Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA


DOSEN PENGAMPU : Drs. Daniel Simanjuntak, M.Pd
DISUSUN
OLEH:

NAMA : Rahwal Dandi

KELAS : Teknik Elektro 2018

NIM : 5182230003

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-NYA penyusun dapat menyelesaikan tugas ini, dengan
mencari beberapa artikel yang berhubungan dengan pembahasan mengenai Pancasila
yang bertujuan untuk memenuhi tugas “Pendidikan Pancasila”. Tugas ini disusun
untuk mengetahui beberapa artikel mengenai Pancasila baik itu berupa berita atau
bentuk lainnya asal kan benar kebenarannya dan tidak HOAX.

Penyusun menyadari bahwa tugas ini belum sempuran. Karena dalam banyak
hal masih merupakan himpunan dari sumber artikel dan sumber lain yang
dipergunakan. Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dari pembaca
demi perbaikan. Akhirnya penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun tugas ini.

Medan, 09 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISI................................................................................................................................

PEMBAHASAN ARTIKEL........................................................................................................

Artikel 1....................................................................................................................................

Artikel 2....................................................................................................................................

Artikel 3....................................................................................................................................

Artikel 4....................................................................................................................................

Artikel 5....................................................................................................................................

Artikel 6....................................................................................................................................
PEMBAHASAN ARTIKEL

A. Artikel 1

 Judul : Membumikan Pancasila di Bekasi, BPIP Gandeng Generasi


Milenial dan Penggiat Medsos
 Sumber : https://www.tribunnews.com/nasional/2019/08/31/membumikan-
pancasila-di-bekasi-bpip-gandeng-generasi-milenial-dan-penggiat-medsos
 Bacaan : Tribunnews

 Tahun terbit : Agustus 2019


 Edisi :-
 Penulis : Theresia Felisiani
 Ringkasan isi :

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Direktur serta Staf BPIP melakukan


kegiatan membumikan Pancasila di Aston Imperial Bekasi, Sabtu (31/8/2019).

Selain dihadiri oleh unsur BPIP, acara ini dihadiri pula oleh Staf Ahli Wali
Kota Bekasi, Drs Sudarsono, M.Si mewakili Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang
berhalangan hadir.

Acara sosialisasi Pancasila dengan tema : Membumikan Pancasila, Merawat


Keberagaman di kalangan Generasi Milenial dan Penggiat Media Sosial ini turut
dihadiri oleh Kartini Kembar yang kemarin mendapat apresiasi 14 ikon
Prestasi Pancasila.

Melalui acara ini, BPIP menekankan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar negara sesungguhnya harus tetap
melekat di kehidupan dan kegiatan masyarakat. Caranya dengan terus menggali nilai-
nilai yang terkandung di Pancasila melalui kearifan lokal.

Diketahui sosialisasi ini sudah sering dilakukan di sejumlah daerah. Pada 20-22 Juni
2019 lalu, BPIP jugamenggelar kegiatan serupa.

Kegiatan tersebut bertajuk rapat koordinasi dan temu BPIP dengan media masa dalam
rangka Bulan Pancasila 2019 di Harris Hotel and Convention, Kota Bekasi.
Tujuannya untuk mempererat kemitraan dengan media massa dan mensosialisasikan
proram BPIP. Dalam kesempatan itu, Plt Kepala BPIP Hariyono mengingatkan kembali
histori awal lahirnya Pancasila.

 Kesimpulan :

Berdasarkan artikel diatas dapat saya simpulkan bahwa ini adalah bentuk dari
pendekatan terhadap Pancasila, yaitu dengan mengadakan kegiatan kegiatan sosialisasi
seperti itu. Yang mana kegiatan bagus untuk meningkatkan nilai nilai luhur dari
pancasila bagi kaum milenial. Karena kesadaran dan pemahaman nilai Pancasila sudah
memudar saat ini, jadi perlu untuk kembali mengenal Pancasila kepada Masyarakat agar
dapat menumbuhi nilai pancasila didalam kehidupan kita saat ini. Saya berharap
kegiatan seperti ini juga sering dilakukan terutama untuk di daerah Medan ini, agar
masyarakatnya kembali memahami kembali Pancasila.

B. Artikel 2

 Judul : Ubah Pancasila Jadi Pancagila, Pemuda Kalbar Ditangkap


Polisi Mempawah 

 Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4731791/ubah-pancasila-jadi-pancagila-
pemuda-kalbar-ditangkap-polisi?_ga=2.35957600.1122585807.1570635998-
665579241.1570635998
 Bacaan : Detiknews
 Tahun terbit : Oktober 2019
 Edisi :-
 Penulis : Tim detik.com
 Ringkasan isi :

Tim Siber Polda Kalbar menangkap seorang pemuda berinisial GP (24), asal Wajok
Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalbar. GP mengubah nama Pancasila jadi Pancagila di
akun Facebooknya.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Mahyudi Nazriansyah mengatakan


pengungkapan kasus itu bermula dari Subdit 5 Direktorat Reskrimsus atau Subdit Siber
Crime melakukan patroli di media sosial. Polisi menemukan akun yang mengunggah
dan mengubah Pancasila dan bunyi kelima Pancasila menjadi 'Pancagila'.

"GP diamankan, Rabu (2/10/2019) karena mem-posting lambang negara yang diubah


menjadi Pancagila dan mengubah bunyi Pancasila. Ini merupakan hasil patroli media
sosial yang dilakukan anggota siber dan dilakukan profiling," kata Mahyudi
sebagaimana dilansir Antara, Kamis (3/10).

Untuk mengamankan pengunggah lambang negara ini pun, Subdit 5 Direktorat


Reskrimsus Polda Kalbar berkoordinasi dengan Polsek Siantan untuk mengamankan
pelaku.

"Saat ini pelaku sudah diamankan Subdit 5 untuk dilakukan pemeriksaan dan
pemberkasan. Rencananya juga akan berkoordinasi dengan ahli bahasa dan pidana,"
tambahnya.

GP terancam dikenai ancaman tindak pidana 'dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong yang mengakibatkan kerugian konsumen' dan/atau 'setiap
orang mencoret menulisi, menggambari atau membuat rusak lambang negara dengan
maksud untuk menodai, menghina atau merendahkan lambang negara' sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45A ayat (1) jo Pasal 28 ayat (1) UU ITE dan Pasal 68 UU No
24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Ia mengimbau masyarakat agar menggunakan medsos dengan bijak, dengan tidak mem-
posting yang sifatnya berdampak negatif.

"Mari kita gunakan medsos dengan bijak, dan tidak ikut menyebarkan berita bohong
atau hoax," katanya.

 Kesimpulan :

Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa sudah banyak yang tidak mengerti
Pancasila, apa makna dan nilainya dan bahkan melakukan penghinaan seperti ini. Ini
merupakan bentuk pelanggaran berat terhadap Pancasila. Jadi pantas bagi yang
menghina mendapat ganjaran yang setimpal. Hal ini juga termasuk dari penyalahgunaan
media sosial dan teknologi, yang kini sudah merupakan sesuatu yang paling
berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

C. Artikel 3

 Judul : Pria di Magelang Ini Berulangkali Cabuli Anak Gadisnya yang


Masih 11 Tahun
 Sumber : tribunnews.com/regional/2019/10/09/pria-di-magelang-ini-
berulangkali-cabuli-anak-gadisnya-yang-masih-11-tahun?page=1
 Bacaan : Tribunnews
 Tahun terbit : Oktober 2019
 Edisi :-
 Penulis : Rendika Ferri K
 Ringkasan isi :

Seorang pria di Magelang, PS (39), warga Srumbung, Magelang, dibekuk polisi, karena


tega mencabuli anaknya sendiri.

Korban sebut saja Mawar, anak perempuan berusia 11 tahun, pelajar yang duduk di
kelas tiga SMP, diduga telah dicabuli beberapa kali oleh pelaku.

Kapolres Magelang, AKBP Pungky Bhuana, mengatakan, perbuatan bejat pelaku telah


dilakukan enam kali sejak awal tahun 2018 lalu.

Tindakan jahat pelaku bahkan telah dilakukan sejak ia masih bersama istrinya, dan
semakin menjadi setelah bercerai dengan istrinya.

Korban pun mengalami beban mental atas perbuatan pelaku.

Bersama temannya, Mawar kemudian melaporkan perbuatan bejat pelaku ke polisi.

"Kami berhasil mengungkap kasus persetubuhan dengan anak. Pelakunya bapaknya


sendiri. Anak perempuan ini dipaksa bersetubuh oleh pelaku."
"Kejadian dari sebelum bercerai dengan istrinya maupun setelah bercerai. Hak asuhnya
setelah bercerai dipegang oleh pelaku. Korban disetubuhi bapaknya sendiri sehingga
menjadi beban mentalnya."

"Korban ditemani teman sekolah kemudian melapor polisi. Kita selidiki ternyata telah
beberapa kali melakukan persetubuhan," ujarnya.

Hasil pemeriksaan polisi mengungkap pelaku melakukannya enam kali, pertama terjadi
di awal tahun 2018.

Kemudian, setelah perceraian. Semua dilakukan di rumah.

"Sejak awal tahun 2018, sebanyak enam kali. Sekali saat pelaku belum bercerai dengan
istrinya dan sisanya setelah bercerai. Perbuatan tersebut dilakukan di rumahnya sendiri.
Korban diancam oleh pelaku," tuturnya.

Saat ini pelaku sedang diinterogasi secara intensif oleh penyidik Satreskrim
Polres Magelang.

 Kesimpulan :

Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa itu adalah penyimpangan dan pelanggaran
nilai Pancasila sila ke 2, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena disini
kasusnya adalah seorang ayah yang tega mencabuli anaknya sendiri adalah perbuatan
yang keji dan tidak bermoral.

D. Artikel 4

 Judul : Aktualisasi Nilai Pancasila Sebagai Kunci Mengatasi


Penyalahgunaan Narkoba Di Indonesia
 Sumber : http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index
 Bacaan : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
 Tahun terbit : 2017
 Edisi : Jurnal
 Penulis : Inggar Saputra
 Ringkasan isi :
Peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah mencapai
tingkatan yang mengkhawatirkan. Pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5,9 juta
orang sehingga Indonesia layak mendapatkan status darurat narkoba. Luas wilayah dan
jumlah penduduk yang besar membuat Indonesia menjadi pasar strategis narkoba di
Asia Tenggara.

Jumlah penduduk yang besar membuat Indonesia menjadi pasar narkoba dengan
keuntungan yang menjanjikan Penyalahgunaan narkoba memang menjadi perilaku
serius yang sudah menjangkau semua lapisan masyarakat baik orang tua, remaja dan
anak-anak, remaja sehingga sulit sekali mengontrolnya. Tentu banyak faktor yang
melatar belakangi mengapa persoalan narkoba demikian rumit dan sulit diselesaikan
dengan baik diIndonesia.

Adanya persoalan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tidak dapat


terlepaskan dari kegagalan manusia Indonesia dalam menyerap nilai Pancasila
sebagai sebuah nilai luhur hasil konsensus pendiri bangsa. Permasalahan narkoba
hadir karena anak bangsa hanya memahami Pancasila dalam konteks penghafalan
tanpa berusaha menjalankan secara sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin.
Padahal Pancasila sejak kelahirannya mengandung pemahaman yang luhur dengan
dijiwai semangat ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kehidupan yang demokratis
dan keadilan sosial.

Metode penelitian adalah studi kepustakaan dengan menggunakan sumber primer dan
sekunder baik berupa buku, jurnal, dokumen dan sumber lainnya yang berhubungan
dengan topik yang ingin diteliti.

Konsepsi Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia yang diwariskan dari para pendiri
bangsa. Pancasila, secara filsafat memiliki nilai yang sudah berkembang sejak
Indonesia masih berbentuk kerajaan. Ketika itu nilai adat istiadat, agama, budaya
menyatu dalam satu kesatuan yang membentuk kelahiran Pancasila itu sendiri.

Konsepsi Narkoba

Narkotika merupakan bagian dari narkoba, yang berasal dari bahasa yunani “narke”
yang berarti terbius dan tidak merasakan apa-apa Pemakaian narkoba sejatinya dalam
konteks hukum internasional dan Indonesia Tahapan dan pola pemakaian narkoba
secara tidak sah sehingga

menyebabkan ketergantungan atau kecanduan, dibedakan dalam lima tahap


perkembangan, yaitu:

Konsepsi Narkoba

Narkotika merupakan bagian dari narkoba, yang berasal dari bahasa yunani
“narke” yang berarti terbius dan tidak merasakan apa-apa Pemakaian narkoba sejatinya
dalam konteks hukum internasional dan Indonesia.

Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba

Dalam mengatasi bahaya narkoba pada masyarakat Indonesia, diperlukan


kesadaran membumikan dan mengaktualisasikan nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Gerakan kembali kepada Pancasila perlu dimunculkan mengingat
masalah narkoba muncul disebabkan masyarakat Indonesia mengalami anomi.

Nilai Pancasila secara umum dibagi menjadi dua yaitu nilai dasar dan nilai
instrumental.Dalam pandangan Moerdiono (1995/1996 dalam Mulyono, 2010)
menjelaskan adanya 3 tataran nilai dalam ideologi Pancasila. Pertama, nilai dasar, yaitu
suatu nilai prinsip yang bersifat umum, abstrak dan tetap, yang terlepas dari pengaruh
perubahan waktu dan tempat, dengan kandungan kebenaran yang bagaikan aksioma.

Kedua, nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai
instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar yang merupakan arahan
kinerjanya untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu.

Ketiga, nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari,
berupa cara bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila.

Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana proses nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat


tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari pimpinan negara,
aparatur negara sampai kepada rakyat biasa.

Persoalannya bagaimana bentuk konkret aktualisasi nilai Pancasila dalam mengatasi


penyalahgunaan narkoba di Indonesia
 Pertama, diperlukan kesadaran setiap manusia Indonesia bahwa narkoba
bertentangan dengan ajaran agama.
 Kedua, menanamkan rasa kemanusiaan dimana setiap manusia Indonesia
pada dasarnya memiliki rasa kasih sayang dan hati nurani yang bersih.
 Ketiga, nilai persatuan Indonesia menekankan proses kerjasama seluruh elemen
bangsa untuk menolak narkoba
 Keempat, seorang pengedar narkoba akan memaksakan kehendaknya kepada
pemakai untuk membeli barang haram tersebut.
 Kelima, hilangnya kemakmuran dan kesejahteraan disebabkan masyarakat
mengalami kecanduan narkoba yang mengarah kepada hilangnya nyawa
manusia. Narkoba membawa dampak buruk
Sehingga penting kiranya dibutuhkan kesadaran kolektif dan massif di lingkungan
tempat tinggal kita agar narkoba tidak dibiarkan masuk dengan cara apapun.

Pancasila harus melekat dalam kepribadian setiap manusia Indonesia

Aktualisasi nilai Pancasila di atas tentu masih bersifat tentatif dan masih dapat terus
dikembangkan secara detil.

 Kesimpulan :

Kita perlu memahami bahwa narkoba adalah musuh bersama manusia di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Adanya narkoba menghasilkan banyak sekali efek buruk seperti
memperlebar kesenjangan sosial di masyarakat, merusak kesehatan tubuh, memperburuk
kondisi perekonomian bangsa dan berdampak kepada lemahnya mental generasi
muda.Nilai luhur Pancasila menghendaki warga negara Indonesia yang sehat jasmani dan
rohani, sehingga menjauhi narkoba sama dengan mengaktualisasikan secara nyata nilai
dalam Pancasila. Cita-cita negara makmur, adil dan sejahtera sesuai yang digariskan
konstitusi termasuk di dalamnya

Anda mungkin juga menyukai