Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu cabang ilmu matematika yang sangat penting adalah Aljabar. Aljabar
berasal dari Bahasa Arab yaitu “al-jabr” yang berarti “pertemuan atau hubungan atau
penyelesaian”. Penemu Aljabar adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi.
Ilmu matematika juga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yaitu
dalam bidang ekonomi, statistik, biologi, ataupun yang lainnya. Untuk cabang matematika
yang lain yaitu Analisis, Persamaan Differensial, Geometri, Teori Graph, maupun
Matematika Terapan. Dalam Aljabar memiliki pokok permasalahan untuk dikembangkan
lebih lanjut lagi, salah satunya yaitu Aljabar Linear. Determinan adalah satu pokok bahasan
yang termasuk dalam Aljabar Linear. Determinan digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan Aljabar Linear, antara lain mencari invers matriks,
menentukan persamaan karakteristik suatu permasalahan dalam menentukan nilai eigen, dan
untuk menyelesaikan persamaan linear. Perhitungan nilai determinan matriks yang diketahui
selama ini yaitu metode Sarrus dan ekspansi kofaktor atau ekspansi Laplace. Metode Sarrus
digunakan untuk matriks ordo 2 x 2 dan 3 x 3 . Sedangkan untuk ordo lebih dari 3 biasanya
digunakan ekspansi kofaktor yaitu pengambilan baris atau kolom sebarang, setelah itu
dijumlahkan. Ekspansi kofaktor atau ekspansi Laplace merupakan perluasan dari kofaktor,
karena dalam perhitungan determinan dengan ini memuat kofaktor dari baris atau kolom
sebarang. Metode lain untuk menghitung determinan matriks selain metode Sarrus dan
ekspansi kofaktor atau Laplace juga digunakan operasi baris elementer (OBE), operasi kolom
elementer (OKE), dan gabungan dari OBE dengan ekspansi kofaktor tersebut.
Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai perhitungan determinan matriks oleh
Armend Salihu diperoleh New Method to Calculate Determinants of n x n (n ≥ 3) Matrix, by
Reducing Determinants to 2nd order pada tahun 2012 dan New Method to Compute the
Determinant of 4 x 4 Matrix, dan juga penelitian yang dilakukan oleh Dardan Hajrizaj
diperoleh New Method to Compute the Determinant of 3 x 3 Matrix pada tahun 2009. Dalam
pembahasan ini akan dibahas tentang persamaan relasi rekurensi jumlah pada operasi
penjumlahan dan operasi perkalian pada ordo 3, ordo 4, dan ordo 5 menggunkan metode
ekspansi Laplace dan metode Chio. Dari kedua metode tersebut akan dibandingkan jumlah
operasi penjumlahan dan operasi perkalian menggunakan persamaan relasi rekurensi yang
dilakukan secara manual. Jika ordonya semakin besar maka waktu yang dibutuhkan juga
lama, sehingga pada pembahasan ini akan dibahas mana yang lebih sederhana apakah metode
ekspansi Laplace atau metode Chio. Untuk perhitungan yang dilakukan pada komputer
menggunakan algoritma untuk ordo yang besar membutuhkan memori yang besar, namun
dalam pembahasan ini hanya akan dibahas untuk perhitungan secara manual saja.
Berdasarkan permasalahan di atas, terlihat bahwa betapa pentingnya suatu perhitungan
determinan matriks untuk ordo yang besar. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis
mengambil judul “Persamaan Relasi Rekurensi pada Perhitungan Nilai Determinan Matriks
Menggunakan Metode Ekspansi Laplace dan Metode Chio”.
 
1
1.2  Rumusan Masalah
1)      Apakah pengertian dari matriks
2)      Apakah yang dimaksud dengan Operasi Matriks
3)      Apakah yang dimaksud dengan determinan matriks
4)      Apakah yang dimaksud dengan invers matriks
5)      Sifat-sifat Matriks
1.3 Tujuan
1)      Untuk mengetahui pengertian matriks
2)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Operasi Matriks
3)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan determinan matriks
4)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan invers matriks
5)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Invers matriks
6)      Untuk mengetahui sifat-sifat matriks

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Matriks
Pengertian matriks adalah kumpulan bilangan (atau unsur) yang disusun menurut
baris dan kolom tertentu. Bilangan-bilangan yang disusun tersebut dinamakan eleme-elemen
atau komponen-komponen matriks. Nama sebuah matriks biasanya dinyatakan dengan huruf
kapital. Dalam sebuah matriks ada istilah ordo. Yang dimaksud dengan ordo atau ukuran
matriks adalah banyaknya baris x banyak kolom dalam sebuah matriks.
Contoh :
Matriks A di atas terdiri dari 3 baris dan 4 kolom. Sobat bisa mengatakan matriks A berordo
3 x 4 atau   di  tulis A(3×4).
Matriks banyak dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan matematika
misalnya dalam menemukan solusi masalah persamaan linear, transformasi linear yakni
bentuk umum dari fungsi linear contohnya rotasi dalam 3 dimensi. Matriks juga seperti
variabel biasa, sehingga matrikspun dapat dimanipulasi misalnya dikalikan, dijumlah,
dikurangkan, serta didekomposisikan. Menggunakan representasi matriks, perhitungan dapat
dilakukan dengan lebih terstruktur.

2.2 Operasi Matriks

1). Transpos Matriks


Transpose matriks A disimbolkan dengan. Matriks transpose adalah matriks yang
diperoleh dengan cara menukar elemen pada baris menjedi elemen pada kolom.

Matriks transpose memiliki sifat-sifat yaitu,

3
Contoh soal cara menentukan transpose suatu matriks:
Misalkan diketahui sebuah matriks A dengan ukuran 3 x 2.

Maka matriks transpose A adalah:

2). Penjumlahan Matriks

Operasi hitung matriks pada penjumlahan memiliki syarat yang harus dipenuhi agar
dua buah matriks dapay dijumlahkan. Syarat dari dua buah matriks atau lebih dapat
dijumlahkan jika memiliki nilai ordo yang sama. Artinya, semua matriks yang dijumlahkan
harus memiliki jumlah baris dan kolom yang sama.
Matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4 hanya bisa dijumlahkan dengan matriks dengan
jumlah baris 3 dan kolom 4. Matriks dengan jumlah baris 3 dan kolom 4 tidak bisa
dijumlahkan dengan matriks dengan jumlah baris 4 dan kolom 3. Kesimpulannya, jumlah
baris dan kolom antar dua matriks yang akan dijumlahkan harus sama.
Operasi hitung penjumlahan matriks memenuhi sifat komutatif, asosiatif, memiliki matriks
identitas matriks nol, dan memiliki lawan matriks. Lawan matriks A adalah matriks -A, di
mana elemen-elemen matriks -A merupakan lawan dari elemen-elemen matriks A. Secara
ringkas, sifat operasi penjumlahan matriks dapat dilihat pada gambar di bawah.

4
Selanjutnya, kita akan mempelajari cara melakukan operasi hitung penjumlahan dua buah
matriks. Penjelasan akan diberikan dalam bentuk contoh soal secara umum.

Contoh cara melakukan operasi penjumlahan pada matriks:

3). Pengurangan Matriks

Seperti halnya operasi hitung penjumlahan matriks, syarat agar dapat mengurangkan elemen-
elemen antar matriks adalah matriks harus memiliki nilai ordo yang sama. Cara melakukan
operasi pengurangan pada matriks dapat dilihat seperti cara di bawah.

Cara melakukan operasi pengurangan dua matriks tidak jauh berbeda dengan penjumlahan
matriks. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal pengurangan matriks secara umum
yang akan diberikan di bawah.

Contoh cara melakukan operasi pengurangan pada matriks:

5
4). Perkalian Matriks Dengan Skalar

Cara melakukan operasi skalar pada matriks adalah dengan mengalikan semua elemen-
elemen matriks dengan skalarnya. Jika k adalah suatu konstanta dan A adalah matriks, maka
cara melakukan operasi perkalian skalar dapat dilihat melalui cara di bawah.

Cara melakukan perkalian matriks dengan skalar cukup mudah dilakukan. Contoh soal cara
melakukan perkalian matriks yang akan diberikan di bawah akan menambah pemahaman
sobat idschool.

Contoh cara melakukan operasi perkalian skalar pada matriks:

Diketahui konstanta k = 2 dan sebuah matriks A dengan persamaan seperti di bawah.

Maka hasil perkalian konstanta k dengan matriks A adalah sebagai berikut.

5). Perkalian Dua Matriks

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, syarat dua buah matriks dapat dikalikan jika
memiliki jumlah kolom matriks pertama yang sama dengan jumlah baris matriks ke dua.
Ordo matriks hasil perkalian dua matriks adalah jumlah baris pertama dikali jumlah kolom ke
dua.

Matriks A memiliki jumlah kolom sebanyak m dan jumlah baris r, matriks B memiliki jumlah
kolom sebanyak r dan jumlah baris m, hasil perkalian matriks A dan B adalah matriks C
dengan jumlah kolom m dan jumlah baris n.

6
Sebelum mengulas cara melakukan operasi perkalian dua buah matriks, sebaiknya kita
perlajari dahulu sidat-sifat operasi perkalian dua matriks. Sifat-sifat operasi perkalian matriks
meliputi sifat asosiatif, distributif, dan memiliki matriks identitas I. Sifat-sifat operasi
perkalian matriks dapat dilihat pada gambar di bawah.

Sifat-sifat matriks di atas dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan dalam melakukan
operasi hitung matriks.

Sekarang, pembahasan kita masuk pada perkalian dua matriks. Untuk pembahasan pertama
kita akan mempelajari cara melakukan perkalian matriks dengan ukuran 2 x 2 dan matriks
dengan ukuran 2 x 1.

Proses cara melakukan operasi perkalian matriksdengan ukuran 2 x 2 dan matriks dengan
ukuran 2 x 1 dapat disimak pada pembahasan di bawah.

Diketahui:

Perkalian dua matriks A X B dapat diperoleh dengan cara di bawah.


 

7
Selanjutnya adalah perkalian dua matriks. Kedua matriks yang akan dioperasikan sama-sama
berukuran 2 x 2. Selengkapnya, simak pembahasan di bawah.

Diketahui:

Maka perkalian dua matriks P.Q dapat diperoleh dengan cara di bawah.

Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan dari contoh soal operasi perkalian dua matriks seperti
yang ditunjukkan di bawah.

Diketahui:

Maka:

8
2.3 Determinan Matriks

Pada Aljabar, determinan matriks dapat diartikan sebagai nilai yang mewakili sebuah matriks
bujur sangkar. Simbol nilai determinan matriks A biasanya dinyatakan sebagai det(A) atau |
A|. Cara menghitung determinan matriks tergantung ukuran matriks bujur sangkar tersebut.
Cara menghitung nilai determinan dengan ordo 3 akan berbeda dengan cara menghitung
matriks bujur sangkar dengan ordo 2.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan cara menghitung determinan di bawah.

1). Determinan Matriks Ordo 2 x 2

Seperti yang sobat idschool sudah ketahui, matriks ordo 2 dinyatakan seperti bentuk di
bawah.

Nilai determinan A disimbolkan dengan |A|, cara menghitung nilai determinan A dapat dilihat
seperti pada cara di bawah.

Contoh Soal:
Tentukan nilai determinan matriks

Pembahasan:

2). Determinan Matriks Ordo 3 x 3

Matriks Ordo 3 adalah matriks bujur sangkar dengan banyaknya kolom dan baris sama
dengan tiga. Bentuk umum matriks ordo 3 adalah sebagai berikut.

9
Cara menghitung determinan pada matriks dengan ordo tiga biasa disebut dengan Aturan
Sarrus. Untuk lebih jelasnya, lihat penjelasan pada gambar di bawah. 

Contoh perhitungan determinan pada matriks ordo 3:

  

Maka,

  
  
  

Selanjutnya, pembahasan kita akan berlanjut ke invers matriks.

2.4 Invers Matriks

Invers matriks dapat diartikan sebagai kebalikan dari suatu matriks tertentu. Jika suatu
matriks bujur sangkar A dikalikan terhadap inversnya yaitu matriks bujur sangkar Aˉ ‫ﺍ‬ maka
menghasilkan matriks I (matriks identitas pada operasi perkalian matriks).

Jika pada penjumlahan dua matriks, jumlah dua matriks bujur sangkar A dan -A akan
menghasilkan matriks nol (matriks identitas pada operasi penjumlahan matriks).

  

10
 
1). Invers Matriks Ordo 2 x 2
Invers dari suatu matirks A

  

dinyatakan dalam rumus di bawah.

Contoh menentukan invers matriks A dapat dilihat seperti langkah-langkah berikut.

Diketahui:

  

Tentukan invers dari matrik A!

Pembahasan:

  

  

  

  

  
2). Invers Matriks Ordo 3 x 3

Cara untuk menentukan nilai invers matriks A dengan ordo 3 x 3 tidak sama dengan cara
menentukan invers matriks dengan ordo 2 x 2. Cara menentukan invers matriks ordo 3 x 3
lebih rumit dari cara menentukan invers matriks 2 x 2. Melalui halaman ini, idschool akan
berbagi cara menentukan invers matriks ordo 3 x 3. Simak ulasannyna pada pembahasan di
bawah.

11
Sebelum menentukan invers matriks ordo 3 x 3, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai
matriks minor, kofaktor, dan adjoin. Simak penjelasannya pada uraian di bawah.

1. Matriks Minor
Diketahui sebuah matriks A dengan ordo 3 seperti terlihat di bawah. 

Matriks minor Mij adalah matriks yang diperoleh dengan cara menghilangkan baris ke-
i dan kolom ke-j dari matriks A sehingga diperoleh matriks minor berordo 2 seperti
persamaan di bawah. 

Matriks-matriks minor di atas digunakan untuk mendapatkan matriks kofaktor A.

12
2. Kofaktor

Kofaktor baris ke-i dan kolom ke-j disimbolkan dengan   dapat ditentukan
dengan rumus seperti terlihat di bawah.

Kofaktor di atas akan digunakan untuk menentukan adjoin matriks yang akan dicari
nilai inversnya.

3. Adjoin

Secara umum, sebuah matriks memiliki matriks adjoin seperti ditunjukkan seperti pada
matriks di bawah.

Keterangan: Cij adalah kofaktor baris ke-i dan kolom ke-j.

13
Sehinnga, adjoin dari matriks A dinyatakan seperti terlihat pada persamaan di bawah.

4. Invers Matriks

Bagian terakhir, bagian ini merupakan akhir dari proses mencari invers matriks dengan
orde 3 atau lebih.

Matriks minor, kofaktor, dan adjoin yang telah kita bahas di atas berguna untuk
menentukan nilai invers dari suatu matriks dengan ordo matriks di atas 3 atau lebih.
Secara umum, cara menentukan invers matriks dapat diperoleh melalui persamaan di
bawah.

  

Dengan substitusi nilai determinan matriks dan adjoin matriks maka akan diperoleh
invers matriknya.

Agar lebih jelas, akan diberikan contoh soal cara mencari invers matriks berodo 3. Simak
langkah-langkah yang diberikan di bawah.

Contoh soal menentukan invers matriks berordo 3 x 3

Tentukan invers matriks B yang diberikan pada persamaan di bawah.

  

Pembahasan:

Menghitung nilai determinan B:

  
  
  
14
 

Menentukan Kofaktor:

Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai-nilai kofaktor untuk matriks B. Silahkan lihat
kembali bagaimana cara mendapatkan nilai kofaktor pada rumus yang telah dibahas di atas
jika belum hafal rumusnya.

Untuk menentukan invers B, kita membutuhkan matriks adjoin B. Sehingga, kita perlu
menentukan matriks adjoin B terlebih dahulu.

 
Menentukan Adjoin B:

Adjoin dari matriks B, sesuai dengan persamaan di atas akan diperoleh hasil seperti berikut.

15
 
Menentukan Invers Matriks B:

Persamaan umum untuk invers suatu matriks dinyatakan melalui persamaan di bawah.

  

Sehingga, diperoleh invers matriks B seperti hasil berikut.

16
2.5 Sifat-Sifat Matriks

Tidak semua matriks memiliki invers. Matriks yang memiliki invers dinamakan matriks
nonsingular atau matriks invertible. Sedangkan matriks yang tidak memiliki invers
dinamakan matriks singular. Kriteria matriks yang memiliki invers dapat dilihat pada
gambar di bawah.

  

  

17
BAB IX
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Perkembangan matematika, khususnya integral memberikan kontribusi yang besar
kepada bidang ilmu teknik dan sains, salah satu dari kontribusi integral adalah menghitung
gaya dan usaha yang dilakukan oleh fluida pada sisi-sisi wadah, apabila bentuk wadah tidak
datar maupun wadah yang asimetris atau tidak teratur.
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan
yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Dengan kata lain kita
selalu bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan matematika entah itu
kita sadari ataupun tidak. Agar mudah difahami maka persoalan tersebut diubah kedalam
bahasa atau persamaan matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan.
Tetapi terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan dan beberapa
variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari hubungan antara variabel-
variabelnya.
Adapun matriks sendiri merupakan susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi
panjang yang di atur dalam baris dan kolom dan di batasi sebuah tanda kurung di sebut
matriks.

3.2 Saran
Matematika  merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh
anak-anak. Kenyataan di lapangan membuktikan cukupbanyak siswa yang tidak suka bahkan
membenci mata pelajaran matematika. Dalam benak mereka matematika merupakan mata
pelajaran yang sangat sulit untuk dimengerti bahkan membosankan.
 Hal ini menjadi dilema bagi para pendidik dan para ahli, karena matematika
merupakansalah satu pengetahuan untuk sains dan teknologi yang sangat perlu bagi
kelanjutan pembangunan. Apalagi dalam memasuki abad ke -21 yangditandai dengan
kemajuan dalam perkembangan IPTEK, pengetahuan siapdan kepiawaian berpikir logis yang
dikembangakan dalam pelajaranmatematika sangat diperlukan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang diiringi dengan perkembangan IPTEK yang
sangat pesat, maka peningkatan kualitas-kualitas sumber daya manusia mempunyai posisi
yang strategis bagi keberhsilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya
tersebut mutlak harus mendapat perhatian yangsungguh-sungguh dan harus dirancang secara
sistematis dan seksama berdasarkan pemikiran yang matang. Wadah yang tepat bagi upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manussia adalah pendidikan.
 

18

Anda mungkin juga menyukai