar yang memenuhi sifat 𝐴𝑇 = 𝐴. Jika 𝐴𝑇 =
−𝐴, A disebut matriks taksimetri.
6) Matriks kofaktor, yaitu matriks yang didefinisikan sebagai 𝐴𝑐 = 𝐴𝑗𝑘 .

5
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝐴11 𝐴12 𝐴13
𝑎
Jika 𝐴 = ( 21 𝑎22 𝑎23 ) maka 𝐴𝑐 = (𝐴21 𝐴22 𝐴23 ), dengan
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝐴31 𝐴32 𝐴33
𝑎22 𝑎23 𝑎21 𝑎23
𝐴11 = (−1)1+1 |𝑎 𝑎33 |, 𝐴12 = (−1)1+2
|𝑎31 𝑎33 |, dan seterusnya.
32

7) Matriks adjoint, yaitu matriks yang diperoleh dari transpose matriks


8) . Jadi, adj 𝐴 = 𝐴𝑐𝑇 .
1 3 1 −2 1 −3
Untuk 𝐴 = ( ), 𝐴𝑐 = ( ), dan adj 𝐴 = 𝐴𝑐𝑇 = ( ).
2 1 −3 1 −2 1
9) Jika adj 𝐴 = 𝐴, matriks A dikatakan self-adjoint.
10) Jika 𝐴2 = 𝐼, matriks A dikatakan involuntary.
11) Jika 𝐴 = 𝐴̅, matriks A dinamakan matriks real.
12) Jika 𝐴𝐴𝑇 = 𝐼, matriks A dinamakan matriks orthogonal.
13) Jika 𝐴 = (𝐴̅)𝑇 = 𝐴† , matriks A dinamakan matriks hermite.
14) Jika 𝐴𝐴† = 𝐼, matriks A dinamakan matriks uniter.
15) Jika 𝐴 = −𝐴̅, matriks A dinamakan matriks imajiner murni.
16) Jika 𝐴2 = 𝐴, matriks A dinamakan matriks idempotent (indepotent matrix).

2.3 Sifat - Sifat Determinan


1. det(AB) = det(A)det(B).
2. det(AT)= det(A).

3. Jika A matriks diagonal maka det(A)= a11 a22 …. ann {perkalian dari semua entri pada

diagonal utama}

4. Jika A matriks segitiga maka det(A)= a11 a22 …. ann {perkalian n dari semua entri

pada diagonal utama}


5. Jika An x n, maka det(kA)=kndet(A).{terdapat perkalian k sebanyak n kali}
6. det(A-1)=1/det(A), untuk det A≠0.
7. Jika A memuat baris nol atau kolom nol maka det(A)=0.{ekspansi kofaktor sepanjang
baris/kolom nol tersebut}
8. Terhadap operasi baris elemneter, determinan mempunyai sifat sebagai berikut :
a) Jika A` diperoleh dari A dengan cara mengalihkan satu baris dari A dengan konstan
k≠0, maka det(A`)=det(A).
b) Jika A` diperoleh dari A dengan menukar dua baris, maka det(A`)=-det(A).

6
c) Jika A` diperoleh dari A dengan cara menjumlahkan satu baris dengan kelipatan
baris yang lain, maka det(A`)=det(A).
9. Jika A memuat dua baris yang saling berkelipatan atau dua kolom yang saling
berkelipatan, maka det(A)=0.
Dengan menggunakan sifat-sifat diatas, perhitungan determinan dapat lebih dipermudah
dan metode yang digunakan dinamakan metode reduksi baris yaitu dengan tetap
memperhatikan sifat-sifat determinan matriks yang diubah menjadi matriks segitiga.

2.4. Minor
Jika baris ke-j dan kolom ke-k pada determinan yang disajikan di atas dihilangkan,
kemudian dibentuk sebuah determinan dari unsur-unsurnya yang tertinggal, akan diperoleh
determinan baru yang terdiri atas (n-1) baris dan (n-1) kolom. Determinan baru ini merupakan
minor dari unsur 𝑎𝑗𝑘 dan dinyatakan dengan ungkapan 𝑀𝑗𝑘 . Sebagai contoh,
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
det𝐴 = |𝑎 𝑎32 𝑎33 𝑎34 |
31
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
maka minor unsur 𝑎32 adalah 𝑀32 , yaitu
𝑎11 𝑎13 𝑎14
𝑀32 = |𝑎21 𝑎23 𝑎24 |.
𝑎41 𝑎43 𝑎44
Jika minor dari 𝑎𝑗𝑘 dikalikan dengan (−1)𝑗+𝑘 hasilnya dinamakan kofaktor dari 𝑎𝑗𝑘 dan
dinyatakan dengan 𝐴𝑗𝑘 . Jadi,
𝐴𝑗𝑘 = (−1)𝑗+𝑘 𝑀𝑗𝑘 .
Untuk menentukan determinan matriks A dapat digunakan ekspansi Laplace yang menyatakan
bahwa nilai determinan merupakan jumlah dari hasil kali unsur-unsur pada suatu baris (atau
suatu kolom) dengan kofaktor-kofaktor yang bersesuaian. Secara matematis,
det 𝐴 = ∑𝑛𝑘=1 𝑎𝑗𝑘 𝐴𝑗𝑘 , untuk sembarang j.
Sebagai contoh, kita akan menghitung
𝑎11 𝑎12
det 𝐴 = |𝑎 𝑎22 |
21

Untuk j =1, diperoleh


det 𝐴 = ∑2𝑘=1 𝑎1𝑘𝐴1𝑘 = 𝑎11 𝐴11 + 𝑎12 𝐴12 ,
dengan 𝐴11 = (−1)1+1 |𝑎22 | = 𝑎22 dan 𝐴12 = (−1)1+2 |𝑎21 | = −𝑎21.
Jadi,det 𝐴 = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21.

7
2.5 Kofaktor
Kofaktor adalah Minor yang dikalikan dan dilengkapi dengan tandanya.

𝐾11 𝐾12 𝐾13


Aij = (-1)ri+j.Mij 𝐾 = [𝐾21 𝐾22 𝐾23]
𝐾31 𝐾23 𝐾33
K11 = (-1)1+1.M11
Contoh soal :
2 1 3
Diketahui matriks 𝐴 = [3 4 2]
1 5 2
Cari kofaktornya :
Penyelesaian :
4 2
K11 = (-1)1+1 x | | = 1 x (-2) = -2
5 2
3 2
K12 = (-1)1+2 x | | = -1 x 4 = -4
1 2
3 4
K13 = (-1)1+3 x | | = 1 x 11 = 11
1 5
1 3
K21 = (-1)2+1 x | | = -1 x (-13) = 13
5 2
2 3
K22 = (-1)2+2 x | |=1x1=1
1 2
2 1
K23 = (-1)2+3 x | | = -1 x 9 = -9
1 5
2 1
K31 = (-1)3+1 x | | = 1 x (-10) = -10
1 5
2 3
K32 = (-1)3+2 x | | = -1 x (-5) = 5
3 2
2 1
K33 = (-1)3+3 x | |=1x5=5
3 4

𝐾11 𝐾12 𝐾13 −2 −4 22


K = |𝐾21 𝐾22 𝐾23| K = | 13 1 −9|
𝐾31 𝐾32 𝐾33 −10 5 5

8
2.6 Operasi Determinan
a) Metode Sarrus.
Apa itu metode sarrus ? Metode ini sebenarnya sudah dikenalkan sejak duduk di bangku SMA,
tapi mungkin dikenalkan nama metodenya (beberapa sekolah ada yang sudah mengenalkan).
Misal diberikan matriks yang berukuran 3x3 yaitu
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝐴 = [𝑎12 𝑎22 𝑎23]
𝑎13 𝑎23 𝑎33
, maka dengan metode sarrus yaitu

Diperoleh
det(A)=a11a22a33+a12a23a31+a13a21a32-a31a22a13-a32a23a11-a33a21a12

b) Minor dan kofaktor

A= tentukan determinan A
Pertama buat minor dari a11

M11 = = detM = a22a33 x a23a32


Kemudian kofaktor dari a11 adalah
c11 = (-1)1+1M11 = (-1)1+1a22a33 x a23a32
kofaktor dan minor hanya berbeda tanda Cij=±Mij untuk membedakan apakah kofaktor
pada ij adalah + atau – maka kita bisa melihat matrik dibawah ini

Begitu juga dengan minor dari a32

9
M32 = = detM = a11a23 x a13a21
Maka kofaktor dari a32 adalah
c32 = (-1)3+2M32 = (-1)3+2 x a11a23 x a13a21
Secara keseluruhan, definisi determinan ordo 3×3 adalah
det(A) = a11C11+a12C12+a13C13

c) Reduksi Baris

Metode ini digunakan untuk menghindari perhitungan yang panjang dalam

penerapan definisi determinan secara langsung. Determinan suatu matriks dapat

dihitung dengan mereduksi matriks tersebut dalam bentuk eselon baris. Teorema 2.1 Jika

adalah matriks segitiga n × n , maka det(A) adalah hasil kali entri-entri pada diagonal utama, yaitu
det (A) = a11+a22 +a33 +⋯+ann .

Bukti:
Nilai determinan merupakan perkalian dasar yang selalu memuat salah satu
elemen pada setiap baris atau kolom, oleh karena itu pada matriks segitiga atas
atau bawah untuk baris dan kolom yan tidak sama nilai elemennya nol, sedangkan
pada baris atau kolom yang sama elemennya tidak sama dengan nol, sehingga
nilai determinan dari matriks segitiga atas atau bawah hanyalah perkalian elemen
pada diagonal utamanya saja.
Contoh 2.28: Tentukan determinan untuk matriks3×3berikut menggunakan reduksi baris.
A =0 1 5
3−6 9
2 6 1

Penyelesaian : det(A ) =0 1 5 −3 −6 9
3 −6 9 = 0 1 5 b1↔b2
2 61 2 6 1
= 1 −2 3
−3 0 1 5 (3 difaktorkan diluar determinan)
2 6 1
= 1 −2 3
−3 0 1 5 b3+ −2b1

10
2 6 1
= 1 −2 3
−3 0 1 5 b3+ (−10)b3
0 10 −5
= 1 −2 3
−3 0 1 5
0 0 −55 ((-55) difaktorkan diluar determinan)
= 1 −2 3
−3.(−55) 0 1 5
0 0 1
= −3 ×−55 ×1
= 165
d) Segitiga Atas

Perhitungan determinan matriks dengan metode Chio dapat diterapkan pada semua matriks
bujur sangkar asalkan elemen tidak sama dengan nol ( ≠0). Metode chio menghitung
determinan matriks dengan cara mendekomposisi determinan yang akan dicari menjadi sub-
sub determinan derajat dua (2×2) menggunakan elemen matriks baris ke-1dan kolom ke-
1sebagai titik tolaknya. Dekomposisi tersebut dilakukan dengan menggunakan matriks berikut:

Jika A merupakan suatu matriks bujur sangkar berukuran n × n:

Maka

11
Setiap dekomposisi determinan awal akan turun satu derajat, dekomposisi
determinan dapat dihentikan sampai determinan tersebut berderajat dua

Contoh :
Tentukan determinan matriks3×3berikut menggunakan metode kondensasi chio

Penyelesaian

e) Kondensasi Dodgson

Definisi 2.12 ( Lewis Carroll’s, 2006) Diberikan sebuah matriks berukuran n ×n dengan n ≥3.
Interior dari adalah matriks berukuran(n−2)×(n−2) yang terjadi dengan penghapusan baris
pertama, baris terakhir, kolom pertama dan kolom terakhir. Jika A merupakan suatu matriks
berukuran n × n :

12
Maka

Algoritma dari metode kondensasi dodgson terdiri dari empat langkah yaitu:
1. Misalkan A sebuah matriks n×n . Aturlah A sehingga tidak ada nol terjadi dalam
interiornya dengan melakukan operasi yang tidak mengubah nilai determinannya.
2. Buat matriksB berukuran(n−1)×(n −1), terdiri dari determinan untuk setiap
submatriks2×2dari A. secara eksplisit dapat ditulis :

3. Menggunakan matriks (n−1)×(n−1), lakukan langkah ke-2 untuk mendapatkan sebuah


matriks C berukuran(n−2)×(n−2). Bagi setiap entri pada matriks dengan entri C yang
sesuai pada interior matriks A .
4. Misalkan A=B dan B=C . Ulangi langkah ke-3sampai diperoleh matriks 1×1,
sehingga diperoleh det(A).

Contoh
Tentukan determinan matriks3×3berikut menggunakan metode kondensasi dodgson.

Penyelesaian :

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa :

a. jika A adalah matriks bujur sangkar yang memiliki baris atau kolom yang elemen-
elemennya nol maka det(A) = 0
b. Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari matriks A yang satu baris atau satu
kolomnya dikalikan dengan konstanta k, maka det(B) = k det(A)
c. Jika B adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A di pertukarkan, maka det(B) = -
det(A)
d. Jika B adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada
baris yang lain, maka det(B) = det(A)
e. Nilai determinan matriks A akan bernilai nol, jika matriks A mempunyai dua baris atau
kolom yang sama atau sebanding
f. Jika A adalah matriks bujur sangkar, maka det(At) = det(A)
g. Sebuah matriks A dapat dibalik (mempunyai invers) jika dan hanya jika det(A) ≠ 0.

3.2 SARAN
Untuk para pembaca yang akan melakukan kegiatan sejenis untuk pembuatan makalah
ini agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan valid. Semoga makalah ini sangat
berarti bagi setiap smua orang yang membacanya, perlu kami ingatkan pada saat ketika
membaca makalah kami ini, agar sipembaca penuh konsentrasi dan focus ketika memahami isi

14
makalah ini, ini bertujuan agar tidak sia-sia waktu yang telah diluangkan sipembaca ketika
memahami isi dari pada makalah ini. Sekian dan terimakasih.

Daftar Pustaka

Andari, Ari. 2017. Aljabar Linier Elementer. Malang: UB Press


Imrona, Mahmud.2012.Aljabar Liniear Dasar. Jakarta: Erlangga
Suhendro,Bambang.1997.Aljabar Linear. Jakarta: UDA Medan

15
16

Anda mungkin juga menyukai