Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MATEMATIKA III

Disusun oleh:

NAMA:

NPM:

KELAS: A.3.2

Dosen Pembimbing

YULI ERMAWATI, MT

FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS BATURAJA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta
anugerahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik dan dalam bentuk yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai
pengetahuan dasar mengenai Matematika. Pada pokok pembahasan, disajikan materi
mengenai Matriks, Invers, Dalil Limit dan jenis serta hal-hal yang behubungan dengan
materi tersebut.

Dalam makalah ini, harapan saya bisa menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca, walaupun saya akui masih banyak terdapat kekurangan
dalam penyajian makalah ini.

Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk pembuatan makalah berikutnya, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baturaja, 4 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN

A. Matriks ………………………………………………………………………...2
1. Pengertian Matriks ………………………………………………………...2
2. Jenis – Jenis Matriks ………………………………………………………3
3. Operasi Pada Matriks ……………………………………………………...5
B. Invers …………………………………………………………………….........6
1. Pengertian Invers …………………………………………………….........6
2. Fungsi Invers ……………………………………………………………...7
C. Dalil Limit …………………………………………………………………….8
1. Pengertian Limit …………………………………………………………..8
2. Metode – Metode Limit …………………………………………………...9
3. Limit Fungsi Trigonometri ……………………………………………….11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………...14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa referensi menjelaskan tentang matriks yang dapat didiagonalisasi,


pertama diberikan matriks A yang berukuran n×n, maka dicari matriks taksingular P
yang mendiagonalkan A, sedemikian hingga diperoleh suatu matriks diagonal D = P-
JAP. Matriks taksingular P, diperoleh dengan cara mencari nilai eigen dari matriks A,
kemudian ditentukan vektor eigen yang bersesuaian dengan masing-masing nilai eigen
yang diperoleh tadi. Tiap-tiap vektor eigen yang diperoleh tadi membentuk kolom-
kolom matriks taksingular P. Kemudian dilakukan pendiagonalan, yaitu dengan
mencari vektor eigen yang bebas linear satu sama lain, dan seterusnya.

Invers adalah (dalam matematika) fungsi yang membalik aksi dari suatu
fungsi. Misalnya anggap saja f sebuah fungsi dari himpunan A ke himpunan B. Bila
dapat ditentukan sebuah fungsi g dari himpunan B ke himpunan A sedemikian,
sehingga g(f(a)) = a dan f(f(b))=b untuk setiap a dalam A dan b dalam B, maka g
disebut fungsi inverse dari f dan bisa ditulis sebagai f-1. Sebelum mengetahui fungis
inverse maka harus mengenali dahulu fungsi yang memiliki invers.

Limit merupakan konsep dasar atau pengantar dari deferensial dan integral
pada kalkulus. Cobalah kamu mengambil kembang gula. Kembang gula dalam sebuah
tempat dengan genggaman sebanyak 5 kali. Setelah dihitung, pengambilan pertama
terdapat 5 bungkus, pengambilan kedua terdapat 6 bungkus, pengambilan ketiga 5
bungkus, pengambilan keempat 7 bungkus, dan pengambilan kelima 6 bungkus.
Jadi,dirata-rata pada pengambilan pertama sampai pengambilan kelima adalah =5,8,
dan dikatakan hampir mendekati 6.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Matriks
1. Pengertian Matriks

Matriks adalah susunan bilangan, simbol, atau ekspresi yang disusun dalam
baris dan kolom sehingga membentuk suatu bangun persegi. Sebagai contoh,
dimensi matriks di bawah ini adalah 2 × 3 (baca "dua kali tiga") karena terdiri dari
dua baris dan tiga kolom.
Matriks umumnya digunakan untuk merepresentasikan transformasi linear,
yakni suatu generalisasi fungsi linear seperti . Sebagai contoh, efek rotasi pada
ruang dimensi tiga merupakan sebuah transformasi linear yang dapat dilambangkan
dengan matriks rotasi . Sebuah vektor di dimensi tiga, hasil dari menyatakan posisi
titik tersebut setelah dirotasi. Hasil perkalian dari dua matriks adalah sebuah
matriks yang melambangkan komposisi dari dua transformasi linear. Salah satu
aplikasi lain dari matriks adalah menemukan solusi sistem persamaan linear. Jika
matriks merupakan matriks persegi, beberapa sifat dari matriks tersebut dapat
diketahui dengan menghitung nilai determinan. Misalnya, matriks persegi memiliki
invers jika dan hanya jika nilai determinannya tidak sama dengan nol. Sisi geometri
dari sebuah transformasi linear (dan beberapa hal lain) dapat diketahui dari
eigenvalue dan eigenvector matriks.

5
2. Jenis – Jenis Matriks
Jenis Matriks berdasarkan ordo:
1. Matriks Identitas adalah matriks persegi yang elemen-elemen diagonal
utamanya adalah 1, sedangkan yang lainnya nol.
2. Matriks Nol adalah matriks yang semua elemennya nol.
3. Matriks Skalar adalah matriks yang elemen-elemen diagonal utamanya sama,
sedangkan elemen lainnya nol.
4. Matriks Diagonal adalah matriks yang elemen-elemen di luar diagonal
utamanya nol.
5. Matriks Segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen-elemen di bawah
diagonal utamanya nol.
6. Matriks Segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas
diagonal utamanya nol.
7. Matriks Simetri adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas diagonal
utamanya sama dengan elemen-elemen di bawah diagonal utamanya.

Jenis Matriks lainnya:


1. Matriks Baris
Jenis Matriks yang pertama adalah Matrik. Matrik yang satu ini terdiri dari saru
baris saja. Dan pada ummnya, matriks ini memiliki ordo 1 x n, di mana n
adalah banyak kolom pada matriks tersebut.

Contoh :

6
2. Matriks Kolom

Matriks Kolom merupakan jenis matriks yang hanya memiliki jumlah kolom
satu saja. Dan pada umumnam matriks kolom memiliki ordo n x 1, di mana n
merupakan banyak baris yang ada pada matriks.

Contoh :

3. Matriks Persegi

Jenis matriks selanjutnya adalah matriks persegi. Matriks yang satu ini
memiliki jumlah kolom dan juga baris yang berjumlah sama. Maka dari itu,
matriks persegi memiliki ordo n x n.

Contoh :

4. Matriks Persegi Panjang

Matriks persegi panjang merupakan jenis matriks yang memiliki kolom dengan
jumlah yang berbeda dengan jumlah baris. Oleh karena itu, matriks persegi
panjang memiliki ordo m x n.

Contoh :

7
3. Operasi Pada Matriks
1. Penjumlahan Matriks

Syarat pada penjumlahan matriks ialah harus memiliki ordo yang sama, dan
menambahkan pada posisi atau letak yang sama.

2. Pengurangan Matriks

Syarat pada pengurangan matriks juga sama dengan penjumlahan. Misal


matriks C adalah pengurangan matriks A dan B, perlu kita ketahui bahwa
matriks pengurangan ialah sama dengan penambahan Matriks A dengan
perkalian skalar -1 dengan matriks B.

"C=A-B" sama dengan "C = A+ [-1] B"

3. Perkalian matriks dengan skalar

Pada perkalian matriks dengan skalar caranya yaitu mengalikan nilai skalar
dengan semua letak matriks.

8
4. Perkalian matriks dengan matriks

Syarat pada perkalian matriks ialah jumlah kolom pada matriks pertama sama
dengan jumlah baris pada matriks kedua.

B. Invers

1. Pengertian Invers

Fungsi invers merupakan sebuah fungsi yang mana akan berkebalikan dari
fungsi asalnya. Fungsi f punya fungsi invers atau kebalikan f-1 jika f merupakan
satu-satunya fungsi serta fungsi pada bijektif. Jadi hubungan di antaranya bisa
dinyatakan sebagai berikut: (f-1)-1 = f

Singkatnya fungsi bijektif berlangsung ketika jumlah dari anggota domain sama
dengan jumlah dari anggota kodomain. Tidak terdapat dua ataupun lebih domain
yang berbeda yang dipetakan ke dalam kodomain yang sama. Sedangkan di setiap
kodomain punya pasangan di dalam domain.

Untuk menentukan fungsi invers, maka ada tiga tahapan yang harus dilakukan:

 Ubahlah bentuk y = f(x) ke dalam bentuk x = f(y)


 Tuliskan x sebagai f-1(y) dan menjadi f-1(y) = f(y)
 Ubahlah variabel y dan juga x sehingga bisa didapatkan rumus fungsi invers
yaitu f-1(x)

9
2. Fungsi Invers

Fungsi invers adalah pemetaan yang memiliki arah berlawnan dengan


fungsinya. Misalkan suatu fungsi mematakan dari himpunan A ke B. Maka, yang
dimaksud fungsi invers adalah fungsi yang memetakan dari B ke A. Pada halaman
ini, sobat idschool akan mempelajari fungsi invers dan sifat fungsi invers pada
komposisi fungsi. Suatu fungsi dengan sifat tertentu memiliki invers, fungsi
tersebut adalah fungsi yang memiliki sifat bijektif atau korespondensi satu-satu.
Begitu juga dengan komposisi fungsi. Komposisi dari dua buah fungsi yang
memiliki invers juga akan memiliki invers. Perhatikan pengertian invers yang
dijelaskan melalui gambar di bawah untuk membantu pemahaman sobat idschool
mengenai fungsi invers pada suatu fungsi dan komposisi fungsi.

Sifat Invers pada Komposisi Fungsi mempelajari hubungan kesamaan suatu fungsi
invers dengan kesamaan lainnya. Sifat invers pada komposisi fungsi dapat
membuat sobat idschool lebih tepat dalam menentukan langkah yang tepat untuk
menyelesaikan variasi soal yang diberikan terkait komposisi fungsi.

Sifat Fungsi Invers pada komposisi fungsi dapat dilihat pada gambar di bawah.

10
Fungsi invers terjadi sebab adanya sebuah fungsi yang dinotasikan dengan f (x)
serta memiliki relasi pada setiap himpunan A ke setiap himpunan B. Sehingga akan
menjadi sebuah fungsi invers yang dinotasikan dengan f-1 (x) yang tak lain
mempunyai relasi dari himpunan B ke setiap himpunan A. Sehingga, fungsi invers
diperoleah dari f : A → B yang berubah menjadi f-1 B → A sehingga daerah asal
atau domain f (x), menjadi daerah kawan atau kodomain menjadi daerah hasil atau
range f-1 (x) yakni himpunan A. Begitu pula sebaliknya terjadi pada himpunan B.

C. Dalil Limit
1. Pengertian Limit
Limit suatu fungsi merupakan salah satu konsep mendasar dalam kalkulus dan
analisis, tentang kelakuan suatu fungsi mendekati titik masukan tertentu. Suatu
fungsi memetakan keluaran f(x) untuk setiap masukan x. Fungsi tersebut memiliki
limit L pada titik masukan p bila f(x) "dekat" pada L ketika x dekat pada p. Dengan
kata lain, f(x) menjadi semakin dekat kepada L ketika x juga mendekat menuju p.
Lebih jauh lagi, bila f diterapkan pada tiap masukan yang cukup dekat pada p,
hasilnya adalah keluaran yang (secara sembarang) dekat dengan L. Bila masukan
yang dekat pada p ternyata dipetakan pada keluaran yang sangat berbeda, fungsi f
dikatakan tidak memiliki limit. Limit adalah suatu konsep dalam ilmu matematik
yang biasa digunakan untuk menjelaskan suatu sifat dari suatu fungsi, saat agumen

11
telah mendekati pada suatu titik tak terhingga atau sifat dari suatu barisan saat
indeks mendekati tak hingga. Limit biasa dipakai pada kalkulus dan cabang lainnya
dari analisis matematika untuk mencari turunan dan lanjutan.

2. Metode – Metode Limit


 Metode Subsitusi
Metode subsitusi hanya mengganti peubah yang mendekati nilai tertentu
dengan fungsi aljabarnya

Contoh:

 Metode Pemfaktoran

Metode pemfaktoran dipakai jika metode subsitusi yang menghasilkan nilai


limit tidak terdefinisikan

Contoh :

Metode pemfaktoran dilakukan dengan menentukan faktor persekutuan antara


pembilang dan penyebutnya. Dengan kaitanya pada bentuk limit kedua ada
beberapa metode dalam menentukan nilai limit fungsi aljabar yaitu metode
membagi dengan pangkat tertinggi penyebut dan metode mengalikan dengan
faktor sekawan

 Metode Membagi Pangkat Tertinggi Penyebut

Contoh :

12
Besar pangkat pembilang dan penyebut dalam soal yaitu 2, jadi,

Maka, nilai limit fungsi aljabar tersebut adalah:

 Metode Mengalikan Dengan Faktor Sekawan

Contoh :

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk menentukan nilai suatu limit adalah
dengan mensubtitusikan x = c ke f(x), hingga dalam kasus ini substitusikan
x=4 ke

Setelah disubstitusikan ternyata nilai limit tidak terdefinisi atau merupakan bentuk
tak tentu

Maka itu untuk menentukan nilai suatu limit wajib menggunakan metode lain.
Jika diperhatikan, pada f (x) ada bentuk akar yaitu:

13
Hingga metode perkalian dengan akar sekawaran bisa dilakukan pada kasus
seperti ini.

3. Rumus – Rumus Limit


 Rumus Dasar Limit Trigonometri

 Rumus Limit A mendekati nol

14
Teorema Limit Fungsi Trigonometri:

Dalam limit fungsi trigonometri, terdapat 2 teorema yang berlaku yaitu


teorema A dan teorema B.

1. Teorema A

2. Teorema B

15
16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Matriks adalah susunan bilangan, simbol, atau ekspresi yang disusun


dalam baris dan kolom sehingga membentuk suatu bangun persegi. Sebagai
contoh, dimensi matriks di bawah ini adalah 2 × 3 (baca "dua kali tiga") karena
terdiri dari dua baris dan tiga kolom. Matriks umumnya digunakan untuk
merepresentasikan transformasi linear, yakni suatu generalisasi fungsi linear
seperti . Sebagai contoh, efek rotasi pada ruang dimensi tiga merupakan sebuah
transformasi linear yang dapat dilambangkan dengan matriks rotasi . Sebuah
vektor di dimensi tiga, hasil dari menyatakan posisi titik tersebut setelah
dirotasi. Hasil perkalian dari dua matriks adalah sebuah matriks yang
melambangkan komposisi dari dua transformasi linear. Salah satu aplikasi lain
dari matriks adalah menemukan solusi sistem persamaan linear. Jika matriks
merupakan matriks persegi, beberapa sifat dari matriks tersebut dapat diketahui
dengan menghitung nilai determinan. Misalnya, matriks persegi memiliki
invers jika dan hanya jika nilai determinannya tidak sama dengan nol. Sisi
geometri dari sebuah transformasi linear (dan beberapa hal lain) dapat
diketahui dari eigenvalue dan eigenvector matriks.

Fungsi invers merupakan sebuah fungsi yang mana akan berkebalikan dari
fungsi asalnya. Fungsi f punya fungsi invers atau kebalikan f-1 jika f
merupakan satu-satunya fungsi serta fungsi pada bijektif. Jadi hubungan di
antaranya bisa dinyatakan sebagai berikut: (f-1)-1 = f. Singkatnya fungsi
bijektif berlangsung ketika jumlah dari anggota domain sama dengan jumlah
dari anggota kodomain. Tidak terdapat dua ataupun lebih domain yang berbeda

17
yang dipetakan ke dalam kodomain yang sama. Sedangkan di setiap kodomain
punya pasangan di dalam domain.

Limit suatu fungsi merupakan salah satu konsep mendasar dalam kalkulus
dan analisis, tentang kelakuan suatu fungsi mendekati titik masukan tertentu.
Suatu fungsi memetakan keluaran f(x) untuk setiap masukan x. Fungsi tersebut
memiliki limit L pada titik masukan p bila f(x) "dekat" pada L ketika x dekat
pada p. Dengan kata lain, f(x) menjadi semakin dekat kepada L ketika x juga
mendekat menuju p. Lebih jauh lagi, bila f diterapkan pada tiap masukan yang
cukup dekat pada p, hasilnya adalah keluaran yang (secara sembarang) dekat
dengan L. Bila masukan yang dekat pada p ternyata dipetakan pada keluaran
yang sangat berbeda, fungsi f dikatakan tidak memiliki limit. Limit adalah
suatu konsep dalam ilmu matematik yang biasa digunakan untuk menjelaskan
suatu sifat dari suatu fungsi, saat agumen telah mendekati pada suatu titik tak
terhingga atau sifat dari suatu barisan saat indeks mendekati tak hingga. Limit
biasa dipakai pada kalkulus dan cabang lainnya dari analisis matematika untuk
mencari turunan dan lanjutan.

18

Anda mungkin juga menyukai